Kompetensi Dasar
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3.13 Menerapkan prosedur pengisian surat setoran 4.13 Melakukan pengisian pajak orang pribadi.
pajak (SSP) orang pribadi.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat:
1. Menjelaskan prosedur pengisian surat setoran pajak (SSP) orang pribadi.
2. Menerapkan prosedur pengisian surat setoran pajak (SSP) orang pribadi
3. Melakukan pengisian pajak orang pribadi
E. Materi Pembelajaran
Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Pengertan WPOP
Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) adalah Orang Pribadi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk
pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.
Dalam hal orang pribadi menjalankan kegiatan usaha dan melaksanakan pembukuan, penghasilan
neto dihitung dengan mengurangkan peredaran usaha dengan harga pokok penjualan dan biaya
usaha. Penghasilan neto dari kegiatan usaha selanjutnya akan dilakukan beberapa penyesuaian fiskal
baik positf maupun negatf. Penyesuaian ini adalah penyesuaian penghasilan neto komersial dalam
rangka menghitung penghasilan kena pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan beserta
peraturan pelaksanaannya, yang dapat bersifat menambah maupun mengurangi penghasilan kena
pajak.
Dalam hal wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas namun peredaran
usahanya atau peredaran brutonya kurang dari Rp4,8 miliar setahun maka Wajib Pajak dapat
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Selain itu Wajib Pajak yang memiliki pekerjaan
bebas sepert dokter, pengacara, notaris, akuntan, konsultan, penilai, aktuaris dan arsitek juga wajib
melaporkan penghasilan brutonya dan Pajak Penghasilannya.
Tarif pajak penghasilan orang pribadi yang berlaku saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut:
Sesuai dengan sistem self assessment, Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri,
melakukan sendiri penghitungan pembayaran dan pelaporan pajak terutangnya.
Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP). Wajib Pajak Orang Pribadi yang wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
adalah :
Orang Pribadi yang tdak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, yang memperoleh penghasilan
diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan
berikutnya;
Wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah, karena hidup terpisah berdasarkan keputusan
hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta;
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu yang mempunyai tempat usaha berbeda dengan
tempat tnggal, selain wajib mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliput tempat
tnggalnya, juga diwajibkan mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliput tempat kegiatan
usaha dilakukan.
Untuk memperoleh NPWP, Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak yang
wilayahnya meliput kedudukan wajib pajak dengan mengisiformulir pendaftaran dan
melampirkan persyaratan administrasi. Selain mendatangi Kantor Pelayanan Pajak, Wajib Pajak Orang
Pribadi dapat pula mendaftarkan diri secara online melalui e-registraton di website Direktorat
Jenderal Pajak www.pajak.go.id. Selain mendapatkan NPWP, Wajib Pajak dapat dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan kepadanya akan diberikan Nomor Pengkuhan Pengusaha Kena
Pajak(NPPKP).
PPh Pasal 21
Definisi
Pajak penghasilan pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium,
tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan, jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri.
Pembayaran PPh ini dilakukan dalam tahun berjalan melalui pemotongan oleh pihak-pihak tertentu.
Pihak yang wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 21/26 adalah
pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dana pension, badan, perusahaandan penyelenggara
kegiatan.
Jumlah pajak yang telah dipotong dan disetorkan dengan benar oleh pemberi kerja dan pemotong
lainnya dapat digunakan oleh Wajib Pajak untuk dijadikan kredit pajak atas PPh yang terutang pada
akhir tahun.
Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21
Pemotong PPh pasal 21 adalah setap orang pribadi atau badan yang diwajibkan oleh UU No. 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 17 Tahun 2000 dan
terakhir No. 36 Tahun 2008 untuk memotong PPh Pasal 21. Termasuk pemotong pasal 21 dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/KMK.03/2008.
Pemotong pajak berhak atas kelebihan jumlah penyetoran PPh pasal 21 yg terjadi karena jumlah PPh
pasal 21 yang terutang dalam 1 (satu) tahun Takwim lebih kecil daripada jumlah PPh pasal 21 yang
telah disetor. Jumlah kelebihan tersebut akan diperhitungkan dengan PPh pasal 21 yang terutang atas
gaji untuk bulan pada waktu dilakukan perhitungan tahunan, dan jika masih ada sisa kelebihan
diperhitungkan untuk bulan-bulan lainnya dalam tahun berikutnya.
Pemotong pajak berhak mengajukan permohonan untuk memperpanjang jangka waktu penyampaian
surat pemberitahuan (SPT) PPh pasal 21.
Pemotong pajak dapat mengajukan keberatan kepada direktur jenderal pajak dan permohonan
banding kepada badan peradilan pajak.
1) Setap Pemotong Pajak Wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor
Penyuluhan Pajak Setempat.
2) Pemotong Pajak mengambil sendiri formulir-formulir yang diperlukan dalam rangka pemenuhan
kewajiban perpajakannya pada Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak Setempat.
3) Pemotong Pajak wajib menghitung, memotong, dan menyetor PPh Pasal 21 yang terutang untuk
setap akhir bulan takwim.
4) Pemotong Pajak wajib melaporkan penyetoran PPh Pasal 21 tersebut sekalipun nihil dengan
menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa ke Kantor Pelayan Pajak atau Kantor Penyuluhan
Pajak setempat.
5) Pemotong Pajak wajib memberikan Bukt Pemotongan PPh Pasal 21 kepada pegawai tetap,
termasuk penerima pension bulanan, dengan menggunakan formulir yang ditentukan oleh Dirjen
Pajak dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun pajak berakhir.
Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 dan/atau PPh pasal 26 adalah orang pribadi yang
merupakan :
Pegawai
Penerima uang pesangon, pension atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari
tua, termasuk ahli warisnya.
Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa,
atau kegiatan antara lain:
Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas sepert pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan,
notaris, penilai dan aktuaris.
Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan,
sutradara, kru film dan seniman lainnya.
Olahragawan
Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik computer dan system aplikasinya.
Agen iklan
Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara.
Distributor perusahaan mult level marketng atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya.
https://dimaulanaaa.wordpress.com/2014/12/01/pajak-penghasilan-wajib-pajak-orang-pribadi-
wpop-dan-pph-pasal-21/
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
- Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan berdoa untuk memulai 15 menit
pembelajaran.
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya
- Membaca literasi
- Mengkondisikan peserta didik
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
- Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
- Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
- Melakukan pre-test
2. Kegiatan Inti
Pemberian stimulus Guru memilih bahan bacaan yang sesuai dengan materi 105 menit
Menerapkan prosedur pengisian surat setoran pajak (SSP) orang
pribadi. kemudian dibagikan kepada siswa.
- Guru meminta kepada siswa untuk mempelajari bacaan
secara mandiri ataupun dengan teman satu kelompok
- Guru meminta kepada siswa untuk memberi tanda
pada bagian bacaan yang tidak / belum bisa dipahami,
kemudian guru menganjurkan kepada peserta didik
untuk memberi tanda sebanyak mungkin
3. Penutup
Secara bersama-sama siswa diminta untuk menyimpulkan materi pembelajaran
tentang Menerapkan prosedur pengisian surat setoran pajak (SSP) orang pribadi.
Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
Siswa diberi tugas untuk membaca dan memahami lebih dalam lagi materi tentang 15 menit
Menerapkan pajak penghasilan orang pribadi Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
- Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa penutup.
Pertemuan ke-2
Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
- Guru membuka pertemuan pembelajaran dengan mengucapkan salam 15 menit
- Guru memerintahkan siswa untuk mengondisikan ruang kelas untuk
persiapan tes penialaian
- Guru meminta siswa untuk duduk pada tempat duduk di ruang kelas secara
urut berdasarkan absen
- Guru meminta siswa untuk mempersiapkan alat tulis dan alat hitung
- Guru melakukan persensi kepada siswa
2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan Tes - Peserta didik dikondisikan menempati tempat
duduk masing-masing
- Guru meminta siswa untuk mempersiapakan
keperluan ujian 105 menit
- Guru membagikan soal tes dan lembar jawab
- Guru meminta siswa untuk memulai mengerjakan
soal tes
- Guru mengawasi jalannya tes penilaian
3. Penutup
- Guru memberikan informasi kepada semua siswa bahwa waktu
mengerjakan tes sudah habis
- Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil tes 15 menit
- Guru menutup pertemuan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdoa
J. Penilaian Pembelajaran
a. Teknik : Non Test dan Test
b. Bentuk :
- Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
- Penilaian keterampilan :