SMK
JL. XXX
TELP. 031-XXXXXX FAX. 031- XXXXXX Kode Pos: XXXXX
EMAIL : XXXXXXXX Website: XXXXXXXXXXXXX
Kelas/Semester : XII / II
Materi Pokok : 3.18 Menerapkan pengisian Surat Setoran Pajak (SSP) Masa
PPN dan PPnBM
A. Kompetensi Inti
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Akuntansi dan Keuangan Lembaga pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja,
warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui proses pemberian stimulus, diskusi,
tanya jawab, presentasi, penugasan, dan analisis adalah peserta didik dapat menganalisis data
terkait Surat Setoran Pajak (SSP) Masa PPN dan PPnBM yang mencakup fungsi dari SSP
untuk PPN dan PPnBM, Pengertian SSP untuk PPN dan PPnBm, Serta tata cara pengisian
SSP untuk PPN dan PPnBM.
Ketrampilan yang diharapkan adalah peserta didik mengklasifikasikan apa saja fungsi
dari SSP untuk PPN dan PPnBm,dan tata cara pengisian SSP untuk PPN dan PPnBM. Poin
terakhir adalah peserta didik mampu melakukan pengisian SSP untuk PPN dan PPnBM.
D. Materi Pembelajaran
1. Faktual
Permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan prosedur pengisian Surat
Setoran Pajak (SSP) masa PPN dan PPnBM yang sesuai dengan ketentuan
direktorat jendral pajak.
2. Konseptual
Surat Setoran Pajak (SSP) merupakan surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara
atau tempat pembayaran lain yang diterapkan oleh menteri keuangan.
Fungsi Surat Setoran Pajak(SSP)
Surat Setoran Pajak (SSP) berfungsi sebagai sarana untuk membayar pajak
dan sebagai bukti atau laporan pembayaran pajak.
Jenis-jenis SSP
Terdapat dua jenis Surat Setoran Pajak yaitu SSP Standar dan SSP Khusus.
3. Prosedural
Melakukan kegiatan yang dimulai dengan menganalisis Surat Setoran Pajak (SSP)
untuk PPN dan PPnBM kemudian akan dilanjutkan dengan melakukan pengisian
Surat Setoran Pajak (SSP) yang sesuai dengan ketentuan direktorat jenderal pajak.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintific Approach
2. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan, Presentasi, kerja kelompok
F. Media Pembelajaran
1. LCD
2. Laptop
3. Powerpoint / Video Pembelajaran
G. Sumber Belajar
1. Abdul H., Icuk R.B., Amin D.2014. Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat
2. Resmi Siti, 2005, Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat
3. Internet
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I: 3JP x 45 menit = 135 menit
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Waktu
Menanya
Mencari Informasi
Menalar
Menanya
Mencari Informasi
Mengomunikasikan
Menanya
Mencoba
Menalar
Bentuk : Essay/Uraian
Instrumen : Terlampir
c. Penilaian ketrampilan
Teknik tes : Penilaian kinerja
Bentuk : Mengerjakan soal post test tentang PPh badan terutang
Instrumen : Terlampir
Rubrik penilaian : Terlampir
2. Pembelajaran remidial dan pengayaan
a. Remidial
Dapat diberikan pendampingan personal/bimbingan individu bagi peserta didik
yang dirasa belum mampu untuk memahami materi ini.
b. Pengayaan
Peserta didik membuat makalah tentang pengisian Surat Setoran Pajak (SSP)
untuk PPN dan PPnBM
Surabaya, 2018
Mengetahui,
NIP NIP
Lampiran 1: Bahan Ajar
Pertemuan 1
Adapun pengertian Surat Setoran Pajak (SSP) merupakan surat yang oleh
wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang
terutang ke kas negara atau tempat pembayaran lain yang diterapkan oleh menteri
keuangan. Pengertian lain juga menyebutkan bahwa SSP adalah surat yang
digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak
yang terutang ke kas negara melalui Kantor Penerima Pembayaran.Pemusatan).
SSP Standar dapat digunakan untuk pembayaran semua jenis pajak yang
dibayar melalui Kantor Penerima Pembayaran yang belum terhubung secara on-lin e
tapi masih berhak menerima pembayaran pajak, dan untuk penyetoran/pemungutan
PPh Pasal 22 Bendaharawan dan atau PPN Bendaharawan.
Jenis-Jenis SSP
Terdapat dua jenis SSP yaitu SSP Standar dan SSP Khusus.
a. SSP Standar adalah yang oleh wajib pajak digunakan atau berfungsi untuk :
Melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kantor
penerimaan pembayaran,
Sebagai bukti pembayaran dengan bentuk, ukuran dan isi sebagaimana
diterapkan dalam keputusan menteri keuangan.
SSP standar digunakan untuk pembayaran semua jenis pajak, baik yang bersifat final
maupun tidak final, kecuali setoran Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan.
SSP standar dibuat rangkap 5 (lima) yang diperuntukkan sebagai berikut:
Lembar ke-1 : untuk arsip wajib pajak
Lembar ke-2 : untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP), melalui Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN)
Lembar ke-3 : untuk dilaporkan wajib pajak ke KPP
Lembar ke-4 : untuk arsip kantor penerima pembayaran
Lembar ke-5 : untuk arsip wajib pungut atau pihak lain sesuai dengan
ketentuan perundangan perpajakan yang berlaku.
b. SSP khusus adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak terutang ke kantor
penerima pembayaran yang dicetak oleh kantor penerima pembayaran dengan
menggunakan mesin transaksi dan atau alat lain yang isinya sesuai dengan yang
diterapkan dalam keputusan Direktur Jenderal Pajak. SSP Khusus mempunyai
fungsi sama dengan SSP standar dalam administrasi perpajakan.
SSP khusus paling sedikit harus memuat keterangan sebagai berikut:
a. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
b. Nama wajib pajak
c. Identitas kantor penerima pembayaran
d. Mata anggaran Penerimaan (MAP) / Kode Jenis Pajak dan Kode Jenis
Setoran
e. Masa Pajak dan atau tahun pajak
f. Nomor ketetapan (untuk pembayaran: STP, SKPKB, atau SKPKBT),
g. Jumlah dan tanggal pembayaran
h. Nomor transaksi pembayaran pajak (NTPP) dan atau Nomor Transaksi
Bank (NTB)
SSP khusus hanya dapat digunakan pembayaran oleh wajib pajak yang telah
memiliki NPWP. SSP Khusus dicetak pada saat transaksi pembayaran atau
penyetoran pajak sebanyak 2 (dua) lembar, yang berfungsi sama dengan lembar
ke-1 dan lembar ke-3 SSP Standar;vterpisah sebanyak 1 (satu) lembar, yang
berfungsi sama dengan lembar ke-2 SSP Standar untuk diteruskan ke KPPN
sebagai lampiran Daftar Nominatif Penerimaan (DNP).
c. SSPCP (Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak dalam Rangka Impor)
SSPCP adalah SSP yang digunakan importir atau wajib pajak dalam rangka
impor. SSPCP dibuat dalam rangkap delapan yang diperuntukannya sebagai
berikut:
a. Lembar ke 1a. Untuk KPBC melalui penyetor
b. Lembar ke 1b. Untuk penyetor
c. Lembar ke 2a. Untuk KPBC melalui KPPN
d. Lembar ke 2b dan ke 2c. Untuk KPP melalui ke KPPN
e. Lembar ke 3a dan ke 3b. Untuk KPP melalui penyetor
f. Lembar ke 4 untuk Bank Devisa persepsi, Bank Perserpsi atau PT POS
Indonesia
d. SSCP (Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN hasil tembakau
buatan dalam negeri)
SSCP adalah SSP yang digunakan oleh pengusaha untuk cukai atas barang
kena cukai dan PPN hasil tembakau buatan dalam negeri.
SSCP di buat dalam 6 rangkap:
a. Lembar ke 1a : Untuk KPBC melalui penyetor
b. Lembar ke 2a : Untuk KPBC melalui KPPN
c. Lembar ke 1b : Untuk penyetor
d. Lembar ke 2b : Untuk KPP melalui KPPN
e. Lembar ke 3 : Untuk KPP melalui Penyetor
f. Lembar ke 4 : Untuk bank persepsi
Pertemuan 2
PEMBAYARAN PAJAK
Wajib Pajak wajib membayar atau menyetor pajak yang terutang di kas negara melalui
Kantor Pos (PT Pos Indonesia) bank-bank yang ditunjuk oleh Dirjen Anggaran, bank-bank
badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah atau tempat pembayaran lain yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
a. Pembayaran masa
Batas waktu pembayaran dan setoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau
Masa Pajak adalah tidak boleh melebihi 15 (lima belas) hari setelah saat
terutangnya pajak atau Masa Pajak berakhir. Pembayaran untuk setiap jenis pajak
secara rinci ditetapkan sebagai berikut:
2. Angsuran Masa Pajak Mei tahun 2002 dibayar tanggai l8 juni 2002 dan
dilaporkan tanggal 19 Juni 2002.
Sanksi bunga dalam Surat Tagihan Pajak dihitung l (satu) bulan sebesar:
a. Diajukan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib
Pajak terdaftar.
c. Disertai alasan dan. jumlah pembayaran pajak yang dimohon diangsur atau
ditunda.
Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi: Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT), Surat Ketepapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), atau Surat: Ketetapan
Pajak Nihil (SKPN).
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus
dibayar.
Direktur jenderal Pajak dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sesudah saat
terutangnya, atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak
dapat menerbitkan SKPKB dalam hal:
b. SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditetapkan, setelah ditegor
secara tertulis tidak juga disampaikan dalam batas waktu sebagaimana
ditentukah dalam surat tegoran.
50% (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau
kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak.
100% (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang
dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan
yang dipotong/dipungut tetapi tidak atau kurang disetor.
Apabila Wajib Pajak setelah jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dipidana karena
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan
Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka SKPKB tetap
dapat diterbitkan ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah pajak yang tidak atau kurang
dibayar.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. Direktur Jenderal
Pajak berwenang menetapkan untuk menerbitkan SKPKBT dalam jangka waktu 10
(sepuluh) tahun sesudah saat terutangnya pajak, berakhirnya Masa Pajak, Bagian
Tahun Pajak atau Tahun Pajak apabila ditemukan data baru dan atau data yang semula
belum terungkap yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang.
SKPKBT merupakan koreksi atas ketetapan pajak sebelumnya, oleh karena itu,
SKPKBT baru diterbitkan apabila telah pernah diterbitkan surat ketetapan pajak.
Alasan Penerbitan SKPKBT
a. Berdasarkan data baru dam. atau data yang semula belum terungkap;
menyebabkan penambahan pajak yang terutang dalam surat ketetapan pajak
sebelumnya.
b. Ditemukan lagi data yang semula belum terungkap pada saat penerbitan
SKPKB. .
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak
lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang. SKPLB berfungsi
sebagai sarana untuk mengembalikan kelebihan pembayaran pajak.
a. Jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada
jumlah pajak yang terutang; atau
b. telah dilakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang.
c. Apabila dalam jangka waktu tersebut (12 bulan sejak surat permohonan
diterima), Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu surat keputusan,
permohonan pengembalian kelebihan pajak dianggap dikabulkan dan SKPLB
harus diterbitkan dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan setelah jangka waktu
tersebut berakhir
a. Pajak yang lebih dibayar sebagaimana tercantum dalam SKPLB, yaitu SKPLB
yang diterbitkan karena berdasar hasil pemeriksaan, jumlah kredit pajak
maupun jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang
terutang atau telah melakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya
terutang (Pasal 17 KUP);
b. Pajak yang lebih dibayar sebagaimana tercantum dalam SKPLB, yaitu SKPLB
yang diterbitkan atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
melalui permohonan selain dari Wajib Pajak dengan kriteria tertentu (Pasal
17B KUP)
Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah pokok pajak sama dengan besarnya jumlah kredit pajak, atau pajak tidak
terutang dan tidak ada kredit pajak.
a. jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak
yang terutang; atau
b. pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembayaran
Pajak.
Pertemuan 3
1. NPWP diisi:
II. NOP : diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak berdasarkan Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
III. ALAMAT OP : diisi sesuai dengan alamat tempat Objek Pajak berada
berdasarkan SPPT
Catatan: baris NOP dan Alamat OP diisi bila terdapat transaksi yang terkait
dengan tanah dan/atau bangunan yaitu transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan dan kegiatan membangun sendiri (KMS)
IV. Mata Anggaran Penerimaan (MAP)/Kode Jenis Pajak dan Kode Jenis Setoran.
Kode Mata Anggaran Penerimaan (MAP)/Kode jenis Pajak diisi dengan
angka MAP/Kode jenis Pajak untuk setiap jenis pajak yang akan dibayar
atau disetor.
Kode Jenis Setoran (KJS) diisi dengan angka dalam kolom “Kode Jenis
Setoran” untuk setiap jenis pajak yang dibayar atau disetor.
Catatan:
MAP/kode jenis pajak dan kode jenis setoran dapat dilihat dalam catatan
yang ada
Kedua kode tersebut harus diisi dengan benar dan lengkap agar kewajiban
perpajakan yang telah dibayar dapat diadministrasikan dengan tepat.
A. Video Pembelajaran
Source from youtube
Dalam video pembelajaran ini berisi berisi materi sesuai dengan kompetensi dasar
yang di ujikan. Video ini sebagai media pengamatan bagi peserta didik untuk
memperoleh informasi mengenai tata cara pengisian Surat Setoran Pajak(SSP) serta
pembayaran dan mencetak SSP Ebilling Online. Video ini sebagai salah satu media
yang diharapkan dapat menarik perhatian peserta didik sehingga dapat meningkatkan
pemahaman peserta didik terkait materi yang dipelajari.
Lampiran 3. Lembar Penilaian Non Tes
Nama kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
4 Pembagian Job
5 Sistematisasi Pelaksanaan
3. Inisiatif
4. Ketelitian
5. Jiwa kepemimpinan
6. Bermain peran
1. Bertanya (cara)
2. Menjawab pertanyaan
Kriteria Penilaian
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80 – 100 Memuaskan 4
70 – 79 Baik 3
60 – 69 Cukup 2
45 – 59 Kurang cukup 1
SOAL DISKUSI
Kelas/Semester : XII / II
Tahun Pelajaran : 2018-2019
Paket Keahlian : Akuntansi dan Lembaga Keuangan
Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
Penilaian : DISKUSI
NO SOAL
1 Apa yang anda ketahui tentang Surat Setoran Pajak? Ceritkan menurut bahasa
kelompok anda!
2 Sebut dan jelaskan jenis-jenis Surat Setoran Pajak Untuk PPN dan PPnBM yang
anda ketahui!
3 Bagaimana menurut anda jika seorang wajib pajak mengalami kelebihan dalam
pembayaran pajak?
Lembar Penilaian Pengetahuan
TES TERTULIS
No Bentuk
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Soal
Soal
PEDOMAN PENSKORAN
Skor Penilaian
Skor maksimal jika siswa mampu menjawab dengan benar (sesuai dengan konsep)
Skor setengah dari skor maksimal jika siswa mampu menjawab namun tidak sesuai
dengan konsep
Skor 0 jika siswa tidak menjawab
100
Penilaian Keterampilan
Kelas/Semester : XI / 2
1. Dapat membuat
ilustrasi pengisian
Surat Setoran
Melakukan pengisian Pajak (SSP) untuk
Setoran Pajak (SSP)
Surat Setoran Pajak PPN dan PPnBM
1 Masa PPN dan Hasil
(SSP) Masa PPN dan
PPnBM sesuao dengan
PPnBM
peraturan
Direktorat
Jenderal Pajak
RUBRIK PENSKORAN PRODUK
Kelas/Semester : XII/II
Kelas :
Skor
No Komponen/Sub Komponen
1 2 5
Kerapian
Keterbacaaan
Penilaian produk
Skor Perolehan
Skor Maksimal
Bobot 50 25 25 100
Total
Keterangan:
Kelas/Semester : XII/II
1. Program Perbaikan
1.1. Sasaran Perbaikan : Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75
1.2. Bentuk Perbaikan : Tes perbaikan
1.3. Jenis Perbaikan : Individu
1.4. Kompetensi Dasar/Materi Pokok : 3.18 Menerapkan Pengisian Surat Setoran Pajak
(SSP) Masa PPN dan PPnBM
4.18 Melakukan Surat Setoran Pajak (SSP) Masa
PPN dan PPnBM
1.5. Proses Perbaikan : Peserta didik diberi kesempatan untuk membuat
soal yang berkaitan dengan materi
2. Program Pengayaan
2.1. Sasaran Pengayaan : Siswa yang memperoleh nilai diatas 75
2.2. Bentuk Pengayaan : Peserta didik ditugaskan untuk membuat makalah
mengenai pengisian Surat Setoran Pajak (SSP)
untuk PPN dan PPnBM
2.3. Jenis Pengayaan : Individu
PELAKSANAAN PERBAIKAN PENGAYAAN
Kompetensi Dasar/Materi Pokok : 3.18 Menerapkan Pengisian Surat Setoran Pajak (SSP)
PPnBM
Kelas/Semester : XII/II
Tanggal :
PERBAIKAN
Nilai
Nama Tanggal Hasil Bentuk
Nomor Sebelum Keterangan
Siswa Perbaikan Perbaikan Perbaikan
Perbaikan
Dst…
PENGAYAAN
Nilai
Nama Tanggal Hasil Bentuk
Nomor Sebelum Keterangan
Siswa Pengayaan Pengayaan Pengayaan
Pengayaan
Dst…
Remidial
SOAL REMIDIAL
Soal
1. Buatlah 4 soal berkaitan dengan materi pengisian SSP untuk PPN dan PPnBm, dimana salah
satu soalnya harus tata cara pengisian SSP untuk PPN dan PPnBM. Waktu pengerjaan selama
satu minggu!
Pengayaan
SOAL PENGAYAAN
1. Buatlah Makalah terkait dengan materi yang berkaitan dengan pengisian Surat
Setoran Pajak (SSP) untuk PPN dan PPnBM!