1. SISTEM PENCATATAN
2. METODE PENILAIAN
1.1. Menurut sistem periodik terdapat beberapa cara, sperti berikut ini :
a. Metode tanda pengenal khusus ( Specific identification method ).
Yaitu memberi tanda-tanda khusus yang sama untuk setiap barang yang harga perolehannya sama, sehingga pada waktu mengadakan
inventarisasi dikelompokkan menurut tandanya kemudian dihitung jumlahnya
Contoh : D1
PT Angkasapura selama bulan Januari 1995 m3mpunyai data tentang persediaan sebagai berikut :
Jan 1 Persediaan 1.750 unit @ Rp 6.000 / unit
Jan 5 Pembelian 1000 unit @ Rp 6.200 / unit Berdasarkan inventarisasi secara fisik , ternyata jumlah persediaan pada
Jan 10 Pembelian 2000 unit @ Rp 6.250 / unit tanggal 31 Januari sebanyak 3.000 unit, terdiri dari :
Jan 15 Pembelian 1.500 unit @ Rp 6.400 / unit Pembelian tgl. 30 Jan. 50 %
Jan 20 Pembelian 3000 unit @ Rp 6.250 / unit Pembelian tgl. 25 Jan. 25 %
Jan 25 Pembelian 2.500 unit @ Rp 6.500 / unit Dan selebihnya pembelian tanggal 5 Januari 1995
Jan 30 Pembelian 2000 unit @ Rp 6.400 / unit Diminta :
Tentukan Nilai Persediaan tgl. 31 Januari 1995 dengan metode Tanda
Jawab : Pengenal Khusus
Nilai persediaan pada tgl. 31 Januari 1995 adalah :
1.500 x Rp 6.400 = Rp 9.600.000
750 x Rp 6.500 = Rp 4.875.000
750 x Rp 6.200 = Rp 4.650.000
3.000 unit = Rp 19.125.000
b. Metode MPTP/LIFO
Jumlah Persediaan 7.000 unit terdiri dari :
- Pesediaan tgl. 1 Feb. = 3.000 x Rp 6.400 = Rp 19.200.000
- Pembelian tg. 6 Feb = 2.000 x Rp 6.500 = Rp 13.000.000
- Pembelian tgl. 11 Feb = 2.000 x Rp 6.300 = Rp 12.600.000
7.000 unit = Rp 44.800.000
1.2 Menurut sistem Perpetual (terus menerus), nilai persediaan dapat dihitung berdasarkan :
Contoh : D.3
PT Permata yang menggunakan Sistem Balans Permanen/perpetual dalam pencatatan persediaan barang, pada bulan Maret 1995 mempunyai data
yang berhubungan dengan persediaan barang dagang sebagai berikut :
- Maret 1 Persediaan 4.000 unit @ Rp 800
- Maret 4 Pembelian 3.000 unit @ Rp 850
- Maret 7 Penjualan 5.000 unit -
- Maret 13 Pembelian 4.000 unit @ Rp 875
- Maret 19 Penjualan 5.000 unit -
- Maret 22 Pembelian 2.000 unit @ Rp 900
- Maret 26 Penjualan 2.500 unit -
- Maret 30 Pembelian 5.000 unit @ Rp 850
Diminta : Tentukan besarnya nilai persediaan barang dagang pada tgl 31Maret berdasarkan metoda :
a. Metode MPKP / FIFO
b. Metode MTKP / LIFO
c. Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average Method)
Contoh :
CV Kerinci bermaksud untuk menyusun laporan rugi-laba bulan Januari. Pada bulan tersebut :
Penjualan bersih sebesar Rp 200.000
Persediaan Awal Rp 40.000
Pembelian Rp 120.000
Pada tahun lalu , perusahaan memperoleh laba kotor sebesar 30% dan tahun ini diperkirakan akan diperoleh laba kotor dengan persentase
yang sama. Berdasarkan data tersebut kita dapat menaksir persediaan yang ada pada akhir bulan Januari dengan menggunakan Metoda Laba
Kotor sbb : Penjualan bersih Rp 200.000
(1) Kurangi : Taksiran Laba Kotor ( 30% x Rp 200.000 ) Rp 60.000
Taksiran Harga Pokok Penjualan Rp 140.000
CONTOH :
Perusahaan membeli 10 unnit barang dagang dengan harga Rp 7,00 untuk dijual dengan harga Rp 10,00 per unit. Dengan demikian perbandingan
(ratio) antara harga perolehan dengan harga eceran adalah 70% ( Rp 7,00 : Rp 10,00 ). Seandainya tersisa 4 unit yang belum terjual , harga eceran
keempat unit tersebut adalah Rp 40,00 dan harga perolehannya adalah Rp 28,00 (70% x Rp 40,00), yang sama dengan total harga perolehannya
yaitu 4 x Rp 7,00 = Rp 28,00.
(2) Perbandingan harga perolehan terhadap harga eceran adalah ( Rp 75.000 : Rp 100.000 ) = 75%
Analisis atas akibat yang timbul menunjukkan bahwa kesalahan pada persediaan awal adalah kebalikan kesalahan yang sama pada persediaan
akhir. Apabila terjadi kesalahan pada persediaan akhir dan kesalahan tersebut tidak diperbaiki hingga sebelum akhir periode akuntansi berikutnya
mk akan membawa akibat sebaliknya atas laba bersih utk kedua tahun tersebut, dan neraca pada akhir tahun kedua tidak akan keliru karena
kesalahan akan saling mengimbangi satu dengan lainnya. Pengaruh tersebut nampak di bawah ini ( dianggap terjadi kesalahan terlalu kecil Rp
3.000,00 pada persediaan akhir tahun 1990, dan tidak dikoreksi pada th 1991 )
Ringkasan Laporan Rugi- Laba
1990 1991