Bentuk Usaha Tetap di kenakan pajak atas penghasilan baik yang berasal dari
usaha atau kegiatan, maupun yang berasal dari harta yang dimiliki atau di kuasai nya.
Dengan demikian penghasilan tersebut dikenakan pajak penghasilan di Indonesia
Dalam hal ini, subjek pajak penghasilan bentuk usaha tetap adalah
subjek pajak luar negri yang terdiri dari:
A. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia,
orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183
hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan bada yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk
usaha tetap di Indonesia.
B. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia,
orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183
hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang
dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari
Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
Subjek pajak luar negri baik orang pribadi maupun badan sekaligus
menjadi wajib pajak karena menerima dan mempoleh penghasilan yang
bersumber dari Indonesia atau menerima dan memperoleh penghasilan
yang bersumber dari Indonesia melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
Dengan perkataan lain, Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan
yang telah memenuhi kewajiban subjektif dan objektif.
Subjek pajak luar negri melalui BUT dimulai saat menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia dan berakhir saat tidak lagi
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia.
Sedangkan subjek pajak luar negri tidak melalui BUT dimulai saat
menerima atau memperoleh penghasilan di Indonesia dan berakhir saat tidak
lagi menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia. Sedangkan
subjek pajak luar Negeri tidak melalui BUT dimulai saat menerima atau
memperoleh penghasilan di Indonesia dan berakhir saat tidak
lagimenerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia.
2.1.2. Subjek Pajak Penghasilan Bentuk Usaha Tetap
Dalam menentukan besarnya laba suatu BUT ada beberapa ketentuan yang
harus diperhatikan, yaitu:
1. Biaya administrasi kantor pusat yang diperbolehkan dibebankan adalah biaya yang
berkaitan dengan usaha atau kegiatan BUT, yang besarnya ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
2. Pembayaran oleh BUT kepada kantor pusat yang tidak diperbolehkan dibebankann
sebagai biaya adalah:
a. Royalty atau imbalan lain sehubungan dengan penggunaan harta, paten,
dan hak-hak lainnya
b. Imbalan sehubungan dengan jasa manajemen dan jasa lainnya
c. Bunga, kecuali yang berkenaan dengan usaha perbankan.
DAFTAR PUSTAKA
OECD Model Double Taxation Convention on Income and Capital (1977) Republik
http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=812
http://www.seoblog.id/2016/10/kasus-pajak-google.html