Anda di halaman 1dari 11

Nama : Iwina Fitriana

Kelas : XI AKL B
Mapel : Praktikum Akuntansi Lembaga Instansi/Pemerintah

BAB 3

1. Keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,


pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah disebut...
Jawab : B. Pengelolaan keuangan daerah

2. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, hak, wewnang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintah dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
disebut....
Jawab : E. Daerah Otonomi

3. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, wilayah kerja perangkat
pemerintah pusat untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah pusat di daerah dan wilayah kerja gubernur dan bupati/walikota
dalam melaksanakan urusan pemerintah umum didaerah disebut...
Jawab : A. Wilayah Administratif

4. Semua rekening penerimaan kas umum pemerintah yang menambah saldo anggaran lebih
dalam periode anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah disebut..
Jawab : B. Pendapatan LRA

5. Hak pemerintah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali disebut...
Jawab : C. Pendapatan LO

6. Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang
dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhu bungan
dengan hak dan kewajiban daerah disebut...
Jawab : B. Keuangan daerah

7. Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010, semua penerimaan rekening kas umum negara daerah
yangb menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali disebut...
Jawab : A. Pendapatan LO

8. Pendapatan yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam pendapatan asli daerah dan
pendapatan transfer, misalnya hibah yang berasal dari pemerintah, dana darurat dan
pemerintah, dan dana bagi hasil pajak dari provinsi pada kabupaten/kota disebut...
Jawab : C. Lain-lain pendapatan yang sah
9. Berdasarkan jenis pendapatan asli daerah, pendapatan daerah yang bersumber dari daerah
itu sendiri disebut...
Jawab : C. Pajak Daerah

10. Berdasarkan objek pendapatan, pendapatan daerah yang bersumber dari daerah itu sendiri
disebut...
Jawab : B. Retribusi Daerah

11. Pendapatan yang bersumber dari transfer pemerintah pusat dalam rangka pelaksanaan
otonomi daerah disebut...
Jawab : B. Dana Perimbangan

12. Pos nonoperasional yang terdiri dari pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan
bukan merupakan tugas pokok dan fungsi entitasdisebut surplus...
Jawab ; D. Non Operasional

13. Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak sering terjadi, tidak dapat diramalkan, dan berada
diluar kendali entitas disebut...
Jawab : E. Pendapatan luar biasa

14. Pengakuan pendapatan ketika entitas telah menyelesaikan secara substansi apa yang telah
menjadi kewajibannya, yaitu ketika proses selesai, berarti pengakuan pendapatan pada
saat...
Jawab : A. Pembayaran tunai

15. Pengakuan pendapatan pajak dengan sistem self-assesment dan dilanjutkan dengan
pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan perhitungan tersebut diakui ketika wajib pajak
melakukan..
Jawab : E. Pembayaran pajak

16. Pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah pusar/daerah yang mmeberi
manfaat jangka pendek disebut...
Jawab : D. Belanja operasi

17. Pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat
lebih dari satu periode akuntansi disebut...
Jawab : E. Belanja modal

18. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran yang memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi. Berikut yang termasuk dalam kelompok belanja modal adalah...
Jawab : E. Fasilitas umum

19. Penggeluaran anggaran untuk kegiatan tang bersifat tidak biasa dan tidak diharapkan
berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak
terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggarakan kewenangan
pemerintah pusat/daerah disebut...
Jawab : D. Belanja tak terduga
20. Intensif pemungutan pajak daerah cdan retribusi daerah termasuk dalam kelompok...
Jawab : A. Belanja pegawai

21. Semua penerimaan rekening kas umum daerah yang antara lain berasal dari penerimaan
pinjmana, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan
kembali pinjaman yang diberikan kepada pihsk ketiga, penjualan investasi prmanen lainnya,
dan pencairan danan cadangan disebut...
Jawab : D. Penerimaan pembiayaan

22. Semua pengeluaran rekening kas umum nrgara/daerah lain untuk pemberian pinjaman
kepada pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman
dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan disebut...
Jawab : E. Pengeluaran pembiayaan

23. Pada saat menerima hak atas barang, termasuk barang dalam perjalanan yang telah menjadi
haknya, pemerintah harus mengakui kewajiban atas jumlah yang belum dibayarkan untuk
barang, yang disebut...
Jawab : E. Utang pihak ketiga

24. kewajiban suatu entitas pelaporan untuk melakukan pembayaran kepada entitas lain
sebagai akibat ketentuan perundang-undangan disebut...
jawab : D. Utang transfer

25. Utang atas biaya bunga yang terjadi, tetapi belum dibayar dan harus diakui pada setiap akhir
periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan disebut...
Jawab : A. Utang bunga

26. Pendapatan denda atas keterlambatan merupakan pendapatan asli daerah jenis...
Jawab : A. Melalui penetapan

27. Pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos-fasum), pendapatan
dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pendapatan dari angsuran/cicilan
penjualan, dan hasil dari pemanfaatan kekayaan daerah merupakan pendapatan asli daerah
jenis...
Jawab : A. Tanpa penetapan

28. Pendapatan nonoperasional yang diakui ketika dokumen sumber berupa berita acara
kegiatan (misal : berita acara penjualan untuk mengakui surplus penjualan aset nonlancar)
telah diterima disebut...
Jawab : D. Pendapatan nonoperasional

29. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, ketentuan mengenai jenis
dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak
diperoleh setiap warga negara secara minimal disebut...
Jawab : B. Standar Pelayanan Minimal

30. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, pelayanan publik untuk
memenuhi kebutuhan dasar warga negara desbut...
31. Jawab : D. Pelayanan dasar

B.ESSAY

1. Program adalah penjabaran kibijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau lebih
kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang
terukur sesuai dengan misi SKPD. Apakah yang dimaksud dengan kegiatan?
Jawab : Dalam kaitannya dengan pemerintahan, kegiatan adalah hal atau tindakan
yang dilakukan oleh pemerintah menggunakan anggaran. Anggaran yang digunakan
dapat diperoleh dari pajak masyarakat maupun dari pelaku usaha. Kegiatan ini
haruslah terdaftar secara mendetil dalam APBD tahun terkait.

2. Kebijakan umum APBD merupakan dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan,
belanja dan pembiayaan. Dokumen apakah yang dimuat dalam kebijakan umum APBD?
Jawab : Dokumen yang dimuat dalam kebijakan umum APBD yaitu kebijakan
pendapatan, pembiayaan dan belanja daerah selama 1 tahun.

3. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) merupakan
dokumen perencanaan dan penganggaran. Dokumen apakah yang dimuat dalam RKA-SKPD?
Jawab : Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) merupakan dokumen perencanaan
dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan
kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.

4. Pendapatan merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan nilai
kekayaan bersih. Apakah yang dimaksud dengan pendapatan LRA?
Jawab : Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah.

5. Semua pengeluaran oleh bendahara umum akan mengurangi saldo anggaran. Bagaimanakah
definisi belanja berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005?
Jawab : Menurut PP No 24 tahun 2005, definisi belanja adalah : Belanja (basis kas)
adalah pengeluaran oleh bendahara umum Negara atau Bendahara Umum Daerah
yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

6. Beban menggambarkan kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurangan nilai


kekayaan bersih. Apakah yang dimaksud dengan belanja operasi?
Jawab : Belanja operasi merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-
hari pemerintah yang memberi manfaat jangka pendek.

7. Belanja modal, yaitu pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya
yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja apakah yang tergolong
dalam kategori belanja modal?
Jawab : Belanja Modal meliputi belanja modal untuk perolehan tanah, gedung, dan
bangunan, peralatan, dan aset tak berwujud.

8. Pembiayaan merupakan seluruh transaksi keuangan pemerintah. Apakah yang dimaksud


dengan penerima pembayaran?
Jawab : Penerima pembayaran atau Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu
cara pembayaran yang hampir merupakan kebalikan dari sistem cek, berupa surat
perintah untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening seseorang kepada
rekening lain yang ditunjuk surat tersebut.

9. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa kegiatan yang direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik berdasarkan kriteria unjuk kerja yang ditetapkan pada tahap
perencanaan. Bagaimanakah bentuk pengawasan berdasarkan subjek pengawasan?
Jawab : Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan dengan cara
mendatangi dan melakukan memeriksaan di tempat (on the spot) terhadap objek yang
diawasi. Jika pengawasan langsung ini dilakukan terhadap proyek pembangunan fisik
maka yang dimaksud dengan pemriksaan ditempat itu dapat berupa pemeriksaan
administratif atau pemeriksaan fisik di lapangan.

10. Pengawasan dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan


kegiatan. Bagaimanakah bentuk pengawasan berdasarkan jarak pengawasan?
Jawab : Pengawasan tidak langsung mrupakan pengawasan yang dilakukan tanpa
mendatangi tempat pelaksanaan pekerjaan atau objek yang diawasi atau pengawasan
yang dilakukan dari karak jauh yaitu dari belakang meja

Studi Kasus
Studi Kasus 1
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah meliputi : kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dan/atau
kepentingan umum.

Studi Kasus 2
Pengaturan Pengelola Keuangan Daerah : Keuangan Daerah dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis , efektif, transparan dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.

Studi Kasus 3
Pendapatan transfer adalah pendapatan yang didapat oleh daerah dari transfer pemerintah
pusat maupun transfer antar daerah. Ada 4 macam transfer pemerintah pusat untuk daerah
yaitu :
1. Dana Perimbangan
2. Dana Otonomi Khusus
3. Dana Keistimewaan
4. Dana Desa

Studi Kasus 4
Belanja negara menurut klasifikasi ekonomi atau jenis belanja dibedakan menjadi belanja
barang, belanja modal, hibah, bantuan sosial, subsidi, dan pembayaran bungan utang.
Studi Kasus 5
 APBD, ELEMEN MANFAAT dan KEGUNAAN

Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Anggaran


pendapatan dan belanja daerah, selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah.
Proses Pengelolaaan keuangan daerah dimulai dengan perencanaan/penyusunan anggaran
pendapatan belanja daerah (APBD). APBD merupakan rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD,
dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Oleh karena itu APBD merupakan kesepakatan
bersama antara eksekutif dan legislatif yang dituangkan dalam peraturan daerah dan
dijabarkan dalam peraturan bupati. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan APBD berpedoman kepada
RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan
bernegara. APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap
tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 181 dan Undang-undang Nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara pasal 17-18, yang menjelaskan bahwa proses penyusunan APBD
harus didasarkan pada penetapan skala prioritas dan plafon anggaran, rencana kerja
Pemerintah Daerah dan Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati bersama antara DPRD
dengan Pemerintah Daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Bab IV Penyusunan Rancangan APBD Pasal
29 sampai dengan pasal 42 dijelaskan bahwa proses penyusunan RAPBD berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD), Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
dan Rencana Kerja Anggaran SKPD (RKA-SKPD).
 ELEMEN APBD

APBD terdiri atas (elemen) anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan. Seperti
yang disebutkan dalam pengganggaran berbasis kinerja bahwa Struktur anggaran kinerja
terdiri atas elemen-elemen pendapatan, belanja, dan pendanaan daerah yang memberikan
gambaran antara lain mengenai:
· Sasaran yang diharapkan menurut fungsi belanja.
· Standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satuan komponen kegiatan yang
bersangkutan.
· Bagian APBD yang mendanai belanja administrasi umum, belanja operasi dan
pemeliharaan dan belanja modal atau investasi untuk pelayanan publik dan aparatur.
Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban daerah dalam
tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD.
Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan, yang berasal dari pendapatan asli
daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah.
Belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan, yang dirinci menurut
organisasi, fungsi, dan jenis belanja.
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-
tahun anggaran berikutnya.
Pinjaman daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima sejumlah
uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga daerah tersebut
dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk
menutup defisit tersebut dalam Peraturan Daerah tentang APBD.
APBD merupakan perwujudan dari Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan
pemerintah daerah yang nerupakan suatu sistem pembagian keuangan yang adil,
proporsional, demokratis, transparan, dan bertanggung jawab dalam rangka pendanaan
penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan
daerah serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, APBD disusun dengan menggunakan
metoda tradisional atau item line budget. Mekanisme penyusunan anggaran ini tidak
didasarkan pada analisa rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang
telah ditentukan, namun lebih meniitikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/ pengeluaran.
Sasaran (target), keluaran (output) dan hasil (outcome) dari kegiatan/ program yang akan atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang
terukur tidak dapat disajikan dengan baik sehingga esiensi dari pengertian anggaran berbasis
kinerja (performance based budgeting) semakin tidak jelas.

 MANFAAT APBD

APBD disusun sebagai pedoman pendapatan dan belanja dalam melaksanakan kegiatan
pemerintah daerah dan dalam rangka pengelolaan Keuangan Daerah serta untuk mencapai
tujuan bernegara. Tidak berbeda dengan sebuah rumah tangga, pemerintah daerah juga
mempunyai berbagai pengeluaran untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan rutin pemerintah
dan pembangunan. Untuk membiayai keperluan tersebut, negara memerlukan dana. Dana
tersebut diperoleh dari berbagai sumber. Sehingga dengan adanya APBD, pemerintah daerah
sudah memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang akan diterima sebagai pendapatan
dan pengeluaran apa saja yang harus dikeluarkan, selama satu tahun. Dengan adanya APBD
sebagai pedoman, kesalahan, pemborosan, dan penyelewengan yang merugikan dapat
dihindari.

 Kedudukan APBD penting sebagai alat untuk memelihara dan mengupayakan


keseimbangan fundamental perekonomian daerah dalam proses pembangunan di
daerah. APBD juga merupakan alat/wadah untuk menampung berbagai kepentingan
publik (public accountability) yang diwujudkan melalui program dan kegiatan. APBD
merupakan instrumen kebijakan yaitu sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan
umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah yang harus mencerminkan kebutuhan
riil masyarakat sesuai dengan potensi dan karakteristik daerah serta dapat memenuhi
tuntutan terciptanya anggaran daerah yang berorientasi pada kepentingan dan
akuntabilitas publik. Proses penganggaran yang telah direncanakan dengan baik dan
dilaksanakan dengan tertib serta disiplin akan mencapai sasaran yang lebih optimal.
APBD juga menduduki posisi sentral dan vital dalam upaya pengembangan
kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah. Proses pembangunan di era otonomi
daerah memberikan celah dan peluang yang besar bagi Pemerintah Daerah dalam
menentukan kebijakan dan arah pembangunan yang mengutamakan potensi serta
keunggulan daerah sesuai dengan karakteristik daerah sehingga esensi dari dokumen
APBD yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan dari semangat otonomi daerah itu
sendiri. Pemerintah Daerah juga dituntut melakukan pengelolaan keuangan daerah
yang tertib, transparan dan akuntabel agar tujuan utama dapat tercapai yaitu
mewujudkan good governance dan clean goverment. KEGUNAAN APBD

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2003, pasal 66, APBD memiliki fungsi/
KEGUNAAN sebagai berikut:
1. Fungsi Otorisasi
Fungsi otorisasi berarti APBD menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan berarti APBD menjadi pedoman bagi pemerintah daerah untuk
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan berarti APBD menjadi pedoman untuk menilai (mengawasi)
apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sudah sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
4. Fungsi Alokasi
Fungsi alokasi berarti APBD dalam pembagiannya harus diarahkan dengan tujuan
untuk mengurangi pengangguran, pemborosan sumber daya, serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi berarti APBD dalam pendistribusiannya harus memerhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.
Studi kasus 6
Pendapatan Realisasi Anggaran (LRA) adalah penerimaan oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pmerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Studi Kasus 7
Menurut Warsito (2001:128)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh
pemerintah daerah. Sumber PAD terdiri dari : pajak daerah, retribusi daerah, laba dari Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah.
Studi Kasus 8
Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan
Apa saja yang pengklasifikasian belanja daerah?
Klasifikasi ekonomi (Jenis belanja) meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal,
bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja tak terduga.
Studi Kasus 9
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 3 Ayat (4) UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, Fungsi APBD adalah sebagai berikut :
 Fungsi Pengawasan
Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan pelanyelenggaraan
pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Studi Kasus 10
 JENIS-JENIS PENGAWASAN
1. Pengawasan Ekstern dan Intern
1) Pengawasan Ekstern (external control)
Pengasan ektern atau pengawasan dari luar, yakni pengawasan yang menjadi
subyek pengawas adalah pihak luar dari organisasi obyek yang diawasi,
misalnya, BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) adalah perangkat pengawasan
ekstern terhadap Pemerintah, karena ia berada di luar susunan organisasi
Pemerintah (dalam arti yang sempit). Ia tidak mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Pemerintah (Presiden) tetapi kepada
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI (Sujamto, 1986 : 81-82)
2) Pengawasan Intern
Pengawasan intern merupakan pengawasan yang dilakukan dari dalam
organisasi yang bersangkutan, misalnya; Inspektur Wilayah Kabupaten/Kota
yang mengawasi pelaksanaan Pemerintahan di Kabupaten/Kota tersebut.
(Sujamto, 1986 : 81-82)
Di dalam pasal 218 UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
diatur :
(1) Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakakan
oleh Pemerintah yang meliputi :
a. Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintah di daerah;
b. Pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.
(2) Pengawasan sebagaiaman didmakksud pada ayat (1) buruf a dilaksanakan
oleh aparat pengawas intern Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan
2. Pengawasan Preventif, Represif dan Umum
1) Pengawasan Preventif
Pengawsan Preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum
pelaksanaan, yakni pengawasan yang dilakukan terhadap sesuatu yang bersifat
rencana. (Sujamto, 1986 : 85).
2) Pengawasan Represif
Pengawasan Represif merupakan pengawasan yang dilakukan setelah
pekerjaan atau kegiatan dilaksanakan. Dapat pula dikatakan bahwa
pengawasan represif sebagai salah satu bentuk pengawasanatas jalannya
pemerintahan (Sujamto, 1986 : 87).
misalnya : penangguhan dan atau pembatalan PERDA, PERBW, KEPBW
yang bertentangan dengan kepentingan umum.
3) Pengawasan Umum
Pengawasan umum adalah jenis pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah
terhadap segala kegiatan pmemerintah daerah untuk menjamin
penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan baik. Pengawasan umum
dilakukan oleh MENDAGRI terhadap pemerintahan daerah.
Pengawasan umum adalah pengawasan terhadap seluruh aspek pelaksanaan
tugas pokok organisasi. Fungsi pengawasan umum dapat pula dilakukan
melalui WASKAT yang hakekatnya sama dengan WASNAL. Inspektorat
Jenderal mempunyai tugas melakukan pengawasan umum terhadap
pelaksanaan tugas pokok KEMDAGRI.Tetapi juga IRJEN merupakan aparat
pengawasan fungsional (APF) (Sujamto, 1986 : 73-74).
3. Pengawasan Langsung dan Pengawasan Tidak Langsung
1) Pengawasan Langsung
Pengawasan Langsung adalah pengawasan yang dilakukan dengan
cara mendatangi dan melakukan pemeriksaan di tempat (on the
spot) terhadap obyek yang diawasi. Jika pengawasan langsung ini
dilakukan terhadap proyek pembangunan fisik maka yang
dimaksud dengan pemeeriksaan ditempat atau pemeriksaan
setermpat itu dapat berupa pemeriksaan administratif atau
pemeriksaan fisik di lapangan.
2) Pengawasan tidak langsung
Pengawasan Tidak Langsung merupakan pengawasan yang dilakukan
tanpa mendatangi tempat pelaksanaan pekerjaan atau obyek yang diawasi
atau pengawasan yang dilakukan dari jarak jauh yaitu dari belakang meja.
Dokumen yang diperlukan dalam pengawasan tidak langsung antara lain :
a.Laporan pelaksanaan pekerjaan baik laporan berkala
maupun laporan insidentil;
b. Laporan hasil pemeriksaan (LHP) dari
pengawan lain;
c.Surat-surat pengaduan;
d. Berita atau artikel di mass media;
e.Dokumen lain yang terkait.
3) Pengawasan Formal dan Informal
1) Pengawasan Formal
Pengawasan Formal adalah pengawasan yang dilakukan oleh
instansi/pejabat yang berwenang (resmi) baik yang berifat intern
dan ekstern; Misal : pengawasan yang dilakukan oleh BPK, BPKP
dan ITJEN.
2) Pengawasan Informal
Pengawasan Informal yakni pengawasan yang dilakukan oleh
masyarakat atau social control, misalnya surat pengaduan
masyarakat melalui media massa atau melalui badan perwakilan
rakyat.

Anda mungkin juga menyukai