Anda di halaman 1dari 51

BAB 1

Akuntansi Utang Jangka


Panjang
A. Jenis Utang Jangka Panjang

1. PENGERTIAN UTANG JANGKA PANJANG

Utang jangka panjang

adalah utang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka


waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari satu siklus operasi
normal perusahaan dan dengan menggunakan aktiva tidak
lancar yang ada atau dengan menimbulkan kewajiban jangka
panjang lainnya atau dengan mengalihkan menjadi modal
saham
Dana jangka panjang yang diperoleh dari
luar perusahaan bisa melalui utang jangka
panjang (long-term debt) yaitu utang yang
jangka waktunya lebih dari 10 tahun,
umumnya digunakan untuk membelanjai
perluasan perusahaan atau modernisasi
dari perusahaan
2. JENIS UTANG JANGKA
PANJANG

 utang wesel jangka panjang


 utang obligasi
 utang hipotik
 utang bersyarat (contingent liabilities)
Utang Wesel Jangka Panjang

Utang wesel dikenal dengan nama bank draft atau banker's draft
yaitu surat berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari bank
penerbit draft kepada pihak lainnya (tertarik) untuk membayar
sejumlah uang kepada seseorang atau orang yang ditunjuknya pada
waktu yang telah ditentukan.

Bank draft merupakan cek, tetapi sumber dana


pembayarannya berasal dari rekening bank penerbit.

Utang wesel adalah utang berbentuk bukti tertulis formal, yang


isinya kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu,
sedangkan utang wesel jangka panjang adalah utang wesel yang
waktu pelunasannya lebih dari satu tahun.
Utang Obligasi

Obligasi adalah surat tanda bukti utang yang dikeluarkan oleh


perusahaan kepada pemegang dengan imbalan bunga tertentu.

Utang obligasi adalah utang jangka panjang secara tertulis


dalam kontrak surat obligasi yang dilakukan oleh pihak
berutang (penerbit obligasi) yang wajib membayar utangnya
beserta bunga dan pihak pemegang obligasi beserta bunga yang
pada umumnya tanpa menjaminkan suatu aktiva.

Obligasi yang dijamin dengan aktiva tertentu disebut obligasi


terjamin (secured bonds), sedang obligasi yang tidak dijamin
dengan aktiva tertentu disebut obligasi tak terjamin (debenture
bonds).
Utang Hipotik (Mortgage Payable)

adalah pinjaman yang harus dijamin dengan


aset tetap tidak bergerak, didalam perjanjian
utang hipotik aset tetap yang dijadikan
jaminan jika peminjam tidak melunasi pinjaman
pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat
menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan
pinjaman yang bersangkutan.
Utang Bersyarat (Contingent Liabilities)

adalah kewajiban yang kemungkinan timbulnya


tergantung terjadi atau tidak terjadinya suatu
peristiwa di masa yang akan datang. Dengan demikian,
pada tanggal neraca belum terdapat kepastian
mengenai ada atau tidaknya kewajiban tersebut.
B. Utang Wesel Jangka Panjang

1. JENIS WESEL JANGKA PANJANG

 Wesel khusus yang diterbitkan untuk


properti, barang, dan jasa
 Wesel khusus pemilihan suku bunga

 Wesel bayar mortgage


2. PENERBITAN WESEL
PADA NILAI NOMINAL

Wesel diperlakukan sama dengan cek yaitu


prosedur pencairannya melalui lembaga kliring
setempat. Cek tersebut tidak dapat
diperlakukan sebagai tunai, karena cek
tersebut dapat menjadi tidak bernilai apabila
dana sipenerbit cek tidak mencukupi saldonya
dan cek tersebut akan dikembalikan kepada
kreditur oleh bank dan si penerima cek akan
menghadapi risiko tidak memperoleh
pembayaran. Untuk memastikan nasabah
memiliki dana yang cukup untuk memenuhi
kewajiban si nasabah dalam penerbitan bank
draft, bank akan mendebit rekening
nasabahnya seketika itu juga.
Contoh Studi Kasus 01

Padas 2 Januari 2018, PT Indofood


menerbitkan wesel bayar pada nilai
nominal Rp1.000.000.000,00 dengan
bunga 10% dan periode jatuh tempo 5
tahun. Bunga atas wesel harus dibayar
setiap akhir tahun. PT Indofood mencatat
dalam jurnal sebagai berikut.
Jurnal PT Indofood penerbitan wesel (2 Januari 2018)

Tanggal Keterangan Debit Kredit


2 Jan 2018 Kas Rp1.000.000.000,00  
Wesel Bayar Rp1.000.000.000,00

Jurnal penyesuaian (31 Desember 2018)

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31 Des 2018 Beban Bunga Rp100.000.000,00  
Wesel Bayar Rp100.000.000,00
3. WESEL TIDAK DITERBITKAN
PADA NILAI NOMINAL

Perusahaan penerbit mencatat perbedaan


antara nilai nominal dengan harga jual
(present value) sebagai diskon yang
diamortisasi sebagai beban bunga selama
umur wesel.
Contoh Studi Kasus 02
 
Pada 1 Januari 2017, PT Sukses Makmur
menerbitkan wesel tanpa bunga senilai
Rp500.000.000,00 dengan periode jatuh tempo
5 tahun seharga Rp296.725.664,00. Suku
bunga wesel tersebut adalah 11%.
Diminta:
Buatlah jurnal untu mencatat PT Sukses Makmur
pada 1 Januari 2017, 31 Desember 2017, dan
31 Desember 2017.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1 Jan 2017 Rp297.725.664,00
Kas  
Wesel Bayar Rp297.725.664,00

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31 Des 2017 Rp32.639.823,00
Utang PPh Pasal 4 ayat (2)
Kas Rp32.639.823,00

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31 Des 2017  
Beban bunga Wesel Rp36.230.204,00
Wesel Bayar Rp36.230.204,00

Penjelasan Perhitungan:
Tanggal Bunga Dibayar Beban Bunga Diskon Nilai tercatat
Diamortisasi wesel

01/01/17       Rp296.725.664

31/12/17 - Rp32.639.823 Rp32.639.823 Rp329.365.487

31/12/17 - Rp36.230.204 Rp36.230.204 Rp365.595.691


4. WESEL JANGKA
PANJANG
Apabila wesel jangka panjang dikeluarkan
untuk memperoleh pinjaman uang, maka
peminjam akan mencatat penarikan wesel
seperti halnya dalam wesel angka pendek.
Contoh Studi Kasus 03
 
Pada 31 Mei 2017, PT Jaya Sakti
meminjam uang sebesar Rp60.000.000,00
dengan menarik promes dengan bunga 12%.
Promes tersebut akan dilunasi dengan tiga
kali angsuran tahunan.
Jurnal yang dibuat oleh PT Jaya Sakti untuk mencatat transaksi di atas adalah:

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31 Mei 2017 Rp60.000.000,00
Kas
Utang wesel Rp60.000.000,00
   
(Untuk mencatat penarikan pinjaman
promes)  

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31 Mei 2017 Utang Wesel Rp20.000.000,00
Beban bunga Rp6.000.000,00  
  Kas   Rp26.000.000,00
   
(Untuk mencatat angsuran promes termasuk
bunga 12% x Rp60.000.000,00)  
Tanggal Keterangan Debit Kredit
31 Mei 2018 Rp20.000.000,00
Utang Wesel Rp4.000.000,00
Beban bunga  
   
Kas Rp24.000.000,00
   

(Untuk mencatat angsuran promes termasuk


bunga 12% x Rp40.000.000,00)  

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31 Mei 2018 Rp20.000.000,00
Rp2.000.000,00
Utang Wesel
Beban bunga  
   
Kas Rp22.000.000,00
   

(Untuk mencatat angsuran


promes termasuk bunga 12%
x Rp20.000.000,00)  
C. Utang Obligasi

1. PENGERTIAN UTANG OBLIGASI

Obligasi adalah janji tertulis untuk membayar bunga


secara periodik dan sejumlah nilai nominal pada
tanggal jatuh tempo.

Utang obligasi (Bonds-payables), yaitu


pinjaman untuk jangka waktu yang panjang dari
masyarakat, untuk pembayaran kembali dapat
dilakukan secara sekaligus (shinking fund system)
pada hari jatuh tempo atau diangsur (amortization
system) setiap tahunnya.
2. JENIS OBLIGASI

Ditinjau dari waktu


Ditinjau dari jaminannya
jatuh temponya

Obligasi Obligasi Obligasi


Obligasi
biasa berseri yang tidak
yang
(term (serial dijamin
dijamin
bonds) bonds)
Obligasi atas nama

Ditinjau dari
bentuknya
Obligasi kupon

Obligasi biasa

Ditinjau dari Obligasi pendapatan


pembayaran (income bonds)
nya
Obligasi yang dapat
ditukar (convertible
bonds)
3. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
MENARIK OBLIGASI

1. Pemegang obligasi tidak mempunyai hak


suara dalam kebijakan perusahaan
sehingga tidak memengaruhi manajemen
2. Pemegang obligasi tidak mempunyai hak
suara dalam kebijakan perusahaan
sehingga tidak memengaruhi manajemen
Keuntungan
3. Bunga merupakan biaya yang
dibebankan pada perusahaan yang dapat
mengurangi kewajiban pajak sedangkan
deviden adalah pembagian laba yang
tidak dapat dibebankan sebagai biaya
3. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
MENARIK OBLIGASI

1. Bunga obligasi adalah beban tetap


baik dalam keadaan perusahaan
mendapat laba atau mengalami
kerugian
Kerugian 2. Jika perusahaan tidak mampu
membayar obligasi yang jatuh tempo,
pemegang obligasi tetap mempunyai
hak untuk menuntut pengembalian
obligasi sedangkan pemegang saham
tidak mempunyai hak demikian
karena pemegang saham adalah
pemilik perusahaan yang turut
bertanggung jawab menanggung
risiko kerugian perusagaan
4. BUNGA
OBLIGASI
Pada umumnya bunga obligasi dibayar tiap enam (6) bulan pada tanggal-
tanggal tertentu, yang disebut tanggal kupon,
misalnya 1/3 -1/9,1/4-1/10

Kejadian yang mengakibatkan timbulnya pencatatan biaya bunga


meliputi:
 Pada waktu pengeluaran obligasi yang tidak terjadi pada salah satu
tanggal kupon, sehingga timbul bunga berjalan yang harus dibayar oleh
pembeli untuk masa mulai tanggal kupon terakhir sampai tanggal
transaksi.
 Setiap tanggal kupon, membayar bunga 6 bulan untuk utang obligasi
yang beredar.
 Pada akhir periode akuntansi, membuat jurnal penyesuaian untuk bunga
berjalan yang dihitung dari tanggal kupon terakhir sampai tanggal
penyusunan neraca.
 Pada awal periode akuntansi, membuat jurnal pembalik atas bunga
berjalan tersebut
5. PENJUALAN OBLIGASI
Harga jual (beli) obligasi tidak selalu sebesar nilai nominalnya.

Besarnya harga ditentukan oleh tingkat bunga obligasi.


Semakin besar bunganya, harga obligasi semakin tinggi dan
sebaliknya semakin kecil bunga obligasi, semakin rendah harganya.

Nilai nominal obligasi, yaitu nilai yang tercantum dalam setiap lembar
obligasi. Nilai ini menunjukkan jumlah yang harus dilunasi perusahaan
pada saat obligasi ini jatuh tempo. Nilai ini biasanya juga disebut
dengan nilai pari (face value).
PENJUALAN
OBLIGASI

Perusahaan menerbitkan obligasi dengan menetapkan nilai


nominalnya untuk setiap lembar obligasinya. Obligasi yang
dijual di atas nilai nominal, selisih antara harga jual dengan
harga nominalnya dicatat dalam akun agio obligasi (premium).

Sedangkan obligasi dijual di bawah nilai nominal, selisih


antara harga nominal dengan harga jualnya dicatat dalam
rekening Disagio Obligasi (Discount).
Penjualan Obligasi
Kurs Nilai Nominal

Penjualan obligasi oleh perusahaan dengan


harga jual sama dengan nilai nominalnya
sering disebut penjualan obligasi kurs nilai
nominal
Contoh Studi Kasus 04 
PT Jarum Super tanggal 1 Februari 2018 menjual obligasi dengan
nilai nominal Rp100.000.000,00 dengan harga yang sama dengan
nilai nominal. Kupon 1/1 dan 1/7. Jurnal untuk mencatat transaksi
tersebut adalah sebagai berikut.

JURNAL UMUM Hal:


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

2018        

Febr 1 Kas   Rp100.000.000,00  

    Utang Obligasi     Rp100.000.000,00


Penjualan Obligasi
di Bawah Nilai
Nominal

Penjualan obligasi oleh perusahaan dengan


harga jual di bawah nilai nominalnya. Hal itu
karena perusahaan memberikan tingkat
bunga obligasi di bawah tingkat bunga pasar.
Bila terjadi penjualan obligasi dengan
diskonto, maka akan terjadi selisih antara
nilai jual dengan nilai nominal obligasi. Selisih
ini disebut dengan diskonto utang obligasi.
Contoh Studi Kasus 05
PT Sinar Mas tanggal 3 Februari 2018 menjual Obligasi Nominal
Rp100.000.000,00 dengan harga Rp95.000.000,00, yang berarti
terdapat diskonto obligasi sebesar Rp5.000.000,00.
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut.

JURNAL UMUM Hal:


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2018        
Febr 3 Kas   Rp95.000.000,00  
    Disagio Obligasi   Rp 5.000.000,00  
    Utang Obligasi     Rp100.000.000,00

Akun diskonto utang obligasi hanya merupakan akun untuk


penilaian kewajiban. Akun ini disebut dengan contra account,
sehingga keberadaannya akan dilaporkan sebagai pengurang nilai
nominal obligasi di neraca sebagaimana dalam halaman berikut.
Contoh Studi Kasus 06
Pada 1 Oktober 2017 PT Indomarco mengeluarkan 1.000 lembar
obligasi 15%, dengan kurs 98%. Nilai nominal obligasi
@Rp1.000.000,00. Obligasi akan jatuh tempo tanggal 31 Agustus
2020. Kupon 1/4-1/10.

Diminta:
Buatlah jurnal yang diperlukan untuk tahun 2017 dan 2018.

Tanggal Keterangan Debit Kredit


Jawab:
2017      
Okt 1 Kas Rp 980.000.000,00  
Disagio obligasi Rp 20.000.000,00  
Utang obligasi Rp1.000.000.000,00
(mencatat pengeluaran obligasi)
Des 31 Beban bunga Rp 37.500.000,00  
Utang bunga Rp 37.500.000,00
(bunga obligasi 3 bulan)
2018      
Jan 1 Utang bunga Rp 37.500.000,00  
Beban bunga Rp 37.500.000,00
(membalik jurnal penyesuaian)  
April 1 Beban bunga Rp 75.000.000,00  
Kas Rp 75.000.000,00
(pembayaran bunga 6 bulan)

April 1 Beban bunga Rp 2.000.000,00  


Disagio obligasi Rp 2.000.000,00
(amortisasi disagio obligasi)

Okt 1 Beban bunga Rp 75.000.000,00  


Kas Rp75.000.000,00
(pembayaran bunga 6 bulan)

Okt 1 Beban bunga Rp 2.000.000,00  


Disagio obligasi Rp 2.000.000,00
(amortisasi disagio obligasi)

Des 31 Beban bunga Rp 37.500.000,00  


Utang bunga Rp 37.500.000,00
(bunga obligasi 3bulan)
Penjualan Obligasi
di Atas Nilai Nominal

Penjualan obligasi oleh perusahaan dengan


harga jual di atas nilai nominalnya karena
perusahaan memberikan tingkat bunga
obligasi di atas tingkat bunga pasar. Selisih
antara nilai nominal dan nilai jual yang terjadi
sebagai akibat penjualan obligasi dengan
premium disebut dengan agio obligasi
Contoh Studi Kasus 07
PT Garudafood pada 1 November 2017 mengeluarkan 1.000 lembar
obligasi 18% dengan kurs 102%. Nilai nominal Rp1.000.000,00 per
lembar. Obligasi akan jatuh tempo tanggal 1 November 2022. Kupon
1/5 -1/11.

Diminta:
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan
utang obligasi tersebut untuk tahun 2017 dan 2018.
Jawab:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
2017      
Nov 1 Kas Rp1.020.000.000,00  
Agio obligsi   Rp 20.000.000,00
Utang obligasi Rp1.000.000.000,00
(pengeluaran obligasi)

Des 31 Beban bunga Rp 30.000.000,00  


Utang bunga Rp 30.000.000,00
(bunga obligasi 2 bln)

2018      
Jan 1 Utang bunga Rp 30.000.000,00  
Beban bunga Rp 30.000.000,00
(Jurnal pembalik)

Mei 1 Beban Bunga Rp 90.000.000,00  


Kas Rp90.000.000,00
(Pembayaran Bunga)
Mei 1 Agio obligasi Rp 2.000.000,00  
Beban bunga Rp 2.000.000,00
(amortisasi agioobligasi)
Nov 1 Beban bunga Rp 90.000.000,00  
Kas Rp 90.000.000,00
(pembayaran bunga)
Nov 1 Agio obligasi Rp 2.000.000,00  
Beban bunga Rp2.000.000,00
(amortisasi agio obligasi)
Des 31 Beban bunga Rp 30.000.000,00  
Utang bunga Rp30.000.000,00
(bunga obligasi 2 bln)

Penjelasan:
31/12 Utang bunga 2 bulan = 1.000.000.000 x 2 x 18
12 x 100
= Rp30.000.000,00.
 
1/5 dan 1/11 Bunga 6 bulan = Rp1.000.000.000 x 6 x 18
12 x 100
= Rp90.000.000,00.
 
1/5 dan 1/11 Amortisasi agio = Rp20.000.000,00:10
= Rp2.000.000,00
6. PELUNASAN OBLIGASI
Pelunasan obligasi pada umumnya dilakukan pada tanggal jatuh
tempo, apabila sudah ada dana untuk pelunasan sebelum
tanggal jatuh tempo, lebih baik obligasi yang beredar ditarik
kembali.

 Jika pelunasan obligasi dilakukan pada tanggal jatuh tempo,


sudah barang tentu sebesar nilai nominal, ditambah bunga
yang berutang.
 Jika pelunasan obligasi dilakukan sebelum tanggal jatuh
tempo, berarti membeli kembali obligasi dari para
pemegangnya, dengan harga sesuai dengan kesepakatan
atau harga wajar menurut bursa surat berharga.
Contoh Studi Kasus 08
PT Usaha Gemilang menerbitkan obligasi Rp100.000.000,00
bunga 10%. Jangka waktu 3 tahun tertanggal 2 Januari 2017,
dengan pembayaran bunga semesteran setiap tanggal 1 Januari
dan 1 Juli.

Jurnal yang harus dibuat oleh perusahaan adalah:


a. Jurnal Penerbitan Obligasi
Jurnal ini adalah jurnal untuk mengakui timbulnya utang
obligasi. Pada tanggal ini perusahaan belum mengakui
munculnya beban bunga karena meskipun bunga dibayar setiap
tanggal 1 Januari, namun pada saat transaksi penjualan obligasi
belum ada waktu yang berjalan.

JURNAL UMUM Hal:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2017        
Januari 2 Kas   Rp100.000.000,00  
    Utang Obligasi     Rp100.000.000,00
b. Jurnal Pembayaran Bunga
Pada tanggal 1 Juli 2017 dan 1 Januari 2018 perusahaan
membayar bunga obligasi kepada pemegang obligasi. Jurnal
untuk mencatat pembayaran bunga adalah sebagai berikut:
 
JURNAL UMUM Hal:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2017        
Juli 1 Beban Bunga   Rp5.000.000,00  
    Kas     Rp5.000.000,00

JURNAL UMUM Hal:


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2018        
Januari 1 Beban Bunga   Rp5.000.000,00  
    Kas     Rp5.000.000,00
c. Jurnal Pelunasan
Pada saat obligasi dilunasi pada 1 Januari 2016,
perusahaan akan membuat jurnal sebagai berikut:

JURNAL UMUM Hal:


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

2020        

Januari 1 Utang Obligasi   Rp100.000.000,00  

    Kas     Rp100.000.000,00
C. Utang Hipotik

adalah pinjaman jangka panjang dengan jaminan suatu


barang tidak bergerak agar jika pihak debitur tidak
memenuhi kewajibannya barang jaminan dapat dijual
dan dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan
untuk menutup tagihan
1. PENCATATAN PENUTUPAN UTANG HIPOTIK
Contoh Studi Kasus 15
Pada 2 Oktober 2017 PT Indofood meminjam uang kepada Bank Mandiri Pemuda
Semarang, sebesar Rp1.000.000.000,00 dengan jaminan tanah dan gedung senilai
Rp2.000.000.000,00. Lama pinjaman 5 tahun. Bunga 12% setahun. Biaya yang
dibebankan oleh bank antara lain: biaya administrasi Rp250.000,00; biaya akte
notaris Rp5.000.000,00; dan provisi kredit 0,5%.
 
Diminta:
Buatlah jurnal PT Indofood pada saat peminjaman utang hipotik.
 
Jawab:
Jurnal pada saat penutupan hipotik (2 Oktober 2017)
Tanggal Keterangan Debit Kredit
2 Oktober Kas Rp989.750.000,00
2017 Beban Adm. Bank Rp 10.250.000,00
Utang hipotik Rp1.000.000.000,00
2. PENCATATAN AKHIR PERIODE

Jurnal untuk mencatat Penyesuaian (31 Desember 2017):


Tanggal Keterangan Debit Kredit
31 Des 2017 Beban bunga Rp30.000.000,00
Utang Bunga Rp30.000.000,00

Utang bunga 3 bulan: 2 Oktober 2017 – 31 Desember 2017


= Rp1.000.000.000 x 3 x 12 = Rp30.000.000,00.
12 x 100

Catatan:
Untuk memisahkan bagian utang jangka panjang yang akan jatuh
tempo pada periode berikutnya pada tiap akhir periode dapat
dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
31 Des 2014 Utang hipotik Rp200.000.000,00  
Utang angsuran hipotik Rp200.000.000,00

(Utang jangka panjang dipisahkan menjadi utang jangka pendek)


Agar sistem pencatatan tetap konsisten, awal periode akuntansi
membuat jurnal pembalik
(1Januari 2018):

Tanggal Keterangan Debit Kredit


1 Jan 2018 Utang bunga Rp30.000.000  
Beban Bunga Rp30.000.000
3. PENCATATAN SAAT MEMBAYAR ANGSURAN

Jurnal saat membayar angsuran pertama (2 Oktober 2018)


Tanggal Keterangan Debit Kredit
2 Oktober Utang hipotik Rp200.000.000,00
2018 Beban Bunga Rp120.000.000,00
Kas Rp320.000.000,00

Penjelasan:
Beban Bunga hipotik 12 bulan
= Rp1.000.000.000 x 12 x 12 = Rp120.000.000,00.
12 x 100
Contoh Studi Kasus 16

Pada 1 Agustus 2017, PT Usaha Sukses meminjam uang kepada


Bank Mandiri Semarang sebesar Rp500.000.000,00 dengan
jaminan gedung dan tanah senilai Rp800.000.000,00. Lama
pinjaman 5 tahun. Bunga 12% setahun. Beban yang
diperhitungkan/dibebankan oleh bank adalah sebagai berikut:
beban akte Rp250.000,00 dan provisi kredit 1%.

Diminta:
Buatlah jurnal pada saat penutupan hipotik.
Buatlah jurnal penyesuaian dan jurnal pembalik (yang diperlukan).
Buatlah jurnal pada saat membayar angsuran pertama.
Jawab:
a. Jurnal pada saat penutupan hipotik (1 Agustus 2017)
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1 Agsts 2017 Rp494.750.000,00
Rp 5.250.000,00

Kas
Beban Adm. Bank
Utang hipotik Rp500.000.000 ,00

b. Tanggal
Jurnal penyesuaian
Keterangan (31 Desember
Debit 2017) Kredit
31 Des 2017 Beban bunga Rp25.000.000,00  
Utang Bunga Rp25.000.000,00

Utang bunga 5 bulan: 1 Agustus – 31 Desember 2017


= Rp500.000.000 x 5 x 12 = Rp25.000.000,00.
12 x 100
Catatan:
Untuk memisahkan bagian uang jangka panjang yang akan jatuh
tempo pada periode berikutnya pada tiap akhir periode dapat dibuat
jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
31 Des 2017 Utang hipotik Rp100.000.000,00  
Utang angsuran hipotik Rp100.000.000,00

c. Jurnal pembalik (1 Januari 2018)


Tanggal Keterangan Debit Kredit
1 Jan 2018 Utang bunga Rp25.000.000,00  
Beban Bunga Rp25.000.000,00

d. Jurnal pada saat membayar angsuran pertama (1 Agustus 2018)


Tanggal Keterangan Debit Kredit
1 Agsts 2018 Rp100.000.000,00
Utang hipotik Rp 60.000.000,00
Beban Bunga
Utang Bunga Rp160.000.000,00
Penjelasan:

1. Utang bunga (31 Desember 2017)


5 bulan: 1 Agustus – 31 Desember 2017)
= Rp500.000.000 x 5 x 12 = Rp25.000.000,00
12 x 100

2. Beban bunga (1 Agustus 2018)


12 bulan: 1 Agustus 2017 – 31 Juli 2018)
= Rp500.000.000 x 12 x 12 = Rp60.000.000,00
12 x 100

Anda mungkin juga menyukai