Anda di halaman 1dari 31

MEDIA MENGAJAR

Praktikum Akuntansi
Lembaga/Instansi Pemerintah
Kompetensi Keahlian
Akuntansi Keuangan dan Lembaga
UNTUK SMK/MAK KELAS XII
BAB 3

Kewajiban dan Koreksi Kesalahan


Sumber: katemangostar, freepik.com
PETA KONSEP

Akuntansi Kewajiban Satuan Kerja

Ekuitas Satuan Kerja


Kewajiban dan
Koreksi Kesalahan
Koreksi Kesalahan

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Sumber: shutterstock.com
A. Akuntansi Kewajiban Satuan Kerja

1. Klasifikasi Kewajiban
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP No. 9 Tentang Akuntansi,
kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP No. 9, dijelaskan bahwa dalam konteks
pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pendanaan
pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau
lembaga internasional.
Berdasarkan PSAP No. 9, suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
pendek jika dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
A. Akuntansi Kewajiban Satuan Kerja
Kewajiban pemerintah dapat diklasifikasikan berdasarkan jangka waktu/saat jatuh
temponya dan berdasarkan sumber dana.

Kewajiban • Pinjaman dalam negeri


berdasarkan • Pinjaman luar negeri
sumber pinjaman

Kewajiban • Kewajiban jangka pendek


berdasarkan • Kewajiban jangka panjang
jatuh tempo

Pinjaman • Kesepakatan tertulis antara pemerintah dan pemerintah daerah


pemerintah mengenai pinjaman daerah yang dananya tidak berasal dari
daerah penerusan pinjaman dalam negeri atau luar negeri.
A. Akuntansi Kewajiban Satuan Kerja

2. Pengakuan dan Pengukuran Kewajiban


Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.
Kewajiban dapat timbul dari transaksi-transaksi berikut.
Transaksi dengan pertukaran
Transaksi tanpa pertukaran
Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah
Kejadian yang diakui pemerintah
A. Akuntansi Kewajiban Satuan Kerja

Pengukuran Kewajiban
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Jika dalam nilai mata uang asing, kewajiban
harus dijabarkan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Kewajiban pihak Kewajiban beban Utang perhitungan
Kewajiban transfer
ketiga bunga pihak ketiga

Utang pemerintah
Pendapatan Bagian lancar utang Kewajiban lancar
yang tidak
diterima di muka jangka panjang lainnya
diperjualbelikan

Utang pemerintah
Utang belanja yang dapat Tunggakan
diperjualbelikan
A. Akuntansi Kewajiban Satuan Kerja

3. Akuntansi Kewajiban

Prosedur Kewajiban
Pencatatan akuntansi untuk kewajiban terdiri atas keperluan penyusunan neraca dan/atau
laporan operasional (basis akrual) dan penyusunan LRA (basis kas). Pencatatan untuk
kewajiban diawali pada saat penerimaan kas dari pinjaman pihak ketiga. Pencatatan untuk
keperluan penyusunan LRA adalah kas bertambah di sisi debit dan penerimaan
pembiayaan bertambah di sisi kredit.
Sementara itu, pencatatan untuk keperluan penyusunan neraca adalah kas bertambah di
sisi debit dan kewajiban bertambah di sisi kredit.
A. Akuntansi Kewajiban Satuan Kerja

3. Akuntansi Kewajiban
Pengungkapan dalam CaLK atas kewajiban dan ekuitas dalam neraca
Untuk meningkatkan kegunaan analisis, informasi-informasi yang harus disajikan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan adalah sebagai berikut.
Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang
diklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman.
Jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis
sekuritas utang pemerintah dan jatuh temponya.
Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat
bunga yang berlaku.
A. Akuntansi Kewajiban Satuan Kerja

Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh


tempo.

Perjanjian restrukturisasi utang.

Jumlah tunggakan pinjaman disajikan dalam bentuk daftar umur


utang berdasarkan kreditur.

Biaya pinjaman.
A. Akuntansi Kewajiban Satuan Kerja
Penyajian dalam neraca
B. Ekuitas Satuan Kerja

1. Dana Cadangan
Dana cadangan menurut PSAP No. 1 Tentang
Penyajian Laporan Keuangan paragraf 65
adalah dana yang disisihkan untuk
menampung kebutuhan yang memerlukan
dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran.
Dana cadangan adalah dana yang dibentuk
guna membiayai kebutuhan dana yang tidak
dapat dibebankan dalam satu tahun
anggaran.
Sumber: wirestock, freepik.com
B. Ekuitas Satuan Kerja
Pembentukan dana cadangan daerah bersumber dari kontribusi tahunan penerimaan
APBD, kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah, dan dana darurat yang
berasal dari pemerintah.
Dana cadangan haruslah dikelola dengan baik sehingga selama masa “penumpukan”
sampai saat dinilai cukup untuk digunakan dapat lebih produktif. Dalam hal ini,
kebijakan harus diarahkan pada upaya memberdayakan “idle money” dalam bentuk
dana cadangan.
Program/kegiatan yang didanai dari dana cadangan pada prinsipnya diperlukan sama
dengan program/kegiatan lainnya. Proses perencanaannya dimulai dengan
mencantumkan nama program/kegiatan dalam rencana kerja (Renja) dan RKA SKPD,
lalu dicantumkan dalam PPAS dan RAPBD, dan akhirnya ditetapkan dalam Perda
APBD.
B. Ekuitas Satuan Kerja

2. Pihak yang Terkait Dana Cadangan


Fungsi-fungsi terkait pada prosedur dana cadangan adalah sebagai berikut.

