Anda di halaman 1dari 8

OBLIGASI

Disusun Oleh:

Nisa Juwita Adhim (1616122008)

Reilo Subaktio (1616122010)

Lisda Octaviani (1616102030)

Dwi Heni Suhaeni (1616102012)

UNIVERSITAS WIDYATAMA

MAGISTER AKUNTANSI

2017
1. Pengertian
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak pengakuan hutang atas
pinjaman yang diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman (Pemodal).
Obligasi sendiri adalah bagian dari pada efak. Efek adalah suatu surat berharga, yang dapat
berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
Bila di lihat secara luas maka penjelasan apa itu obligasi adalah sebagai berikut : Obligasi
adalah kontrak keuangan. Penerbit obligasi, seperti perusahaan, akan membayar bunga kepada
pembeli obigasi secara periodik. Kemudian, pada akhir waktu tertentu, penerbit obligasi
membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. Sebaliknya, pemegang obligasi
memberikan sejumlah uang kepada perusahaan saat ini. Obligasi biasanya dijual di pasar obligasi
dan memiliki harga pasar yang dapat berubah setiap saat.
Obligasi adalah satu sekuritas yang berdasarkan pada IOU dari penerbitnya. Obligasi ini
tidak menawarkan hak istimewa kepada pemilik perusahaan. Contohnya, 10 tahun obligasi x & y
memberikan hak untuk menerima pembayaran kupon atau bunga secara periodik dan pokok atau
face value pada saat jatuh tempo. Pemegang obligasi tidak memiliki suara dalam pengambilan
keputusan di perusahaan. Banyak obligasi adalah Fixed-Rate Bond atau sekuritas yang
berpendapatan tetap karena perjanjian pembayarannya berbentuk kontraktual dan tetap sepanjang
waktu. Bagaimana pun beberapa obligasi membayar dalam bentuk variabel income dan mengacu
pada Floating-Rate Bond. Jangka waktu obligasi tidak terlalu lama dan tidak terdapat risiko
kebangkrutan, secara umum risiko dari obligasi itu tergolong rendah dengan return yang rendah
pula. Biasanya obligasi kurang liquid daripada saham dan umumnya relatif tinggi cashflow
secara periodik (untuk membayar bunga kepada pemegang obligasi)
2. Karakteristik Obligasi
1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang
dibutuhkan yang dikenal dengan istilah jumlah emisi obligasi. Penentuan besar kecilnya
jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja
bisnis perusahaan.
2. Jangka waktu obligasi
Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara
umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang 10 tahun.
Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena
dianggap risikonya kecil.
3. Principal dan Coupon rate
Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar
dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan
dengan redemption value, maturity value, par value or face value. Coupon rate juga disebut
nominal rate, adalah tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang
obligasi setiap tahun. Besarnya pembayaran bunga setiap tahun kepada pemilik obigasi selama
jangka waktu obligasi dinamakan coupon. Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal
obligasi menghasilkan besarnya coupon. Contohnya, obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai
par nya adalah $1,000 akan membayar bunga per tahun sebesar $80.
4. Jadwal pembayaran
Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala sesuai
dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau tahunan.
5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah.

3. Jenis-jenis obligasi
Dari Sisi Penerbit
1. Corporate bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan;
2. Government bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat;
3. Municipal bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemda.
Sistem Pembayaran
1. Zero coupon bond, yaitu obligasi yang tidak mewajibkan penerbitnya membayar coupon (bunga)
kepada pemegangnya.
2. Coupon bond (fixed coupun bond & Floating coupon bond), yaitu obligasi yang mewajibkan
penerbit untuk membayar coupon (bunga) baik tetap (fixed coupon bond) maupun bunga
mengambang (floating coupon bond)
Dari Sisi Hak Penukar
1. Convertible bond , yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham penerbitnya (ditukar saham
emiten)
2. Exchangable bond , yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham afiliasi milik penerbit/
emiten
3. Callable bond , yaitu obligasi yang memberi hak kepada penerbitnya untuk melakukan
penarikan/pelunasan pada waktu tertentu (waktu penarikan biasanya sudah diatur dalam
perjanjian waktu penerbitan obligasi)
4. Putable bond , yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemilik/pemegang untuk
menukarkan/meminta pelunasan kepada penerbit/emiten.
Dari Sisi Jaminan
1. Secure bond , yaitu obligasi yang dijamin pelunasannya dengan assets tertentu.
2. Guaranteed bond , jika penjaminnya adalah pihak III
3. Mortgage bond , jika dijamin dengan real properties (gedung)
4. Collateral trust bond, jika dijamin dengan surat berharga (sekuritas, receivables) Unsecured bond
(Debentures), yaitu obligasi yang tidak dijamin oleh assets tertentu.

