Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI KAS BANK

A. Pengertian Kas
Kas adalah alat pembayaran yang dapat dipakai untuk membiayai
kegiatan perusahaan. Kas merupakan aktiva yang paling lancar dan harus
disediakan di dalam perusahaan dalam jumlah yang mencukupi untuk
kegiatan perusahaan selama periode tertentu. Namun, bila persediaan kas
berlebihan, biasa dinamakan kas menganggur, kas bila disimpan di
perusahaan menjadi tidak produktif.
Ibarat seorang manusia, kas merupakan darah yang akan mengalir di tubuh
perusahaan, kas akan memberikan dukungan makanan terhadap seluruh
operasional bagian tubuh perusahaan. Jika kas yang mengalir mengalami
gangguan, maka opersional perusahaan pun juga akan dapat terganggu. Begitu
pentingnya kas bagi sebuah perusahaan atau bisnis, maka kas merupakan aset
yang paling likuid diantara aset-aset lainnya, dan senantiasa diletakkan di
bagian yang paling atas di neraca perusahaan.

Beberapa yang termasuk kas adalah


1. Uang tunai berupa uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan
oleh pemerintah Indonesia atau oleh pemerintah negara lain.
2. Uang kas yang disimpan di bank dalam bentuk rekening giro.
3. Cek yang diterima dari pihak lain, tetapi belum diuangkan dibank.
4. Cek dalam perjalanan (outstanding cek), yakni cek yang telah
dikeluarkan oleh perusahaan kepada pihak lain, tetapi belum
diuangkan ke bank.
5. Cek kasir yakni surat perintah kepada bagian keuangan (kasir)
untuk mengeluarkan uang bagi pihak-pihak lain dalam perusahaan
sendiri.
6. Wesel pos yang menurut sifatnya dapat diuangkan pada waktu
diperlukan.
7. Simpanan uang di bank-bank luar negeri yang tidak dikenakan
pembatasan penarikan. Saldo simpanan ini di neraca dilaporkan
dalam mata uang rupiah sebesar nilai kursnya.
Beberapa bentuk yang tidak termasuk dalam kas adalah
1. Cek mundur merupakan cek yang mencantumkan tanggal
penarikannya pada masa mendatang. Cek tersebut tidak boleh
dibayarkan oleh bank sebelu tanggal yang tercantum tiba/jatuh
tempo.
2. Pembayaran-pembayaran dimuka
3. Prangko dan materai, walaupun dapat digunakan untuk
pembayaran dalam jumlah kecil tetapi oleh bank tidak akan
diterima sebagai setoran. Prangko dan materai digolongkan sebagai
perlengkapan.
4. Deposito berjangka, yakni simpanan di bank yang pengambilannya
hanya pada waktu-waktu tertentu.
5. Kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan sifatnya terikat,
seperti untuk dana pensiun, pelunasan obligasi, pembayaran
deviden.
6. Wesel tagih, yakni perintah tertulis bersyarat kepada tertarik untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada penarik pada tanggal
yang telah ditentukan.

B. Karakteristik Kas
Kas mempunyai karakteristik, yaitu :

1. Dapat digunakan sebagai alat pembayaran atau alat penukar dalam


berbagai transaksi
2. Dapat diterima oleh bank sebagai setoran sebesar nilai nominal yang
tertulis didalamnya.
3. Merupakan harta yang siap dan mudah untuk di tukar dengan harta
lain.
4. Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan dan giro yang ada di bank.
5. Perusahaan harus menjaga sedemikian rupa sehingga kas stabil.

