Kelompok 6 :
Kasus
Wajib pajak yang dipotong PPh pasal 21 adalah:1] pegawai, karyawan atau karyawati
tetapyaitu orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja dan atas jasanya itu ia memperoleh
gaji dalam jumlah tertentu secara berkala; 2] pegawai, karyawan atau karyawati lepasyaitu
orang pribadi yang bekerja untuk pemberi kerja dan hanya menerima upah jika ia bekerja; 3]
penerima honorariumyaitu orang pribadi atau sekelompok orang pribadi yang memberikan
jasanya, dan atas jasanya ia memperoleh imbalan tertentu sesuai dengan jasa yang diberikan;
dan 4] penerima upahyaitu orang pribadi yang atas jasanya ia memperoleh upah, seperti
upah harian, upah borongan, upah satuan dan lain-lain.
Kewajiban pemotongan yang dilakukan oleh bendahara pemerintah adalah: 1]wajib
mendaftarkan diri ke KPP; 2] wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan
PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan kalender; 3] PPh Pasal 21/26
yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak
berakhir; 4] Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20 hari setelah Masa
Pajak berakhir; 5] wajib membuat catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh Ps. 21/26 untuk
setiap Masa Pajak; 6] wajib menyimpan catatan atau Kertas Kerja sesuai ketentuan; 7] wajib
membuat Bukti Potong dan memberikannya kepada penerima penghasilan .
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
(1) Tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh
Pasal 21 adalah :
d. zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan
atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
Pemerintah, atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib
bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia yang diterima
oleh orang pribadi yang berhak dari lembaga keagamaan yang
dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah;