Anda di halaman 1dari 25

MODUL KEGIATAN BELAJAR

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN


MANUFAKTUR

Disusun Oleh : Adi Irwanto, S.Pd


Bidang Studi : Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang
dan Manufaktur
I. Pendahuluan

Modul ini membahas materi Jurnal Penyesuaian Perusahaan Manufaktur

sebelum memasuki materi ini tentunya siswa harus sudah dapat menyusun Neraca

Saldo. Setelah mempelajari modul materi Jurnal Penyesuaian Perusahaan

Manufaktur siswa diharapkan mampu untuk mempelajari materi Penyusunan

Kertas Kerja pada modul kegiatan belajar berikutnya.

Kompetensi ini penting dikuasai siswa, apabila nanti terjun di dunia bisnis

khususnya bidang industry manufaktur agar dalam melakukan pencatatan

penyesuaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Modul ini disusun sebagai tambahan referensi siswa dalam belajar selain

buku teks siswa. Kemudian siswa diharapkan dapat focus kepada materi yang sudah

dijelaskan pada modul tersebut. Setelah mempelajari materi ini siswa dapat menguji

pemahaman mereka dengan mengerjakan materi soal yang tersedia.

II. Inti

1. Capaian Pembelajaran

Siswa dapat melakukan pencatatan jurnal penyesuaian pada perusahaan

manufaktur.

2. Sub Capaian Pembelajaran

a) Siswa dapat menganalisis transaksi penyesuaian perusahaan manufaktur

b) Siswa dapat mencatat jurnal penyesuaian pemakaian bahan proses produksi

c) Siswa dapat mencatat jurnal penyesuaian pembebanan BOP

d) Siswa dapat mencatat jurnal penyesuaian transfer harga pokok produk

selesai

e) Siswa dapat mencatat jurnal penyesuaian terkait biaya-biaya akrual dan

alokasi BOP ke departemen terkait


III. Materi Pembelajaran

Akuntansi Jurnal Penyesuaian Perusahaan Manufaktur

A. Akuntansi jurnal penyesuaian perusahaan manufaktur


1) Pengertian Jurnal Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian adalah jurnal yang digunakan untuk melakukan proses
pencatatan saldo pada akun-akun tertentu dan dapat mencerminkan jumlah yang sebenarnya
sebelum berlanjut ke proses penyusunan laporan keuangan. Mengapa memerlukan proses
pencatatan terhadap akun transaksi ? Karena pada akhir periode nanti akan banyak saldo
akun di buku besar yang dilaporkan tanpa melakukan perubahan apapun dalam laporan
keuangan.
Akuntansi sendiri mempunyai prinsip berbasis akrual maksudnya prinsip pengakuan
pendapatan pada periode yang sudah diperoleh bukan pada periode penerimaan kas.
Prinsip tersebut berhubungan pula dengan tujuan dari penyusunan jurnal penyesuaian yaitu
untuk mengubah transaksi menjadi metode akuntansi akrual
Di dalam jurnal penyesuaian terdapat ayat jurnal penyesuaian yaitu jurnal yang dibuat untuk
mengetahui informasi transaksi seperti perubahan didalam jurnal.
2) Fungsi Jurnal Penyesuaian
Secara umum, fungsinya untuk menghitung pendapatan serta beban pada periode tertentu
dan menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode.
Adapun beberapa fungsi lainnya yaitu :
 Untuk menghitung perkiraan pendapatan dan beban selama periode tertentu.
 Pada akhir periode dapat menampilkan akun riil (harta, kewajiban, dan modal) dan akun
nominal (pendapatan dan beban) dapat diakui karena menunjukkan keadaan yang terjadi
dalam satu periode
 Menetapkan saldo pencatatan akun buku besar di akhir periode dan dapat menunjukkan
perkiraan dari akun riil terlebih harta dan kewajiban.

B. Perbedaan Perusahaan Dagang dengan Perusahaan Manufaktur


1. Perusahaan Dagang:
Aktivitasnya yaitu: Menjual dan membeli barang dagangan,
Persediaannya yaitu: Barang dagangan
Laporan Laba/Ruginya yaitu: Pendapatan, Beban pokok penjualan, Beban
operasional (Beban penjualan dan beban adminitrasi umum)
2. Perusahaan Manufaktur:
Aktifitasnya: Mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan menjual.
Persediaannya yaitu: Bahan baku, Barang dalam proses, Barang jadi
Laporan Laba/Ruginya yaitu: Pendapatan, Beban pokok produksi,Beban pokok
penjualan, Beban operasional (Beban penjualan dan beban adminitrasi umum)
Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah pengolahan bahan baku
menjadi barang jadi.
Hal-hal yang sangat erat dengan akuntansi perusahaan manufaktur meliputi:
 Persediaan: Persediaan merupakan material yang terpenting untuk proses produksi
yang terdiri dari 3 macam yakni bahan mentah, bahan penolong/ setengah jadi,
barang jadi.
 Biaya Pabrikasi: Biaya pabrikasi dipakai untuk proses seperti menyelesaikan barang
yang masih sebagian selesai di awal periode, barang-barang yang dimasukkan dalam
proses produksi periode itu, dan barang-barang yang baru dapat diselesaikan
sebagian di akhir periode. Ada 3 biaya dalam hal ini yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (BOP).

 Biaya Produksi: Biaya produksi ialah biaya yang dimasukkan selama proses
produksi.

 Harga Pokok Produksi (COGM/ Cost of Goods Manufactured): merupakan biaya


yang telah diselesaikan dalam proses produksi. COGM ini dihasilkan dari biaya
pabrikasi yang ditambahkan dengan persediaan dalam proses awal dan dikurangi
dengan persediaan dalam proses akhir.
C. Persediaan
Persediaan pada perusahaan manufaktur terdiri dari 3 jenis yaitu:

 Persediaan Bahan Baku (Raw Materials Inventory) yaitu: Bahan-bahan utama yang
akan diolah melalui proses produksi menjadi barang jadi.

 Persediaan Barang Dalam Proses (Work in Process) yait: Bahan baku yang telah
diolah dalam proses produksi, tetapi pengerjaannya belum selesai.

 Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventory) yaitu: Barang-barang yang


telah selesai diproduksi, tetapi belum dijual.

D. BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR


Penggolongan biaya berdasarkan fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan:
1. Biaya produksi
Biaya produksi yaitu biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses
pengolahan bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Biaya ini
dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu: Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja,
Biaya Overhead Pabrik.
a) Biaya Bahan Baku
Merupakan jumlah rupiah (biaya) yang melekat pada bahan baku yang
dimasukkan dalam produksi (cost of raw material used). Biaya bahan baku ini
terdiri atas semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh
bahan baku sampai bahan baku siap diproduksi. Harga bahan baku, ongkos angkut
pembelian bahan baku, potongan dan retur merupakan elemen yang membentuk
biaya bahan baku.
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Costs)
Merupakan biaya yang melekat pada atau berkaitan dengan tenaga kerja langsung.
Yang membentuk biaya tenaga kerja langsung biasanya tidak hanya gaji atau upah
saja tetapi termasuk pengeluaran lain yang berkaitan dengan tenaga kerja (labor-
related costs) misalnya uang lembur, tunjangan, iuran pensiun dan sebagainya.
c) Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead Costs)
Merupakan jumlah rupiah yang melekat pada fasilitas fisik dan penunjang dalam
memproduksi barang. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik ini adalah
antara lain: Biaya tenaga kerja tidak langsung, Depresiasi mesin dan
perlengkapannya, Biaya bahan penolong/pembantu, Bahan habis pakai pabrik,
Listrik dan air yang digunakan dalam pabrik, Asuransi untuk fasilitas fisik pabrik
2. Biaya Pemasaran
Yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan
piutang menjadi kas. Meliputi biaya untuk melaksanakan:
(1) fungsi penjualan
(2)fungsi pergudangan produk selesai
(3) fungsi pengepakan dan pengiriman
(4) fungsi advertensi
(5) fungsi pemberian kredit dan pengumpulan piutang
(6) fungsi faktur atau administrasi penjualan
Contohnya Biaya Promosi, gaji karyawan bagian penjualan, komisi penjualan,
dsb.
3. Biaya Administrasi dan Umum
Yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum.
Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan
pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini
gaji pimpinan tertinggi perusahaan, personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan
masyarakan, keamanan dan sebagainya. Contohnya gaji direksi, gaji pegawai
bagian administrasi kantor, biaya perlengkapan kantor, dsb.
Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang
dibiayai: Biaya Produksi Langsung dan Biaya Produksi Tidak Langsung.
a. Biaya Produksi Langsung.
Biaya Produksi Langsung adalah biaya produksi yang dapat secara langsung
diperhitungkan sebagai harga pokok produk, dengan kata lain dapat langsung
dibebankan kepada produk. Jadi biaya produksi langsung dapat dengan mudah
ditelusuri melekatnya pada produk., terdiri dari:
1) Biaya Bahan Langsung yaitu semua bahan yang membentuk suatu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari produk. Biaya ini melekat langsung pada harga
pokok produk.
Contoh dari biaya bahan langsung adalah papan kayu yang dipakai untuk
membuat
kursi, tanah liat untuk pembuatan genting, dll.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung yaitu upah karyawan yang secara fisik
berhubungan
langsung dengan pembuatan produk. Biaya ini juga dapat langsung
diperhitungkan
sebagai harga pokok produk. Contohnya adalah upah tukang dalam
pembuatan meja,
upah tukang jahit pada perusahaan garmen, dll.
b. Biaya Produksi Tidak Langsung
Biaya Produksi Tidak Langsung atau Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya-
biaya yang diperlukan dalam pembuatan produk selain biaya bahan langsung dan
biaya tenaga kerja langsung.Berikut ini yang termasuk BOP antara lain:
1). Bahan penolong, yaitu bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan
produk yang penggunaannya relative kecil atau terlalu sulit untuk
diperlakukan sebagai bahan langsung. Contoh perekat dan tinta koreksi pada
perusahaan percetakan.
2). Tenaga kerja tidak langsung, yaitu gaji dan upah tenaga kerja yang secara
fisik tidak
langsung berhubungan dengan pembuatan produk. Misalnya gaji pengawas
bagian
produksi, gaji manager produksi, gaji panjaga pabrik, dll.
3). Biaya produksi tidak langsung lainnya misalnya biaya perlengkapan pabrik,
biaya
penerangan pabrik, biaya penyusutan mesin dan gedung pabrik, dll.
Note:
Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung = Biaya Primer (Prime
Cost)
Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik = Biaya Konversi
(Conversion Cost)
c. Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan volume kegiatan
Berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya digolongkan
menjadi 3 golongan:
1) Biaya Tetap/Konstan yaitu biaya yang sampai tingkat kegiatan tertentu
jumlahnya tetap, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. Misalnya
biaya penyusutan aktiva tetap, pajak bumi dan bangunan, biaya sewa dan
asuransi, dll.
2) Biaya Variabel yaitu biaya yang jumlahnya berubah sebanding (proporsional)
dengan perubahan volume kegiatan. Misalnya biaya bahan langsung, biaya
tenaga kerja langsung, biaya bahan bakar, dll.
3) Biaya semi variabel yaitu biaya-biaya yang mempunyai unsur-unsur tetap dan
variabel, maka biaya ini sering disebut Biaya Campuran (Mixed Cost). Misalnya
biaya pengawasan, biaya pemeriksaan, jasa bagian kalkulasi, biaya
pemeliharaan dan perbaikan mesin, dll.
d. Penggolongan biaya berdasarkan jangka waktu manfaatnya
Untuk kepentingan perhitungan laba rugi dan penentuan harga pokok produk secara
teliti, biaya digolongkan berdasarkan hubungannya dengan periode
pembebanannnya. Penggolongannya ialah :
1) Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), adalah pangeluaran yang
manfaatnya dinikmati lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal
pada saat terjadinya dicatat sebagai aktiva dan dibebankan kepada periode-
periode akuntansi selama usia manfaatnya dengan cara mengalokasikan
sebagian dari harga perolehannya. Contoh: pembelian gedung, tanah,
peralatan, dll.
2) Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) adalah pengeluaran yang
manfaatnya hanya dinikmati dalam peripde akuntansi saat terjadinya
pengeluaran. Pengeluaran pendapatan pada periode terjadinya merupakan
beban yang dipertemukan dengan penghasilan yang diperoleh pada periode
yang bersangkutan. Contoh: pembayaran gaji administrasi kantor, gaji akuntan,
rekening listrik dan telepon, komisi penjualan, dll.

E. HARGA POKOK PRODUKSI (COST OF GOODS MANUFACTURED)


Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode
HPP = Biaya Pabrik + Persediaan dalam proses awal – persediaan dalam proses akhir
periode
Perhitungan Harga Pokok Produksi XXX

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI


Untuk tahun berakhir
Pemakaian Bahan Baku :
Persediaan Bahan Baku, 1 Januari 20xx xxx
Pembelian Bahan Baku xxx +
Persediaan Bahan Baku tersedia untuk produksi xxx
Persediaan Bahan Baku, 31 Desember 20xx (xxx) +
Total Pemakaian Bahan Baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik :
Biaya Bahan Penolong xxx
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung xxx
Biaya Penyusutan Pabrik xxx
Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Pabrik xxx
Biaya Gaji Pabrik xxx
Biaya listrik, air, telephon pabrik xxx
Biaya Perlengkapan Pabrik xxx
Biaya Asuransi Pabrik xxx
Biaya Amortisasi Pabrik xxx
Biaya Pabrikasi lain-lain xxx +xxx +
Total Biaya Pabrik xxx
Persediaan dalam proses, 1 Januari
20xx xxx +
Total Biaya Produksi xxx
Persediaan dalam proses, 31 Desember 20xx (xxx)
Harga Pokok Produksi xxx

1. Akuntansi Perusahaan Manufaktur


Siklus akuntansi meliputi tahap pencatatan dan tahap pengikhtisaran yang terdiri dari:
a. Tahap pencatatan:

1) Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi

2) Pencatatan dalam jurnal

3) Pemindahanbukuan ( posting ) ke buku besar

b. Tahap pengikhtisaran:

1) Pembuatan neraca saldo

2) Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyelesaian

3) Penyusunan laporan keuangan

4) Pembuatan jurnal penutup

5) Pembuatan neraca saldo penutup

6) Pembuatan jurnal balik


2. Laporan keuangan
Laporan keuangan perusahaan manufaktur terdiri dari:

1) Laporan Harga Pokok produksi

2) Laporan Laba Rugi

3) Neraca

4) Laporan Perubahan Ekuitas

5) Laporan Arus Kas

3. Laporan Harga Pokok Produksi

Harga Pokok Produksi adalah biaya produksi barang yang telah diselesaikan selama
suatu periode. Harga pokok produksi terdiri dari biaya produksi ditambah persediaan barang
dalam proses awal dikurangi persediaan barang dalam proses akhir periode.
Laporan harga pokok produksi adalah laporan yang menjelaskan tentang
pengeluaran – pengeluaran selama proses produksi untuk suatu periode tertentu.
4. Laporan Laba Rugi
Dalam perusahaan manufaktur akun pembelian barang diganti dengan harga pokok
produksi.Jurnal-jurnal yang digunakan perusahaan manufaktur:
a. Jurnal pembelian bahan baku dan bahan penolong
Persediaan Bahan Baku (D)
Persediaan Bahan Penolong (D)
Kas/Hutang Dagang (K)
b. Jurnal pemakaian bahan baku
Persediaan Barang Dalam Proses (D)
Persediaan Bahan Baku (K)
c. Jurnal pembayaran gaji
Biaya Gaji (D)
Kas (K)
d. Jurnal mencatat harga pokok penjualan
Harga Pokok Penjualan (D)
Persediaan Produk Selesai (K)
e. Jurnal pemakaian bahan penolong
Biaya Overhead Pabrik (D)
Persediaan Bahan Penolong (K)
f. Jurnal distribusi biaya gaji dan upah langsung
Persediaan Barang Dalam Proses (D)
Biaya Gaji Dan Upah (K)
g. Jurnal distribusi biaya gaji tidak langsung
Biaya Overhead Pabrik (D)
Kas (K)
h. Jurnal pembebanan biaya overhead pabrik (penyusutan)
Biaya Overhead Pabrik (D)
Akumulasi Penyusutan (K)
i. Jurnal pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam biaya produksi
Persediaan Barang Dalam Proses (D)
Biaya Overhead Pabrik (K)
j. Jurnal pemindahan harga pokok produk selesai
Persediaan Produk Selesai (D)
Persediaan Barang Dalam Proses (K)
k. Jurnal penjualan atau penyerahan produk ke pesanan
Kas/Piutang Dagang (D)
Penjualan (K)
l. Pembayaran biaya pemasaran dan biaya administrasi
Biaya Iklan (D)
Biaya Administrasi Umum (D)
Kas (K)
Ayat Jurnal Penyesuaian:
1. Persediaan Bahan Baku
Ikhtisar Biaya Produksi Rp.-
Persediaan bahan baku, awal Rp.-
Persediaan bahan baku, akhir Rp.-
Ikhtisar Biaya Produksi Rp.-
2. Persediaan Barang Dalam Proses
Ikhtisar Produksi xxx
Persediaan barang dalam proses xxx
Persediaa barang dalam proses xxx
Ikhtisar Produksi xxx
3. Persediaan Barang Jadi
Ikhtisar Laba Rugi xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
Ikhtisar Laba Rugi xxx

5. Pencatatan Biaya Bahan Baku


Berikut jurnal umum transaksi yang berhubungan dengan persediaan bahan baku
Jurnal pembelian bahan baku:
Pembelian bahan baku ………………….. Rp. –
Kas/utang dagang ………………. Rp. –
Jurnal pembayara beban angkut pembelian bahan baku:
Beban angkut masuk …………………… Rp. –
Kas ……………………………… Rp. –
Jurnal retur pembelian bahan baku:
Kas/utang dagang ……………………… Rp. –
Retur pembelian ………………… Rp. –

6. Ayat jurnal penyesuaian pada akhir bulan/periode


Memindah saldo akun persediaan bahan baku awal periode ke akun ikhtisar biaya
produksi.
Ikhtisar biaya produksi …………. Rp. –
Persediaan bahan baku (awal) Rp. –
Mencatat saldo akun persediaan bahan baku akhir periode dengan menbuka akun
ikhtisar biaya produksi.
Persediaan bahan baku (akhir)….. Rp. –
Ikhtisar biaya produksi … Rp. –
7. Ayat jurnal penutup pada akhir periode
Menutup saldo akun pembelian bahan baku & bahan angkut masuk ke akun ikhtisar
biaya produksi:
Ikhtisar biaya produksi …………. Rp. –
Pembelian bahan baku …. Rp. –
Bahan angkut masuk ……
Rp. –

Menutup saldo akun retur pembelian dan potongan pembelian kea kun ikhtisar biaya
produksi:
Retur pembelian ……………….. Rp. –
Potongan pembelian …………… Rp. –
Ikhtisar biaya prosuksi ………………… Rp. –

Contoh :
Data persediaan bahan baku yang dimiliki oleh suatu perusahaan manufaktur yang
dalam mencatat persediaan bahan baku menggunakan sistem periodik pada bulan
Desember 2008 sebagai berikut:
Persediaan bahan baku, 1 Desember …………………….Rp. 6.000.000,00
Pembelian bahan baku secara kredit bulan Desember ….. Rp. 56.300.000,00
Persediaan bahan baku, 31 Desember …………………..Rp. 8.500.000,00

Berdasarkan data di atas Jurnal umum selama desember adalah:


Pembelian bahan baku …………………………… Rp. 56.300.000,00 Rp. –
Utang Dagang …………………………… Rp. – Rp. 56.300.000,00

Ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember yaitu: Memindah saldo akan persediaan
bahan baku awal period eke akun ikhtisar biaya produksi.
Ikhtisar biaya produksi ………………………Rp. 6.000.000,00
Persediaan bahan baku (awal) …………… Rp. 6.000.000,00

Mencatat saldo akun persediaan bahan baku akhir periode dengan membuka akun
ikhtisar biaya produksi.
Persediaan bahan baku (akhir) ………………Rp. 8.500.000,00
Ikhtisar biaya produksi …………………… Rp. 8.500.000,00

Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember.


Menutup saldo akun pembelian bahan baku kea kun ikhtisar biaya produksi.
Ikhtisar biaya produksi ………………………Rp. 56.300.000,00
Pembelian bahan baku …………………… Rp. 56.300.000,00
8. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Berdasarkan fungsi pokok perusahaan manufaktur, tenaga kerja dikelompokkan menjadi
tiga yaitu tenaga kerja bagian produksi, tenaga kerja bagian toko,dan tenaga kerja
bagian kantor. Tenaga bagian produksi dibagi lagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja
langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Berikut pencatatan terhadap biaya tenaga
kerja pada perusahaan manufaktur.
Mencatat terjadinya gaji dan upah.
Gaji dan upah …………………………………….. Rp. –
Utang pajak ……………………………… Rp. –
Utang gaji dan uapah …………………….. Rp –

Mencatat pembayaran utang gaji dan upah kepada karyawan :


Utang gaji dan upah ……………………………… Rp. –
Kas ……………………………………….. Rp. –

Mencatat pembayaran PPh karyawan ke kas Negara:


Utang pajak………………………………………. Rp. –
Kas ………………………………………. Rp. –

Mencatat alokasi gaji dan upah:


Biaya tenaga kerja langsung ……………………. Rp. –
Biaya tenaga kerja tak langsung ………………… Rp. –
Beban pemasaran ……………………………….. Rp. –
Beban adm.dan umum …………………………. Rp. –
Gaji dan upah …………………………… Rp. –

9. Pencatatan terhadap biaya overhead pabrik


Mencatat pembayaran biaya produksi tak langsung, misalnya pembayaran biaya reparasi
mesin dan upah tak langsung.
Biaya reparasi mesin Rp. –
Upah tak langsung Rp. –
Kas Rp. –

10. Membuat ayat jurnal penyesuaian akhir periode:


1.) Penyesuaian pemakaian bahan pembantu.
Biaya bahan pembantu Rp. –
Persediaan bahan pembantu Rp. –
2.) Penyesuaian pemakaian perlengkapan pabrik:
Biaya perlengkapan pabrik Rp. –
Persediaan perlengkapan pabrik Rp. –
3.) Penyesuaian penyusutan aktivitas tetap pabrik.
Biaya penyusutan mesin Rp. –
Biaya penyusutan gedung pabrik Rp. –
Akum. Penyusutan mesin Rp. –
Akum. Penyusutan gedung pabrik Rp. –
4.) Membuat ayat jurnal penutup akhir periode
Ikhtisar biaya produksi Rp. –
Biaya reparasi mesin Rp. –
Upah tak langsung Rp. –
Biaya bahan pembantu Rp. –
Biaya perlengkapan pabrik Rp. –
Biaya penyusutan mesin Rp. –
Biaya penyusutan gedung pabrik Rp –

Untuk memahami pencatatan biaya overhead pabrik, simak contoh berikut ini:
Biaya overhead pabrik yang terjadi pada suatu pabrik selama Desember 2008
sebagai berikut:
Des 5 Membayar biaya reparasi mesin sebesar Rp. 1.600.000,00
Des 8 Membayar beban listrik gedung pabrik sebesar Rp. 1.000.000,00
Des 31 BOP yang terjadi akhir bulan 31 Desember 2008 adalah

 Pemakaian bahan pembantu sebesar Rp. 600.000,00

 Biaya penyusutan mesin sebesar Rp. 400.000,00

 Biaya penyusutan gedung pabrik sebesar Rp. 500.000,00

Jurnal umum yang dikerjakan atas transaksi diatas


Des 5
Biaya reparasi mesin Rp. 1.600.000,00 Rp. –
Kas Rp. – Rp. 1.600.000,00
Des 8
Beban listrik gudang pabrik Rp. 1.000.000,00 Rp. –
Kas Rp. – Rp. 1.000.000,00

Ayat jurnal penyesuaian penyesuaian tanggal 31 Desember 2008


Des 31
Biaya bahan pembantu Rp. 600.000,00 Rp. –
Persediaan bahan pembantu Rp. – Rp. 600.000,00
Des 31
Beban penyusutan mesin Rp. 400.000,00 Rp. –
Akumulasi peny. Mesin Rp. – Rp. 400.000,00
Des 31
Beban peny. mesin Rp. 500.000,00 Rp. –
Akumulasi peny.gedung pabrik Rp. – Rp. 500.000,00

11. Pencatatan Harga Pokok Persediaan Barang dalam Proses


Persediaan barang dalam proses adalah sebagian barang yang belum selesai
dikerjakan yang telah menyerap bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik. Apabila dari awal periode akun persediaan barang dalam proses terdapat
saldo, maka pada awal periode tersebut terdapat barang yang belum selesai diproses.
Barang yang belum selesai diproses awal periode akan dilanjudkan diproses menjadi
barang jadi pada periode selanjudnya. Nilai persediaan barang dalam proses akhir
periode dapat diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan fisik produk
di bagian produksi pada akhir periode.Dalam sistem periodik, saldo persediaan barang
dalam proses akhir periode dicatat dengan membuat ayat jurnal penyesuaian. Untuk
membuat ayat jurnal penyesuaian akun persediaan barang dalam proses dengan
membuka akun ikhtisar biaya produksi.
Berikut ayat jurnal penyesuaian akun persediaan barang dalam proses
Biaya produksi Memindah saldo akun persediaan BDP awal periode ke akun ikhtisar.
Des 31
Iktisar biaya produksi Rp. xxxxx Rp. –
Persediaan BDP Rp. – Rp. Xxxxx
Mencatat saldo akun persediaan BDP akhir periode dengan membuka akun ikhtisar
biaya produksi.
Des 31
persediaan BDP Rp. Xxxxx Rp. –
Ikhtisar biaya produksi Rp. – Rp. Xxxxx

Contoh:
Untuk memahami pencatatan barang yang belum selesai dikerjakan dalam sistem
pencatatan periodic, perhatikan contoh penyelesaian transaksi berikut ini:
Diketahui data persediaan barang dalam proses tanggal 1 Desember 2008 sebesar Rp.
14.300.000,00. Menurut informasi dari bagian produksi bahwa persediaan barang
dalam proses 31 Desember 2008 sebesar Rp. 10.200.000,00.
Berdasarkan data di atas, ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2008
adalah:Memindah saldo akun persediaan BDP awal period eke akun ikhtisar biaya
produksi.
Des 31
Ikhtisar biaya produksi Rp. 14.300.000,00 Rp. –
Persediaan BDP Rp. – Rp. 14.300.000,00

Mencatat saldo akun persediaan BDP akhir periode dengan membuka akun ikhtisar
biaya produksi.
Des 31
Persediaan BDP Rp. 10.200.000,00 Rp. –
Ikhtisar biaya produksi Rp. – Rp. 10.200.000,00

12. Pencatatan Harga Pokok Persediaan Barang Jadi


Persediaan barang jadi adalah jurnal biaya yang terjadi untuk menghasilkan unit
produksi yang telah selesai dikerjakan, namun belum terjual. Dalam sistem pencatatan
periodik, produk yang sudah selesai dikerjakan tidak disertai dengan pencatatan di
bagian jurnal. Jadi, saldo akun persediaan barang jadi masih sebesar saldo awal
periode. Oleh karena itu, pada akhir periode diperlukan penyesuaian. Untuk membuat
ayat jurnal penyesuaian saldo akun persediaan barang jadi pada akhir periode dengan
membuka akun ikhtisar laba rugi. Nilai persediaan barang jadi akhir periode dapat
diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan fisik persediaan barang jadi
digudang barang jadi.
Berikut ini jurnal penyesuaian persediaan barang jadi.
Memindah saldo akun persediaan barang jadi awal period eke ikhtisar laba rugi.
Des 31
Ikhtisar laba rugi Rp. xxxxx Rp. –
Persediaan barang jadi Rp. – Rp. Xxxxx
Mencatat saldo akun persediaan barang jadi akhir periode dengan membuka akun
ikhtisar laba rugi.
Des 31
Persediaan barang jadi Rp. xxxxx Rp. –
Ikhtisar laba rugi Rp. – Rp. Xxxxx

Untuk memahami pencatatan persediaan barang jadi dalam sistem periodik,


perhatikan contoh penyelesaian transaksi berikut ini.
Diketahui data persediaan barang jadi tanggal 1 Desember 2008 sebesar Rp.
53.500.000,00. Menurut informasi dari bagian gudang barang jadi bahwa persediaan
barang jadi tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp. 34.000.000,00.
Berdasarkan data di atas, ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2008 adalah:
Memindah saldo akun persediaan barang jadi awal period eke akun ikhtisar laba
rugi’
Des 31
Ikhtisar laba rugi Rp. 53.500.000,00 Rp. –
Persediaan barang jadi Rp. – Rp. 53.500.000,00

Mencatat saldo akun persediaan barang jadi akhir periode dengan membuka akun
ikhtisar laba rugi.
Des 31
Persediaan barang jadi Rp 34.000.000,00 Rp. –
Ikhtisar laba rugi Rp. – Rp. 34.000.000,00

Contoh Soal– Soal Akuntansi Perusahaan Manufaktur


Soal 1.
Persediaan barang dalam proses awal Rp. 40.000,Persediaan bahan baku awal Rp. 60.000
sedangkan bahan baku tersedia dipakai sebanyak Rp. 810.000 jumlah pemakaian bahan
baku Rp. 785.000, BTKL Rp. 500.000
Biaya TKTL Rp. 220.000, bahan penolong Rp. 50.000, BOP lain2 Rp. 50.000,biaya
asuransi mesin Rp. 12.000,biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000 dan biaya depresiasi
mesin pabrik Rp, 50.000 sedangkan persediaan barang dalam proses akhir periode Rp.
30.000
Hitunglah besarnya Harga Pokok Produksinya.
Jawab:
Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp. 40.000
Pemakaian Bahan baku:
Persediaan bahan baku awal Rp. 60.000
Pembelian bahan baku Rp. 750.000+
Bahan baku tersedia dipakai Rp. 810.000
Persediaan baham baku akhir Rp. 25.000-
Pemakaian bahan baku Rp. 785.000
Biaya TKL Rp. 500.000
BOP
BTKTL Rp. 220.000
Biaya Bahan Penolong Rp. 50.000
BOP lainnya Rp. 50.000
Biaya Asuransi Mesin Rp. 12.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000
Biaya penyusutan Mesin pabrik Rp. 50.000+
Rp 542.000+
Biaya Produksi Rp.1.827.000+
Barang Siap Digunakan Rp.1.867.000
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir Rp. 30.000-
Harga Pokok Produksi Rp.1.837.000
==========

Soal 2.
PT BSI memiliki Persediaan bahan baku awal tahun atau 1 Januari 2010 Rp.
1.000.000,Pembelian bahan baku selama tahun 2010 Rp. 10.000.000 sedangkan persediaan
akhir bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000

Pertanyaan:
Hitunglah pemakaian bahan baku selama tahun 2010
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan bahan baku.

Jawab:
Biaya pemakaian bahan baku
Persediaan bahan baku 1 Januari 2010 Rp. 1.000.000
Pembelian selama 2010 Rp. 10.000.000+
Bahan baku siap untuk dipakai Rp. 11.000.000
Persediaan bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000-
Biaya Pemakaian bahan baku tahun 2010 Rp. 10.500.000

Jurnal pembelian bahan baku


Pembelian Rp. 10.000.000
Kas/utang Rp. 10.000.000

Jurnal pemindahan pembelian bahan baku ke persediaan bahan baku pada akhir periode
(AJP)
Persediaan bahan baku Rp. 10.000.000
Pembelian Rp. 10.000.000

Jurnal pemakaian bahan baku (AJP)


Persediaan barang DP Rp. 10.500.000
Persediaan bahan baku Rp. 10.500.000

Soal 3.
BSI mengeluarkan biaya TKL selama 2010 sebesar Rp. 5.000.000
Buatlah jurnal pencatatan yang berhubungan dengan BTKL

Jawab:
Pada saat membayar BTKL
Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000
Kas Rp. 5.000.000

Pada saat akhir periode melalui AJP dipindahkan persediaan BDP


Persediaan BDP Rp. 5.000.000
Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000

Soal 4.
PT.BSI membayar perskot asuransi mesin pabrik Rp. 40.000 untuk masa 2 tahun,BTKTL
Rp. 500.000 yang belum dibayar per 31 desember 2010 Rp. 50.000,Biaya bahan penolong
Rp. 100.000, biaya sewa gedung Rp. 400.000 80% dibebankan pabrik yang 20%
dibebankan biaya kantor, BOP lainnya Rp. 25.000, Biaya penyusutan mesin pabrik 10%
dari harga perolehan Rp. 1.000.000

Buatlah pencatatan yang dilakukan PT BSI berhubungan dengan BOP

Jawab:
Pada Saat pembayaran
Porskot asuransi Rp.40.000
Kas Rp. 40.000
BTKTL Rp.500.000
Kas Rp. 500.000

Biaya sewa gedung Rp. 400.000


Kas Rp. 400.000
BOP lain2 Rp. 25.000
Kas Rp. 25.000

Jurnal AJP pembebanan kemasing2 jenis biaya


Asuransi ½ x Rp. 40.000 = Rp. 20.000
Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
Porskot asuransi mesin pabrik Rp. 20.000

Biaya TK yang belum dibayar Rp. 50.000


BTKTL Rp. 50.000
Hutang BTKTL Rp. 50.000
Pembebanan Biaya BP Rp. 100.000
Biaya BP Rp. 100.000
Persediaan BP Rp. 100.000
Biaya sewa gedung pabrik 80% x Rp. 400.000 = Rp. 320.000
Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000
iaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000
Biaya penyusutan mesin 10% x Rp. 1.000.000 = Rp. 100.000
Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
BOP Rp. 1.115.000
Biaya BP Rp. 100.000
BTKTL Rp. 550.00
Biaya asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
BOP lain-lain Rp. 25.000
Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Persediaan barang dalam proses Rp. 1.115.000
BOP Rp. 1.115.000

Soal 5.
Dari data kasus diatas jika persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000 dan
persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000,-
Hitunglah Harga Pokok Produksinya.

Jawab
Persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000
Biaya barang dalam proses Rp 16.615.000 +
Rp.16.695.000
Persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000

Harga Pokok
Produksi Rp.16.635.000
============

Soal 6.
Pada data PT. BSI diatas jika ditambahkan jumlah persediaan awal barang jadi per 1
januari 2010 Rp. 200.000 dan persediaan akhir 31 Desember 2010 untuk barang jadi Rp.
100.000.
Hitunglah Harga Pokok Penjualannya.

Jawab:
Persediaan awal barang jadi 1 januari 2010 Rp. 20.000
Harga Pokok Produksi Rp.16.635.000+
Rp.16.655.000
Persediaan akhir barang jadi 31 desember 2010 Rp. 100.000

Harga Pokok
Penjualan Rp.16.555.000
===========

Soal Latihan
Data Keuangan untuk Neraca Saldo per 31 desember 2010 PT. BSI adalah sebaga berkut:
Kas Rp. 100.000
Persediaan bahan baku Rp. 120.000
Persediaan barang dalam proses Rp. 80.000
Persediaan barag jadi Rp. 200.000
Porskot asuransi Rp. 48.000
Mesin pabrik Rp. 1.000.000
Perabot kantor Rp. 200.000
Pembelian bahan baku Rp. 1.500.000
Biaya BTKL Rp. 1.000.000
BTKTL Rp. 400.000
Pemakaian Bahan penolong Rp. 100.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000
BOP lain2 Rp. 100.000
Biaya administrasi kantor Rp. 200.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan perabot kantor Rp. 40.000
Modal saham Rp. 1.000.000
Laba ditahan Rp. 308.000
Penjualan Rp. 4.000.000
Jumlah Rp. 5.448.000 Rp. 5.448.000
=========== =============

Data Untuk AJP adalah sebagai berikut:


1. Persekot asuransi untuk mesin pabrik selama dua tahun, asuransi sampai dengan 31
desember 2011 dan dibayar per 1 januari 2010.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung yang belum dibayarkan sebanyak Rp. 40.000
3. Sewa gedung untuk beban pabrik sebanyak 80% dan beban kantor 20%
4. Mesin pabrik disusutkan 10% pertahun dan perabot 5% .masing2 harga perolehan
dianggap tidak memiliki nilai residu.
5. bahan baku 31desember 2010 senilai Rp. 50.000, persediaan barang dalam proses Rp.
60.000 dan persediaan barang jadi Rp. 100.000,-
Dari data diatas buatlah ayat jurnal penyesuaian.

Jawab:
Ayat Jurnal Penyesuaian:
1. Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 24.000

Persekot/uangmuka asuransi Rp. 24.000

2. Biaya TKTLRp. 40.000


Hutang BTKTL Rp. 40.000

3. Biaya sewa gedung pabrikRp. 320.000


Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000

4. Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000


Ak.Penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000

5. Biaya penyusutan perabot kantor Rp. 10.000


Ak. Penyusutan perabot kantor Rp. 10.000

6. Persediaan bahan baku Rp. 1.500.000


Pembelian bahan baku Rp.1.500.000

7. Biaya Overhead PabrikRp. 1.084.000


BTKTL Rp. 440.000
Biaya Bahan penolong Rp. 100.000
BOP lain2 Rp. 100.000
Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 24.000
Biaya sewa gedung Rp. 320.000
Biaya Penyusutan Mesin Pabrik Rp. 100.000

8. Persediaan barang dalam proses Rp. 1.570.000


Persediaan bahan baku Rp. 1.570.000
9. Persediaan Barang Dalam ProsesRp. 1.000.000
BTKL Rp. 1.000.000

10. Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 1.084.000


BOP Rp. 1.084.000

11. Persediaan Barang JadiRp. 3.674.000


Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 3.674.000

12. HPP Rp. 3.774.000


Persediaan Barang Jadi Rp. 3.774.000

Anda mungkin juga menyukai