Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 6

 Ghizella Nada E.
 Linna Sulistia
 Listiani
 Muhammad Naufal A.
 Sarmilah
 Sergio Setiawan
PAJAK PENGHASILAN

Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan


terhadap subjek pajak baik orang pribadi dan badan,
berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau
diperoleh selama satu tahun pajak.
PENGHASILAN DILIHAT DARI SUMBERNYA

a. Penghasilan dari pekerja (employee/income from personal service). contoh:


gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, grafitikasi, uang pensiun.
b. Penghasilan dari kegiatan (action income), yaitu Penghasilan yang diperoleh
karena telah mengikuti serangkaian kegiatan, seperti rapat, sidang, seminar,
workshop, pendidikan,pertunjukan, dan olahraga.
c. Penghasilan dari usaha (business income), yaitu penghasilan yang diterima
melalui usaha yang dilakukan secara terus-menerus, baik dibidang jasa,
produksi, atau perdagangan.
d. Penghasilan dari modal (capital income), yaitu Penghasilan yang berasal dari
penggunaan modal.
e. Penghasilan lain-lain (other income), yaitu Penghasilan di luar empat jenis
penghasila di atas. Misalnya royalti, penghargaan, pembebasan utang, dan
hadiah.
DASAR HUKUM PAJAK
PENGHASILAN
a. UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
b. Peraturan Pemerintah No. 15/2000 tentang Pajak atas Bunga Simpenan Anggota
Koperasi.
c. Peraturan Pemerintah No. 132/2000 tentang Pajak atas Penghasilan dari Hadiah.
d. Peraturan Pemerintah No.149/2000 tentang Pajak atas Uang Pesangon.
e. Peraturan Menteri Keuangan No. 262/PMK.03/2010 tentang Pajak atas
Penghasilan Lain Selain Penghasilan Gaji.
f. Kepmenkeu No. 564/KMK.03/2004 tentang penyesuaian Penghasilan Tidak Kena
Pajak.
g. Permenkeu No. 137/PMK.03/2005 tentang penyesuaian Penghasilan Tidak Kena
Pajak.
Pajak Penghasilan Dikelompokan
Menjadi 3 Yaitu;

Schedular
Global Taxation
Taxation
Yaitu Penghasilan Yaitu Penghasilan Penghasilan yang
yang objek yang objek dikecualikan
pajaknya dikenai pajaknya dikenai sebagai objek
pajak secara umum. pajak bersifat final. pajak.
SUBJEK PAJAK PENGHASILAN
Subjek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi
untuk memperoleh Penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan
pajak Penghasilan. Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 2 ayat 1,
yang menjadi subjek pajak meliputi:

Subjek Pajak Penghasilan Pasal 2 ayat


(1)

Subjek Pajak - Orang pribadi


Bentuk Usaha
Penghasilan Pasal 2 - Warisan yang Badan
ayat (1) Tetap (BUT)
belum terbagi
Subjek pajak berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 2 ayat 3 dikelompokan
menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri, Subjek Pajak Luar Negeri, dan Bentuk
Usaha Tetap (BUT).

1. Subjek Pajak Dalam Negeri

Subjek Pajak Dalam Negeri Pasal 2 ayat (3)

Badan yang berdiri


- Orang pribadi yang dalam suatu Tahun atau berkedudukan di Warisan yang belum
Pajak berada di Indonesia dan mempunyai Indonesia. terbagi sebagai satu
niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. kesatuan, menggantikan
-Orang pribadi yang bertempat tinggal di yang berhak.
Indonesia atau orang pribadi yang beraada
di Indonesia lebih dari 813 (seratus delapan
puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan.
2. Subjek Pajak Luar Negeri

Subjek Pajak Luar Negeri Pasal 2 ayat (4)

- Orang pribadi yang tidak bertempat


tinggal di Indonesia/berada di Indonesia
tiddak lebih dari I83 hari dalam 2 bulan.
- Badan yang tidak berdiri dan tidak
berkedudukan di Indonesia.
Yang menerima atau memperoleh
Yang menjalankan usaha atau kegiatan Penghasilan dari Indonesia bukan dari
melalui BUT di Indonesia menjalankan usaha atau kegiatan melalui
BUT di Indonesia
3. Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Berdasarkan Pasal 2 Ayat 5 dalam Undang-undang (UU) Nomor 36 Tahun 2008 Mengenai Pajak Penghasilan,
BUT adalah bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi yang tidak tinggal di Indonesia. Syarat lain yang
tercantum di dalam ayat ini termasuk mereka yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam waktu 12
bulan.
Sesuai Pasal 2 Ayat 5 UU Nomor 36/2008, ada 16 contoh bentuk usaha tetap sebagai subjek pajak, yaitu:
1. Tempat kedudukan manajemen.
2. Cabang perusahaan.
3. Kantor perwakilan.
4. Gedung kantor.
5. Pabrik.
6. Bengkel.
7. Gudang.
8. Ruang promosi atau penjualan.
9. Pertambangan dan penggalian sumber daya alam.
10. Wilayah kerja pertambangan MIGAS (minyak bumi dan gas).
11. Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau pun perhutanan.
12. Proyek pembangunan, pemasangan, atau perakitan.
13. Pemberian jasa apa pun selama di atas 60 hari dan dalam rentang 12 bulan.
14. Agen dengan kedudukan yang tidak bebas.
15. Agen atau pegawai usaha asuransi yang tidak berdiri dan tidak bertempat di Indonesia, tetapi menanggung risiko atau menerima premi
asuransi di Indonesia.
16. Komputer, peralatan otomatis, atau agen elektronik yang dimiliki dan digunakan untuk transaksi bisnis melalui internet.
OBJEK PAJAK PENGHASILAN
Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2000 Pasal 4(1), Penghasilan adalah setiap
tambahan ekonomis yang diterima oleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun luar negeri yang dapat digunakan untuk konsumsi dan
menambah kekayaan dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Objek Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (1)

Dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang:


- Diterima atau diperoleh Wajib Pajak.
- Berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia.
- Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak.

Dengan nama dan dalam bentuk apa pun


BUKAN OBJEK PAJAK PENGHASILAN
1. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima badan amil zakat yang dibentuk atau
disahkan pemerintah
2. Harta hibahan
3. Warisa
4. Harta, termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saha
5. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan
6. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
7. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
8. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri
Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai
9. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun, dalam bidang-bidang tertentu yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
10. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma
11. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan
pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia
12. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
13. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang
pendidikan atau bidang penelitian dan pengembangan
14. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh BPJS kepada wajib ajak tertentu
15. Hadiah langsung dalam penjualan barang atau jasa.
OBJEK PAJAK BENTUK USAHA
TETAP (BUT)

Objek pajak Bentuk Usaha Tetap adalah sebagai berikut.


A. Penghasilan dari usaha atau kegiatan Bentuk Usaha Tetap
tersebut dan dari harta yang dimiliki atau dikuasai.

B. Penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan penjualan


barang, atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan
yang dijalankan atau yang dilakukan oleh Bentuk Usaha Tetap
di Indonesia.

C. Penghasilan sebagaimana tersebut dalam Pasal 26 yang


diterima atau diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat
hubungan efektif antara Bentuk Usaha Tetap dengan harta atau
kegiatan yang memberikan Penghasilan yang dimaksud.
Cara menghitung
Pajak Penghasilan
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai