Anda di halaman 1dari 31

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

SMK…………
JL……………..
TELP…………….. FAX………… Kode Pos:…………….
EMAIL :…………… Website:……………
__________________________________________________________________________

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah : SMKN


Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : 3.17 Menganalisis berbagai data yang terkait dengan PPN dan
PPnBM.
4.17 Melakukan perhitungan PPN dan PPnBM
Alokasi Waktu 18 JP x 45 menit / 6 pertemuan

A. Kompetensi Inti
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Akuntansi dan Keuangan Lembaga pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional,
regional, dan internasional.
KI 4 : a) Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Menampilkan kinerja di
bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja.
b) Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
c) Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan lansgung.

Hal 1 dari 31
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.17 Menganalisis berbagai data 3.17.1 Mendeskripsikan pengertian PPN dan
yang terkait dengan PPN dan PPnBM
PPnBM 3.17.2 Menjelaskan tarif PPN dan PPnBM
3.17.3 Menjelaskan cara penganaan pajak
3.17.4 Menjelaskan dasar pengenaan pajak
4.17 Melakukan perhitungan PPN 4.17.1 Mengkomunikasikan mekanisme tata
dan PPnBM cara pengenaan pajak.
4.17.2 Melakukan perhitungan PPN dan PPnBM
4.17.3 Mengkomunikasikan faktur pajak

C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui proses pemberian stimulus, diskusi,
tanya jawab, presentasi, penugasan, dan analisis, peserta didik dapat menjelaskan definisi
pengertian PPN dan PPnBM, mekanisme pemungutan PPN dan PPnBM, objek PPN dan
PPnBM, tarif PPN dan PPnBM, dan tata cara perhitungan PPN dan PPnBM. Keterampilan
yang diharapkan adalah peserta didik dapat mengkomunikasikan definisi PPN dan PPnBM,
Menyebutkan objek PPN dan PPnBM, serta melakukan perhitungan PPN dan PPnBM.

D. Materi Pembelajaran
1. Faktual
Permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan data PPN dan PPnBM.
2. Konseptual
a. Pengertian PPN dan PPnBM
b. Mekanisme pemungutan PPN dan PPnBM
c. Objek PPN dan PPnBM
d. Tarif PPN dan PPnBM
e. Tata cara perhitungan PPN dan PPnBM
3. Prosedural
Melakukan kegiatan yang dimulai dengan Mengkomunikasikan definisi PPN dan
PPnBM, kemudian menyebutkan objek PPN dan PPnBM lalu melakukan perhitungan
PPN dan PPnBM

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Santific Approach
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan, presentasi, kerja kelompok

F. Media Pembelajaran
1. LCD
2. Laptop
3. Powerpoint / Video Pembelajaran

G. Sumber Belajar
1. Abdul H., Icuk R.B., Amin D.2014. Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat
2. Lusita.2017. Modul Administrasi Pajak 1. Surabaya
3. Internet
Hal 2 dari 31
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I: 3 JP x 45 menit = 135 menit
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan  Memberikan salam 20 menit
 Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
 Mempersilakan berdoa bersama
 Mengabsen kehadiran peserta didik
 Membaca singkat buku perpajakan sebagai kegiatan literasi
 Memberikan pengantar materi PPN dan PPnBM
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pertemuan hari ini
 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus
Inti Mengamati 100 menit
Mempelajari Buku Teks, modul maupun sumber lain tentang
PPN dan PPnBM. Dan mengamati Power Point Text yang telah
disajikan

Menanya
Merumuskan pertanyaan untuk mengidentifikasi PPN dan
PPnBM.
Mencoba
Guru mendampingi peserta didik untuk mengumpulkan data dan
informasi tentang pengertian PPN dan PPnBM, dan tarif PPN
dan PPnBM yang dapat diperoleh dari buku/modul dan internet.
Menalar
Guru mendampingi peserta didik untuk menganalisis dan
menyimpulkan informasi yang didapat mengenai pengertian
PPN dan PPnBM, dan tarif PPN dan PPnBM.
Menyaji
Guru mendampingi peserta didik menyampaikan laporan
tentang materi pengertian PPN dan PPnBM, dan tarif PPN dan
PPnBM yang telah dipelajari dari buku/modul atau internet dan
mempresentasikannya dalam bentuk tulisan dan lisan.
Penutup  Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. 15 menit
 Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi
hari ini dirumah.
 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari minggu depan.
 Guru mengevaluasi pembelajaran hari ini dan menutup
dengan doa.

Pertemuan II: 3 JP x 45 menit = 135 menit


Hal 3 dari 31
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan  Memberikan salam 20 menit
 Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
 Mempersilakan berdoa bersama
 Mengabsen kehadiran peserta didik
 Membaca singkat buku/modul perpajakan sebagai kegiatan
literasi
 Melakukan review singkat materi minggu kemarin mengenai
pengertian PPN dan PPnBM, mekanisme pemungutan PPN dan
PPnBM serta objek PPN dan PPnBM
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pertemuan hari ini
Inti Mengamati 100
Mempelajari Buku Teks, modul maupun sumber lain tentang tarif menit
dan tata cara perhitungan PPN dan PPnBM.
Menanya
Guru memberikan stimulus kepada peserta didik agar
bertanya,apabila tidak ada yang bertanya guru merumuskan
pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah cara pengenaan pajak
PPN dan PPnBM dan dasar pengenaan pajak PPN dan PPnBM.
Mencoba
Guru mendampingi peserta didik untuk mengumpulkan data dan
informasi tentang tarif dan tata cara perhitungan PPN dan
PPnBM yang dapat diperoleh dari buku/modul dan internet.
Menalar
Guru mendampingi peserta didik untuk menganalisis dan
menyimpulkan informasi yang didapat tentang cara pengenaan
pajak PPN dan PPnBM dan dasar pengenaan pajak PPN dan
PPnBM.
Menyaji
Guru mendampingi peserta didik menyampaikan laporan tentang
cara pengenaan pajak PPN dan PPnBM dan dasar pengenaan
pajak PPN dan PPnBM yang telah dipelajari dari buku/modul dan
internet lalu mempresentasikannya dalam bentuk tulisan dan
lisan.
Penutup  Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. 15 menit
 Guru memberikan tugas yang dipelajari hari ini.
 Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi
hari ini dirumah.
 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari minggu depan.
 Guru mengevaluasi pembelajaran hari ini dan menutup dengan
doa

Hal 4 dari 31
Pertemuan III: 3 JP x 45 menit = 135 menit
Alokasi
Deskripsi
Kegiatan Waktu
Pendahuluan  Memberikan salam 20 menit
 Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
 Mempersilakan berdoa bersama
 Mengabsen kehadiran peserta didik
 Membaca singkat buku/modul perpajakan sebagai kegiatan
literasi
 Melakukan review singkat materi minggu kemarin mengenai
cara pengenaan pajak PPN dan PPnBM dan dasar pengenaan
pajak PPN dan PPnBM
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pertemuan hari ini
Inti Mengamati 100
Mempelajari Buku Teks, modul maupun sumber lain tentang menit
mekanisme tata cara pengenaan pajak.
Menanya
Guru memberikan stimulus kepada peserta didik agar
bertanya,apabila tidak ada yang bertanya guru merumuskan
pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah mekanisme tata cara
pengenaan pajak.
Mencoba
Guru mendampingi peserta didik untuk mengumpulkan data dan
informasi tentang mekanisme tata cara pengenaan pajak.
Menalar
Guru mendampingi peserta didik untuk menganalisis dan
menyimpulkan informasi yang didapat tentang mekanisme tata
cara pengenaan pajak.
Menyaji
Guru mendampingi peserta didik menyampaikan laporan tentang
mekanisme tata cara pengenaan pajak yang telah dipelajari dari
buku/modul dan internet lalu mempresentasikannya dalam bentuk
tulisan dan lisan.
Penutup  Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. 15 menit
 Guru memberikan tugas yang dipelajari hari ini.
 Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi
hari ini dirumah.
 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari minggu depan.
 Guru mengevaluasi pembelajaran hari ini dan menutup dengan
doa

Pertemuan IV: 3 JP x 45 menit = 135 menit


Hal 5 dari 31
Alokasi
Deskripsi
Kegiatan Waktu
Pendahuluan  Memberikan salam 20 menit
 Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
 Mempersilakan berdoa bersama
 Mengabsen kehadiran peserta didik
 Membaca singkat buku/modul perpajakan sebagai kegiatan
literasi
 Melakukan review singkat materi minggu kemarin mengenai
mekanisme tata cara pengenaan pajak
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pertemuan hari ini
Inti Mengamati 100
Mempelajari Buku Teks, modul, video tentang perhitungan PPN menit
dan PPnBM maupun sumber lain tentang perhitungan PPN dan
PPnBM.
Menanya
Guru memberikan stimulus kepada peserta didik agar
bertanya,apabila tidak ada yang bertanya guru merumuskan
pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah terkait video
perhitungan PPN dan PPnBM.
Mencoba
Guru mendampingi peserta didik untuk mengumpulkan data dan
informasi tentang perhitungan PPN dan PPnBM dari video yan
telah disajikan.
Menalar
Guru mendampingi peserta didik untuk menganalisis dan
menyimpulkan informasi yang didapat tentang perhitungan PPN
dan PPnBM.
Menyaji
Guru mendampingi peserta didik menyampaikan laporan tentang
perhitungan PPN dan PPnBM yang telah dipelajari dari
buku/modul, video yang telah disajikan dan internet lalu
mempresentasikannya dalam bentuk tulisan dan lisan.
Penutup  Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. 15 menit
 Guru memberikan tugas yang dipelajari hari ini.
 Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi
hari ini dirumah.
 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari minggu depan.
 Guru mengevaluasi pembelajaran hari ini dan menutup dengan
doa

Pertemuan V: 3 JP x 45 menit = 135 menit

Hal 6 dari 31
Alokasi
Deskripsi
Kegiatan Waktu
Pendahuluan  Memberikan salam 20 menit
 Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
 Mempersilakan berdoa bersama
 Mengabsen kehadiran peserta didik
 Membaca singkat buku/modul perpajakan sebagai kegiatan
literasi
 Melakukan review singkat materi minggu kemarin mengenai
perhitungan PPN dan PPnBM
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pertemuan hari ini
Inti Mengamati 100
Mempelajari Buku Teks, modul maupun sumber lain tentang menit
Faktur pajak.
Menanya
Guru memberikan stimulus kepada peserta didik agar
bertanya,apabila tidak ada yang bertanya guru merumuskan
pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah faktur pajak.
Mencoba
Peserta didik melakukan perhitungan faktur pajak.
Menalar
Guru mendampingi peserta didik untuk menganalisis dan
menyimpulkan informasi yang didapat tentang faktur pajak.
Menyaji
Guru mendampingi peserta didik menyampaikan laporan tentang
faktur pajak yang telah dipelajari dari buku/modul dan internet
lalu mempresentasikannya dalam bentuk tulisan dan lisan.
Penutup  Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. 15 menit
 Guru memberikan tugas yang dipelajari hari ini.
 Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi
hari ini dirumah.
 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari minggu depan.
 Guru mengevaluasi pembelajaran hari ini dan menutup dengan
doa

Pertemuan VI: 3 JP x 45 menit = 135 menit


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pembukaan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan
memersilahkan untuk berdoa;
20 Menit
2. Guru melakukan presensi kemudian menanyakan kesiapan
menghadapi ulangan harian.

Hal 7 dari 31
3. Guru memersilahkan peserta didik untuk mengecek
kebersihan kelas terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai
4. Guru Menyampaikan peraturan ulangan harian dan
mengkondisikan siswa tenang dan kondusif.
Kegiatan Inti 1. Peserta didik belajar materi yang akan diujikan selama 10
menit.
2. Siswa untuk memasukan semua buku dan catatan siswa
kedalam tas dan yang diatas meja hanya ada folio, kalkulator
dan alat tulis.
120
3. Siswa menerima soal ujian
menit
4. Siswa untuk mengerjakan soal ulangan harian secara
individu dengan waktu 100 menit.
5. Siswa dikondisikan dalam keadaan kondusif.
6. Ketika waktu mengerjakan habis guru meminta siswa
mengumpulkan lembar jawaban.
Penutup 1. Guru menyampaikan sub materi yang akan dibahas
pertemuan selanjutnya.
2. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi pertemuan
5 Menit
selanjutnya.
3. Guru mempersilahkan siswa untuk istirahat dan senantiasa
menjaga kebersihan kelas.

I. Penilaian Proses dan Hasil belajar


1. Teknik Penilaian
a. Pengamatan / non tes (Lampiran 1)
b. Tes tertulis
2. Jenis Penilaian
a. Penilaian pengetahuan : Tes tertulis dan penugasan
b. Penilaian Keterampilan : Kinerja
3. Pembelajaran remidial dan pengayaan

Surabaya, 02 Juni 2018


Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
SMKN

( ) (Afria Zunia Pratiwi)


NIP. NIP.

Hal 8 dari 31
Lampiran 1: Materi Pembelajaran

Pertemuan 1

Pengertian PPN dan PPnBM


Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah merupakan pajak yang
dikenakan atas konsumsi barang atau jasa. Pajak Pertambahan Nilai dikenakan terhadap jalur
distribusi dan jalur produksi. Sedangkan, Pajak Penjualan atas Barang Mewah merupakan pajak
yang dikenakan atas konsumsi barang yang tergolong Barang Mewah. Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah merupakan satu kesatuan. Artinya, Pajak Penjualan atas
Barang Mewah tidak dapat berdiri sendiri, yakni pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
selalu bersamaan pengenaannya dengan Pajak Pertambahan Nilai. Namun, Pajak Pertambahan
Nilai pengenaannya dapat terpisah dari Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Pajak Pertambahan Nilai


Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan pada jalur produksi dan distribusi
Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak. Ruang lingkup Pemungutan PPN sesuai UU No.18 Tahun
2000 adalah sektor industri, perdagangan pada tingkat distributor utama, pedagang besar,
pedagang eceran, kegiatan membangun sendiri oleh orang pribadi atau badan hukum dan
penyerahan pemborong bangunan. Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:
a. Penyerahan BKP yang dilakukan di Daerah Pabean dalam lingkungan perusahaan atau
pekerjaan oleh pengusaha yang :
(1) menghasilkan, mengimpor, mempunyai hubungan istimewa dengan pengusaha yang
menghasilkan BKP/atau mengimpor BKP.
Contoh :
Seorang Pengusaha Sepatu menjual sepatu kepada seorang pembeli di Bandung.
Penjualan ini merupakan penyerahan yang harus dikenakan PPN karena (a)
penyerahan tersebut dilakukan di dalam Daerah Pabean yaitu di Bandung, (b)
dilakukan oleh pengusaha dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya; yang
diserahkan adalah sepatu, sedang pengusaha tersebut adalah pengusaha sepatu atau
pengusaha yang menghasilkan sepatu, (c) sepatu adalah barang berwujud yang
meruapakan Barang Kena Pajak dari hasil pabrikan (industri olahan).
(2) bertindak sebagai penyalur utama atau agen dari pengusaha yang menghasilkan
BKPdan/atau mengimpor BKP
Contoh : PT. Astira adalah pabrikan mobil merek Toya, PT. SumBu bertindak
sebagai agen utama dalam penjualan mobil-mobil merek Toya. Penyerahan yang
dilakukan oleh PT.SumBu kepada pembeli harus dikenakan PPN.
(3) menjadi pemegang hak atau pemegang hak menggunakan paten dan merek dagang dari
BKP tersebut.
Contoh : PT. PJB Company adalah pemegang hak untuk menggunakan merek dagang
minuman ringan produksi dari AS. Penyerahan minuman ringan tersebut oleh PT.PJB
Company kepada siapa saja harus dikenakan PPN.
b. Penyerahan BKP kepada Pengusaha Kena Pajak yang dilakukan di Daerah Pabean dalam
lingkungan Perusahaan atau pekerjaan oleh Pengusaha yang memilih untuk dikukuhkan
menjadi PKP.
Contoh : Seorang Pengusaha bergerak dibidang dagang kulit sapi untuk bahan sepatu,
dalam ketentuan perpajakan ini tidak ada pasal yang mengharuskan pengusaha
bersangkutan untuk menjadi PKP bagi pengusaha yang bersangkutan pekerjaannya
berdagang biasa (=bukan penyalur utama, bukan agen uatma, bukan pemegang hak paten,
tidak mempunyai hubungan istimewa dengan pengusaha lain). Jika Pengusaha yang
bersangkutan memilih untuk dikukuhkan menjadi PKP, maka setiap penyerahan kulit sapi
kepada pabrikan sepatu, ia berkewajiban untuk mengenakan PPN karena Pengusaha Sepatu
Hal 9 dari 31
tersebut juga PKP. Namun apabila penyerahan kulit tersebut dilakukan pada pengusaha lain
bukan PKP, maka penyerahan tersebut tidak dapat dikenakan PPN.
c. Impor Barang Kena Pajak
Contoh : CV. Nangga mengimpor komputer ke Indonesia, maka atas impor kompu-ter
tersebut dikenakan PPN. CV Nangga berkewajiban membayar PPN yang dikenakan
tersebut, pengenaannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. CV. Nangga
selaku importir kemudian akan bertindak juga sebagai PKP pada waktu CV. Nangga
melakukan penyerahan komputer yang diimpor tersebut kepada siapa saja
d. Penyerahan Jasa Kena Pajak
Contoh : CV. Mandiri adalah kontraktor pembangunan rumah-rumah, apabila CV. Mandiri
melakukan penyerahan jasa kepada pihak lain, misalnya ia membangun rumah untuk Bp.
Adi, maka atas jasa yang diserahkan kepada Bp. Adi harus dikenakan PPN.

Termasuk dalam Pengertian Penyerahan BKP meliputi :


a. Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian
b. Pengalihan BKP karena perjanjian sewa-beli dan leasing
c. Penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau juru lelang
d. Pemakaian sendiri dan pemberian cuma-Cuma
e. Persediaan BKP dan aktiva sisa (dimiliki bukan untuk dijual-belikan dan PPN atas
perolehannya dapat dikreditkan) pada saat pembubaran perusahaan
f. Penyerahan BKP dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP antar
Cabang
g. Penyerahan BKP secara konsinyasi

Tidak Termasuk dalam pengertian Penyerahan BKP :


1. Penyerahan BKP kepada makelar,
2. Penyerahan BKP untuk jamninan utuag-piutang
3. Pemindahtanganan sebagian atau seluruh perusahaan.

