Anda di halaman 1dari 16

REVISI MAKALAH

FIRQAH-FIRQAH YANG BERKEMBANG DI DALAM ISLAM

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

Aswaja

Dosen pengampu: ABDUL KARIM,S.Pd.I.,M.Pd.

oleh :

Nazalul Baiz (2061206007)

PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAR NAHDLATUL ULAMA BLITAR

Desember 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan segala rahmat dan
hidayah - Nya, karena hanya dengan karunia-Nya makalah yang berjudul “firqah-firqah
yang berkembang dalam islam” ini dapat terselesaikan tanpa hambatan yang berarti.
Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya.
Sehubungan dengan selesainya makalah ini maka penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. HM. Zainuddin , M.pd, selaku rector UNU Blitar


2. Bapak Puji wianto, M.Pd, selaku wakil rector UNU Blitar
3. Bapak Abdul karim.S.Pd.I.,M.Pd. selaku dosen pengampu dan pembimbing yang
telah memberikan pengarahan dan koreksi sehingga makalah ini dapat terselesaikan
sesuai waktu yang direncanakan.
4. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan makalah ini

Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan beliau diterima Allah dan tercatat sebagai
amal sholeh.

Akhirnya karya ini penulis suguhkan kepada segenap pembaca, dengan harapan
adanya kritik yang bersifat produktif demi pengembangan dan perbaikan lebih sempurna
dalam kajian-kajian pendidikan islam.

Semoga karya ini bermanfaat bagi pembaca dan mendapat ridho dari Allah
SWT,Amiin.

Blitar,7 Desember 2020

penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang timbulnya pendapat dikalangan umat Islam ..................... 3

2.2 Materi sebab-sebab dan proses timbulnya firqah-firqah dalam islam ....... 5

2.3 Firqah-firqah yang berpengaruh ................................................................ 6

2.4 Pengertian fiqrah ...................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................... 12

3.2 Saran......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama islam yang di bawa oleh Rasululloh SAW merupakan kesatuan yang utuh dari
3 unsur, yaitu iman, islam dan ikhsan.dalam agama islam tidak ada yang di pertentangkan,
apabila terjadi hal yang kurang dapat di pahami, maka seluruh persoalan itu di kembalikan
kepada Rasululloh SAW.Setelah Rasululloh SAW wafat bibit perselisihan di antara umat
islam mulai tampak yang pertama kali tampak mengenai tempat Rasululloh SAW di
makamkan dan siapa yang berhak menggantikan beliau, yang kemudian menyebabkan
timbulnya firqah dikalangan umat islam.

Sahabat anshor memandang bahwa jabatan kholifah harus dari klangan mereka.
Mereka telah menolong dan melindungi dawah nabi sehingga islam bisa berkembang pesat.
Kemudian di lain pihak berpendapat bahwa ke khalifahan harus berada di tangan Bani
Hasyim. Perselisihan akhirnya dapat di atasi dengan terpilihnya sayyidina Abu bakar asidiq
dan kemudian di teruskan oleh umar bin khottob akan tetapi pada masa khalifah utsman bin
affan timbul berbagai perpecahan di kalangan umat islam secara lebih serius hingga muncul
seorang yahudi kelahiran yaman yang bernama Abdullah bin sabba, yang mengaku telah
masuk islam dan Abdullah bin sabba dengan gencar mempropagandakan semangat anti
khalifah Ustman bin affan. Sejak itu munculah aliran syiah dan selanjutnya di susul aliran
lain sebagai reaksi terhadap aliran syiah.

Dari akar permasalahan ini kemudian timbul usaha membentengi ajaran dengan
rumusan hujjah. Maka lahirlah fiqoh satau madzab baik di bidang fiqih maupun
akhlak/tassawuf.Oleh karena itu pengertian dari firqah secara etimologi atau bahasa adalah
kelompok, rombongan, kumpulan atau golongan sedangkan secara terminology (istilah)
firqah berarti golongan atau kaum yang mengikuti pemahaman atau pendapat yang keluar
dari pemahaman jama’ah muslimin dan mereka kemudian memisahkan diri dari ikatan
keutamaan dalam islam.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana sejarah timbulnya firqah dalam islam ?

1.2.2 Apa saja sebab-sebab timbulnya firqah dalam islam ?

1.2.3 Apa firqah-firqah yang berpengaruh ?.

1.2.4 Apa pengertian firqah?.

1.2.5 Bagaimana pandangan firqah yang berkembang dalam islam ?

1.3 Tujuan penulisan

1.3.1 Mengetahui sejarah timbulnya firqah dalam islam

1.3.2 Mengetahui sebab-sebab timbulnya firqah dalam islam.

1.3.3 Mengetahui firqah-firqah yang berpengaruh.

1.3.4 Mengetahui pengertian firqah

1.3.5 Mengetahui pandangan firqah yang berkembang dalam islam


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar belakang timbulnya pendapat dikalangan umat Islam

Sejarah Timbulnya firqah Islam Timbulnya aliran-aliran teologi Islam tidak terlepas
dari fitnah-fitnah yang beredar setelah wafatnya Rasulullah Saw. Setelah Rasulullah Saw
wafat peran sebagai kepala Negara digantikan oleh para sahabat-sahabatnya, yang disebut
khulafaur Rasyidin yakni Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi
Thalib. Namun, ketika pada masa Utsman bin Affan mulai timbul adanya perpecahan antara
umat Islam yang disebabkan oleh banyaknya fitnah yang timbul pada masa itu.

Sejarah mencatat, akibat dari banyaknya fitnah yang timbulkan pada masa itu
menyebabkan perpecahan pada umat Islam, dari masalah politik sampai pada masalah
teologis. Awal mula perpecahan bisa kita simak sejak kematian Utsman bin Affan r.a. Ahli
sejarah menggambarkan ‘Usman sebagai orang yang lemah dan tak sanggup menentang
ambisi keluarganya yang kaya dan berpengaruh itu untuk menjadi gubernur. Tindakan-
tindakan yang dijalankan Usman ini mengakibatkan reaksi yang tidak menguntungkan bagi
dirinya.

Sahabat-sahabat nabi setelah melihat tindakan Usman ini mulai meninggalkan khalifah
yang ketiga ini. Perasaan tidak senang akan kondisi ini mengakibatkan terjadinya
pemberontakan, seperti adanya lima ratus pemberontak berkumpul dan kemudian bergerak ke
Madinah. Perkembangan suasana di Madinah ini membawa pada pembunuhan Usman oleh
pemuka- pemuka pemberontak di Mesir ini. Setelah Usman wafat Ali sebagai calon terkuat
menjadi khalifah keempat. Tetapi segera ia mendapat tantangan dari pemuka-pemuka yang
ingin pula menjadi khalifah, terutama Talhah dan Zubeir dari Mekkah yang mendapat
sokongan dari Aisyah. Tantangan ini dapat dipatahkan Ali dalam pertempuran yang terjadi di
Irak tahun 656 M. Talhah dan Zubeir mati terbunuh dan Aisyah dikirim kembali ke Mekkah..

Tantangan kedua datang dari Mu’awiyah, Gubernur Damaskus dan keluarga dekat
Usman. Ia menuntut Ali supaya menghukum pembunuh- pembunuh Usman, bahkan ia
menuduh bahwa Ali turut campur dalam soal pembunuhan itu.

3
4

Dalam pertempuran yang terjadi antara kedua golongan ini di Siffin, tentara Ali mendesak
tentara Mu’awiyah sehingga yang tersebut akhir ini bersiap-siap untuk lari. Tetapi tangan
kanan Mu’awiyah Amr Ibn al-’As yang terkenal sebagai orang licik minta berdamai dengan
mengangkat al-Quran keatas. Qurra’ atau syi’ah yang ada dipihak Ali mendesak Ali untuk
mnerima tawaran itu dan dicarilah perdamaian dengan mengadakan arbitase. Sebagai
pengantara diangkat dua orang, yaitu Amr Ibn al-‘As dari pihak Mu’awiyah dan Abu Musa
al-Asy’ari dari pihak Ali. Dalam pertemuan mereka, kelicikan Amr mengalahkan perasaan
takwa Abu Musa.

Sejarah mengatakan bahwa keduanya terdapat pemufakatan untuk menjatuhkan kedua


pemuka yang bertentangan, Ali dan Mu’awiyah.Tradisi menyebutkan bahwa Abu Musa
terlebih dahulu mengumumkan kepada orang ramai putusan menjatuhkan kedua pemuka
yang bertentangan itu. Berlainan dengan apa yang telah disetujui, Amr mengumumkan hanya
menyutujui penjatuhan Ali yang telah di umumkan Abu Musa, tetapi menolak penjatuhan
Mu’awiyah.

Peristiwa ini merugikan bagi Ali dan menguntungkan bagi Mu’awiyah. Khalifah yang
sebenarnya adalah Ali, sedangkan Mu’awiyah kedudukannya tak lebih dari Gubernur daerah
yang tak mau tunduk kepada Ali sebagai khalifah. Dengan adanya arbitase ini kedudukannya
telah naik menjadi khalifah yang tidak resmi. Sikap Ali yang menerima dan mengadakan
arbitase ini, sungguhpun dalam keadaan terpaksa, tidak disetujui oleh sebagian tentaranya.
Mereka berpendapat bahwa hal serupa itu idak dapat diputuskan oleh arbitase manusia.

Putusan hanya datang dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum yang ada
dalam al-Quran. La hukma illa lillah (tidak ada hukum selain hukum dari Allah) atau la
hakama illa Allah (Tidak ada pengantar selain dari hukum Allah), menjadi semboyan mereka.
Mereka memandang Ali telah berbuat salah, oleh karena itu mereka meninggalkan
barisannya. Golongan mereka inilah dalam sejarah islam terkenal dengan nama al-Khawarij,
yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri. Karena memandang Ali bersalah dan berbuat
dosa, mereka melawan Ali.Ali sekarang menghadapi dua musuh, yaitu Mu’awiyah dan
Khawarij.karena selalu mendapat serangan dari kedua pihak ini Ali terlebih dahulu
memusatkan usahanya untuk menghancurkan Khawarij. Setelah Khawarij kalah Ali terlalu
lelah untuk meneruskan pertempuran dengan
5

Mu’awiyah. Mu’awiyah tetap berkuasa di Damaskus dan setelah Ali wafat ia dengan mudah
dapat memperoleh pengakuan sebagai khalifah umat Islam pada tahun 661 M.

2.2 Sebab-Sebab Timbulnya firqah Dalam Islam

Dari akar permasalahan ini kemudian timbul usaha membentengi ajaran dengan
rumusan hujjah. Maka lahirlah fiqoh satau madzab baik di bidang fiqih maupun
akhlak/tassawuf.

Adapun sebab-sebab timbulnya firqah yaitu :

