Anda di halaman 1dari 22

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Sukoharjo


Bidang/Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kelas / Semester : XI / 1 ( Gasal)
Materi Pokok : Perhitungan PPh pasal 21
Alokasi Waktu : 2 JP × 45 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Akuntansi
dan Keuangan Lembagapada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
KI 4 Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang Akuntansi dan KeuanganLembaga.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar (KD)


KD 3.5 : Menganalisis data pembuatan pajak SPT pajak penghasilan (PPh) Pasal 21
KD 4.5 : Melakukan perhitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21
C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.5.1 Menjelaskan pengertian PPh Pasal 21
3.5.2 Menjelaskan hak dan kewajiban pemotong PPh Pasal 21
3.5.3 Menjelaskan obyek PPh Pasal 21
3.5.4 Menjelaskan penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 final
3.5.5 Menjelaskan Tarif PPh Pasal 21
4.5.1 Melakukan perhitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21
4.5.2 Melakukan pencatatan SPT PPh Pasal 21

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan pengertian PPh pasal 21 dengan percaya diri
2. Menjelaskan hak dan kewajiban pemotong PPh pasal 21 dengan percaya diri
3. Menjelaskan obyek PPh pasal 21 dengan percaya diri
4. Menjelaskan penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 final dengan percaya diri
5. Menjelaskan Tarif PPh pasal 21 dengan percaya diri
6. Melakukan perhitungan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 dengan teliti
7. Melakukan pencatatan SPT PPh Pasal 21 dengan bertanggung jawab

E. Materi Pembelajaran
1. Definisi PPh Pasal 21
2. Hak dan kewajiban pemotong PPh Pasal 21
3. Obyek PPh Pasal 21
4. Tarif PPh Pasal 21
5. Perhitungan PPh Pasal 21

F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Scientific
Model : Problem Based Learning
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, serta praktik
G. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan 1. Guru masuk kelas tepat waktu dan mengucapkan salam (memberikan 10 menit
keteladanan/pendidikan karakter disiplin).
2. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa terlebih dahulu sebelum
memulai KBM (pendidikan karakter religius)
3. Guru mengajak peserta didik untuk mengecek kebersihan lingkungan kelas
(penanaman pendidikan karakter budaya sekolah mencintai
lingkungan)
4. Guru mengisi agenda kelas dan mengecek presensi peserta didik dengan
diiringi sedikit paparan tentang pentingnya disiplin dan tanggng jawab
berkaitan dengan kehadiran peserta didik (penanaman pendidikan
karakter bangsa tentang disiplin mandiri).
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik
selama proses pembelajaran
6. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
7. Guru mereview hasil pembelajaran minggu lalu mengenai definisi, wajib
pajak PPh Pasal 21, serta hak dan kewajiban pemotong PPh Pasal 21.
Inti 1. Orientasi siswa pada masalah aktual dan autentik dengan cara 70 menit
Mengamati
a. Guru menayangkan slide power point mengenai permasalahan dalam
PPh Pasal 21.
b. Peserta didik melakukan pengamatan dengan cara mengamati
tayangan.
c. Peserta didik saling melakukan tanya jawab mengenai tayangan yang
diberikan.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
a. Guru membentuk kelompok dengan jumlah kelompok 4 orang peserta
didik.
b. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk
diamati bersama-sama.
c. Peserta didik menentukan letak permasalahan yang harus diselesaikan
berdasarkan LKPD yang diberikan.
d. Peserta didik mengumpulkan informasi dengan berdiskusi dan membaca
berbagai literatur mengenai perhitungan PPh Pasal 21.
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Peserta didik berdiskusi mengecek pandangan dan bertukar pikiran dengan
teman kelompoknya mengenai permasalahan yang sedang dibahas
berdasarkan literatur dan pengetahuan yang dimilikinya.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya, dalam menyelesaikan
permasalahan melalui solusi yang disimpulkan oleh kelompoknya.
b. Peserta didik yang lainnya memperhatikan proses presentasi.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Peserta didik diminta untuk memberikan komentar terhadap hasil presentasi
temannya dan dipersilahkan mengoreksi bila ada kesalahan.
Penutup 1. Peserta didik dan guru melakukan refleksi untuk memperjelas hal yang masih 10 menit
diragukan sehingga informasi menjadi benar dan tidak terjadi miskonsepsi.
2. Secara mandiri peserta didik mengerjakan soal latihan sebagai penguatan
hasil pembelajaran.
3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap giat
dalam belajar sebagai upaya mempersiapkan diri menjelang abad 21 dan
mempersiapkan materi minggu depan tentang pengisian SPT PPh Pasal 21.
4. Guru mengajak peserta didik untuk menutup pembelajaran dan menyuruh
salah satu peserta didik untuk memimpin doa.
5. Guru mengucapkan salam.

H. Penilaian hasil belajar


(Terlampir pada lampiran IV)

I. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran


1. Media Pembelajaran :
a. Power Point (Terlampir pada Lampiran II)
b. Video transaksi pajak (stimulus)
2. Alat Pembelajaran :
a. Laptop
b. Proyektor / LCD
c. Spidol
d. Whiteboard
e. Penghapus
f. Kalkulator
3. Bahan pembelajaran :
a. Bahan Ajar (Terlampir pada lampiran I)
b. Lembar Kerja Peserta Didik (Terlampir pada Lampiran III)
4. Sumber Pembelajaran :
Harti, Dwi. 2015. Administrasi Pajak. Erlangga

Sukoharjo, 13 November 2018


Guru Pamong, Peserta PPG,

Nurul Widayati, S. Pd., M. Pd Hany Fitriyanti, S.Pd.


NIP. 19750918 200801 2 005 18026985710024
Lampiran I
BAHAN AJAR
ADMINISTRASI PAJAK

A. Kompetensi Dasar
3.5 Menganalisis data pembuatan SPT pajak penghasilan (PPh) Pasal 21
4.5 Melakukan perhitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.5.1 Menjelaskan pengertian PPh Pasal 21
3.5.2 Menjelaskan Hak dan kewajiban pemotong PPh Pasal 21
3.5.3 Menjelaskan Obyek PPh Pasal 21
4.5.1 Melakukan perhitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21
4.5.2 Melakukan Pencatatan SPT PPh Pasal 21

C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu menjelaskan pengertian PPh Pasal 21
dengan santun
2. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu menjelaskan Hak dan kewajiban
pemotong PPh Pasal 21 dengan percaya diri
3. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu menjelaskan Obyek PPhPasal21
dengan percaya diri
4. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu melakukan perhitungan pajak
penghasilan (PPh) Pasal 21 dengan teliti
5. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu melakukan pencatatan SPT PPh Pasal
21 tepat sesuai prosedur

D. Materi Pembelajaran
1. Ruang lingkup PPh 21
Setiap warga negara Indonesia yang memiliki penghasilan dan sesuai dengan Undang-Undang No. 36
tahun 2008 maka diwajibkan untuk membayar pajak atas penghasilan bruto yang diperolehnya.

2. Para pemotongan PPh 21 adalah:


a. Pemberi Kerja yang terdiri dari orang pribadi maupun badan, yang merupakan induk, cabang, perwakilan
atau unit perusahaan, yang membayar atau terutang gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
dengan nama apapun (mis: bonus, tunjangan, tantiem, dll), sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan
yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai. Sedangkan yang dimaksud bukan pegawai adalah orang
pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pemberi kerja sehubungan dengan ikatan kerja
tidak tetap, misalnya artis yang menerima atau memperoleh honorarium.
b. Bendahara Pemerintah termasuk bendahara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau
lembaga pemerintah, lembaga-lembaga Negara lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar
negeri.
c. Dana Pensiun atau badan lain(misalnya badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja) yang
memberi uang pensiun, tunjangan hari tua, dan tabungan hari tua.
d. Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta Badan yang
Membayar: honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa dan/atau kegiatan
yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak Dalam Negeri dan Luar Negeri, dan
honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatih, dan magang.
e. Penyelenggara Kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi termasuk organisasi internasional,
perkumpulan, orang pribadi, serta lembaga lain yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar
honorarium, hadiah dan penghargaan dalam bentuk apapun kepada WP Dalam Negeri orang pribadi
berkenaan dengan suatu kegiatan.
Yang dimaksud bukan pegawai adalah orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
pemberi kerja sehubungan dengan ikatan kerja tidak tetap, misalnya artis yang menerima atau memperoleh
honorarium.

Setiap pemotong PPh 21 wajib mengisi dan menyampaikan SPT Masa dan SPT Tahunan. Hak dan kewajiban
pemotong pajak adalah sebagai berikut:

a. Pemotong pajak berhak untuk memperhitungkan kelebihan setoran PPh 21 dalam satu bulan takwin dengan
PPh 21 yang terutang pada bulan berikutnya dalam tahun takwim yang bersangkutan.
b. Pemotong Pajak berhak untuk memperhitungkan kelebihan setoran pada SPT Tahunan dengan PPh 21 yang
terutang untuk bulan pada waktu dilakukan perhitungan tahunan dan jika masih ada sisa kelebihan, maka
diperhitungkan untuk bulan-bulan lainnya dalam tahun berikutnya.
c. Pemotong pajak berhak membetulkan sendiri SPT atas kemauan sendiri dengan menyampaikan pernyataan
tertulis dalam jangka waktu 2 tahun sesudah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak atau Tahun
Pajak, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan.
d. Pemotong Pajak berhak untuk mengajukan surat keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Nihil Kurang Bayar.
e. Pemotong Pajak berhak mengajukan permononan banding secara tertulis dalam dengan alasan yang jelas
kepada badan peradilan pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak. Permohonan banding ini dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak keputusan diterima,
dilampiri dengan salinan surat keputusan tersebut.
f. Pemotong pajak dapat mengajukan permohonan untuk mengajukan permohonan untuk memperpanjang
jangka waktu penyampaian SPT Tahunan Pasal 21. Permohonan diajukan secara tertulis selambat-
lambatnya tanggal 31 Maret tahun takwim berikutnya dengan menggunakan formulir yang ditentukan oleh
Direktur Jenderal Pajak disertai surat pernyataan mengenai perhitungan sementara PPh 21 yang terutang
dan bukti pelunasan kekurangan pembayaran PPh 21 yang terutang untuk tahun takwin yang bersangkutan.
g. Setiap pemotong pajak wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak
setempat. Kewajiban sebagai pemotong pajak berlaku juga terhadap organisasi internasional yang tidak
dikecualikan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan.
h. Pemotong pajak mengambil sendiri formulir-formulir yang diperlukan dalam rangka pemenuhan kewajiban
perpajakannya pada Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak setempat.
i. Pemotong pajak wajib menghitung, memotong, dan menyetorkan PPh 21 yang terutang untuk setiap bulan
takwim. Penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) ke Kantor Pos atau
Bank Badan Usaha Milik Negara atau Bank Badan Usaha Milik Daerah, atau Bank-bank lain yang ditunjuk
oleh Direktur Jenderal Anggaran, selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwim berikutnya.
j. Pemotong pajak wajib melaporkan penyetoran tersebut sekalipun nihil dengan menggunakan Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak setempat, selambat-
lambatnya pada tanggal 20 bulan takwim berikutnya. Apabila dalam satu bulan takwim terjadi kelebihan
penyetoran PPh 21, maka kelebihan tersebut dapat diperhitungkan dengan PPh 21 yang terutang pada bulan
berikutnya dalam tahun takwim yang bersangkutan.
k. Pemotong pajak wajib memberikan Bukti Pemotongan PPh 21 baik diminta maupun tidak pada saat
dilakukannya pemotongan pajak kepada orang pribadi bukan sebagai pegawai tetap, penerimaan uang
tembusan pensiun, penerimaan Jaminan Hari Tua, penerima uang pesangon, dan penerima dana pensiun.
l. Pemotong pajak wajib memberikan Bukti Pemotongan PPh 21 Tahunan kepada pegawai tetap, termasuk
penerima pensiun bulanan, dengan menggunakan formulir yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak
dalam waktu 2 bulan setelah tahun takwim berakhir. Apabila pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiun
pada bagian tahun takwim, maka bukti pemotongan diberikan oleh pemberi pekerja selambat-lambatnya 1
bulan setelah pegawai yang bersangkutan berhenti bekerja atau pensiun.
m. Dalam waktu 2 bulan setelah tahun takwim berakhir, pemotong pajak berkewajiban menghitung kembali
jumlah PPh 21 yang terutang oleh pegawai tetap dan penerimaan pensiun bulanan menurut tarif yang
berlaku.
n. Setiap pemotong pajak wajib mengisi, menandatangani dan menyampaikan SPT Tahunan PPh 21 ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat pemotong pajak terdaftar atau Kantor Penyuluhan Pajak setempat. Surat
Pemberitahuan Tahun PPh 21 harus disampaikan selambat-lambatnya tanggal 31 Maret tahun takwim
berikutnya. Ketentuan tersebut berlaku juga bagi pemotong pajak yang tahun pajak atau tahun bukunya tidak
sama dengan tahun takwim.
o. Pemotong pajak wajib menyetor kekurangan PPh 21 yang berutang apabila jumlah PPh 21 yang terutang
dalam suatu tahun takwim lebih besar daripada PPh 21 yang telah disetor. Penyetoran tersebut harus
dilakukan sebelum penyampaian SPT Tahunan PPh 21 selambat-lambatnya pada tanggal 25 Maret tahun
takwim berikutnya.
p. Pemotong pajak wajib melampiri SPT Tahunan PPh 21 dengan lampiran-lampiran yang ditentukan dalam
Petunjuk Pengisian SPT Tahunan PPh 21 untuk Tahun Pajak yang bersangkutan.
3. Tarif PPh 21
Sesuai dengan Pasal 17 ayat 1, Undang-Undang No. 36 tahun 2008, tarif pajak penghasilan pribadi
perhitungannya dengan menggunakan tarif progresif sebagai berikut:

Penghasilan Netto Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan 50 juta 5%

50 juta sampai dengan 250 juta 15%

250 juta sampai dengan 500 juta 25%

Diatas 500 juta 30%

Daftar Pustaka
Hasibuan, Doni. 2013. Siapa Saja Pemotong PPh Pasal 21, Apa Hak dan Kewajibannya?. Tersedia:
http://keuanganlsm.com/siapa-saja-pemotong-pph-21-apa-hak-dan-kewajibannya/ [29 Oktober 2018, Pukul
10.25 WIB]
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
Kelas/Semester : XI/ I
Materi : PPh Pasal 21
Pokok Bahasan : Perhitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21

A. Identitas
Kelompok : …………………………………………………..
Kelas : …………………………………………………..
Angggota Kelompok : 1. ………………………………………………..
2. ………………………………………………..
3. ………………………………………………..
4. ………………………………………………..
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi,peserta didik dapat melakukan perhitungan Pajak Penghasilan
Pasal 21 (Pph Pasal 21) secara tepat sesuai prosedur.

C. Petunjuk

1. Bentuklah kelompok dengan tiap kelompok berjumlah 4 orang!


2. Sebelum mengerjakan, bacalah petunjuk pengerjaan soal terlebih dahulu!
3. Kerjakan soal latihan dengan teliti dan tepat!

D. Latihan
Tn. Dama Athalla adalah seorang Direktur Utama di PT. Aman Sentosa yang merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang usaha industri alat-alat elektronik yang didirikan pada tahun 2016 yang beralamat di Jl.
Angsa No. 44 Demak. Gaji pokok dalam 1 bulan untuk Tn. Dama Athalla adalah sebesar Rp. 9.500.000,00
dengan tunjangan jabatan Rp. 5.000.000,00 perbulan, tunjangan kesehatan sebesar Rp. 500.000 per
bulan, tunjangan transportasi Rp. 750.000 setiap bulan, makan siang senlai Rp. 25.000 per hari untuk 25
hari kerja dalam satu bulan serta perusahaan mengikutkan pada program asuransi kematian dan
kecelakaan kerja pada perusahaan asuransi PT. Askrindo. Iuran/premi ditanggung perusahaan setiap
bulan sebesar 4% dari gaji pokok. Perusahaan juga mengikutkan Tn. Dama Athalla pada program tabungan
hari tua di “Aman Sejahtera”, sebuah perusahaan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri
Keuangan. Iuran tabungan tunjangan hari tua (THT) yang ditanggung perusahaan setiap bulan sebesar
2% dari gaji pokok, sedangkan yang ditanggung/dibayar sendiri oleh pegawai yang bersangkutan sebesar
3% dari gaji pokok. Tn. Dama Athalla (NPWP:01.417.001.2.703.000) berstatus kawin dan istrinya adalah
ibu rumah tangga, memiliki 3 orang anak dan 1 mertuanya ikut tinggal bersamanya.

Dari data diatas, hitunglah pajak penghasilan pasal 21 terutang Tn. Dama Athalla per bulan!

JAWAB:

Berikut adalah Penghitungan Pph pasal 21 atas Tn. Dama Athalla:

Penghasilan bruto:

1. Gaji Pokok 1 bulan Rp. 9.500.000

2. Tunjangan jabatan Rp. 5.000.000

3. Tunjangan kesehatan Rp. 500.000

4. Tunjangan transportasi Rp. 750.000

5. Premi asuransi yg ditanggung perusahaan = 4% x Rp. Rp. 380.000


9.500.000

6. Tunjangan hari tua yg ditanggung perusahaan = 2% x Rp. 190.000


Rp. 9.500.000 +

Jumlah penghasilan kotor Rp. 16.320.000

Pengurangan:

7. Biaya jabatan = 5% x Rp. 16.320.000 Rp. 500.000

8. Iuran pensiun yg dibayar oleh WP = 3% x Rp. Rp. 285.000 +


9.500.000

Jumlah pengurangan (Rp. 785.000)

Penghitungan Pph Pasal 21:


9. Penghasilan netto sebulan Rp. 15.535.000

10. Penghasilan netto setahun =12 x Rp. 15.535.000 Rp. 186.420.000

11. Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) (K/3):

 Wajib pajak Rp. 54.000.000


 Tambahan WP menikah Rp. 4.500.000
 Tambahan tanggungan 3
Rp. 13.500.000 +
Total PTKP
(Rp. 72.000.000)

12. Penghasilan kena pajak (PKP) Rp. 114.420.000

13. Pph pasal 21 yang terutang setahun :

5% x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.500.000

15% x Rp. 64.420.000 = Rp. 9.663.000 +

Total Pph terutang 1 th = Rp.12.163.000 (ber NPWP)

Pph pasal 21 yg dipotong sebulan=Rp. 12.163.000 : 12 = Rp. 1.013.583,33 (ber NPWP)


Lembar Kerja

Berikut adalah Penghitungan Pph pasal 21 atas Tn. Dama Athalla:

Penghasilan bruto:

1. Gaji Pokok 1 bulan Rp.

2. Tunjangan jabatan Rp.

3. Tunjangan kesehatan Rp.

4. Tunjangan transportasi Rp.

5. Premi asuransi yg ditanggung perusahaan Rp.

6. Tunjangan hari tua yg ditanggung perusahaan Rp.

Jumlah penghasilan kotor Rp.

Pengurangan:

7. Biaya jabatan Rp.

8. Iuran pensiun yg dibayar oleh WP Rp

Jumlah pengurangan (Rp. )

Penghitungan Pph Pasal 21:

9. Penghasilan netto sebulan Rp.

10. Penghasilan netto setahun Rp.

11. Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) (K/3):

 Wajib pajak Rp.


 Tambahan WP menikah Rp.
 Tambahan tanggungan 3 Rp.
Total PTKP
Rp.

12. Penghasilan kena pajak (PKP) Rp.

13. Pph pasal 21 yang terutang setahun :

5% x Rp. = Rp.

15% x Rp. = Rp.

Total Pph terutang 1 th = Rp. (ber NPWP)

Pph pasal 21 yg dipotong sebulan=Rp. : 12 = Rp. (ber NPWP)


LAMPIRAN IV
INSTRUMEN EVALUASI
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Sukoharjo
Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Kelas/Semester : XI/Gasal
Mata Pelajaran : Administrasi Pajak

a. Kisi-kisi Penilaian Pengetahuan

Bentuk Nomor Butir


Kompetensi Dasar IPK Materi Indikator Soal
Instrumen Instrumen

3.5 Menganalisis data 3.5.1 Menjelaskan Definisi Pph pasal 21 Peserta didik dapat mendefinisikan Pph PG 1
pembuatan SPT pengertian PPh pasal 21
pajak penghasilan Pasal 21
(PPh) Pasal 21
3.5.2 Menjelaskan Hak Hak dan kewajiban Peserta didik dapat menjelaskan kewajiban PG 2
dan kewajiban pemotong PPH Pasal 21 subyek pajak dalam negeri
pemotong PPh
Pasal 21
3.5.3 Menjelaskan Obyek Obyek Pph pasal 21 Peserta didik dapat menjelaskan kewajiban PG 3
PPh Pasal 21 pemotong Pph pasal 21