Bendahara
Penggunaan
Pejabat umum
anggaran/kuasa Bendahara
penatausahaan daerah/kuasa
pengguna pengeluaran
keuangan SKPD bendahara
anggaran
umum daerah
B. Ekuitas Satuan Kerja

3. Dokumen yang Digunakan


Pada modul sistem akuntansi pemerintah daerah yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Keuangan Daerah (2014), dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
dana cadangan antara lain sebagai berikut.
Peraturan daerah tentang dana cadangan
Surat perintah pencairan dana langsung (SP2D-LS)
Dokumen perintah pencairan dari dana cadangan ke rekening kas umum daerah
Nota kredit, dokumen hasil pengelolaan dana cadangan
Dokumen lainnya
B. Ekuitas Satuan Kerja

4. Jurnal atas Dana Cadangan

Perubahan ekuitas
Sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (PSAP)
Nomor 09, ekuitas adalah kekayaan
bersih pemerintah yang merupakan
selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah pada tanggal laporan.
Saldo ekuitas di neraca berasal dari
saldo akhir ekuitas pada laporan
perubahan ekuitas.
C. Koreksi Kesalahan

1. Kesalahan dalam Pencatatan


Kesalahan adalah penyajian akun-akun
laporan keuangan yang secara signifikan
tidak sesuai dengan yang seharusnya
sehingga memengaruhi laporan keuangan
periode berjalan atau periode sebelumnya.
Adapun kesalahan dalam penyusunan
laporan keuangan bisa terjadi pada 1 atau
beberapa periode sebelumnya dan mungkin
baru ditemukan pada periode berjalan.

Sumber: snowing, freepik.com


C. Koreksi Kesalahan

2. Pihak yang Terkait dalam Koreksi Kesalahan


Bendahara Bendahara penerimaan SKPD wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban (LPJ)
Penerimaan administratif beserta bukti-bukti pendukungnya kepada pengguna anggaran melalui PPK-
SKPD setiap bulan.

Bendahara Bendahara pengeluaran menyampaikan LPJ-UP, LPJ-TU, dan SPJ-Administratif kepada


pengeluaran pengguna anggaran melalui PPK-SKPD.

Kuasa bendahara Kuasa bendahara umum daerah adalah menyampaikan SP2D untuk mengembalikan
umum daerah kelebihan pendapatan SKPD ke PPK-SKPD.

Pengurus barang Pengurus barang menyampaikan LPBS dan LPBT ke PPK-SKPD.


C. Koreksi Kesalahan

3. Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi pada Periode Berjalan


Kesalahan tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali.
Koreksi kesalahan yang tidak berulang pada periode berjalan, baik yang memengaruhi
kas maupun yang tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan
dalam periode yang berjalan.

4. Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi pada Periode Sebelumnya


Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan bisa terjadi pada satu atau beberapa
periode sebelumnya dan mungkin baru ditemukan pada periode berjalan atau pada
periode setelah laporan keuangan disahkan dan telah diterbitkannya undang-undang
dan/atau peraturan daerah.
C. Koreksi Kesalahan

Koreksi kesalahan belanja

Koreksi kesalahan belanja dapat dibagi dua, yaitu yang menambah saldo kas dan yang
mengurangi saldo kas. Koreksi kesalahan belanja yang menambah saldo kas, yaitu
pengembalian belanja pegawai karena salah perhitungan jumlah gaji, dikoreksi
menambah saldo kas dan pendapatan lain-lain.

Koreksi kesalahan pendapatan


Koreksi kesalahan pendapatan dapat dibagi dua, yaitu yang menambah saldo kas dan
yang mengurangi saldo kas.
C. Koreksi Kesalahan

Penerapan PSAP No. 10 Paragraf 12


Koreksi kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
memengaruhi posisi kas apabila laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan
dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan atau akun belanja dari periode
yang bersangkutan.

Penerapan PSAP No. 10 Paragraf 12


Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan
kembali belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
memengaruhi posisi kas serta memengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila
laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan
pada akun Pendapatan Lain-lain, Aset, serta Ekuitas Dana yang Terkait.
C. Koreksi Kesalahan

Penerapan PSAP No. 10 Paragraf 14


Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan kembali
belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
memengaruhi posisi kas dan tidak memengaruhi secara material posisi aset selain kas,
apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun Pendapatan Lain-lain oleh SKPD.

Penerapan PSAP No. 10 Paragraf 15


Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya dan memengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan
tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun Ekuitas Dana
Lancar.
C. Koreksi Kesalahan

Penerapan PSAP No. 10 Paragraf 16 dan 17


Koreksi kesalahan atas perolehan aset selain kas tidak berulang yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya, baik menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun Kas
dan akun Aset bersangkutan.

Penerapan PSAP No. 10 Paragraf 18


Koreksi kesalahan atas beban yang tidak berulang sehingga mengakibatkan pengurangan
beban, yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan memengaruhi posisi kas dan
tidak memengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan
periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun
pendapatan lain-lain-LO.
C. Koreksi Kesalahan

Penerapan PSAP No. 10 Paragraf 20


Koreksi kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan tidak
memengaruhi posisi kas, baik sebelum maupun setelah laporan keuangan periode tersebut
diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pos-pos neraca terkait pada periode
ditemukannya kesalahan.

Penerapan PSAP No. 10 Paragraf 20


Koreksi kesalahan atas penerimaan Pendapatan–LRA yang tidak berulang dan terjadi
pada periode-periode sebelumnya, baik menambah maupun mengurangi posisi kas,
apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun kas dan akun saldo anggaran lebih (SAL).
C. Koreksi Kesalahan

Penerapan PSAP No. 10 Paragraf 22


Kesalahan berulang dan sistemik tidak memerlukan koreksi, tetapi dicatat pada saat terjadi.
kesalahan yang berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah
(normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi berulang.
Contohnya penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu
dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran dari wajib pajak.

Penerapan PSAP No. 10 Paragraf 27


Koreksi kesalahan yang tidak berulang atas pencatatan kewajiban yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya, baik dan menambah maupun mengurangi posisi kas,
apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun Kas dan akun Kewajiban.
C. Koreksi Kesalahan

Penerapan PSAP No. 10 Paragraf 32


Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang
terjadi pada periode-periode sebelumnya
dan tidak memengaruhi posisi kas, baik
sebelum maupun setelah laporan keuangan
periode tersebut diterbitkan, pembetulan
dilakukan pada akun-akun neraca terkait
pada periode kesalahan ditemukan.

Sumber: rawpixel.com, freepik.com


D. Perubahan Kebijakan Akuntansi

1. Perubahan Kebijakan Akuntansi


Berdasarkan PSAP No. 11, suatu perubahan
kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya
apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi
yang berbeda diwajibkan oleh peraturan
perundangan atau standar akuntansi
pemerintahan yang berlaku, atau apabila
diperkirakan bahwa perubahan tersebut
akan menghasilkan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus
kas yang lebih relevan dan andal dalam
penyajian laporan keuangan entitas. Sumber: mindandi, freepik.com
D. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Contoh perubahan kebijakan akuntansi adalah perubahan metode penyusutan dan metode
penilaian persediaan. Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan
kapasitas dan manfaat dari suatu aset sehingga diperoleh nilai wajar. ansi tidak mencakup
hal-hal sebagai berikut.
Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal-hal sebagai berikut.

Adopsi suatu kebijakan akuntansi pada Adopsi suatu kebijakan akuntansi baru
peristiwa atau kejadian yang secara untuk kejadian atau transaksi yang
substansi berbeda dari peristiwa atau sebelumnya tidak ada atau yang tidak
kejadian sebelumnya. material.
D. Perubahan Kebijakan Akuntansi

2. Perubahan Estimasi Akuntansi


Berdasarkan PSAP No. 10 paragraf 44,
dikatakan bahwa perubahan estimasi adalah
revisi estimasi karena perubahan kondisi
yang mendasari estimasi tersebut atau
karena terdapat informasi baru,
pertambahan pengalaman dalam
mengestimasi, atau perkembangan lain.
Adapun pengaruh atau dampak perubahan
estimasi akuntansi disajikan pada laporan
operasional pada periode perubahan dan
periode selanjutnya sesuai sifat perubahan. Sumber: jannoon028, freepik.com
D. Perubahan Kebijakan Akuntansi

3. Peristiwa Luar Biasa


Peristiwa luar biasa adalah kejadian atau
transaksi yang secara jelas berbeda dari
aktivitas biasa atau normal suatu entitas dan
karenanya tidak diharapkan terjadi dan
berada di luar kendali atau pengaruh entitas
sehingga memiliki dampak yang signifikan
terhadap realisasi anggaran atau posisi
aset/kewajiban.

Sumber: jannoon028, freepik.com


D. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Peristiwa luar biasa menggambarkan kejadian atau transaksi yang secara jelas berbeda dari
aktivitas biasa. Di dalam aktivitas biasa entitas pemerintah, termasuk penanggulangan
bencana alam atau sosial yang terjadi berulang. Peristiwa luar biasa harus memenuhi
seluruh persyaratan sebagai berikut.

Tidak merupakan kegiatan normal dari entitas.

Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang.

Berada di luar kendali atau pengaruh entitas.


Memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran
atau posisi aset/kewajiban.

Anda mungkin juga menyukai