C. Prinsip-prinsip Pengendalian Internal Terhadap Kas


Agar kas tidak disalahgunakan atau tidak dijadikan objek kecurangan, perlu
diadakan pengendalian terhadap kas. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk
pengendalian kas adalah
1. Penerimaan kas
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan berasal dari penjualan
tunai, penerimaan kas dari piutang dan penerimaan pinjaman dari pembelian
kredit.
Prinsip-prinsip pengendalian internal terhadap kas antara lain :
a. Diadakan pembagian tugas antara fungsi penerimaan, pencatatan
dan penyampaian kas.
b. Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas dan harus
disetor dalam jumlah yang penuh ke bank pada hari yang sama
atau hari kerja berikutnya.
c. Dibedakan antara fungsi pengelolan dan pencatat kas.
d. Setiap hari dibuat laporan kas baik dari fungsi pengelola kas
maupun dari fungsi pencatatan penerimaan kas.
e. Secara internal, tanpa pemberitahuan lebih dahulu, diadakan
pemeriksaan kas.
f. Catatan penerimaan kas dalam jurnal penerimaan kas dapat
direkonsiliasi dengan catatan setoran ke bank yang terdapat dalam
rekening koran bank.
2. Pengeluaran kas
Pengeluaran kas dalam suatu perusahaan untuk membayar berbagai
macam transaksi dibuatkan prinsip pengendaliannya. Metode
pengendaliannya, antara lain:
a. Setiap pengeluaran kas yang relatif cukup besar dilakukan dengan
cek, atas nama perusahaan penerima pembayaran atau pemindah
bukuan.
b. Pengeluaran kas sifatnya rutin dan tidak dapat dilakukan dengan
cek (karena jumlahnya relatif kecil), dilakukan melalui dana kas
kecil yang diselenggarakan dengan sistem imprest.
c. Digunakan sistem voucher untu menjamin bahwa pengeluaran-
pengeluaran kas memang untuk perusahaan.
d. Dipisahkan antara yang menulis cek, yang menandatangani dan
yang mencatat kas memang untuk perusahaan.
e. Diadakan pemeriksaan mendadak dalam jangka waktu yang tidak
ditentukan.

Selain itu, dengan sistem pengendalian kas ini, transaksi penerimaan


kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas dapat direkonsiliasi dengan
setoran yang tercantum dalam rekening Koran bank, dan catatan
pengeluaran kas (atau register cek) dapat direkonsiliasi dengan cek yang
diuangkan ke bank, yang tercantum dalam rekening koran bank.
3. Pemeriksaan kas
Pemeriksaan kas dapat dilakukan secara mendadak tanpa
memberitahukan terlebih dahulu. Tata cara pemeriksaan kas adalah :
a. Saldo kas perusahaan dicocokan dengan keadaan fisik uang dan
benda-benda lain yang ada pada perusahaan.
b. Diadakan pengujian terhadap catatan-catatan dan kegiata-kegiatan
perusahaan seperti kegiatan penyimpanan uang di bank atau
pengeluaran uang dengan menggunakan cek.

D. Penggunaan Cek untuk Pembayaran


1. Pengertian Cek
Cek adalah surat perintah dari pemegang rekening giro kepada banknya
agar mengeluarkan sejumlah uang untuk memberikan kepada pembawa
cek/pihak yang namanya dicantumkan dalam cek tersebut. Dengan demikian
cek adalah suatu alat untuk melakukan tukar-menukar. Karena dapat dibayar
atas permintaan si pembawa (yakni pihak yang kepadanya cek itu
dialamatkan), cek juga suatu nilai, sama halnya dengan lembaran uang.
Untuk menggunakan cek, kita harus membuka giro di bank yang
bersangkutan.
2. Pihak-pihak Terlibat dalam Cek
Beberapa pihak yang terkait sehubungan dengan penggunaan cek adalah
sebagai berikut:
a. Penerbit (drawer) : Orang yang mengeluarkan surat cek
b. Tersangkut : yaitu bank yang diberi perintah tanpa syarat untuk
membayar sejumlah uang tertentu
c. Pemegang (holder) : orang yang diberi hak untuk memperoleh
pembayaran, yang namanya tercantum dalam surat cek
d. Pembawa (bearer) : orang yang ditunjuk untuk menerima
pembayaran, tanpa menyebutkan namanya dalam surat cek. (Adanya
pembawa ini sebagai akibat dari klausula atas unjuk yang berlaku
bagi surat cek)
e. Pengganti : Orang yang menggantikan kedudukan pemegang surat
cek dengan jalan endosemen. Dalam hal ini surat cek diterbitkan
dengan klausula atas pengganti dengan mencantumkan nama
pengganti dalam surat cek.
f. Endosan : Pemegang cek dengan kasula kepada pengganti yang
mengalihkan hak tagih kepada pihak lain yang namanya tercantum
sebagai pengganti

3. Jenis-jenis cek

Berikut adalah jenis-jenis cek :

a. Cek Atas Nama


Cek atas nama merupakan yang diterbitkan atas nama seseorang atau
badan hukum tertentu yang tertulis jelas di dalam cek tersebut. Sebagai
contoh jika didalam cek tertulis perintah bayarlah kepada : Tn. Roy
Akase sejumlah Rp 3.000.000,- atau bayarlah kepada PT. Marindo uang
sejumlah Rp 1.000.000,- maka cek inilah yang disebut dengan cek atas
nama, namun dengan catatan kata “atau pembawa” dibelakang nama yang
diperintahkan dicoret.
b. Cek Atas Unjuk
Cek atas unjuk merupakan kebalikan dari cek atas nama. Di dalam
cek atas unjuk tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu
jadi siapa saja dapat menguangkan cek atau dengan kata lain cek dapat
diuangkan oleh si pembawa cek. Sebagai contoh di dalam cek tersebut
tertulis bayarlah tunai, atau cash atau tidak ditulis kata-kata apa pun.
c. Cek Silang
Cek silang atau cross cheque merupakan cek yang dipojok kiri atas
diberi dua tanda silang. Cek ini sengaja diberi silang, sehingga fungsi cek
yang semula tunai berubah menjadi non tunai atau sebagai
pemindahbukuan.
d. Cek Mundur
Cek mundur merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal
sekarang, misalnya hari ini tanggal 01 Mei 2002. Sebagai contoh. Tn.
Roy Akase bermaksud mencairkan selembar cek dan di mana dalam cek
tersebut tertulis tanggal 5 Mei 2002. jenis cek inilah yang disebut dengan
cek mundur.
e. Cek Kosong
Cek kosong atau blank cheque merupakan cek yang dananya tidak
tersedia di dalam rekening giro. Sebagai contoh nasabah Tn. Rahman
Hakim menarik cek senilai 60 juta rupiah yang tertulis di dalam cek
tersebut, akan tetapi dana yang tersedia di rekening giro tersebut hanya
ada 50 juta rupiah. Ini berarti kekurangan dana sebesar 10 juta rupiah,
apabila nasabah menariknya. Jadi jelas cek tersebut kurang jumlahnya
dibandingkan dengan jumlah dana yang ada.

E. Memo debet dan memo kredit dari bank


Memo debit
Memo debit adalah warkat pada pembukuan yang menyampaikan informasi
adanya pendebitan sebuah dana.
Transaksi-transaksi debit yang mengurangi saldo perusahaan:
 Biaya jasa bank/bank service charge(SC)  biaya jasa bulanan atas jasa
yang diberikan oleh bank.
 Cek kosong/not sufficient funds(NSF)  cek yang dikeluarkan oleh
perusahaan tetapi tidak ada cukup dana untuk mencairkannya.
Memo kredit
Memo kredit adalah warkat yang berisi informasi terkait penerimaan dana.
 Piutang wesel yang ditagihkan oleh pihak bank.

F. Pelaporan Kas

Laporan Kas dalam Perusahaan

PT DINAMIKA INDONESIA
DAFTAR KAS BANK
(Bank Mandiri)
No Keterangan Mutasi Masuk Mutasi Keluar Jumlah
. Bukti Bank Saldo Bukti Bank Saldo Saldo
Masuk Keluar
No. Tgl No. Tgl.
1 Bank N.081 7-11- 100.000. - - - 100.000.0
2 Transfer 54 14 000 M.04 10- 7.000.0 00
3 Cek - - - 81 11-14 00 93.000.00
4 Bank - - - 9482 11- 10.000. 0
5 Transfer - - - 9483 11-14 000 83.000.00
6 Bank - - - M.04 11- 15.000. 0
7 Transfer - - - 80 11-14 000 68.000.00
8 Cek - - - M.04 14- 8.000.0 0
Cek N.081 20-11- 60.000.0 79 11-14 00 60.000.00
Bank 54 14 00 9483 16- 15.000. 0
Transfer - 11-14 000 45.000.00
Bank 20- 25.000. 0
Transfer 11-14 000 20.000.00
- 0
80.000.00
0

Laporan Kas dalam Bank

BANK MENTARI SAKTI


Jl. Samudra No. 56
Bali Indonesia
Laporan Giro Nomor 12460
Atas Nama PT. DINAMIKA INDONESIA
Untuk Bulan November 2014
Tangg Keterangan Debit Kredit Saldo
al
7 Bank - 100.000.0 100.000.0
10 Transfer(Setor 7.000.00 00 00
11 an) 0 - 93.000.00
11 Cek 10.000.0 - 0
14 Bank Transfer 00 - 83.000.00
16 Bank Transfer 15.000.0 - 0
20 Cek 00 - 68.000.00
20 Cek 8.000.00 - 0
Bank Transfer 0 60.000.00 60.000.00
Bank 15.000.0 0 0
Transfer(Setor 00 45.000.00
an) 25.000.0 0
00 20.000.00
- 0
80.000.00
0

Soal

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kas menurut kalian dan kenapa
kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan!
2. Apakah yang dimaksud dengan pembayaran dimuka dan mengapa
pembayaran dimuka tidak termasuk kedalam kas?
3. Jelaskan mengapa perlu diadakan pembagian tugas antara fungsi
penerimaan, pencatatan dan penyampaian kas
4. Jelaskan perbedaan antara Bearer, Penggnati dan Endosen!
5. Jelaskan perbedaan antara Cek Atas Nama dan Cek Atas Unjuk!
PERBEDAAN SALDO KAS DAN SALDO BANK

A. Penyebab Terjadinya Perbedaan Kas


Apabila semua transaksi yang berkaitan dengan kas dicatat oleh
perusahaan dan bank, maka saldo kas menurut catatan perusahaan harus selalu
sama dengan saldo kas dalam rekening koran bank. Kadangkala saldo kas
menurut catatan perusahaan pada tanggal tertentu tidak sama dengan saldo kas
yang tercatat dalam rekening koran bank. Oleh karena itu, untuk menetapkan
saldo kas yang benar, perlu dibuat rekonsiliasi bank. Berikut transaksi-transaksi
yang menyebabkan ketidaksamaan antara saldo kas menurut catatan perusahaan
dan saldo kas menurut rekening koran.
1. Transaksi-transaksi yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan,
tetapi oleh bank belum dicatat. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan
menambah saldo kas pada bank.
Contohnnya:
a. Uang tunai hasil penjualan atau tagihan yang diterima perusahaan belum
disetorkan ke bank.
b. Setoran dalam perjalanan yakni setoran yang dikirimkan ke bank pada
akhir bulan, tetapi baru diterima oleh bank pada bulan berikutnya.
c. Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan
sebagai setoran bulan berikutnnya karena laporan bank sudah tutup.
2. Transaksi-transaksi yang sudah dicatat sebagai penerimaan bank, tetapi
belum dicatat oleh perusahaan. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan
menambah saldo kas perusahaan.
Contohnnya :
a. Bunga (jasa giro) yang diperhitungkan oleh bank atas simpanan
perusahaan dan
b. Hasil inkaso oleh bank.
3. Transaksi yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran, tetapi
oleh bank belum dicatat. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan
mengurangi saldo kas di bank.
Conntohnya :
a. Cek yang beredar, yakni cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan
dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas, tetapi oleh penerima cek
belum diuangkan di bank sehingga bank belum dapat mencatat transaksi
tersebut.
b. Cek yag ditulis dan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas, teapi ceknya
belum diserahkan kepada pihak yang dibayar.
4. Transaksi yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran, tetapi belum
dicatat oleh perusahaan. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan
mengurangi saldo kas perusahaan.
Contohnya :
a. Bunga yang diperhitungkan oleh bank karena pengambilan uang kas
berlebih. Dengan kesalahan tersebut saldo kas harus dikredit.
b. Biaya administrasi bank yang menjadi beban perusahaan.
c. Biaya inkaso oleh bank atas relasi perusahaan.
5. Adanya kesalahan pencatatan, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun
bank. Transaksi yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai penerimaan,
tetapi ditolak oleh bank. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan
mengurangi saldo kas perusahaan. Contoh cek yang diterima dari langganan
disetorkan ke bank namun ditolak oleh bank karena tidak ada dananya (cek
kosong).
Kasus yang mempengaruhi saldo kas bank
A. Menurut Catatan Perusahaan B. Menurut Catatan/Rekening
Koran Bank
Menambah jika: Menambah jika :
1. Penerimaan yang sudah dicatat 1. Setoran/penerimaan yang sudah
oleh bank, tapi belum dicatat dicaat oleh perusahaan, tapi
oleh perusahaan. Contohnya : belum dicatat oleh bank.
transfer bank, jasa giro, hasil Contohnya : setoran dalam
inkaso bank,dll. proses, penerimaan tagihan
2. Kesalahan mencatat pengeluaran belum disetor ke bank.
terlalu besar/tinggi. 2. Kesalahan mencatat pengeluaran
3. Kesalahan mencatat penerimaan terlalu tinggi.
terlalu rendah. 3. Kesalahan mencatat penerimaan
Mengurangi jika : terlalu rendah.

1. Pengeluaran yang sudah dicatat Mengurangi jika :


oleh bank, namun belum dicatat 1. Pengeluaran yang sudah
oleh oerusahaan. Contohnya : dicatat oleh perusahaan,
biaya administrasi bank, cek di belum dicatat oleh bank.
tempat (pengambilan uang dari Contohnya : cek dalam
bank tidak mempergunakan cek peredaran.
melainkan menggunakan 2. Kesalahan mencatat
formulir khusus dari bank) pengeluaran terlalu rendah.
2. Kesalahan mencatat pengeluaran 3. Kesalaha mencatat
terlalu rendah. penerimaan terlalu tinggi.
3. Kesalahan mencatat penerimaan
terlalu tinggi.
4. Setoran cek yang ditolak/tidak
cukup dana.

Soal
Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara
saldo kas perusahaan menurut catatan perusahaan dengan saldo bank
(menurut rekening koran) dan berikanlah contoh kasus beserta transaksinya!

REKONSILIASI BANK

A. Pengertian Rekonsiliasi Bank


Jika penerimaan kas oleh perusahaan disetorkan ke bank dan semua
pengeluaran yang jumlahnya relatif besar dilakukan dengan penarikan cek,
maka transaksi yang demikian akan dicatat oleh perusahaan dan pihak bank.
Oleh perusahaan, semua penerimaan uang dicatat pada jurnal penerimaan kas.
Oleh bank, uang disetor dari perusahaan dan pengambilan uang oleh
perusahaan dilakukan dengan cek dan akan dicatat dalam rekening giro atau
rekening koran.
Setoran dari perusahaan oleh pihak bank akan dicatat di kredit rekening
koran merupakan utang bagi bank). Sebaliknya, uang di bank yang diambil oleh
perusahaan dengan menggunakan cek akan dicatat oleh bank dalam rekening
koran (merupakan piutang bagi bank)
Setiap akhir bulan, bank membuat laporan yang disarankan kepada
perusahaan berupa rekening koran yang membuat data tentang hal berikut ini :
1. Saldo awal simpanan perusahaan
2. Penambahan setoran, baik berupa uang tunai, cek maupun hasil
penagihan piutang usaha yang dilakukan oleh bank.
3. Pengembalian uang oleh perusahaan dengan cek, transfer atau
pembayaran utang usaha perusahaan melalui bank.
4. Pendapatan bunga (jasa giro) yang sudah diperhitungkan oleh bank.
5. Beban administransi bank dan beban inkaso bank harus ditanggung oleh
perusahaan.
6. Saldo akhir simpanan perusahaan pada waktu dibuat laporan bank.

Saldo rekening koran yang diterima dari bank terhadap tidak sama dengan
saldo kas menurut catatan perusahaan. Jika hal ini betul-betul terjadi, pihak
perusahaan akan mencari sebab terjadinya ketidaksesuaian antara ke dua saldo
tersebut. Tindakan ini disebut rekonsiliasi bank.
Rekonsiliasi bank adalah pembuatan laporan oleh pihak perusahaan
mengenai saldo kas dan penjelasan sebab-sebab terjadinya ketidaksesuaian
anatara saldo kas perusahaan dan saldo kas pada bank yang dilaporkan dalam
rekening koran. Kegunaan rekonsiliasi bank antara lain adalah sebagai berikut :
1. Mengecek ketelitian pencatatan kas perusahaan dengan pencatatan kas di
bank.
2. Mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah dilakukan oleh
bank, tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
3. Untuk membuktikan bahwa semua transaksi kas dan pencatatannya telah
dilakukan dengan benar.

B. Pengertian Rekening Koran


Rekening koran adalah laporan yang diberikan Bank setiap bulan kepada
pemegang rekening Giro yang berisikan informasi tentang transaksi yang
dilakukan oleh Bank terhadap rekening tersebut selama satu bulan dan saldo
Kas di Bank. Fungsi rekening koran dalam akuntansi adalah sebagai tempat
aliran kas perusahaan. Semua kas disetorkan ke dalam dan dikeluarkan dari
rekening ini karena semua transaksi diputar melalui rekening tersebut.

C. Hubungan antara Rekening Koran dan Penyusunan Rekonsiliasi Bank


Sebelumnya kita sudah membahas mengenai pengertian dari rekonsiliasi
bank dan rekening koran. Berdasarkan pengertian tersebut sangatlah jelas
hubungan antara rekening koran dan penyusunan rekonsiliasi bank yaitu
rekonsiliasi bank yang akan disusun harus mempunyai dasar penyusunannya,
dasar penyusunan rekonsiliasi bank adalah rekening koran karena rekening
koran memuat informasi transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu
perusahaan yang mempunyai rekening giro di suatu bank, dan rekonsiliasi bank
tersebut mengoreksi jika terjadi ketidaksamaan pencatatan saldo antara Bank
dengan perusahaan.
Jadi, hubungannya bahwa rekening koran adalah laporan yang diberikan
bank setiap bulan kepada pemegang rekening giro yang berisikan informasi
transaksi yang dilakukan bank terhadap rekening tsb selama satu bulan yang
sebelumnya disusun oleh penyusun rekonsiliasi bank berupa laporan kas
statement yang berisi semua transaksi penyetoran selama periode tertentu.

D. Proses Penyusunan Rekonsiliasi Bank


Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank
1. Buat dua kolom untuk bank dan rekening bank menurut perusahaan, tulis
saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan
2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut bank yaitu :
a. Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo menurut bank
b. Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo bank
3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut buku
a. Tambahkan pada saldo menurut bank penerimaan-penerimaan kas
langsung melalui bank, pendapatan bunga atas giro.
b. Kurangkan dari saldo menurut buku biaya administrasi bank, biaya
pencetakan cek dan pengurangan lain yang dilakukan oleh bank,
misalnya karena ada pengembalian cek kosong.
4. Hitunglah saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan yang telah
disesuaikan, keduanya saldonya harus sama.
5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang terdapat pada butir tiga di atas yaitu
hal-hal yang tercantum pada saldo menurut perusahaan.
6. Berbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan,
sampaikan pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan.

E. Bentuk Rekonsiliasi Bank


Terdapat beberapa bentuk dalam penyusunan rekonsiliasi bank, perhatikan
contoh berikut :
Pada tanggal 31 Juli 2014 PT. Maju Pesat menerima laporan dari bank berupa
rekening koran yang menunjukan saldo kredit sebesar Rp. 16.848.000,
sedangkan saldo kas perusahaan menunjukan saldo debit sebesar Rp.
18.420.000. setelah diadakan pemeriksaan, perbedaan tersebut disebabkan oleh
hal-hal berikut ini :
a. Setoran dalam proses tanggal 26 Juli 2014 Rp. 2.900.000
b. Biaya administrasi Rp. 48.000
c. Uang kas perusahaan yang belum disetorkan ke bank Rp. 1.200.000
d. Jasa giro bank untuk perusahaan Rp. 267.000
e. Cek yang beredar adalah :
Nomor 0101 sebesar Rp. 1.800.000
Nomor 0104 sebesar Rp. 2.400.000
Nomor 0107 sebesar Rp. 636.000
f. Hasil penagihan perusahaan (menambah akun bank) sebesar Rp. 3.036.000,
tetapi oleh perusahaan dicatat Rp. 3.063.000.
g. Selembar cek yang diterima oleh perusahaan dan disetorkan ke bak ditolak
karena tidak cukup dananya sebesar Rp. 2.500.000 dan cek dikelmbalikan
kepada perusahaan sebagai lampiran rekening koran.

Jawaban dari soal tersebut dapat dicatat sebagai berikut :

1. Bentuk skontro (saldo kas dan saldo bank yang benar)

PT. MAJU PESAT


Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Juli 2014
Saldo Rp. Saldo Rp.
menurut 18.420.000 menurut 16.848.000
Perusahaa Bank
n Ditambah: Rp.
Ditambah: Rp. Setoran 2.900.000
Jasa giro 267.000 dlm proses
bank Rp. Rp. Uang kas Rp.
48.000 18.687.000 yang 1.200.000
Dikurangi: belum Rp.
Beban Rp. disetor 4.100.000
adm,bank 27.000
Kesalahan Rp. Dikurangi
catat 2.500.000 :
Cek Rp. Cek dalam Rp.
kosong 2.575.000 peredaran 1.800.000
No. 0101 Rp.
No. 0104 2.400.000 Rp.
No. 0107 Rp. 4.836.000
636.000

Rp. Rp.
16.112.000 16.112.000

2. Bentuk stafel/vertikal (saldo kas dan saldo bank yang benar


PT. MAJU PESAT
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Juli 2014
Saldo menurut Rp. 18.420.000
Perusahaan
Ditambah: Rp. 267.000
Jasa giro bank Rp. 18.687.000

Dikurangi: Rp. 48.000


Beban adm,bank Rp. 27.000
Kesalahan catat Rp. 2.500.000 Rp. 2.575.000
Cek kosong
Rp. 16.112.000
Saldo rekening koran
bank Rp. 2.900.000
Ditambah: Rp. 1.200.000
Setoran dalam proses Rp. 4.100.000
Uang kas yang belum Rp. 20.948.000
disetor
Rp. 1.800.000
Dikurangi: Rp. 2.400.000
Cek dalam peredaran: Rp. 636.000
No. 0101 Rp. 4.836.000
No. 0104 Rp. 16.112.000
No. 0107

F. Ayat Penyesuaian Setelah Rekonsiliasi Bank

Dalam laporan rekosiliasi bank bentuk pertama dapat diketahui berapa


sebenarnya saldo bank dan saldo kas yang benar. Bentuk pertama sering
digunakan oleh bagian internal perusahaan. Pada bentuk rekonsiiasi bank yang
kedua dapat diketahui sebab-sebab terjadinya perbedaan saldo. Bentuk kedua
tersebut biasanya digunakan oleh akuntan dalam melakukan pemeriksaan kas.
Berdasarkan hasil laporan rekonsiliasi bank bentuk pertama segera dapat
dibuat jurnal penyesuaian khusus transaksi-transaksi yang mempengaruhi kas
perusahaan, sebagai berikut:
Kas Rp. 267.000
Pendapatan jasa giro Rp. 267.000
Beban administrasi bank Rp. 48.000
Kas Rp. 48.000
Piutang usaha Rp. 27.000
Kas Rp. 27.000
Piutang usaha Rp. 2.500.000
Kas Rp. 2.500.000
Jurnal berikut dapat digabung sebagai berikut :
Piutang usaha Rp. 2.527.000
Bebam administrasi bank Rp. 48.000
Pendapatan jasa giro Rp. 267.000
Kas Rp. 2.308.000

Setelah jurnal penyesuaian di-posting ke dalam masing-masing akun, akun


kas akan menunjukan sald sebesar Rp. 16.112.000

Anda mungkin juga menyukai