4. Manfaat Obligasi dan Risiko Obligasi


A. Manfaat Obligasi
Setelah kita mengenal apa itu obligasi dan bagaimana karakteristiknya, kita kemudian perlu
mengetahui apa saja keuntungan dan risiko berinvestasi pada obligasi sebelum kita memutuskan
untuk berinvestasi pada obligasi. Sebagai sebuah instrumen investasi, obligasi menawarkan
beberapa keuntungan menarik antara lain:
1. Memberikan pendapatan tetap (fixed income) berupa kupon.
Hal ini merupakan ciri utama obligasi, dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pendapatan
bunga secara rutin selama waktu berlakunya obligasi. Bunga yang ditawarkan obligasi,
umumnya lebih tinggi daripada bunga yang diberikan deposito atau SBI.
2. Keuntungan atas penjualan obligasi (capital gain).
Disampingpenghasilan berupa kupon, pemegang obligasi dapat memperjualbelikan obligasi yang
dimilikinya. Jika ia menjual lebih tinggi dibandingkan dengan harga belinya maka tentu saja
pemegang obligasi tersebut mendapatkan selisih yang disebut dengan capital gain. Jual beli
obligasi tersebut dapat dilakukan di pasar sekunder melalui para dealer atau pialang obligasi. Jual
beli obligasi berbeda dengan jual beli saham. Jika jual beli saham dinyatakan dengan nilai rupah,
misalnya saham A dijual seharga Rp 4.000 per lembar saham maka jual beli obligasi dinyatakan
dalam bentuk persentase atas harga pokok obligasi.
B. Risiko Obligsi
Meskipun termasuk surat berharga dengan tingkat risiko yang relative rendah, namun obligasi
tetap mangandung beberapa risiko diantaranya sebagai berikut :
1. Interest-Rate Risk
Harga dari sebuah obligasi akan berubah pada arah yang berlawanan dari perubahan tingkat
bunga. Jika tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Begitu pula sebaliknya,
jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik. Jika seorang investor harus menjual
obligasi sebelum jatuh tempo, peningkatan tingkat suku bunga bermakna bahwa investor akan
mengalami capital loss (missal investor menjual obligasi dibawah harga beli). Risiko jenis ini
dikenal dengan interest-rate risk atau market risk. Risiko ini merupakan risiko yang pada
umumnya dialami oleh investor pada pasar obligasi.
2. Reinvestment Risk
Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga pasar
dinamakan reinvestment risk.
3. Call Risk
Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada
harga dan waktu tertentu. Hal ini menyebabkan investor akan mengalami call risk dimana pada
tanggal tertentu perusahaan penerbit obligasi akan menarik kembali obligasinya.
4. Default Risk
Default Risk juga berkaitan dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang
mengalami kebangkrutan. Akibat adanya risiko ini, obligasi yang memiliki Default Risk dalam
perdagangan di pasar obligasi mempunyai harga yang rendah dibandingkan dengan U.S
Treaasury securities. Dilain pihak, obligasi ini dalam perdagangan di pasar obligasi memiliki
yield yang lebih besar dari treasury bond.
5. Inflation Risk
Peningkatan Inflation risk atau purchasing power risk disebabkan oleh bervariasinya nilai aliran
kas yang diterima oleh investor akibat dampak adanya security due inflasi. Contohnya jika
investor membeli obligasi pada coupon rate sebesar 7%, tetapi tingkat inflasi adalah 8%, maka
purchasing power aliran kas secara nyata akan dikurangi.
6. Exchange-Rate Risk
Obigasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki nilai yang tidak dapat diketahui
dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang acto baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon
atau nilai pokok pinjaman terjadi.
7. Liquidity Risk Liquidity atau marketable risk
bergantung pada kemudahan suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai obligasinya.
8. Volatility Risk
Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan actor-faktor lainnya
yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut. Perubahan pada actor-faktor tersebut berpengaruh
pada harga obligasi. Risiko jenis ini dikenal dengan volatility risk