Pajak Penjualan atas Barang Mewah


Pajak Penjualan atas Barang Mewah dikenakan atas :
a. Penyerahan BKP yang tergolong Barang Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha yang
menghasilkan BKP yang tergolong Barang Mewah tersebut di dalam Daerah Pabean dalam
lingkungan perusahaan atau pekerjaannya.
b. Impor BKP yang tergolong Barang Mewah.
PPn.BM dikenakan hanya satu kali pada waktu penyerahan BKP yang tergolong Barang
Mewah oleh Pengusaha yang menghasilkan atau pada waktu impor.

Tarif PPN dan PPnBM


Tarif Pajak Pertambahan Nilai merupakan tarif tunggal, artinya hanya ada satu tarif saja.
Tidak seperti tarif Pajak Penghasilan yang ada bermacammacam. Untuk Tarif PPN Barang Kena
Pajak dan Jasa Kena Pajak adalah 10% (sepuluh persen), Tarif PPN atas ekspor BKP adalah 0%
(nol persen).
Sedangkan untuk Tarif PPn atas Barang Mewah dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok yaitu kelompok 10%, 20%, 25% dan 35%. Berikut masing-masing kelompok tarif
tersebut :

Kelompok 10%:
• minuman ringan tidak beralkohol yang dibotolkan/dikemas
• wangi-wangian, produk kosmetik
• alat-alat rumah tangga bertenaga listrik
• hunian mewah
Hal 10 dari 31
Kelompok 20%:
• semua jenis permadani selain dalam kelompok 35%
• barang saniter dan perlengkapannya kecuali yang terbuat dari pastik, seng atau semen
• alat fotografi, alat sinematografi, alat optik, alat perekam suara atau gambar, alat reproduksi
suara atau gambar, media rekam, pesawat penerima dan pengirim suara, pesawat penerima
siaran televisi dan bagiannya
• mesin pengatur suhu udara, pesawat pendingin dan pesawat pemanas (kecuali yang sudah
termasuk dalam PPn.BM 10%), mesin setrika, mesin cuci, mesin pengering, pesawat
elektromagnetik, pesawat cukur dan pangkas rambut serta instrumen musik.
• alat-alat olah raga yang dibuat di Dalam Negeri.

Contoh :
Pengusaha yang mengimpor kosmetik, pada waktu melakukan penjualan kosmetik tersebut di
Daerah Pabean, hanya mengenakan PPN saja, tanpa

Pertemuan 2

Cara Pengenaan Pajak


Sebelum menghitung PPN dan atau PPn.BM yang terutang maka suatu badan usaha harus
mengetahui terlebih dahulu cara pengenaan pajaknya. Dalam cara pengenaan pajak terha-dap
Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak baik untuk PPN mupun PPn.BM ada dua hal yang perlu
dipahami terlebih dahulu yaitu : (1) Dasar Pengenaan Pajak dan (2) Mekanisme Tatacara
Pengenaan Pajak.

Dasar Pengenaan Pajak


Untuk menghitung besarnya pajak yang terutang, maka perlu adanya dasar pengenaan
pajak. Dalam menghitung dasar pengenaan pajak, PPN dan PPn.BM tidak termasuk di dalamnya.
Adapun dasar pengenaan pajak yang terutang ialah:

a. Harga Jual adalah nilai berupa uang dari seluruh biaya yang diminta atau seharusnya diminta
oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak. Bila PPN dan PPn.BM yang dipungut saat
penyerahan dimasukkan dalam harga jual, maka PPN dan PPn..BM tersebut harus dikeluarkan
dari harga jual, karena bukan merupakan unsur harga jual. Adapun perlakuan potongan tunai
atau rabat baik yang tercantum dalam faktur penjualan maupun faktur pajak harus dikurangkan
dari harga faktur, sehingga diperoleh harga jual yang seharusnya menjadi dasar pengenaan
pajak.
Contoh :
Bahan Baku Rp 3.000.000,00
Biaya Produksi Rp 10.000.000,00
Biaya Administrasi (termasuk laba) Rp 2.000.000,00
Harga Jual Rp 15.000.000,00

b. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa Kena Pajak, di luar PPN dan Ppn.BM, serta
Potongan Harga yang tercantum dalam Faktur Pajak bukan merupakan unsur Penggantian.
Contoh :
Bahan Material Bangunan Rp 15.000.000,00
Biaya Tenaga Kerja Rp 5.000.000,00
Biaya Administrasi (termasuk laba) Rp 5.000.000,00
Harga Pengganti Rp 20.000.000,00
Hal 11 dari 31
c. Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang merrupakan harga patokan impor atau Cost
Insurance and Freight (CIF) atau C&F ditambah Bea Masuk dan Bea Masuk Tambahan.
Contoh :
Harga CIF atau C&F Rp 30.000.000,00
Bea Masuk Rp 3.000.000,00
Bea Masuk Tambahan Rp 1.500.000,00
Nilai Impor Rp 34.500.000,00
d. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh eksportir. Nilai Ekspor diketahui dari harga yang tercantum dalam dokumen
ekspor (=Pemberitahuan Ekspor Barang).
e. Nilai Lain yang ditetapkan oleh MENKEU Sesuai Kept.Menkeu No.642/KMK.04/1994,
Menyatakan :
(1) Untuk pemakaian sendiri dan pemberian cuma-cuma Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak adalah Harga Jual atau Penggantian tidak termasuk laba kotor.
(2) Untuk persediaan Barang Kena Pajak masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan
adalah harga pasar wajar.
(3) Untuk aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan yang masih tersisa
pada saat pembubaran perusahaan adalah harga pasar wajar.
(4) Untuk penyerahan Jasa Biro Perjalanan/Pariwisata dan Jasa Pengiriman Paket adalah 10%
dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih.
(5) Untuk pedagang eceran adalah 20% dari jumlah seluruh penyerahan barang dagangan.

Pertemuan 3

Mekanisme Tatacara Pengenaan Pajak


Mekanisme pengenaan Pajak merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh badan usaha
sebagai wajib apajak dalam menghitung PPN dan PPn.BM sebagai berikut :
a. Pajak dikenakan oleh PKP karena penyerahan BKP terhadap pihak yang menerima
penyerahan. Dasar Pengenaan Pajak (Tax Base) adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai
impor, atau nilai ekspor.
b. PKP atau Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membuat Faktur Pajak sebagai bukti pemungutan
pajaka pada saat penyerahan BKP atau JKP atau pada saat impor BKP.
c. PKP Wajib menyetorkan PPN yang telah dipungutnya itu setelah memperhtiungkan antara
PPN yang telah dibayar dengan PPN yang telah dipungut.
(1) PPN yang telah dibayar oleh PKP pada waktu pembelian BKP, penerimaan JKP atau
impor BKP disebut Pajak Masukan.
(2) PPN yang telah dipungut oleh PKP pada waktu penyerahan BKP atau JKP disebut Pajak
Keluaran.
(3) Selisih antara Pajak Keluaran dengan Pajak Masukan adalah pajak yang disetor ke Kas
Negara pada setiap masa pajak (= satu bulan takwim).
d. Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat
berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak maupun barang tidak berwujud yang
dikenakan pajak berdasarkan ketentuan perudang-undangan PPN dan PPn.BM.
e. Jasa Kena Pajak (JKP) adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau
perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang dan fasilitas atau kemudahan atau hak
tersedia untuk dipakai, yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan perundang-undangan
PPN dan PPn.BM. Termasuk pengertian Jasa Kena Pajak ini, adalah jasa yang dilakukan
untuk menghasilkan barang karena permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan.
f. PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri
Diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat usaha dengan syarat :
(1) syarat membangun sendiri
(2) luas bangunan 400 m2 atau lebih
Hal 12 dari 31
(3) bangunan bersifat permanen
(4) PPN yang terutang per bulan ditetapkan sebagai berikut :
=10% x 40% x Jumlah pengeluaran per bulan

Berikut ini dillustrasikan mekanisme kerja PPN. PPN dikenakan atas penyerahan BKP
didalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak, kecuali Pengusaha Kecil.
Pada setiap penyerahan BKP oleh PKP ini harus diterbitkan Faktur Pajak, di mana Faktur
Pajak ini bagi PKP pembeli merupakan Bukti Pajak Masukan (PM) dan bagi PKP penjual
merupakan Bukti Pajak Keluaran (PK). Sedangkan jumlah PPN yang harus disetor ke Kas
Negara paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. Sedangkan bila PM lebih besar dari PK,
maka selisihnya (berupa kelebihan pembayaran) dapat diperhitungkan dengan PPN yang akan
terutang pada bulan berikutnya atau boleh diminta kembali (restitusi). Untuk PPN atas Impor,
BKP dipungut oleh Dirjen Bea dan Cukai di pelabuhan Impor. Bukti Pemberitahuan
Pemasukan Untuk Dipakai (PPUD) merupakan Faktur Pajak bagi Importir dan berfungsi
sebagai Bukti Pajak Masukan bagi Importir yang bersangkutan.

Contoh : Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai


(A) (B) (C) (D) (E) (F)
Keterangan Beli PPN dibayar Jual PPN PPN disetor
(PM) dipungut ke Kas
(PK) Negara
Bahan - - 1,000 100 100– 0 =
100
Pabrikan I 1,000 100 1,500 150 150–100 =
50
Pabrikan II 1,500 150 2,100 210 210– 50 =
60
Pabrikan III 2,100 210 3,000 300 300 - 210 =
90
Penyalur 3,300 - 4,000 - -
Konsumen Beli - - - -
Sumber : Salamun AT, 1991

Contoh tersebut menyajikan perhitungan pajak yang terutang, tampak bahwa PPN terakhir yang
dipungut oleh Pabrikan III = 10% X 3,000 = 300. Kas Negara menerima setoran PPN dari
penjualan bahan kepada Pabrikan I sebesar 100, Pabrikan I ke Pabrikan II sebesar 50 (=150 -
100), Pabrikan II sebesar 60 (=210- 150) dan Pabrikan III sebesar 90 (=300 – 210). Jumlah
yang diterima Kas Negara adalah 300 (=100 + 50 + 60 + 90). Jumlah ini sama dengan yang
ditanggung oleh Penyalur yaitu 300. Dengan demikian beban PPN bagi Penyalur adalah 7,5%
(= 300/4000 X100% ).

Pertemuan 4

Cara Menghitung PPN Dan PPnBM


Untuk menghitung PPN dan PPn BM yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak
yang tergolong Mewah, perlu diperhatikan tiga faktor sesuai karakteristiknya, yaitu :
1. PPn Bm hanya dipungut satu kali
2. PPn Bm tidak dapat dikreditkan sehingga dapat dibebankan sebagai biaya
3. PPN tidak menghendaki terjadi pungutan pajak berganda.
Mendasarkan pada faktor-faktor tersebut, maka PPN= Tarif PPN x (Harga Barang - PPnBM).

Hal 13 dari 31
Contoh:
PT NASIONAL selaku importir memasukkan 1000 unit AC/ dengan Harga Impor (CIF) USD
500,000.00. Atas kegiatan impor ini terutang Bea Masuk 50%, PPN 10% dan PPnBM 20%.

