Anda di halaman 1dari 13

Konsep pajak penghasilan

Dosen pengampu ;
RIDWAN JAZA’I, S.Pd., M.M
Pajak Penghasilan
 Pajak penghasilan biasa disebut dengan Pajak Penghasilan Pasal 25 atau
PPh 25 adalah pajak yang dikenakan untuk orang pribadi, perusahaan atau
badan hukum lainnya atas penghasilan yang didapat. Dasar hukum untuk
pajak penghasilan adalah Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 1983.
Kemudian mengalami perubahan berturut-turut, dari mulai UU Nomor 7 &
Tahun 1991, UU Nomor 10 & Tahun 1994, UU Nomor 17 & Tahun 2000,
serta terakhir UU Nomor 36 & Tahun 2008.
Subjek Pajak Penghasilan
 Adapun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
yang menjadi subjek pajak adalah sebagai berikut:
 1. Subjek pajak pribadi, yaitu orang pribadi yang bertempat
tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang
pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia, dan
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
 2. Subjek pajak harta warisan belum dibagi, yaitu warisan dari
seseorang yang sudah meninggal dan belum dibagi tetapi
menghasilkan pendapatan, maka pendapatan itu dikenakan
pajak.

 3. Subjek pajak badan, yakni badan yang didirikan atau


 3. Subjek pajak badan, yakni badan yang didirikan atau
bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari
badan pemerintah yang memenuhi kriteria
Bukan Subjek Pajak
 Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2000, berikut merupakan subjek

pajak:

 1. Badan Perwakilan Negara Asing

 2. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari

negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka

yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka dengan

syarat bukan warga negara Indonesia (WNI) dan negara yang

bersangkutan memberikan perlakukan timbal balik


 3. Organisasi Internasional yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Keuangan

dengan syarat Indonesia ikut dalam organisasi tersebut dan organisasi tesebut tidak

melakukan kegiatan usaha di Indonesia. Contoh: WTO, FAO, UNICEF.

 4. Pejabat perwakilan organisasi Internasional yang ditetapkan oleh Keputusan

Menteri Keuangan dengan syarat bukan WNI dan tidak memperoleh penghasilan

dari Indonesia
Dasar Hukum Subjek Pajak Penghasilan
 Pengaturan mengenai subjek pajak penghasilan dapat kita
temukan dalam:

 1.Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak


Penghasilan.

 2.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.03/2008


tentang Penetapan Organisasi-Organisasi Internasional dan
Pejabat-Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional yang
Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan.
Objek Pajak Penghasilan
 objek pajak dalam pajak penghasilan adalah setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh.
Tambahan ekonomis tersebut bisa berasal dari Indonesia
maupun dari luar negeri, yang bisa digunakan untuk konsumsi
atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan.
Secara umum, yang menjadi objek pajak dari pengenaan PPh
adalah penghasilan yang diperoleh. Namun, dalam penentuan
objek PPh ini terdapat beberapa pengecualian.
 Pada dasarnya, objek pajak PPh dapat dibagi ke dalam empat
kategori ;

 1. Penghasilan dari hubungan pekerjaan

 2.Penghasilan dari kegiatan usaha

 3.Penghasilan modal

 4.Penghasilan lainnya
Objek Pajak Usaha Tetap

 Badan Usaha Tetap atau lebih dikenal dengan Bentuk Usaha Tetap
(BUT), berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 2 Ayat 5,
adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh Orang Pribadi yang
tidak bertempat tinggal di Indonesia, Orang Pribadi yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,
serta Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan
di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di
Indonesia yang dapat berupa:
 1. Tempat kedudukan manajemen
 2. Cabang perusahaan
 3. Kantor perwakilan
 4. Gedung kantor
 5. Pabrik
 6. Bengkel
 7. Gudang
Biaya Pengurangan
 Biaya yang diakui sebagai pengurang penghasilan bruto oleh
Undang-Undang Perpajakan, silahkan disimak penjelasan
seputar biaya sebagai pengurang penghasilan bruto dalam
Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh).
 Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam
negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan
penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan

Anda mungkin juga menyukai