Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. AL DIMAS ADITYA SAPTA MARDITA (2001120002)
2. RIDHO SAPUTRA (2001120074)
3. MARIA YACINTA ARTANI NAINGGOLAN (2001120044)
4. VIVBIOLA OKTABERINI (2001120015)
Dosen :
SUGIHARTO, SE., M.Si (0205096701)
2. Tarif Khusus
a. Tarif khusus berikut diterapkan atas penghasilan yang berdasarkan dari APBN
yang diterima oleh Pejabat PNS, anggota TNI/Polri, dan pensiunannya.
1. Tarif 0% dari jumalh bruto honorarium atau imbalan bagi PNS, Gol.1 dan
Gol.2, Anggota TNI/Polri Golongan Pangkat Perwira Tamtama dan
Bintara, dan Pensiunannya.
2. Tarif 5% dari jumlah bruto honorarium atau imbalan bagi PNS Gol.III,
Anggota TNI/Polri Golongan Pangkat Perwira Pertama, dan
Pensiunannya.
3. Tarif 15% dari jumlah bruto honorarium atau imbalan bagi PNS Gol. IV,
Anggota TNI/Polri Golongan Pangkat Perwira menengah dan tinggi, dan
pensiunannya.
b. Tarif khusus berikut diterapkan atas penghasilan berupa uang pensiun yang
diterima sekaligus.
1. Tarif 0% dari penghasilan bruto sampai dengan Rp50.000.000.
2. Tarif 5% dari penghasilan bruto di atas Rp50.000.000 s.d Rp100.000.000.
3. Tarif 15% dari penghasilan bruto di atas Rp100.000.000 s.d
Rp500.000.000.
4. Tarif 25% dari penghasilan bruto di atas Rp500.000.000
c. Tarif khusus berikut diterapkan atas penghasilan berupa uag manfaat
pensiun,tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.
1. Tarif 0% atas penghasilan bruto sampai dengan Rp50.000.000.
2. Tarif 5% atas penghasilan bruto di atas Rp50.000.000.
d. Tarif khusus 5% atas upah/uang saku harian,mingguan,borongan satuan yang
diterima oleh tenaga kerja lepas yang mempunyai total upah sebulan kurang
dari Rp10.200.000 (dibayar tidak secara bulanan).
Tarif pajak PPh Pasal 21 yang ditetapkan terhadap wajib pajak yang tidak
memiliki NPWP menjadi lebih tinggi 20% dari pada tarif yang telah di tetapkan.
K. Dasar Pengenaan dan Pemotongan PPh Pasal 21
Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21 sebagai berikut:
1. Penghasilan kena pajak.
2. Pengahasilan bruto.
3. Sebesar 50% dari penghasilan bruto.
4. Sebesar 50% dari jumlah kumulatif penghasilan bruto.
Besarnya tarid dan dasar pengenan pajak ditentukan oleh kelompok penerima
penghasilan dan jenis penghasilan.
Ilustrasi Penghitungan PPh Pasal 21
Seorang karyawan bernama Budi (belum menikah), bekerja pada PT
ABC dengan memperoleh gaji sebesar Rp 6.000.000 per bulan. Budi
juga memperoleh bonus dan uang lembur tiap bulannya sebesar Rp.
1.000.000. Sehingga total penghasilan Budi tiap bulannya sebesar
Rp. 7.000.000. setiap bulannya Budi membayar iuran pensiun
sebesar Rp. 100.000. Berapakah pajak terutang atas gaji yang
diterima Budi?
Pengurang
Biaya Jabatan Setahun Rp 4.200.000
Iuran Pensiun Setahun Rp 1.200.000
Rp 5.400.000
Penghasilan Neto Setahun Rp 78.600.000
Tahapan pertama yang perlu lakukan sebelum dapat mengisi e-SPT PPh 21 yaitu
mengunduh aplikasinya terlebih dahulu. Anda dapat menemukan aplikasinya
melalui website pajak.go.id. Setelah aplikasi terunduh dan terinstal, maka selanjutnya Anda
dapat membuka laman e-SPT PPh 21 kemudian pilih database yang akan dituju lalu login
dengan menggunakan username serta password yang Anda miliki.
Setelah Anda masuk ke dalam halaman utama e-SPT PPh 21, maka kita dapat memulai
untuk melakukan pengisian SPT PPh 21. Berikut ini langkah-langkah untuk mengisi e-SPT
PPh 21, yaitu:
Ketika telah mendapatkan besaran jumlah pajak terutang dari pelaporan PPh 21, maka
tahapan selanjutnya adalah membayar pajak yang terutang tersebut. Caranya bagaimana?
Anda hanya perlu mencatat besaran jumlah pajak terutang PPh 21 kemudian bayarkan
melalui bank manapun. Kemudian, Anda akan mendapatkan bukti setor atau bukti
pembayaran pajak terutang.
Di dalam bukti pembayaran pajak tersebut, Anda akan mendapatkan NTPN atau nomor
yang dijadikan sebagai bukti bahwa pajak terutang telah dibayarkan. Lalu, kembali lagi
kepada aplikasi e-SPT PPh 21, masukkan NTPN tersebut pada SSP (Surat Setoran Pajak)
atau SSE (Surat Setoran Elektronik).
Tahapan terakhir untuk mengisi e-SPT PPh 21 ini adalah dengan menyimpan dokumen
pelaporan PPh 21 tersebut. Caranya, pastikan seluruh data yang dimasukkan ke dalam e-
SPT PPh 21 sudah tepat kemudian masuk ke dalam menu ‘Isi SPT’ – ‘SPT Induk’ – klik pada
bagian ‘B.1 Daftar Pemotongan’ dan ‘B.2 Penghitungan PPh Sudah Sesuai’.
Selanjutnya, masuk pada bagian D dan Anda akan menemukan checklist untuk dokumen
yang akan dilampirkan pada pelaporan SPT. Lalu, masuk ke bagian E dan Anda akan
menemukan ‘Pernyataan dan Ttd Pemotong’, klik ‘Simpan’. Setelah data disimpan, Anda
dapat melakukan ekspor dokumen dengan cara masuk ke menu ‘CSV’ – ‘Pelaporan SPT’,
lalu pilih masa PPh 21 yang akan dilaporkan, kemudian klik ‘Buat File CSV’ dan pengisian e-
SPT
Berikut cara lapor SPT melalui e-Filing DJP Online: