Anda di halaman 1dari 19

Ajeng Febriyani, S.

Pd
LAPORAN KEUANGAN WAJIB PAJAK
BADAN
Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan oran dan/atau
modal yang merupakan satu kesatuan, baik yang
melakukan usaha maumpun yang tidak melakukan
usaha, meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan
Komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik
Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama
dan dalam bentuk apapun dan Badan Usaha Tetap.
Laporan Keuangan
• Adalah laporan yang menyajikan penghasilan dan beban entitas
Laporan Laba Rugi untuk suatu periode yang merupakan kinerka keuangannya.

Laporan • Adalah laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas pemilik


yang terjadi selama periode waktu tertentu.
Perubahan Ekuitas

• Adalah informasi yang menyajkan aset, kewajiban, dan ekuitas


Neraca suatu entitas pada tanggal tertentu

• Adalah laporan yang menyajikan informasi perubahan historis


Laporan Arus Kas atas kas dan setara kas entitas. Terdiir dari arus kas dari aktivitas
operasional, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan

Catatan atas • Memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang


disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang
Laporan Keuangan tidak memenuhi kriteria.
Menghitung Pajak Penghasilan
a. Tarif Pajak Penghasilan berdasarkan Pasal 31 E UU
PPh No. 36 Tahun 2008
1. Jika peredaran bruto kurang dari sama dengan Rp.
4.800.000.000,00, maka penghitungan PPh terutang
adalah:
Pajak Penghasilan = 50% x 25% x seluruh penghasilan kena pajak
2. Jika peredaran bruto lebih dari Rp. 4.800.000.000,00
sampai Rp. 50.000.000.000,00 maka perhitungan PPh
Terutang adalah:
Pajak Penghasilan =(50% x 25% x seluruh penghasilan kena pajak yang
memperoleh fasilitas )+ (25% x Penghasilan Kena Pajak yang tidak
memperoleh fasilitas)
Contoh Soal 1 peredaran bruto
<4,8 Milyar
PT Usaha Sukses bergerak di bidang Mebel. Data pada
tahun 2012 menurut pembukuan adalah sebagai berikut:
Penjualan Rp4.250.000.000
Persediaan 1 Januari 2012 Rp850.000.000
Pembelian selama tahun 2012 Rp3.250.000.000
Persediaan 31 Desember 2012 Rp750.000.000
Beban Operasional Usaha
Biaya Gaji Rp92.500.000
Biaya Penyusutan Rp62.500.000
Biaya Perlengkapan kantor Rp12.250.000
Biaya Perjalanan Dinas Rp14.500.000
Biaya Bunga Rp22.500.000
Biaya Sewa Gedung Rp24.500.000
Biaya Telepon dan Listrik Rp13.500.000
Jawab: PT USAHA SUKSES
Laporan Laba Rugi
Periode 1 Jan sd 31 Des 2012

Penjualan Rp4.250.000.000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal Rp850.000.000
Pembelian Rp3.250.000.000
Tersedia untuk dijual Rp4.100.000.000
Persediaan Akhir Rp750.000.000
HPP Rp3.350.000.000
Laba Bruto Usaha Rp900.000.000

Beban Operasional Usaha


Biaya Gaji Rp92.500.000
Biaya Penyusutan Rp62.500.000
Biaya Perlengkapan kantor Rp12.250.000
Biaya Perjalanan Dinas Rp14.500.000
Biaya Bunga Rp22.500.000
Biaya Sewa Gedung Rp24.500.000
Biaya Telepon dan Listrik Rp13.500.000
Total Biaya Rp242.250.000
Laba Netto Usaha Rp657.750.000
Pajak Penghasilan = 50% x 25% x Rp. 657.750.000,00 Rp82.218.750
Jadi pajak penghasilan yang harus dibayar PT Usaha Sukses adalah Rp.
82.218.750,00
Contoh Soal Peredaran Bruto
>4,8Milyar
PT. Indomarco adalah distributor makanan instan. Berdasarkan
pembukuan tahun 2012 diketahui data sebagai berikut:
Penjualan Rp 6.500.650.000
Persediaan 1 Januari 2012 Rp 850.000.000
Pembelian Rp 4.500.000.000
Persediaan 31 Desember 2012 Rp 750.000.000
Biaya Gaji Rp 92.500.000
Biaya Penyusutan Rp 62.500.000
Biaya Perlengkapan kantor Rp 12.250.000
Biaya Perjalanan Dinas Rp 14.500.000
Biaya Bunga Rp 22.500.000
Biaya Sewa Gedung Rp 24.500.000
Biaya Telepon dan Listrik Rp 13.500.000
Pendapatan Bunga Tabungan Rp 2.500.000
Pajak Bunga Tabungan Rp 425.000

Buatlah Laporan Laba Rugi PT Indomarco dan Perhitungan PPh Badan.


Jawab:
PT INDOMARCO
Laporan Laba Rugi
Periode 1 Jan sd 31 Des 2012

Penjualan Rp6.500.650.000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal Rp850.000.000
Pembelian Rp4.500.000.000
Tersedia untuk dijual Rp5.350.000.000
Persediaan Akhir Rp750.000.000
HPP Rp4.600.000.000
Laba Bruto Usaha Rp1.900.650.000

Beban Operasional Usaha


Biaya Gaji Rp 92.500.000
Biaya Penyusutan Rp 62.500.000
Biaya Perlengkapan kantor Rp 12.250.000
Biaya Perjalanan Dinas Rp 14.500.000
Biaya Bunga Rp 22.500.000
Biaya Sewa Gedung Rp 24.500.000
Biaya Telepon dan Listrik Rp 13.500.000
Total Biaya Rp242.250.000
Laba Netto Usaha Rp1.658.400.000
Pendapatan dan Biaya Lain
Pendapatan Bunga Tabungan Rp2.500.000
Pajak Bunga Tabungan Rp425.000
Rp2.075.000
Lana Netto dalam Negeri Rp1.660.475.000
Lanjutan:
Penghasilan Kena Pajak yang memperoleh fasilitas
(Rp. 4.800.000.000,00 / Rp. 6.500.650.000,00) x Rp. 1.660.475.000,00 = Rp1.226.074.316
a. (50% x 25%) x Rp. 1.226.074.316 = Rp153.259.289
b. 25% x ( Rp. 1.660.475.000,00 - Rp. 1.226.074.316,00) = Rp108.600.171
Pajak Terutang PT Indomarco Tahun 2012 Rp261.859.461
Jadi pajak penghasilan yang harus dibayar PT Indomarco adalah Rp.
261.859.461,00
Rekonsiliasi Fiskal
 Rekonsiliasi Fiskal adlaah proses penyesuaian atas laba
akuntansi yang berbeda dengan ketentuan fiskal
untuk menghasilkan penghasilan netto atau laba yang
sesuai dengan ketentukan perpajakan.
 Koreksi Fiskal dibagi menjadi 2 yakni Koreksi Fiskal
Positif dan Koreksi Fiskal Negatif.
Koreksi Fiskal Positif
Tujuan dari koreksi positif adalah menambah laba komersil atau
laba Penghasilan Kena Pajak (PKP). Jadi, koreksi positif akan
menambahkan pendapatan dan mengurangi atau mengeluarkan
biaya-biaya yang sekiranya harus diakui secara fiskal. Secara
rinci, penyebab dari koreksi positif menurut Ortax.org adalah:
1) Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun
seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian
sisa hasil usaha koperasi.
2) Dana cadangan.
3) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau
jasa yang diberikan dalam bentuk natura atau kenikmatan.
4) Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan
kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.
5) Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan.
6) Pajak penghasilan.
7) Gaji yang dibayarkan kepada pemilik.
8) Sanksi administrasi.
9) Selisih penyusutan/amortisasi komersial di atas
penyusutan/amortisasi fiskal.
10) Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang dikenakan PPh Final
dan penghasilan yang tidak termasuk objek pajak
Koreksi Fiskal Negatif
Tujuan dari koreksi negatif adalah mengurangi laba komersil
atau laba PhKP. Hal ini disebabkan oleh pendapatan
komersil yang lebih tinggi daripada pendapatan fiskal dan
biaya-biaya komersil yang lebih kecil daripada biaya-biaya
fiskal. Penyebab dari adanya koreksi negatif sendiri adalah.
1) Penghasilan yang dikenakan PPh Final
 penghasilan dari bunga deposito, bunga obligasi dan surat
utang negara, atau bunga simpanan yang dibayarkan
koperasi kepada anggotanya.
 penghasilan dari hadiah undian.
 penghasilan dari pengalihan harta, seperti tanah atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, atau
pun sewa tanah dan bangunan
2) Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak tetapi
termasuk dalam peredaran usaha.
 Warisan
 Harta yang termasuk dalam setoran tunai, diterima
oleh sebuah badan.Tujuannya untuk mengganti
saham atau modal.
 Pembayaran yang dilakukan oleh pihak asuransi
kepada peserta asuransi.
 Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertent
3) Selisih penyusutan/amortisasi komersial komersial di
bawah penyusutan/amortisasi fiskal.
Contoh Soal
PT Nasmoco meminta bantuan Anda untuk menyusun
rekonsiliasi fiskal berdasarkan data laporan keuangan
tahun 2016 dibawah ini:
I Data Wajib Pajak
Nama Wajib Pajak : PT Nasmoco
NPWP : 01.444.555.1.234.000
Alamat Kedudukan : Jl. Jend. Sudirman No. 150, Semarang
Nomor Telepon/Faks : (024) 76170525
Jenis Usaha : Dealer Mobil Toyota
Nama Pimpinan : Gunawan ,S.E., M.M.
Alamat Rumah : Jl. Gajah Raya No. 75, Semarang
Kualifikasi Badan : Perseroan Terbatas (PT)
II Kegiatan Usaha
Pada Tahun 2016, PT Nasmoco memperoleh penghasilan dari dalam negeri. Laporan laba rugi (komersial) pada tahun
2016 adalah sebagai berikut:
Penjualan 5.400.000.000
Harga Pokok Penjualan (3.400.000.000)
Penghasilan Bruto 2.000.000.000
Beban Operasional:
1. Beban Gaji Karyawan 220.000.000
2. Tunjangan Tranposrt Karyawan 180.000.000
3. Beban Makan Kantor 24.000.000
4. Beban pengobatan ditanggung perusahaan 80.000.000
5. Beban training karyawan 60.000.000
6. Beban seragam satpam 48.000.000
7. Beban sanksi administrasi pajak 40.000.000
8. Beban pengangkutan 18.000.000
9. Beban bunga pinjaman 28.000.000
10. Cadangan penghapusan piutang 20.000.000
11. Beban jamuan tamu tanpa daftar nominatif 40.000.000
12. Beban listrik dan telepon kantor 96.000.000
13. PBB dan Bea Materai 12.000.000
14. Penyusutan Aset tetap 160.000.000
15. Premi asuransi kebakaran pabrik 40.000.000
16. Bantuan untuk panitia HUT RI 20.000.000
Total Beban Operasional (1.086.000.000)
Laba Usaha 914.000.000
Pendapatan Lain-Lain:
1. Dividen dari PT Sinar Mas (kepemilikan di bawah 20%) 400.000.000
2. Sewa Kendaraan kepada CV Kalista (setelah PPh) 40.000.000
3. Keuntungan selisih kurs 20.000.000
4. Penerimaan pengembalian PBB yang telah dibebankan 20.000.000
5. Jasa giro Bank Mandiri (sebelum PPh) 8.000.000
Total Pendapatan Lain-lain 488.000.000
Beban di luar usaha (60.600.000)
Pendapatan di luar laba usaha 427.400.000
Penghasilan Netto 1.341.400.000
Keterangan Tambahan:
Jenis Aset Tahun Beli Harga Beli Nilai Residu
Bangunan Permanen 06 Juli 2011 1.600.000.000 200.000.000
Kelompok 1 10 Desember 2014 320.000.000 40.000.000
Penyusutan Fiskal menggunakan metode Garis Lurus
Diminta :
Anda diminta membuat rekonsililiasi Fiskal untuk PT Nasmoco dan
menghitung Pajak Penghasilan PT Nasmoco Tahun 2016
Jawab PT NASMOCO
Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2016

Koreksi Fiskal
Keterangan Menurut Akuntansi Menurut Fiskal Keterangan
Positif Negatif
Penjualan 5.400.000.000 5.400.000.000
Harga Pokok Penjualan (3.400.000.000) (3.400.000.000)
Penghasilan Bruto 2.000.000.000 2.000.000.000
Beban Operasional:
1. Beban Gaji Karyawan 220.000.000 220.000.000
2. Tunjangan Tranposrt Karyawan 180.000.000 180.000.000
3. Beban Makan Kantor 24.000.000 24.000.000
4. Beban pengobatan ditanggung perusahaan 80.000.000 80.000.000 - Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
5. Beban training karyawan 60.000.000 60.000.000
6. Beban seragam satpam 48.000.000 48.000.000
7. Beban sanksi administrasi pajak 40.000.000 40.000.000 - Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
8. Beban pengangkutan 18.000.000 18.000.000
9. Beban bunga pinjaman 28.000.000 28.000.000
10. Cadangan penghapusan piutang 20.000.000 20.000.000 - Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
11. Beban jamuan tamu tanpa daftar nominatif 40.000.000 40.000.000 -
12. Beban listrik dan telepon kantor 96.000.000 96.000.000
13. PBB dan Bea Materai 12.000.000 12.000.000
14. Penyusutan Aset tetap 160.000.000 20.000.000 140.000.000 Pasal 11 UU PPh
15. Premi asuransi kebakaran pabrik 40.000.000 40.000.000
16. Bantuan untuk panitia HUT RI 20.000.000 20.000.000 - Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
Total Beban Operasional (1.086.000.000) 220.000.000 866.000.000
Laba Usaha 914.000.000 1.134.000.000
Pendapatan Lain-Lain: -
1. Dividen dari PT Sinar Mas (kepemilikan di bawah 20%) 400.000.000 60.000.000 340.000.000 Pasal 4 Ayat (2) UU PPh
2. Sewa Kendaraan kepada CV Kalista (setelah PPh) 40.000.000 800.000 39.200.000 Pasal 4 Ayat (2) UU PPh
3. Keuntungan selisih kurs 20.000.000 600.000 19.400.000
4. Penerimaan pengembalian PBB yang telah dibebankan 20.000.000 20.000.000
5. Jasa giro Bank Mandiri (sebelum PPh) 8.000.000 1.600.000 6.400.000 Pasal 4 Ayat (2) UU PPh
Total Pendapatan Lain-lain 488.000.000 63.000.000 425.000.000
Beban di luar usaha (60.600.000) (60.600.000)
Pendapatan di luar laba usaha 427.400.000 364.400.000
Penghasilan Netto 1.341.400.000 - - 1.498.400.000
Menghitung PPh Terutang:
Penghasilan Netto Fiskal 1.498.400.000
Penghasilan kena pajak yang mendapat fasilitas
(4.800.000.000 / 5.400.000.000) x Rp. 1.498.400.000 1.331.911.111
Penghasilan kena pajak yang tidak mendapat fasilitas
(1.498.400.000 - 1.331.911.111) 166.488.889

Pajak Penghasilan terutang


50% x 25% x 1.331.911.111 166.488.889
25% x 166.488.889 41.622.222
Pajak Penghasilan terutang 208.111.111

Anda mungkin juga menyukai