Diketahui Nilai Kurs USD 1 = Rp2.000,00 berdasar Keputusan Menteri Keuangan. PPN dan
PPnBM yang terutang dihitung sebagai berikut:
Dasar Pengenaan Pajak imtuk menghitung PPN dan PPnBM atas Impor adalah:
Nilai Impor = Harga Impor (CIF) + Bea Masuk
Harga Impor (CIF) = 500.000 x Rp2.000,00 = Rp l.000.000.000,00
BeaMasuk 50% Rp 500.000.000,00
Nilai Impor Rp l.500.000.000,00
PPN=10%xRpl.500.000.000,00 = Rp 150.000.000,00
PPnBM = 20% x Rpl.500.000.000,00 = Rp 300.000.000,00
Jumlah yang dibayar oleh Importir Rp l.950.000.000,00

Sedangkan harga perolehan atas Impor 1000 unit AC adalah sama dengan Nilailmpor sebesar
Rp l.500.000.000,00
Apabila kemudian Importir menyerahkan AC tersebut kepada distributor dengan harga per-unit
AC adalah Rp2.800.000.00, maka Distributor akan membayar atas penyerahan AC per-unit
termasuk PPN dengan perhitungan sebagai berikut:
Harga per unit AC Rp 2.800.000,00
Dikurangi unsur PPnBM yang terkandung di dalamnya =
1/1000 xRp300.000.000,00= Rp 300.000,00
Dasar Pengenaan PPN Rp 2.500.000,00
PPN yang terutang = 10% x Rp 2.500.000,- = Rp 250.000/00
Untuk penyerahan per unit AC yang diterima oleh Distributor, ia harus membayar:
Harga per unit AC = Rp 2.800.000,00
PPN = Rp 250.000,00
Jumlah = Rp 3.050.000,00
Disampmg pola penghitungan tersebut, kiranya perlu dikemukakan baNJ ada pola
penghitungan lain tentang hal ini, yaitu yang ditegaskan dalam Surfl Edaran Direktur Jenderal
Pajak Nomor SE-43/PJ.5/1989 tanggal 7 Agust» 1989 (Seri PPN-155) sehingga apabila
diterapkan terhadap contoh kasus tersebut, maka akan diperoleh hasil sebagai beriku:
Penyerahan oleh PT NASIONAL selaku importir kepada Distributor:
Harga perolehan per-unit = Nilai impor per-unit = Rp 1.500.000,001
Nilai Tambah per-unit = Harga penyerahan- PPnBM - Nilai Impor = Rp 2.800.000,00 -
Rp300.000,00 - Rpl.500.000,00 = Rp 1.000.000,00
Harga Jual per-unit = Rp 2.500.000 X 10% = Rp 250.000,00
PPnBM telah dibayar ke Bank Devisa per-unit = Rp 300.000,00
Jumlah yang dibayar oleh Distributor = Rp 3.050.000,00,

Dari dua pola penghitungan ini diperoleh hasil yang sama. Yang perlu diingat adalah
bahwa PPN tidak membentuk harga barang, sedangkaa sebaliknya PPnBM membentuk harga
barang. Hal ini disebabkan oleh leg^ karakter dari PPN yang dapat dikreditkan sedangkan
PPnBM tidak dapat di kreditkan sehingga akan dibebankan sebagai biaya.

Pertemuan 6

Faktur Pajak
Adalah bukti pungutan PPN yang sah untuk pajak masukan dan pajak keluaran dan
merupakan sarana dalam mekanisme kredit pajak. Penerbitan faktur pajak yaitu : a. Pada saat
Hal 14 dari 31
Penyerahan BKP/JKP b. Pada akhir bulan berikutnya, setelah pembayaran BKP/JKP c. Pada
saat penerimaan pembayaran uang muka atau pada saat pembayaran terminj untuk jasa
pemborong bangunan/barang tidak bergerak

Jenis Faktur Pajak


• Faktur Pajak Standar yaitu dibuat apabila penjual dan pembeli merupakan Pengusaha kena
pajak (PKP)
• Faktur Pajak Sederhana, adalah dokumen / FAKTUR yang diterbitkan oleh PKP yang
melakukan penyerahan BKP dan / atau JKP secara langsung kepada pembeli BKP dan /
atau penerima JKP yang tidak diketahui identitasnya secara lengkap.

Faktur pajak standar sedikitnya memuat:


• Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa
Kena Pajak.
• Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima
Jasa Kena Pajak.
• Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga.
• Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut.
• Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dipungut;
• Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
• Nama, jabatan dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.

Faktur pajak sederhana sedikitnya memuat :


• Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak dan
atau Jasa Kena Pajak;
• Jenis dan kuantum Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak yang diserahkan;
• Jumlah Harga Jual atau Penggantian yang sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai atau
besarnya Pajak Pertambahan Nilai dicantumkan secara terpisah;
• Tanggal pembuatan Faktur Pajak Sederhana.
Faktur pajak sederhana dapat berupa: bon kontan, faktur penjualan, segi cash register, karcis,
kuitansi, atau tanda bukti penyerahan atau pembayaran lain yang sejenis sepajang memuat
informasi di atas.

Saat Pembuatan Faktur Pajak


• Faktur Pajak Standar yaitu paling lambat akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan
BKP/JKP dan jika dilakukan pembayaran maka saat pembayaran.
• Faktur Pajak sederhana yaitu saat penyerahan/penjualan atau jika uang muka diterima
dahulu maka saat penerimaan uang muka.
Contoh:
Tanggal 3 Januari 2016 dilakukan penjualan kredit ke PKP, maka faktur pajak standar paling
lambat dibuat tanggal 28 Februari 2016, jika sebelum tanggal 28 Februari 2016 misalnya
tanggal 8 Februari sudah dilunasi maka faktur pajak dibuat paling lambat tanggal 8 Februari
2016.

Hal 15 dari 31
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Standar

Kode Transaksi (2 digit): Kode Cabang (3 digit). Diisi dengan nomor


01-kpd Selain Pemungut PPN cabang PKP yang menyerahkan BKP/JKP,
02-kpd Pemungut Bendaharawan Contoh : Pusat = 000, Cabang Jakarta = 001,
03-kpd Pemungut PPN lainnya Cabang Bandung = 002 dst

0 0 0.000–0 0.0 0 0 00 0 0 0
KODE KODE TAHUN NOMOR
TRANSAKSI CABANG PENERBITAN URUT
Kode Status (1 digit): Tahun penerbitan (2 digit),
Nomor urut (8 digit), diisi dengan
0 = Normal diisi tahun diterbitkan
KODE nomor urut pembuatan faktur dimulai
1 = Penggantian faktur pajak, contoh : tahun
STATUS 00000001 setiap awal tahuN
2016 ditulis 16

KODE FP STANDAR NOMOR SERI FP STANDAR

Contoh faktur pajak:

Hal 16 dari 31
Hal 17 dari 31
Lampiran 2. Media
Video Pembelajaran pertemuan 4 (perhitungan PPN dan PPnBM)
Video pembelajaran ini memuat materi sesuai indikator yang harus tercapai pada
pertemuan 4 yaitu perhitungan PPN dan PPnBM. Dimana video ini berisi contoh soal tentang
perhitungan PPN yang disertai dengan langkah-langkah/ cara menjawab soal tersebut. Dan juga
berisi contoh soal tentang perhitungan PPnBM yang disertai dengan langkah-langkah/ cara
menjawab soal PPN dan PPnBM tersebut.