5. Penerbitan Obligasi
Penerbit obligasi sangat luas sekali, hampir setiap badan hukum dapat menerbitkan obligasi,
namun peraturan yang mengatur mengenai tata cara penerbitan obligasi ini sangat ketat sekali.
Penggolongan penerbit obligasi biasanya terdiri atas :
Lembaga supranasional, seperti misalnya Bank Investasi Eropa (European Investment Bank)
atau Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank).
Pemerintah suatu negara menerbitkan obligasi pemerintah dalam mata uang negaranya maupun
Obligasi pemerintah dalam denominasi valuta asing yang biasa disebut dengan obligasi
internasionalsovereign bond). (
Sub-sovereign, propinsi, negara atau otoritas daerah . Di Amerika dikenal sebagai Obligasi
daerahIndonesia dikenal sebagai Surat Utang Negara (SUN)[1] (municipal bond). Di
Lembaga pemerintah. Obligasi ini biasa juga disebut agency bonds, atau agencies.
Perusahaan yang menerbitkan obligasi swasta.
Special purpose vehicles adalah perusahaan yang didirikan dengan suatu tujuan khusus guna
menguasai aset tertentu yang ditujukan guna penerbitan suatu obligasi yang biasa disebt Efek
Beragun Aset.
6. Tahap membeli obligasi
Untuk melakukan investasi obligasi terdapat beberapa tahap yang perlu dilalui supaya tujuan
investasi dalam obligasi memberikan hasil yang maksimal dan sesuai dengan rencana. Tahap
tersebut dapat dilihat dalam diagram dalam tulisan ini.
A. Membuka Rekening
Tahap awal yang harus dilakukan dalam proses transaksi obligasi adalah memilih perusahaan
sekuriats yang memiliki divisi fixed income yang menangani pembelian dan penjualan obligasi.
Pilih perusahaan dengan pengalaman, tim yang solid baik trader/ dealer ataupun riset serta fee
yang kompetitif.
Dengan membuka rekening, Anda bisa mendapatkan informasi perkembangan dan perdagangan
obligasi setiap saat, sehingga Anda mendapatkan pengetahuan pergerakan pasar obligasi secara
akurat dan up to date.
B. Pahami Produk Obligasi
Pada tahap ini, investor dianjurkan untuk mempelajari seluk beluk informasi yang dibutuhkan
mengenai obligasi, baik mengenai investasinya sendiri, potensi risiko yang terkandung maupun
potensi keuntungannya. Hal ini dapat diperoleh dengan mempelajarinya secara mandiri, bertanya
kepada bagian riset perusahaan sekuritas, di mana Anda membuka rekening atau melalui
internet.
Dengan mempelajari instrumen obligasi secra lengkap, diharapkan investor mengenal investasi
tersebut dengan baik, sehingga mempermudah pengambilan keputusan investasi. Mempelajari
instrumen, di mana Anda ingin menempatkan investasi, akan memberikan manfaat maksimal
dalam mencapai rencana yang diinginkan.
C. Lakukan Analisis
Analisis dilakukan, agar keputusan yang diambil sesuai dengan apa yang diinginkan, yaitu
kestabilan pendapatan. Aspek-aspek yang dibutuhkan seperti kupon, jangka waktu, nilai
penerbitan dan peringkat. Latar belankang serta profil penerbit juga menjadi pertimbangan
sendiri. Dengan informasi yang lengkap, diharapkan keputusan yang diambil tidak menimbulkan
kerugian yang cukup besar. Dianjurkan untuk membanding antara obligasi sejenis.
D. Memberikan Amanat Beli
Setelah melalui analisis, Anda memperoleh jenis obligasi yang ingin dibeli. Tahap selanjutnya
adalah memberikan amanat pembelian kepada trader atau broker obligasi yang telah kita pilih.
Pihak trader akan melakukan pembelian obligasi sesuai dengan jenis serta harga yang
diinginkan. Misalkan, pembeli akan melakukan pembelian obligasi ASII (Astra International)
tahun 2002 dengan harga 105 atau harga premium. Biasanya nilai pari atau nominal adalah
sebesar Rp 100.
E. Siapkan Dana
Membeli obligasai membutuhkan dana yang tidak sedikit. Satuan pembelian obligasi biasanya
bernilai Rp 1 miliar, sehingga sulit bagi investor individu untuk dapat ikut berinvestasi dalam
obligasi. Namum, ada juga yang menawarkan satuan bernilai Rp 50 juta atau Rp 100 juta.
Setelah amanat pembelian di ajukan, sebaiknya dana tersebut sudah dialokasikan. Jangan sampai
Anda dikenakan penalty, karena keterlambatan dalam pembayaran. Selain itu, penempatan dana
tunai yang serba mendadak mungkin bisa mengganggu kelancaran aliran arus kas keuangan
Anda dan keluarga.
F. Penyelesaian Pembayaran Obligasi
Pembayaran dana pembelian obligasi dilakukan melalui transfer ke rekening perusahaan
sekuritas tersebut. Setelah pembayaran selesai, maka Anda sebagai pembeli tinggal menunggu
proses settlement atas transaksi tersebut. Obligasi yang telah Anda beli akan tercantum di dalam
rekening perusahaan sekuritas yang tercatat di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).
Pemindahtanganan hak atas obliasi akan sangat mudah dilakukan secara elektronik, karena saat
ini fisik obligasi tidak lagi berupa sertifikat, namun sudah scriptless (tahap warkat).
Administrasi pembukuan akan dilakukan oleh bank custodian perusahaan sekuritas. Untuk hal
ini, tentunya bank bersangkutan akan memungut biaya tertentu

Anda mungkin juga menyukai