3.5.4 Menjelaskan Jeni-jenis penghasilan Peserta didik dapat menjelaskan jenis-jenis PG 4


Penghasilan yang yang dipotong PPh pasal penghasilan yang dikenakan pajak bersifat
dipotong PPh 21 final
Pasal 21 final
3.5.5 Menjelaskan Tarif Tarif Pph pasal 21 Peserta didik dapat menjelaskan tarif PG 5
PPh Pasal 21 progresif dan batasan pengenaan pajak
terhadap PKP pada PPh pasal 21

b. Kisi-kisi Penilaian Keterampilan

Bentuk Nomor Butir


Kompetensi Dasar IPK Materi Indikator Soal
Instrumen Instrumen

4.5 Melakukan 4.5.1. Melakukan Perhitungan Pph Pasal 21 Peserta didik dapat melakukan perhitungan PG 6
perhitungan pajak perhitungan pajak PTKP untuk orang pribadi
penghasilan (Pph) penghasilan (Pph)
pasal 21 Pasal 21
4.5.1. Melakukan Perhitungan Pph Pasal 21 Peserta didik dapat melakukan perhitungan 7
perhitungan pajak Pph pasal 21 untuk orang pribadi
penghasilan (Pph)
Pasal 21
4.5.1. Melakukan Perhitungan Pph Pasal 21 Peserta didik dapat melakukan perhitungan 8
perhitungan pajak PTKP untuk orang pribadi
penghasilan (Pph)
Pasal 21
4.5.1. Melakukan Perhitungan Pph Pasal 21 Peserta didik dapat melakukan perhitungan 9
perhitungan pajak biaya jabatan untuk orang pribadi
penghasilan (Pph)
Pasal 21
4.5.1. Melakukan Perhitungan Pph Pasal 21 Peserta didik dapat melakukan perhitungan 10
perhitungan pajak Pph pasal 21 untuk WP badan
penghasilan (Pph)
Pasal 21
c. Soal Pengetahuan
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar
jawaban!
1. Pajak Penghasilan adalah ...
a. Pajak yang dikenakan kepada badan atau orang pribadi pada tingkat penghasilan tertentu
b. Pajak yang objek pajaknya dikenai pajak secara umum
c. Pajak yang objek pajaknya dikenai pajak bersifat final
d. Pajak yang diterima melalui usaha yang dilakukan secara terus-menerus
e. Pajak yang diperoleh melalui usaha, baik dibidang jasa, produksi, maupun perdagangan

2. Permulaan kewajiban subjek pajak dalam negri untuk orang pribadi adalah ...
a. Saat bertempat kedudukan di Indoensia
b. Saat orang pribadi menjalankan usaha dari Indonesia
c. Saat melakukan kegiatan usaha atau memperoleh penghasilan dari Indonesia
d. Saat dilahirkan, berniat tinggal di Indonesia, atau sejak hari pertama berada di Indonesia
e. Saat orang pribadi mulai berada di Indonesia

3. Objek pajak penghasilan berdasarkan UU No. 17 tahun 2000 Pasal 4 (1) adalah ...
a. Penghasilan yang berasal dari Indonesia
b. Penghasilan yang berasal dari imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
c. Setiap tambahan ekonomis yang diterima oleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun
luar negri yang dapat digunakan untuk konsumsi dan menambah kekayaan dengan nama dan dalam
bentuk apapun
d. Penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan
e. Penghasilan karena penjualan pengalihan harta

4. penghasilan yang bukan merupakan objek pajak penghasilan adalah ...


a. Imbalan berkenaan dengan pekerjaan berupa gaji dan bonus
b. Hadiah dari undian atau kegiatan
c. Bantuan termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat
d. Keuntungan karena usaha dagang
e. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah

5. Berikut yang merupakan batasan penghasilan kena pajak yang dikenai tarif progresif 15% adalah ...
a. Sampai dengan 50 jt
b. 50jt sampai dengan 250jt
c. 250jt sampai dengan 500jt
d. 500jt sampai dengan 1 M
e. Diatas 1 M

6. Besarnya penghasilan tidak kena pajak Amelia pada tahun 2017 jika ia berstatus tidak kawin dan tidak
mempunyai tanggungan adalah ...
a. Rp. 54.000.000,00
b. Rp. 58.500.000,00
c. Rp. 63.000.000,00
d. Rp. 67.500.000,00
e. Rp. 72.000.000,00

7. Tarif pajak yang akan dikenakan untuk Dama yang berpenghasilan kena pajak Rp. 10.750.000,00 adalah
...
a. Rp. 215.000,00
b. Rp. 537.500,00
c. Rp.1.075.000,00
d. Rp.1.612.500,00
e. Rp.2.150.000,00

8. Tn. Cahyono adalah seorang wajib pajak dengan status menikah dan memiliki 3 orang anak yang masih
menjadi tanggungannya. Besarnya penghasilan tidak kena pajak Tn. Cahyono pada tahun 2016 adalah
...
a. Rp. 54.000.000,00
b. Rp. 58.500.000,00
c. Rp. 63.000.000,00
d. Rp. 67.500.000,00
e. Rp. 72.000.000,00

9. Besarnya biaya jabatan yang ditanggung oleh Nona Yuka jika ia memiliki gaji Rp. 4.600.000,00, premi
asuransi kecelakaan kerja Rp. 150.000,00, dan premi asuransi kesehatan Rp. 200.000,00 setiap
bulannya adalah ...
a. Rp. 247.500,00
b. Rp. 230.000,00
c. Rp. 222.500,00
d. Rp. 220.000,00
e. Rp. 210.000,00

10. Besarnya pajak yang harus dibayar oleh PT. Angkasa jika memiliki peredaran bruto sebulan Rp.
56.000.000,00 adalah ...
a. Rp. 560.000,00
b. Rp. 1.120.000,00
c. Rp. 2.800.000,00
d. Rp. 5.600.000,00
e. Rp. 8.400.000,00

d. Kunci Jawaban Pengetahuan dan Keterampilan


Pilihan ganda
1 A

2 E

3 B

4 C

5 B

6 A

7 B

8 E

9 A

10 A
Pedoman Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan
No.Soal Pedoman Penskoran Skor

1 Pilihan jawaban benar 5

2 Pilihan jawaban benar 5

3 Pilihan jawaban benar 5

4 Pilihan jawaban benar 5

5 Pilihan jawaban benar 5

6 Pilihan jawaban benar 5

7 Pilihan jawaban benar 5

8 Pilihan jawaban benar 5

9 Pilihan jawaban benar 5

10 Pilihan jawaban benar 5

Total Skor maksimal 50

Nilai Akhir = Skor yang diperoleh x 100


Skor total
Penilaian Sikap
Penilaian Kegiatan Diskusi
Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap

Nama Komunikatif Kerjasama Kreatif Kritis Nilai Akhir


Peserta
No
didik/ 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Total
Keterangan:
A = jika empat indikator terlihat.
B = jika tiga indikator terlihat.
C = jika dua indikator terlihat
D = jika satu indikator terlihat

Penilaian Sikap:
Komunikatif
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien = 1, jikvv1a tidak = 0
b. Menyampaikan pesan dengan baik = 1, jika tidak = 0
c. Penggunaan bahasa yang secara sosial dapat diterima dan memadai= 1, jika tidak = 0
d. Berkomunikasi yang tidakmenyinggungperasaan orang lain= 1, jika tidak = 0
Kerjasama
a. Membantu teman lain yang mengalami kesulitan= 1, jika tidak = 0
b. Memberikan kontribusi pemikiran = 1, jika tidak = 0
c. Mengajak teman lain untuk melakukan tugas secara bersama = 1, jika tidak = 0
d. Berbagi bersama dalam menangani permasalahan = 1, jika tidak = 0
Kreatif
a. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi = 1, jika tidak = 0
b. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi = 1, jika tidak = 0
c. Mampu memproduksi gagasan-gagasan baru = 1, jika tidak = 0
d. Mampu menemukan masalah dan mampu memecahkannya = 1, jika tidak = 0
Kritis
a. Berani menanggapi pernyataan teman= 1, jika tidak = 0
b. Mencari cara-cara yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah-masalah = 1, jika tidak = 0
c. Berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari sumber lain = 1, jika tidak = 0
d. Berpikir terbuka, yaitu berbicara secara kongkret = 1, jika tidak = 0

Kategori nilai sikap:


Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1

Anda mungkin juga menyukai