Media PPT pertemuan 1 (pengertian PPn dan PPnBM)

PPN DAN PPnBM

Hal 18 dari 31
Hal 19 dari 31
Lampiran 2: Media
Video Pembelajaran pertemuan

Hal 20 dari 31
Lampiran 3: Lembar Penilaian Non Tes

FORMAT LEMBAR PENILAIAN DISKUSI (KELOMPOK)

Nama kelompok :
1.....................................
2.....................................
3.....................................
4.....................................
5.....................................

Nilai Nilai
No Sikap/Aspek yang dinilai
Kualitatif Kuantitatif
Penilaian kelompok
1. Menyelesaikan tugas kelompok dengan baik
2 Kerjasama kelompok (komunikasi)
3 Hasil tugas (relevansi dengan bahan)
4 Pembagian Job
5 Sistematisasi Pelaksanaan
Jumlah Nilai Kelompok

Format Lembar Penilaian Diskusi (Individu Peserta Didik)


Nama Siswa :.........................................
Nilai Nilai
No Sikap/Aspek yang dinilai
Kualitatif Kuantitatif
1. Berani mengemukakan pendapat
2. Berani menjawab pertanyaan
3. Inisiatif
4. Ketelitian
5. Jiwa kepemimpinan
6. Bermain peran
Jumlah Nilai Individu

Lembar Keaktifan Dalam Diskusi


Nilai Nilai
No Aspek yang dinilai
Kualitatif Kuantitatif
1. Bertanya (cara)
2. Menjawab pertanyaan
3. Kesesuaian dengan topik kajian
4. Cara menyampaikan pendapat
5. Antusiasme mengikuti pembelajaran

Hal 21 dari 31
Kriteria Penilaian
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80 – 100 Memuaskan 4
70 – 79 Baik 3
60 – 69 Cukup 2
45 – 59 Kurang cukup 1

Hal 22 dari 31
Lampiran 4: Penilaian Pengetahuan
TES TERTULIS
Nama Sekolah : SMKN
Kelas / Semester : XI / 1
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Paket Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Mata Pelajaran : Administrasi Perpajakan
Penilaian : Post test
No Bentuk
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal
1. Menganalisis 1. Pengertian Menjelaskan 1 Uraian
berbagai data yang PPN dan pengertian PPN dan
terkait dengan PPnBM PPnBM
PPN dan PPnBM 2. tarif PPN dan
Menjelaskan tarif 2 Uraian
PPN dan PPnBM
PPnBM
Menjelaskan dasar 3 Uraian
3. dasar pengenaan pajak
2. Melakukan pengenaan Melakukan 4 Uraian
perhitungan PPN pajak perhitungan PPN dan
dan PPnBM 4. perhitungan PPnBM
PPN dan
PPnBM.

Hal 23 dari 31
SOAL URAIAN

Nama Sekolah : SMKN


Kelas/Semester : XI / 1
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Paket Keahlian : Akuntansi dan Lembaga Keuangan
Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
Penilaian : Post Test

No. Soal Jawaban Skor


1 Definisikan apa yang kamu Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan 25
ketahui tentng pPN dan atas Barang Mewah merupakan pajak yang
PPnBM! dikenakan atas konsumsi barang atau jasa. Pajak
Pertambahan Nilai dikenakan terhadap jalur
distribusi dan jalur produksi. Sedangkan, Pajak
Penjualan atas Barang Mewah merupakan pajak
yang dikenakan atas konsumsi barang yang
tergolong Barang Mewah
2 Analisislah besarnya tarif Tarif PPN Barang Kena Pajak dan Jasa Kena 25
pajak yang dibebankan pada Pajak adalah 10% (sepuluh persen), Tarif PPN
PPN dan tarif pajak yang atas ekspor BKP adalah 0% (nol persen).
Sedangkan untuk Tarif PPn atas Barang Mewah
dibebankan pada PPnBM
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
yaitu kelompok 10%, 20%, 25% dan 35%.
Berikut masing-masing kelompok tarif tersebut :
Kelompok 10%:
minuman ringan tidak beralkohol yang
dibotolkan/dikemas
wangi-wangian, produk kosmetik
alat-alat rumah tangga bertenaga listrik
hunian mewah
Kelompok 20%:
semua jenis permadani selain dalam kelompok
35%
barang saniter dan perlengkapannya kecuali
yang terbuat dari pastik, seng atau semen
alat fotografi, alat sinematografi, alat optik, alat
perekam suara atau gambar, alat reproduksi
suara atau gambar, media rekam, pesawat
penerima dan pengirim suara, pesawat penerima
siaran televisi dan bagiannya
mesin pengatur suhu udara, pesawat pendingin
dan pesawat pemanas (kecuali yang sudah
termasuk dalam PPn.BM 10%), mesin setrika,
mesin cuci, mesin pengering, pesawat
elektromagnetik, pesawat cukur dan pangkas
rambut serta instrumen musik. alat-alat olah raga
yang dibuat di Dalam Negeri.
3 Analisislah, hal-hal apa saja Adapun dasar pengenaan pajak yang terutang
Hal 24 dari 31
yang menjadi dasar ialah:
pengenaan pajak yang
terutang a. Harga Jual adalah nilai berupa uang dari
seluruh biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual karena penyerahan
Barang Kena Pajak. Bila PPN dan PPn.BM
yang dipungut saat penyerahan dimasukkan
dalam harga jual, maka PPN dan PPn..BM
tersebut harus dikeluarkan dari harga jual,
karena bukan merupakan unsur harga jual.
b. Penggantian adalah nilai berupa uang,
termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena
penyerahan Jasa Kena Pajak, di luar PPN dan
Ppn.BM, serta Potongan Harga yang
tercantum dalam Faktur Pajak bukan
merupakan unsur Penggantian.
c. Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang
merrupakan harga patokan impor atau Cost
Insurance and Freight (CIF) atau C&F
ditambah Bea Masuk dan Bea Masuk
Tambahan.
d. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang,
termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh eksportir. Nilai
Ekspor diketahui dari harga yang tercantum
dalam dokumen ekspor (=Pemberitahuan
Ekspor Barang).
e. Nilai Lain yang ditetapkan oleh MENKEU
Sesuai Kept.Menkeu No.642/KMK.04/1994,
Menyatakan :
(6) Untuk pemakaian sendiri dan pemberian
cuma-cuma Barang Kena Pajak atau Jasa
Kena Pajak adalah Harga Jual atau
Penggantian tidak termasuk laba kotor.
(7) Untuk persediaan Barang Kena Pajak
masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan adalah harga pasar wajar.
(8) Untuk aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan yang masih
tersisa pada saat pembubaran perusahaan
adalah harga pasar wajar.
(9) Untuk penyerahan Jasa Biro
Perjalanan/Pariwisata dan Jasa
Pengiriman Paket adalah 10% dari
jumlah tagihan atau jumlah yang
seharusnya ditagih.
(10) Untuk pedagang eceran adalah
20% dari jumlah seluruh penyerahan
barang dagangan.

4 Kulkas. Barang tersebut Kulkas = 15 X 4.500.000 = 67.500.000 25


Hal 25 dari 31
dikategorikan sebagai PPN = 10% X67.500.000 = 6.750.000
barang mewah dan PPnBM = 20% X 67.500.000 = 13.500.000
dikenakan PPnBM dengan
tariff sebesar 20%. Dalam
buan Desember 2010
perusahaan “SAKURA”
menjual 15 kulkas pada took
“HINATA” denganharga
jual @ Rp. 4.500.000
Diminta: Berapakah PPN
dan PPnBM yang terhutang
oleh perusahaan SAKURA

PEDOMAN PENSKORAN

Skor Penilaian
 Skor maksimal jika siswa mampu menjawab dengan benar (sesuai dengan konsep)
 Skor setengah dari skor maksimal jika siswa mampu menjawab namun tidak sesuai dengan
konsep
 Skor 0 jika siswa tidak menjawab

Nilai = skor perolehan/skor maksimal x 100

Hal 26 dari 31
Lampiran 5. Penilaian Keterampilan
KISI-KISI PENILAIAN KINERJA

Nama Sekolah : SMKN


Kelas/Semester : XI / 1
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Paket Keahlian : Akuntansi dan Lembaga Keuangan
Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
Kompetensi Dasar : 4.17. Melakukan perhitungan PPn dan PPnBM

No Kompetensi Dasar Materi Indikator Penilaian


1. Dapat mengerjakan
soal-soal
perhitungan PPN
Proses perhitungan
1 PPN dan PPnBM dan PPnBM yang Hasil
PPN dan PPnBM
sesuai dengan
peraturan Dirjen
pajak.

Hal 27 dari 31
RUBRIK PENSKORAN PRODUK

Nama Sekolah : SMK N 1 SURABAYA


Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
Nama Peserta Didik :
Kelas :

Petunjuk: Berilah tanda (√) pada kolom skor

Skor
No Komponen/Sub Komponen
1 2 5
1 Teknis (Skor Maksimal 10)
Kesesuaian ilustrasi pengisian SSP yang disajikan
dengan tata cara pengisian SSP dari Dirjen pajak
2 Estetis (Skor Maksimal 4)
Kerapian
Keterbacaaan
3 Waktu (Skor Maksimal 4)
Ketepatan waktu kerja

Penilaian produk
Teknis Estetis Waktu Total
Skor Perolehan
Skor Maksimal
Bobot 50 25 25 100
Total

Keterangan:
- Bobot total wajib : 100
- Cara penghitungan
Nilai total = ∑ (skor perolehan/skor maksimal x bobot)

Hal 28 dari 31
Lampiran 6. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan

PROGRAM PERBAIKAN DAN PENGAYAAN

Nama Sekolah : SMK N 1 SURABAYA


Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
1. Program Perbaikan
1.1.Sasaran Perbaikan : Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75
1.2.Bentuk Perbaikan : Tes perbaikan
1.3.Jenis Perbaikan : Individu
1.4.Kompetensi Dasar/Materi Pokok : PPN dan PPnBM
1.5.Proses Perbaikan : Peserta didik diberi kesempatan membuat soal yang
berkaitan dengan materi.
2. Program Pengayaan
2.1.Sasaran Pengayaan : Siswa yang memperoleh nilai diatas 75
2.2.Bentuk Pengayaan : Belajar mandiri dengan pemberian tugas membuat
menghitung besarnya pajak PPN dan PPnBM
2.3.Jenis Pengayaan : Individu

Hal 29 dari 31
PELAKSANAAN PERBAIKAN PENGAYAAN

Mata Pelajaran : Administrasi Pajak


Kompetensi Dasar/Materi Pokok : PPN dan PPnBM
Kelas/Semester : XI/1
Tanggal :

PERBAIKAN
Nilai
Nama Tanggal Hasil Bentuk
Nomor Sebelum Keterangan
Siswa Perbaikan Perbaikan Perbaikan
Perbaikan

Dst…

PENGAYAAN
Nilai
Nama Tanggal Hasil Bentuk
Nomor Sebelum Keterangan
Siswa Pengayaan Pengayaan Pengayaan
Pengayaan

Dst…

Hal 30 dari 31
SOAL REMIDIAL
1. Buatlah 2 soal berkaitan dengan materi PPN dan PPnBM, dimana salah satu soalnya harus
Perhitungan tariff PPN dan PPnBM. Waktu pengerjaan selama satu minggu!

SOAL PENGAYAAN

1. Buatlah sebuah contoh ilustrasi mengenai tata cara perhitungan tarif PPN dan PPnBM,
dimana contoh ilustrasi tersebut minimal ada 2 transaksi yang terkena PPN dan PPnBM.
Waktu pengerjaan selama satu minggu!

Hal 31 dari 31

Anda mungkin juga menyukai