Anda di halaman 1dari 14

BENTUK-BETUK SURAT

DALAM PERPAJAKAN

(ADM.PAJAK)

Dibuat Oleh:
 Melly
 Fince
 Diki

PEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN GUNAJAYA

(KELOMPOK AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA)

Alamat : jl Andjar soegianto, km. 14 Metro Mentaya, kec. Telaga Antanga, kab. Kotim, kode
pos 74356 E-mail : smkgnj_4antangkalang@yahoo.co.id

METRO MENTAYA
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ADMINISTRASI PAJAK “BENTUK-BENTUK SURAT DALAM PERPAJAKAN” ini dengan baik dan
lancar.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas Administrasi Pajak, selain itu dapat
menambah pengetahuan bagi penyusun dan para pembaca. Makalah ini disusun dengan
mengacu pada berbagai sumber, mulai dari buku maupun internet.

Mudah-mudahan dengan tersusunnya makalah ini dapat di gunakan sebagai sarana


menambah pengetahuan bagi penulis maupun pembaca.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, maka
dari itu kritik dan saran senantiasa penyusun harapkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

PENYUSUN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................5

PENDAHULUAN......................................................................................................................5

1.LATAR BELAKANG........................................................................................................5

2.RUMUSAN MASALAH....................................................................................................5

3.TUJUAN PENULISAN......................................................................................................6

BAB II........................................................................................................................................7

BENTUK-BENTUK SURAT DALAM PERPAJAKAN..........................................................7

A.SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK (SPT)....................................................................7

1.Pengertian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT).................................................................7

2.Fungsi Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)........................................................................7

3.Jenis Surat Pemberitahuan Pajak....................................................................................7

4.Batas Waktu Penyampaian SPT......................................................................................8

5.Syarat Dalam Pengisian SPT:.........................................................................................8

B.SURAT SETORAN PAJAK (SSP)....................................................................................9

1.Pengertia Surat Setoran Pajak (SSP)...............................................................................9


2.Bentuk Surat Setoran Pajak (SSP)..................................................................................9

3.Fungsi Surat Setoran Pajak...........................................................................................10

C. SURAT KETETAPAN PAJAK (SKP)...........................................................................10

1.Pengertian Surat Ketetapan Pajak.................................................................................10

2.Fungsi Surat Ketetapan Pajak (SKP)............................................................................10

3.Bentuk-Bentuk Surat Ketetapan Pajak..........................................................................11

D.SURAT TAGIHAN PAJAK (STP).................................................................................11

1.Pengertian Surat Tagihan Pajak....................................................................................11

2.Fungsi Surat Tagihan Pajak (STP)................................................................................12

BAB III.....................................................................................................................................13

PENUTUP................................................................................................................................13

1.KESIMPULAN.................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang potensial untuk membiayai
kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Penerimaan dari sektor pajak ini diupayakan
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penerimaan pajak yang mengalami kenaikan
diharapkan dapat membayar pembelanjaan negara demi tercapainya kemakmuran rakyat.
Penerimaan pajak berasal dari pemungutan yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun
daerah dengan pengenaan terhadap objek pajak. Pemerintah berusaha meningkatkan
penerimaan pajak dengan upaya ekstensifikasi dan intensifikasi. Hal ini dilakukan agar
tercapainya target penerimaan pajak yang juga terus meningkat setiap tahunnya. Selain
tingkat kesadaran, pemerintah mengharapkan tingkat kepatuhan dari Wajib Pajak. Wajib
Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diharapkan dapat memenuhi
kewajibannya sebagai penerima penghasilan. Indonesia menganut self assessment system
atau sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan Wajib Pajak untuk melakukan
sendiri penghitungan, penyetoran, dan pelaporan terhadap pajak terutang sesuai ketentuan
peraturan perpajakan yang berlaku. Penentuan besarnya pajak terutang dipercayakan kepada
Wajib Pajak melalui Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan. Tingkat Penerimaan
pajak adalah ukuran seberapa besar pajak yang diterima oleh negara dari pembayaran pajak
yang dilakukan Wajib Pajak terdaftar. Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak sebagai
sumber penerimaan negara, perlu dilakukan reformasi perpajakan yang dilakukan dari masa
ke masa dengan tetap berdasarkan keadilan sosial. Reformasi perpajakan tersebut dilakukan
untuk dapat memperluas dan menambah Wajib Pajak. Penerimaan Pajak Penghasilan di
Indonesia pada umumnya masih didominasi oleh Pajak Penghasilan badan. Hal tersebut
dikarenakan sebagai instansi formal terdaftar, badan lebih mudah teridentifikasi jati dirinya,
terpantau kehadirannya, terdeteksi 2 kegiatannya dan transparan obyek pajaknya sehingga
pemungutan pajak atas badan lebih optimal daripada orang pribadi.

2.RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:


1. Apa bentuk-bentuk surat dalam perpajakan
2. Fungsi surat dalam perpajakan
3. Apa yang dimaksud dengan SPT, SSP, SKP, STP?
4. Apa fungsi SPT, SSP, SKP, STP?

3.TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini antara lain:

1. Menjelaskan tetntang bentuk-bentuk surat dalam perpajakan.


2. Menjelaskan fungsi surat dalam perpajakan.
3. Menjelaskkan tentang apa itu SPT, SSP, SKP, STP.
4. Menjelaskkan tentang fungsi SPT, SSP, SKP, SPT.
BAB II

BENTUK-BENTUK SURAT DALAM PERPAJAKAN


A.SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK (SPT)

1.Pengertian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)

Surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2.Fungsi Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)

 Bagi Wajib Pajak PPh


Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan perhitungan
jumlah pajak yang terhutang.
 Bagi Pengusaha Kena Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan
jumlah pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah
(PPnBM) yang terhutang.
 Bagi Pemotong
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkan.

3.Jenis Surat Pemberitahuan Pajak

a) SPT MASA
Yaitu SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan atas pembayaran pajak
bulanan,seperti:
 SPT Masa PPH Pasal 21 dan 26
 SPT Masa Pasal 22
 SPT Masa Pasal 23
 SPT Masa Pasal 24
 SPT Masa Pasal 4
 SPT Masa PPN dan PPnBm
b) SPT TAHUNAN
Yaitu SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan atas pembayaran pajak
tahunan, terdiri dari:
1) SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan
 Formulir 1771 (spt tahunan PPh Badan)
 Formulir 1771 (SPT Tahunan PPh Badan Pembukuan dalam Dolar AS)
2) SPT Tahunan PPh Wajib Pajak orang Pribadi
 Formulir 1771 (SPT Tahunan PPh OP)
 Formulir 1770-s (SPT Tahunan PPh OP penghasilan tahunan lebih dari
Rp 60 juta dan bekerja pada dua perusahaan atau lebih)
 Formulir 1770-SS (SPT Tahunan PPh OP penghasilan tahunan kurang
dari RP 60 juta dan bekerja pada satu perusahaan atau lebih).

4.Batas Waktu Penyampaian SPT

Adapun batas waktu penyampaian SPT sebagai Berikut:


 untuk surat pemberitahuan masa paling lama 20 hari setelah akhir masa pajak
 untuk surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak pribadi paling
lama 3 bulan setelah akhir tahun pajak
 untuk surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan paling
lama 4 bulan setelah akhir tahun pajak

5.Syarat Dalam Pengisian SPT:

 Benar
 Jelas
 Lengkap
B.SURAT SETORAN PAJAK (SSP)

1.Pengertia Surat Setoran Pajak (SSP)

Surat yang oleh WP digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang
terutang ke kas negara melalui kantor pos dan/atau bank BUMN atau BUMD atau tempat
pembayaran lain yang ditunjuk oleh mentri keuangan.

2.Bentuk Surat Setoran Pajak (SSP)

a) Surat Setoran Pajak Standar.


Yaitu jenis SSP yang digunakan oleh wajib pajak dalam melakukan pembayaran
maupun penyetoran pajak ke kantor penerima pembayaran. Surat ini nantinya akan
digunakan sebagai bukti transakksi pembayaran dengan isi, ukuran, maupun bentuk
yang sudah ada ketentuannya.

b) Surat Setoran Pajak Khusus.


Surat penyetoran pajak khusus merupakan bukti penyetoran atau pembayaran pajak
ke kantor penerima pembayaran yang nantinya akan dicetak oleh kantor penerima
pembayaran dengan memanfaatkan mesin transaksi maupun juga bisa
menggunakan alat lain yang sesuai dengan aturan yg berlaku.

c) Surat Setoran Pajak Cukai, Pabean,Serta pajak Dalam Rangka Impor.


Surat setoran pajak yang digunakan oleh Importir atau wajib bayar dalam rangka
impor. SSCP ini memiliki lampiran yang lebih banyak, yakni berjumlah 6 lampiran.

d) SSP Cukai Terhadap Barang Kena Cukai serta PPN dari Hasil Tembakau Buatan dalam
Negri.
Surat ini juga dinamakan sbagai SSCP yang dipakai oleh para pengusaha dalam hal-
hal yang berkenaan dengan cukai terhadap barang kena cukai dan juga PPn hasil
tembakau buatan dalam negri. SSCP ini juga dibuat dengan rangkap 6 yang
urutannya sebagai berikut:
 Lembar 1a akan digunakan untuk KBBC dengan melalui wajib pajak maupun
penyetor pajak.
 Lembar 1b untuk keperluan dari wajib atau penyetor pajak.
 Lembar 2a akan digunakan untuk keperluan KBPC dengan melalui KPPN.
 Untuk lembar 2b akan dipakai untuk keperluan KKP dengan melalui KKP.
 Lembar ke 3 akan dipakai untuk KPP dengan melalui wajib pajak .
 Lembar ke 4 akan digunakan untuk pos indonesia atau bisa juga Bank
Persepsi.

3.Fungsi Surat Setoran Pajak

Surat setoran pajak berfungsi sebagai pengganti bukti potong atau bukti pungut untuk
pembayaran PPN impor, PPN Bendaharawan, PPh pasal 22 impor, PPh pasal 22
Bendaharawan, PPh final atas transaksi pengalihan hak atas tanah dan bangunan, dan PPh
final atas persewaan tanah dan bangunan yang tidak dapat menggunakan SSP khusus.

C. SURAT KETETAPAN PAJAK (SKP)

1.Pengertian Surat Ketetapan Pajak

Surat ketetapan yang merupakan hasil dari proses pemeriksaan pajak yang dilaksanakan
olet petugas pemeriksa pajak atau penyeidik pajak, dimana terdapat selisih perhitungan.
Sehingga diterbitkan SKPLB, SKPKB, SKPKBT, SKPN.

2.Fungsi Surat Ketetapan Pajak (SKP)

 Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP tertantu yang nyata-nyata atu
berdasarkan hasil pemeriksa tidak memenuhi kewajiban formal dan atau kewajiban
materil dalam memenuhi ketentuan perpajakan.
 Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi-administrasi perpajakan.
 Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.
 Saran untuk mengembalikan kelebihan dalam hal lebih bayar.
 Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang.

3.Bentuk-Bentuk Surat Ketetapan Pajak

a) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)


Surat yang menentukan besarnya jumlah pokok paak, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah
pajak yang masih harus dibayar.

b) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKTB)


Surat yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. SKPKTB
diterbitkan dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau
berakhirnya masa pajak atau ketika ditemukan data baru yang mengakibatkan
penambahan jumlah pajak yang terutang.

c) Surat ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)


Surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena
jumlah kredit pajak lebih besar dari pada pajak yang terutang atau tidak seharusnya
terutang.

d) Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)


Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak
terutang dan tidak ada kredit pajak.

D.SURAT TAGIHAN PAJAK (STP)

1.Pengertian Surat Tagihan Pajak

Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi
administrasi berupa bunga atau denda dan berfungsi sebagai koreksi pajak terutang, sarana
mengenakan sanksi kepada wajib pajak, serta sarana menagih pajak. STP ini memiliki
kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak.

2.Fungsi Surat Tagihan Pajak (STP)

Dari pasal ddiatas , bisa kita simpulkan bahwa STP berfungsi:

 Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut STP wajib pajak.
 Sarana untuk mengenakan sanksi berupa bunga atau denda.
 Sarana untuk menagih pajak.
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat kami simpulkan pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh otang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan timbal balik secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Pajak mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan
karena pajak merupakan sumber pendapatannegara untuk membiayai semua pengeluaran
termasuk pengeluaran pembangunan. Uang yang dihasilkan dari perpajakan digunakan oleh
negara dan institusi di dalamnya sepanjang sejarah untuk mengadakan berbagai macam
fungsi. Beberapa fungsi tersebut antara lain untuk pembiataan perang, penegakan hukum,
keamanan atas aset, infrastruktur ekonomi, pekerjaan publik , subsidi, dan operasional negara
itu sendiri. Dana pajak juga digunakan untuk membayar utang negara dan bunga atas utang
tersebut. Pemerintah juga menggunakan dana pajak untuk membiayai jaminan kesejahteraan
dan pelayanan publik. Pelayanan ini termasuk pendidikan, kesehatan, pensiun, bantuan bagi
yang belum mendapat pekerjaan, dan transportasi umum. Penyediaan listrik, air, dan
penanganan sampah juga menggunakan dana pajak dalam porsi tertentu. Pajak juga memiliki
humum yang mengaturnya. Hukum pajak merupakan hukum yang telah disusun dalam
undang-undang yang memiliki tujuan dan fungsi sebagaimana telah dirancang dalam undang-
undang itu sendiri.

V
DAFTAR PUSTAKA

http://vina024.blogspot.com/2018/11/bentuk-bentuk-surat-dalam-perpajakan.html?m=1
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1714290097/02makalah%20Perpajakan
%20kelompok.docx
https://datacenter.ortax.org/ortax/aturan/show/1459

Anda mungkin juga menyukai