2.2.1 Fanatisme kesukuan bangsa arab

Pada masa Rasululloh SAW fanatisme kesukuan bangsa arab dapat di redam. Hal
ini merupakan keberhasilan beliau memerangifanatisme kesukuan. Hal ini berlanjut
sampai pada pemerintahan Ustman bin affan dan bangkit kembali dengan pertentangan
bani Umayyah danbani Hasyim.
2.2.2 Perebutan jabatan kholifah
Perbedaan pendapat tentang masalah siapa yang paling berhak menggantikan
Rasululloh SAW timbul sejak beliau wafat. Akan tetapi pertentangan tersebut tumbuh
dan semakin berkembang pada masalah jabatan kholifah.
2.2.3 Masuknya agama lain ke agama islam
Sebagai akibat kekuasan wilayah islam, pemeluk agama terdahulu seperti yahudi,
nasrani, dan majusi banyak yang memeluk islam. Dalam benak mereka masih tersisa
tradisi dan pemikiran agama mereka sebelumnya, sehingga mempegaruhi pemikiran
keislaman.
2.2.4 Penerjemah buku filsafat
Pada akhir pemerintahan Bani Umayyah, umat islam mulai menerjemahkan buku
filsafat. Usaha tersebut berpengaruh terhadap perbedaan pendapat dalam islam. Sejak itu
lahir para filosuf dan ulama kalam yang menggunakan pemikiran filsafat di bidang
akhidah islam.
6
2.2.5 Adanya ayat-ayat mutasyabihad
Dalam al-qur’an tedapat ayat muhkamat dan mutasyaihabihat. Ayat muhkamat
adalah ayat yang artinya sudah jelas, sedangkan mutasyabihat adaah ayat yang belum
jelas artinya. Akibatnya mereka berbeda pendapat mengenai makna yang di maksud.
2.2.6 Intishbath hukum syar’i
Sumber hukum islam adalah al qur’an dan hadist yang bersifat umum dan global,
sementara persoalan yang di hadapi umat terus berkembang . kerena menetapkan
persoalan tersebut membutuhkan hukum syari . para ulama; menggali hukum
mengunakan metode yang berbeda,oleh sebab itu timbullah instibhat yang berbeda
2.2.7 Munculnya para pendongeng
Para pendomgeng mulai dikenal pada masa pemerintahan utsman bin affan.karena
banyak ceriata bohomg dan khurafat yang di smpaikan ,pada Masa Ali bin abi thalib para
pendongeng mulai di berantas. Cerita dongeng menyebabkan masuknya cerita usr aliyah
dan khayal ke dalam kitab tafsir dan sejarah islam

2.3 firqah-firqah Yang Berpengaruh

Siapapun yang membaca kitab-kitab Ushuluddin akan menjumpai di dalamnya


perkataan-perkataan : Syia’ah, Khawarij, Mu’tazilah, Qodariyah, Jabariyah, Ahlusunnah wal
Jamaah (sunny), Mujassimah, Bahaiyah, Ahmadiyah, Wahabiyah, dsb nya.

2.3.1 Khawarij

Pada thun 657 M terjadi perng siffin antara pasukan Ali melawan pasukan
Mu’awiyah ketika perang memuncak pasukan muawiyah terdesak ,tiba-tiba beberapa
orang mengangkat mushaf dengan ujung tombak sebagai tanda damai. Akan tetapi
sekelompok orang pasukan beliau memuntut agar menerima tafkim sehingga beliau
menerimannya. Tahfkim di laksanakan di daumatul jandal dan masing maing pihak
mengangkat seorang hakim .tapi khalifah ali menolak tuntutan sehingga mereka
mrnyatakan keluar dari golongan ali.
7

Selanjutnya mereka berhimoun di harura, dekat kota khufah dengan


mengangkat abdullah bin abdul wahab arrasbi sebagai imam sehingga mereka di
kenal dengan Al hurruyah mereka dikenal juga dengan sebutan Al muahkiamah.
Ajaran yang bertentangan dengan ASWAJA yaitu.

a. Hanya mengakui sahnya kahalifah abu bakar, umar bin khatab dan enam tahun
pertama masa khalifah utsman bin affan.

b. Mengutuk sayyiatina aisyah ra umulmuminin karena melakukan


pemberontakan pada perang jamal.

c. Dengan mudah mengafirkan orang yang tidak sefaham.

d. Orang yang tidak mengerjakan amal ibadah wajib dianggap kafir.

2.3.2 Syi’ah

Syiah artinya kelompok atau pengikutb ali bin abi tholib.inti ajaran syiah
adalah masalah imamah yang harus berdasarkan syara’, dari ajaran tersebut
melahirkan beberapa faham dalam aqidah dan ibadah, misalnya :

a. Nabi berwasiat bahwa yang menggantikan sebagai imam adalah syaidina ali
bin abi thalib.

b. Imam pengganti nabi adalah kepala negara, seorang imam ma’sum dan tidak
dapat di ganggu gugat.

c. Sebagai golongan syiah beranggapan bahwa syaidina ali dipercayai memiliki


sifat ketuhanan.

d. Menghalalkan nikah muthah’ah.

e. Tidak menerima ijma’ dan kiyas

2.3.3 Mu’tazilah

Aliran yang muncul di basrah pada abad ke-2 hijriyah. Mu’tazilah dikenal
sebagai golongan yang menganut kebebasan berfikirdan mendewakan akal. Aliran
mu’tzilah memiliki prinsip yaitu :

a. At-tauhid, artinya allah maha esa tanpa memiliki sifat lainnya.


8

b. Al-adl, artinya tuhan maha adil.

c. Al-watwalwaid, artinya tuhan pasti melaksanakan jaji dan ancamannya.

d. Al-manzilah bainal manzilati, artinya posisi di antara iman dan kufur.

e. Al-amru bil ma’ruf wal nahyu anil munkar, artinya menyuruh berbuat baik
danmencegah kemunkaran.

2.3.4 Wahabiyah

Nama wahabiyah dinisbatkan dengan nama pendirinya yaitu Muhammad


bin Abdul Wahab. Aliran ini mengaku sebagai golongan Ahlussunah waljamaah
dengan mengikuti hasil pikiran Imam Ahmad bin Hanbal menurut Ibnu taimiyah.
Penganut paham wahabi berpendapat bahwa semua bid’ah adalah sesat.

2.3.5 Aswaja

Aswaja sebanarnya sudah ada sejak zaman Rosulullah SAW, sebagai


gerakan pemurnian islam. Golongan Aswaja selalu berpedoman pada dalil naqli dan
dalil aqli.

2.3.6 Qadariyah dan Jabariyah

Qodariyah adalah paham yang berpendapat bahwa perbuatan manusia


adalah kehendak kemauannya sendiri. Sedangkan Jabariyah adalah paham yang
berpendapat bahwa manusia tidak memiliki daya upaya dan iqtiar dalam
perbuatannya. Manusia tinggal menerima apa adanya. Firman Allah dalam Qs.3 Al-
Imran:103 "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, tali (agama) Allah adalah Al-Quran Jadi dalam Islam,
seharusnya tidak boleh ada perpecahan, tidak boleh ada sekte atau golongan-golongan

Jadi terpecah-belah dan membuat golongan- golongan sendiri dalam Islam,


hukumnya Haram. Oleh karena itu, semua Muslim harus mengikuti Al-Quran dan Al-
Hadits (hadits yg shahih). Ulama manapun di dunia ini, jika mengatakan sesuatu yg
sesuai dengan Qur'an dan Hadits sahih, maka kau ikuti. Jika tak sesuai, maka tolaklah.
. Nabi Muhammad SAW bersabdah :
9

“Bahwasanya Bani Israil telah berfirqah-firqah sebanyak 72 millah (firqah) dan akan
berfirqah ummatku sebanyak 73 firqah, semuanya masuk neraka kecuali satu”.
Sahabat-sahabat yang mendengar ucapan ini bertanya, “siapakah yang satu itu, Ya
Rasulullah?” Nabi menjawab, “Yang satu itu adalah orang yang berpegang (ber-
i’tiqad) sebagai peganganku (i’tiqad-ku) dan pegangan sahabat-sahabatku” (HR
Tarmidzi).

