A. Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21 1. Subjek Pajak PPh 21 2. Penerima Penghasilan yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21 3. Pemotong PPh Pasal 21 4. Hak Pemotong PPh Pasal 21 5. Kewajiban Pemotong Pajak PPh Pasal 21 B. Penghasilan yang Dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 1. Penghasilan yang dikenakan Pemotongan PPh Pasal 21 2. Penghasilan yang tidak dipotong PPh Pasal 21 3. Pengurangan yang diperbolehkan C. Tarif Pajak Berdasarkan UU Pajak Penghasilan 1. Tarif Pajak Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan 2. Pajak dihitung berdasarkan tarif atas dasar Penghasilan Kena Pajak 3. Pajak dihitung berdasarkan tarif atas dasar penghasilan bruto 4. Tarif 15% atas dasar Penghasilan Netto 5. Tarif 5% atas dasar upah D. Dokumen dan Formulir Pajak Penghasilan Pasal 21 1. Formulir SPT Masa PPh Pasal 21 2. Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 21/26 3. Ketentuan Waktu Pelaporan WAJIB PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 1. Subjek Pajak PPh 21 Pajak Penghasilan Pasal 21 : Pajak atas penghasilan berupa gaji,upah,honorarium,tunjangan dan pembayaran lain yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi (WPOP) dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan jasa dan kegiatan. Pembayar PPh atau subjek pajak disebut juga wajib pajak.Subjek PPh berarti orang yang harus membayarkan PPh dimana orang tersebut sudah terdaftar sebagai wajib pajak (WP) dan telah memiliki NPWP (nomor pokok wajib pajak). Subjek Pajak PPh Pasal 21 : Pejabat negara,PNS,Pegawai (pegawai tetap,tidak tetap,pegawai dengan status WP Luar negeri,tenaga lepas),Penerima pensiun,honorarium,upah mingguan,borongan,satuan. 2. Penerima Penghasilan yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21 Pejabat perwakilan diplomatik dan konsultan atau pejabat lain dari negara asing,dan orang-orang yang diperbantukan pada dan bertempat tinggal Bersama mereka,dengan syarat : bukan WNI,di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatannya,negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 235/PMK .010/2020. 3. Pemotong PPh Pasal 21 Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 adalah Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan, termasuk bentuk usaha tetap, yang mempunyai kewajiban untuk melakukan pemotongan pajak atas Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang pribadi.
Pemotong PPh Pasal 21 : pemberi kerja,bendahara dan
pemegang kas pemerintah,dana pensiun,orang pribadi pembayar honorarium,penyelenggara kegiatan.
Berhak atas kelebihan jumlah penyetoran PPh Pasal 21 Berhak mengajukan keberatan dan banding quu
5. Kewajiban Pemotong PPh Pasal 21 :
Mendaftarkan diri ke KPP (kantor pelayanan pajak) setempat Mengambil sendiri formulir yang diperlukan Menghitung,memotong,menyetor PPh Pasal 21 Melaporkan penyetoran PPh Pasal 21 sekalipun nihil Memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 Membuat catatan atau kertas kerja perhitungan PPh Pasal 21 Mengisi,menandatangani dan menyampaikan SPT Tahunan PPh Psal 21 ke KPP setempat
Penghasilan yang Dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21
1. Penghasilan yang Dikenakan Pemotongan PPh Pasal 21 Penghasilan pegawai tetap baik teratur maupun tidak teratur Penghasilan yang diterima biasanya dibayarkan sekali dalam setahun
KD 3.2 PALP Menerapkan Persamaan Akuntansi, Konsep Debet Dan Kredit, Penjurnalan, Buku Besar, Saldo Normal Dan Laporan Keuangan Untuk Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah