Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Arsy Sarifudin

NIM : G92218083

Kelas : Akuntansi-B

Matkul : Perpajakan Lanjutan

PAJAK PENGHASILAN

A. Pelunasan PPh Dalam TahunBerjalan


1. Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan oleh Wajib Pajak Sendiri
Pasal 21 ayat 2 Undang-Undang Pajak Penghasilan,wajib:
a. Memiliki Nomor Pokok WajibPajak
b. Melaksanakan sendiri pemungutan dan pembayaran Pajak Penghasilan yang
terutang dalam tahunberjalan
c. Melaporkan penghitungan dan pembayaran Pajak Penghasilan yang terutang
dalam tahun berjalan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan.
2. Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan Melalui PihakLain.
1. Pemotongan Pajak Penghasilan oleh pihak sebagaimana dimaksud dalamPasal
21 yat 1 Undang-Undang PPh dilakukan pada akhir bulan terjadinya
pembayaran atau terutangnya penghasilan yang bersangkutan, tergantung
peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.
2. Pemungutan Pajak Penghasilan oleh pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 ayat 1 Undang-Undang PPh dilakukan pada saat pembayaran atau tertentu
lainnya yang diatur oleh MenteriKeuangan.
3. Pemotongan Pajak Penghasilan oleh pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 ayat 1 dan 3 Undang-Undang PPh, dilakukan pada akhirbulan:
a. Dibayarkanpenghasin
b. Disediakan untuk dibayarkan penghasilan
c. Jatuh tempo pembayaran penghasilan yang bersangkutan tergantung
peristiwa yang terjadi terlebihdahulu.
4. Pemotongan Pajak Penghasilan oelh pihak sebagaiamna dimaksud dalam Pasal
26 ayat 1 Undang-Undang PPh, dilakukan pada akhirbulan:
a. Dibayarkanpenghasilan;
b. Disediakan dibayarkanpenghasilan
c. Jatuh tempo pembayaran penghasilan yang bersangkutan, tergantung
peristiwa yang tejadi terlebihdahulu.
B. Pemotong PPh Pasal 21/26P
emberi penghasilan (pemberi kerja atau penyelenggara kegiatan) yang
mempunyai kewajiban untuk melakukan pemotongan pajak atas penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi disebut sebagai
pemotongPPhpasal21danPPhpasal26.PemotongadalahWPorangpribadiatauWP badan,
termasuk BUT penyelenggara kegiatan yamg melakukan pembayaran imbalan dengan
nama dan dalam bentuk apapun kepada orang pribadi sehubungan dengan
pelaksanaankegiatan.
C. Subjek PPh Pasal21
1. Pegawai
2. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua,
atau jaminan hari tua, termasuk ahliwarisnya
3. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, ataukegiatan.
4. Pesertakegiatanyangmenerimaataumemperolehpenghasilansehubungandengan
keikutsertaanya dalam suatukegiatan

D. Tidak termasuk Subjek PPh Pasal21


1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dan negaraasing
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional yang telah ditetapkan oleh menteri
keuangan
E. ObjekPajak
jenis-jenis penghasilan yang menjadi objek PPh Pasal 21 adalah :
1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap.
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pension secarateratur.
3. Penghasilan berupa uang pesangon, UMP, THT atau JHT, yang dibayarkan
sekaligus.
4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerjalepas.
5. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan
imbalansejenisnya.
6. Imbalan kepada pesertakegiatan.
7. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang
diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
merangkap sebagai Pegawai tetap pada perusahaan yanglama.
8. Penghasilanberupajasaproduksi,tantiem,gratifikasi,bonusatauimbalanlainyang
bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantanpegawai.
9. Penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pension yang
masih berstatus sebagai pegawai, dan dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh MenteriKeuangan.
F. Tidak Termasuk ObjekPajak
Tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah:
1. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan
2. Penerimaan dalam bentuk natural dan/atau kenikmatan dalam bentuk apapunyang
diberikan oleh WP atau pemerintah
3. Iuran pensiun yang dibayarkan oleh pemberi kerja kepada dana pensiun yang
pendiriannya
4. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil
zakat yang dibentuk atau disahkan olehpemerintah
5. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan Peraturan MenteriKeuangan
G. Dasar Pengenaan PPh Pasal21
1. PegawaiTetap
2. PenerimaPensiun
H. Pengurang PenghasilanBruto
a. Biayajabatan
b. Biaya Pensiun bagi penerimapenisun
c. Iuran pensiun, Iuran Tabungan Hari Tua (THT) dan Jaminan Hari Tua(JHT).
d. Pendapatan Tidak Kena Pajak
DAFTAR PUSTAKA

Priantara, Diaz. 2013. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media.


Tansuria, Billy Ivan. 2010. Pajak Penghasilan: Pemotongan & Pemungutan. Graha ilmu:
Yogyakarta
Halim, Abdul dkk. 2020. Perpajakan: Konsep, Aplikasi, Contoh, da Studi Kasus. Jakarta:
Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai