Anda di halaman 1dari 8

BAB

IV Pencatatan Penyusutan Aset Tetap

Aset tetap yang digunakan oleh perusahaan lama-kelamaan akan mengalami penurunan
fungsi dan fisik. Penurunan fungsi dapat dilihat dari kemampuan aset tetap dalam menghasilkan
pendapatan. Sebagai contoh mesin pabrik baru dapat menghasilkan 10.000 unit produk dalam
seminggu, lama kelamaan mesin pabrik tersebut akan mengalami penurunan fungsi dan hanya
mampu menghasilkan 5.000 unit produk selama seminggu. Contoh penueunan fungsi fisik dapat
dilihat dengan mata secara langsung, misalnya mobil berkarat, ban tipis, dan kaca mobil retak.
Penurunan secara fungsi dan fisik akan dialokasikan sebagai beban yang biasa disebut beban
depresiasi atau penyusutan. Depresiasi atau penyusutan adalah proses pengalokasian harga
perolehan menjadi beban selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Untuk
menghitung beban penyusutan aset tetap, terdapat tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu harga
perolehan, nilai residu ata sisa, dan masa manfaat. Harga perolehan adalah semua pengeluaran
untuk mendapatkan aset tetap. Nilai residu atau sisa adalah taksiran nilai aset pada akhir masa
manfaat. Masa manfaat adalah jangka waktu pemakaioan aset yang diharapkan oleh perusahaan.
Menurut Al Haryono Jusup (2012:147), beban penyusutan aset tetap dapat dihitung dengan
menggunakan empat metode, yaitu metode garis lurus, unit produksi, saldo menurun, dan jumlah
angka tahun.

A Metode Garis Lurus

Dalam metode garis lurus, nilai penyusutan dibebankan secara merata selama manfaat aset tetap
tersebut. Harga perolehan yang disusutkan adalah harga perolehan setelah dikurangi dengan nilai
residu. Supaya lebih jelas perhatikan rumus berikut.

Harga perolehan − Nilai residu


Beban penyusutan per tahun =
Masa manfaat

Berikut ini contoh perhitungan beban penyusutan dengan metode garis lurus.

1. Pada tanggal 1 Januari 2019, PT Mandala membeli truk dengan harga perolehan sebesar Rp
230.000.000,00. Truk tersebut memiliki masa manfaat selama 8 tahun, nilai residu sebesar Rp
30.000.000,00 dan langsung digunakan pada tanggal 1 Januari 2019. Berdasarkan uraian
tersebut, buatlah tabel penyusutan truk PT mandala beserta pencatatannya!
Harga perolehan − Nilai residu
Beban penyusutan per tahun =
Masa manfaat
Rp 230.000.000,00 − Rp 30.000.000,00
Beban penyusutan per tahun =
8

Beban penyusutan per tahun = Rp 25.000.000,00

AKUNTANSI KEUANGAN KD 3.14 PENCATATAN PENYUSUTAN ASET TETAP| 1


Tabel penyusutan untuk truk dapat dibuat sebagai berikut.
Tabel 4.1 Penyusutan Truk PT Mandala
Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
1 Rp 25.000.000,00 Rp 25.000.000,00 Rp 205.000.000,00
2 Rp 25.000.000,00 Rp 50.000.000,00 Rp 180.000.000,00
3 Rp 25.000.000,00 Rp 75.000.000,00 Rp 155.000.000,00
4 Rp 25.000.000,00 Rp 100.000.000,00 Rp 130.000.000,00
5 Rp 25.000.000,00 Rp 125.000.000,00 Rp 105.000.000,00
6 Rp 25.000.000,00 Rp 150.000.000,00 Rp 80.000.000,00
7 Rp 25.000.000,00 Rp 175.000.000,00 Rp 55.000.000,00
8 Rp 25.000.000,00 Rp 200.000.000,00 Rp 30.000.000,00
Keterangan :
a. Akumulasi penyusutan merupakan kumulatif dari beban penyusutan
Akumulasi penyusutan = Akumulasi penyusutan + Beban penyusutan
b. Nilai buku merupakan nilai sisa dari aset tetap setelah dikurangi dengan akumulasi
penyusutan atau beban penyusutan.

Beban penyusutan dicatat setiap akhir periode akuntansi dalam jurnal penyesuaian. Berikut ini
pencatatan beban penyesuaian truk pada tahun pertama.
31 Desember 2019 Beban penyusutan truk Rp 25.000.000,00
Akumulasi penyusutan truk Rp 25.000.000,00

Penjurnalan untuk tahun ke-2 hingga ke-8 sama dengan penjurnalan tahun pertama.

2. Pada tanggal 1 Oktober 2019, PT Mandala membeli mesin pabrik seharga Rp 140.000.000,00.
Mesin tersebut langsung digunakan untuk proses produksi pada tanggal yang sama. Berdasarkan
pengalaman sebelumnya masa manfaat mesin ditaksir selama 8 tahun dan sisanya Rp
20.000.000,00. Buatlah tabel penyusutan mesin PT Mandala beserta pencatatannya!
Masa manfaat mesin pabrik PT Mandala selama 8 tahun dimulai pada tanggal 1 Oktober 2019
hingga 31 September 2027.
Harga perolehan − Nilai residu
Beban penyusutan per tahun =
Masa manfaat
Rp 140.000.000,00 − Rp 20.000.000,00
Beban penyusutan per tahun =
8

Beban penyusutan per tahun = Rp 15.000.000,00

Beban penyusutan mesin tahun pertama dihitung selama 3 bulan (1 Oktober 2019 sampai 31
Desember 2019). Perhitungannya dalah sebagai berikut.
3
Rp 15.000.000,00 × = Rp 3.750.000,00
12
Untuk tahun 2020 sampai 2026, beban penyusutan sebesar Rp 15.000.000,00, karena digunakan
selama enam tahun penuh.
Untuk tahun terakhir atau 2027, mesin pabrik hanya digunakan selama 9 bulan, dimulai dari 1
Januari 2027 hingga 30 September 2027. Perhitungannya adalah sebagai berikut.
9
Rp 15.000.000,00 × = Rp 11.250.000,00
12

AKUNTANSI KEUANGAN KD 3.14 PENCATATAN PENYUSUTAN ASET TETAP| 2


Tabel penyusutan untuk mesin pabrik PT Mandala dapat dibuat sebagai berikut.
Tabel 4.2 Penyusutan Mesin Pabrik PT Mandala
Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
1 Rp 3.750.000,00 Rp 3.750.000,00 Rp 136. 250.000,00
2 Rp 15.000.000,00 Rp 18. 750.000,00 Rp 121. 250.000,00
3 Rp 15.000.000,00 Rp 33. 750.000,00 Rp 106. 250.000,00
4 Rp 15.000.000,00 Rp 48. 750.000,00 Rp 91. 250.000,00
5 Rp 15.000.000,00 Rp 63. 750.000,00 Rp 76. 250.000,00
6 Rp 15.000.000,00 Rp 78. 750.000,00 Rp 61. 250.000,00
7 Rp 15.000.000,00 Rp 93. 750.000,00 Rp 46. 250.000,00
8 Rp 15.000.000,00 Rp 108. 750.000,00 Rp 31. 250.000,00
9 Rp 11.250.000,00 Rp 120. 000.000,00 Rp 20. 000.000,00
Pencatatan beban penyusutan mesin pabrik pada tahun pertama (3 bulan) adalah sebagai
berikut.
31 Desember 2019 Beban penyusutan mesin pabrik Rp 3.750.000,00
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp 3.750.000,00

Pencatatan beban penyusutan mesin pabrik untuk tahun ke-2 hingga tahun ke-8 adalah sebagai
berikut.
31 Desember 2020 Beban penyusutan mesin pabrik Rp 15.000.000,00
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp 15.000.000,00

Pencatatan beban penyusutan mesin pabrik pada tahun terakhir (9 bulan) adalah sebagai berikut.
31 Desember 2020 Beban penyusutan mesin pabrik Rp 11.250.000,00
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp 11.250.000,00

B Metode Unit Produksi

Dalam metode unit produksi, beban penyusutan aset tetap ditetapkan sesuai dengan jumlah unit
produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan, sehingga beban depresiasi tiap periode
akan berfluktuasi sesuai hasil produksinya. Metode unit produksi paling tepat digunakan untuk
menghitung penyusutan mesin pabrik karena perusahaan dapat menghitung beban penyusutan
sesuai hasil produksi atau jam kerja mesin. Metode ini juga tepat digunakan untuk menghitung
penyusutan kendaraan bermotorkarena beban penyusutan dapat dihitung berdasarkan jarak
kilometer yang ditempuh.
Berikut ini rumus untuk menghitung bebabn penyusutan dengan metode unit produksi.
Harga perolehan − Nilai residu
Beban penyusutan per unit =
Estimasi jumlah produksi/Estimasi jam mesin

Berikut contoh perhitungan penyusutan aset tetap dengan metode unit produksi.
1. Pada tanggal 10 Juni 2019, PT Makmur membeli mesin pabrik dengan harga perolehan sebesar
Rp 250.000.000,00. Estimasi jumlah yang dapat di produksi dengan mesin tersebut sebanyak
10.000.000 unit. Nilai residu atau sisa mesin sebesar Rp 50.000.000,00. Hitunglah beban

AKUNTANSI KEUANGAN KD 3.14 PENCATATAN PENYUSUTAN ASET TETAP| 3


penyusutan mesin, apabila pada 31 Desember 2019 mesin tersebut telah menghasilkan
1.000.000 unit produksi.
Harga perolehan − Nilai residu
Beban penyusutan per unit =
Estimasi jumlah produksi/Estimasi jam mesin
Rp 250.000.000,00 − Rp 50.000.000,00
Beban penyusutan per unit =
10.000.000
Beban penyusutan per unit = Rp 20,00
Beban penyusutan mesin pabrik pada akhir tahun 2019 = Rp 20,00 × 1.000.000
Beban penyusutan mesin pabrik pada akhir tahun 2019 = Rp 20.000.000,00

Pencatatan beban penyusutan pada 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut.


31 Desember 2020 Beban penyusutan mesin pabrik Rp 20.000.000,00
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp 20.000.000,00

2. Pada tanggal 7 Agustus 2019, PT sejahtera membeli mesin produksi dengan harga perolehan Rp
125.000.000,00 dan ditaksir memiliki nilai sisa sebesar Rp 15.000.000,00. Estimasi lama
pemakaian mesin produksi tersebut selama 100.000 jam. Pada tanggal 31 Desember 2019,
diketahui mesin tersebut telah digunakan selama 5.000 jam. Hitunglah beban penyusutan mesin
produksi pada ilustrasi diatas!
Harga perolehan − Nilai residu
Beban penyusutan per unit =
Estimasi jumlah produksi/Estimasi jam mesin

Rp 125.000.000,00 − Rp 15.000.000,00
Beban penyusutan per unit =
100.000
Rp 125.000.000,00 − Rp 15.000.000,00
Beban penyusutan per unit =
100.000

Beban penyusutan per unit = Rp 1.100,00


Beban penyusutan mesin produksi pada akhir tahun 2019 = Rp 1.100,00 × 5.000
Beban penyusutan mesin produksi pada akhir tahun 2019 = Rp 5.500.000,00

Pencatatan beban penyusutan mesin produksi pada 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut.
31 Desember 2020 Beban penyusutan mesin produksi Rp 5.500.000,00
Akumulasi penyusutan mesin produksi Rp 5.500.000,00

C Metode Saldo Menurun

Dalam metode saldo menurun, beban penyusutan dari tahun ketahun akan semakin menurun. Hal
ini karena yang dijadikan sebagai dasar perhitungan adalah nilai buku yang nilainya semakin lama
semakin menurun setiap tahunnya. Biaya penyusutan dihitung dengan mengalikan nilai buku dengan
tarif penyusutan yang nilainya sama dari tahun ke tahun. Supaya lebih jelas perhatikan rumus
berikut.
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 × 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛

AKUNTANSI KEUANGAN KD 3.14 PENCATATAN PENYUSUTAN ASET TETAP| 4


Tarif penyesuaian yang digunakan adalah tarif penyesuaian metode garis lurus yang dikalikan dua.
Sebagai contoh, aset yang memiliki masa manfaat 5 tahun maka tarif penyusutan dengan metode
garis lurus sebesar 20% (100% : 5). Tarif penyusutan dengan metode saldo menurun sebesar 40%
(20% x 2). Pad metode ini, nilai sisa atau nilai residu tidak diperhitungkan. Akkan tetapi nilai sisa atau
nilai residu akan menjadi batas jumlah penyusutan yang dilakukan. Penyusutan akan berhenti
apabila nilai buku sama dengan taksiran niali sisa atau nilai residu.
Perhatikan contoh perhitungan beban penyusutan dengan metode saldo menurun.
1. Pada tanggal 1 Januari 2019, PT Megah membeli dan menggunakan peralatan kantor dengan
harga perolehan Rp 130.000.000,00. Ditaksir peralatan kantor pada akhir periode memiliki nilai
sisa sebesar Rp 10.000.000,00. Peralatan kantor memiliki masa manfaat selama 5 tahun.
Hitunglah besarnya beban penyusutan peralatan kantor setiap tahunnya dengan metode saldo
menurun!
Tarif Penyusutan = 2 X (100% : 5)
Tarif penyusutan = 40%
Tabel 4.4 Penyusutan Peralatan Kantor PT Megah
Beban Penyusutan Akumulasi Nilai Buku
Tahun
(Nilai Buku x 40%) Penyusutan (HP – Akum. Penyusutan)
0 Rp 130.000.000,00
1 Rp 130.000.000,00 x 40% = Rp 52.000.000,00 Rp 52.000.000,00 Rp 78.000.000,00
2 Rp 78.000.000,00 x 40% = Rp 31.200.000,00 Rp 83.200.000,00 Rp 46.800.000,00
3 Rp 46.800.000,00 x 40% = Rp 18.720.000,00 Rp 101.920.000,00 Rp 28.080.000,00
4 Rp 28.080.000,00 x 40% = Rp 11.232.000,00 Rp 113.152.000,00 Rp 16.848.000,00
5 Rp 16.848.000,00 x 40% = *Rp 6.848.000,00 Rp 120.000.000,00 Rp 10.000.000,00
 Beban penyusutan pada tahun ke-5 dibulatkan menjadi Rp 6.848.000,00 agar nilai buku sama
dengan nilai yang ditaksir, yaitu sebesar Rp 10.000.00,00.
Pencatatan beban penysutan pada tahun pertama adalah sebagai berikut.
31 Desember 2020 Beban penyusutan peralatan kantor Rp 52.000.000,00
Akumulasi penyusutan peralatan kantor Rp 52.000.000,00
Pencatatan untuk tahun ke-2 hingga ke-5 sama dengan pencatatan tahun pertama dan nilainya
diambil dari beban penyusutan pada tahun yang bersangkutan.

2. Pada tanggal 1 Juli 2019, PT Sampurna membeli mesin pabrik dengan haga perolehan sebesar Rp
150.000.000,00 dengan taksiran nilai sisa sebesar Rp 0,00. Pada tanggal 2 Juli 2019, mesin pabrik
mulai digunakan dalam proses produksi dengan masa manfaat selama 8 tahun. Hitunglah
besarnya beba penyusutan mesin pabrik PT Sampurna setiap tahunnya!\
Tarif penyusutan = 2 x (100% : 5)
Tarif penyusutan = 40%

AKUNTANSI KEUANGAN KD 3.14 PENCATATAN PENYUSUTAN ASET TETAP| 5


Tabel 4.5 Penyusutan Mesin PT Sampurna
Ta Nilai Buku
Beban Penyusutan Akumulasi
hu (HP – Akum.
(Nilai Buku x 40%) Penyusutan
n Penyusutan)
0 Rp 150.000.000,00
1 Rp 150.000.000,00 x 40% x 6/12 = Rp 30.000.000,00 Rp 30.000.000,00 Rp 120.000.000,00
2 Rp 120.000.000,00 x 40% = Rp 48.000.000,00 Rp 78.200.000,00 Rp 72.000.000,00
3 Rp 72.000.000,00 x 40% = Rp 28.800.000,00 Rp 106.800.000,00 Rp 43.200.000,00
4 Rp 43.200.000,00 x 40% = Rp 17.280.000,00 Rp 124.080.000,00 Rp 25.920.000,00
5 Rp 25.920.000,00 x 40% = Rp 10.368.000,00 Rp 134.448.000,00 Rp 15.552.000,00
6 Rp 15.552.000,00 x 40% x 6/12 = *Rp 15.522.000,00 Rp 150.000.000,00 Rp 0,00
 Beban penyusutan pada tahun ke-6 dibulatkan menjadi Rp 15.522.000,00 agar nilai buku
sama dengan nilai yang ditaksir, yaitu sebsar Rp 0,00.
Pencatatan beban penyusutan pada tahun pertama adalah sebagai berikut.
31 Desember 2020 Beban penyusutan mesin pabrik Rp 30.000.000,00
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp 30.000.000,00
Pencatatan untuk tahun ke-2 hingga ke-6 sama dengan pencatatan tahun pertama dan nilainya
diambil dari beban penyusutan pada tahun yang bersangkutan.

D Metode Jumlah Angka Tahun

Pada metode ini beba penyusutan semakin lama akan semakin menurun selama taksiran masa
manfaat aset tetap. Sebelum menghitung beban penyusutan dengan metode jumlah angka tahun,
kamu harus mencari jumlah angka tahun atau disebut dengan penyebut (S) dengan rumus sebagai
berikut.

(𝑁 + 1) Keterangan :
𝑆 =𝑁× S : Penyebut atau jumlah angka tahun
2 N : Taksiran masa manfaat
Perhatikan contoh perhitungan beban penyusutan dengan metode jumlah angka tahun tersebut.
1. Pada tanggal 1 Junari 2019, PT Nirmala membeli peralatan kantor dengan harga perolehan Rp
160.000.000,00. Peralatan kantor mulai digunakan pada tanggal 5 Januari 2019dan ditaksir
memiliki masa manfaat selama 5 tahun dengan nilai sisa Rp 10.000.000,00. Hitunglah beban
penyusutan setiap tahunnya dengan menggunakan metode jumlah angka tahun!
(𝑁 + 1)
𝑆 =𝑁×
2
(5 + 1)
𝑆 = 5× = 15
2
Berikut perhitungan beban penyusutan dengan metode jumlah angka tahun.
5
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 1 ∶ (𝑅𝑝 160.000.000,00 − 𝑅𝑝 10.000.000,00) × = 𝑅𝑝 50.000.000,00
15

4
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2 ∶ (𝑅𝑝 160.000.000,00 − 𝑅𝑝 10.000.000,00) × = 𝑅𝑝 40.000.000,00
15

3
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 3 ∶ (𝑅𝑝 160.000.000,00 − 𝑅𝑝 10.000.000,00) × = 𝑅𝑝 30.000.000,00
15

AKUNTANSI KEUANGAN KD 3.14 PENCATATAN PENYUSUTAN ASET TETAP| 6


2
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 4 ∶ (𝑅𝑝 160.000.000,00 − 𝑅𝑝 10.000.000,00) × = 𝑅𝑝 20.000.000,00
15

1
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 5 ∶ (𝑅𝑝 160.000.000,00 − 𝑅𝑝 10.000.000,00) × = 𝑅𝑝 10.000.000,00
15

Dari perhitungan di atas, dapat dibuat tabel penyusutan sebagai berikut.


Tabel 4.6 Penyusutan Peralatan Kantor PT Nirmala
Tahun Beban Penyusutan Akumulasi penyusutan Nilai buku
1 Rp 50.000.000,00 Rp 50.000.000,00 Rp 110.000.000,00
2 Rp 40.000.000,00 Rp 90.000.000,00 Rp 70.000.000,00
3 Rp 30.000.000,00 Rp 120.000.000,00 Rp 40.000.000,00
4 Rp 20.000.000,00 Rp 140.000.000,00 Rp 20.000.000,00
5 Rp 10.000.000,00 Rp 160.000.000,00 Rp 10.000.000,00

Pencatatan beban penyusutan pada tahun pertama adalah sebagai berikut.


31 Desember 2020 Beban penyusutan peralatan kantor Rp 50.000.000,00
Akumulasi penyusutan peralatan kantor Rp 50.000.000,00
Pencatatan untuk tahun ke-2 hingga ke-5 sama dengan pencatatan tahun pertama dan nilainya
diambil dari beban penyusutan pada tahun yang bersangkutan.

2. Pada tanggal 8 Juli 2019, PT Niagara membeli mesin pabrik dengan harga perolehan sebesar Rp
320.000.000,00. Mesin tersebut digunakan pada tanggal 10 Juli 2019 dan ditaksir memiliki masa
manfaat selama 5 tahun. Nilai sisa mesin Rp 20.000.000,00. Hitunglah beban penyusutan setiap
tahunnya menggunakan jumlah angka tahun!
Menghitung penyebut:
(𝑁 + 1) (5 + 1)
𝑆 =𝑁× =5× = 15
2 2
Berikut perhitungan beban penyusutan dengan metode jumlah angka tahun.
5 6
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 1 ∶ (𝑅𝑝 320.000.000,00 − 𝑅𝑝 20.000.000,00) × × = 𝑅𝑝 50.000.000,00
15 12
5 6
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2 ∶ (𝑅𝑝 320.000.000,00 − 𝑅𝑝 20.000.000,00) × × = 𝑹𝒑 𝟓𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
15 12
4 6
(𝑅𝑝 320.000.000,00 − 𝑅𝑝 20.000.000,00) × × = 𝑹𝒑 𝟒𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
15 12
4 6
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 3 ∶ (𝑅𝑝 320.000.000,00 − 𝑅𝑝 20.000.000,00) × × = 𝑅𝑝 40.000.000,00
15 12
3 6
(𝑅𝑝 320.000.000,00 − 𝑅𝑝 20.000.000,00) × × = 𝑅𝑝 30.000.000,00
15 12
3 6
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 4 ∶ (𝑅𝑝 320.000.000,00 − 𝑅𝑝 20.000.000,00) × × = 𝑹𝒑 𝟑𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
15 12
2 6
(𝑅𝑝 320.000.000,00 − 𝑅𝑝 20.000.000,00) × × = 𝑹𝒑 𝟐𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
15 12
2 6
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 5 ∶ (𝑅𝑝 320.000.000,00 − 𝑅𝑝 20.000.000,00) × × = 𝑅𝑝 20.000.000,00
15 12
1 6
(𝑅𝑝 320.000.000,00 − 𝑅𝑝 20.000.000,00) × × = 𝑅𝑝 10.000.000,00
15 12
1 6
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 6 ∶ (𝑅𝑝 320.000.000,00 − 𝑅𝑝 20.000.000,00) × × = 𝑹𝒑 𝟏𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
15 12

AKUNTANSI KEUANGAN KD 3.14 PENCATATAN PENYUSUTAN ASET TETAP| 7


Dari perhitungan di atas, dapat dibuat tabel penyusutan sebagai berikut.
Tabel 4.6 Penyusutan Mesin PT Niagara
Tahun Beban Penyusutan Akumulasi penyusutan Nilai buku
1 Rp 50.000.000,00 Rp 50.000.000,00 Rp 270.000.000,00
2 Rp 90.000.000,00 Rp 140.000.000,00 Rp 180.000.000,00
3 Rp 70.000.000,00 Rp 210.000.000,00 Rp 110.000.000,00
4 Rp 50.000.000,00 Rp 260.000.000,00 Rp 60.000.000,00
5 Rp 30.000.000,00 Rp 290.000.000,00 Rp 30.000.000,00
6 Rp 10.000.000,00 Rp 300.000.000,00 Rp 20.000.000,00

Pencatatan beban penyusutan pada tahun pertama adalah sebagai berikut.


31 Desember 2020 Beban penyusutan mesin pabrik Rp 50.000.000,00
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp 50.000.000,00
Pencatatan untuk tahun ke-2 hingga ke-6 sama dengan pencatatan tahun pertama dan nilainya
diambil dari beban penyusutan pada tahun yang bersangkutan.

AKUNTANSI KEUANGAN KD 3.14 PENCATATAN PENYUSUTAN ASET TETAP| 8

Anda mungkin juga menyukai