Nabi Muhammad SAW bersabdah :

“Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad di tangan-Nya, akan berfirqah


ummatku sebanyak 73 firqah, yang satu masuk surga dan yang lain masuk neraka”.
Bertanya para sahabat, “siapakah firqah (yang tidak masuk neraka) itu, Ya
Rasulullah?” Nabi menjawab, “Ahlussunnah wal Jama’ah” (HR Thabrani). Hadits
yang mengandung arti dan maksud seperti ini juga terdapat dalam buku Al Milal wan
Nihal karangan Syahrastani (wafat 1127M/548H).

2.4 Pengertian Firqah

Firqah adalah golongan atu pun kaum yang kemudian mengikuti pendapat atau
pemahaman ,diluar pemahaman jamaah muslim sehingga mereka keluar atau memisahkan
diri dari ikatan islam. Firqoh sederhananya adalah mereka yang memisahkan atau bercerai
dari golongan nya.

“Telah berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam; Demi Tuhan yang


memegang jiwa Muhammad sesungguhnya akan berfirqah umatku sebanyak 73 firqah. Yang
satu masuk surga dan yang lainnya masuk neraka. Beliau ditanya: siapakah firqah yang
masuk surga itu ya Rasulallah? Beliau menjawab : Ahlussunnah wal Jama’ah” (HR. At-
Thabraani)

Salah satu permasalahan yang muncul di masyarakat pada saat ini adalah banyaknya
aliran-aliran dalam agama khususnya agama Islam, yang sangat cepat menyebar di kalangan
masyarakat khususnya di Negara Indonesia. Ajaran-ajaran baru mudah masuk dalam pola
pikir masyarakat. Ini sangat perlu diperhatikan, karena bersentuhan dengan aqidah dan
kemurnian agama itu sendiri. Agama tidak akan pernah lepas dalam tindak tanduk perilaku.
10

Ini harus diketahui sejak dini, dengan pendidikan akan lebih memudahkan sebagai kontrol
pergesekan pola pikir yang bertentangan dengan syariat Islam. Menurut pemaparan dari
Sirajuddin Abbas bahwa, dalam sejarah telah tercatat, bahwa di lingkungan masyarakat
ummat Islam dari abad- abad permulaan, sampai sekarang terdapat firqahfirqah dalam I’tiqad
yang pahamnya berbeda-beda atau bertentangan secara tajam antara satu sama lain. Ini sudah
menjadi fakta yang tak dapat dibantah lagi karena hal yang serupa itu sudah terjadi.

Tuhan menjadikan semuanya itu sesuai dengan hikmah-hikmah yang diketahui-Nya.


Firqah-firqah dalam I’tiqad ini ialah firqah-firqah Syi’ah, Khawarij, Mu’tazilah, Qadariah.
Jabariyah, Najariyah, Musyabbihah, Bahaiyah, Ahmadiyah, Ibnu Taimiyah, Wahabiyah, dan
lain- lain, di samping firqah Ahlussunnah Wal Jama’ah (Sunny), yaitu firqah jumhur ummat
Islam yang banyak di dunia ini.

Adanya firqah-firqah (golongan) yang di lingkungan ummat Islam, yang antara satu
sama lain bertentangan pahamnya secara tajam yang sulit untuk didamaikan, apalagi untuk
dipersatukan. Hal ini sudah menjadi fakta dalam sejarah yang tidak bisa dirubah lagi, dan
sudah menjadi ilmu pengetahuan yang termaktub dalam kitab-kitab agama, terutama dalam
kitabkitab ushuluddin.Nabi Muhammad menyuruh ummat Islam ketika melihat perselisihan-
perselisihan itu supaya berpegang teguh dengan Sunnah Nabi dan Sunnah Khalifah Rasyidin
(Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali Ra).

Dengan konsep seperti itu, perbedaan- perbedaan yang terjadi tidak akan menjadi
persoalan yang sangat rumit di kalangan umat Islam bahkan tindak 3 Siradjuddin Abbas,
I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Seperti yang terjadi saat ini, sesama umat Islam pun sudah
tidak mempunyai toleransi yang cukup tinggi, suatu perbedaan sudah dianggap sebagai
kekafiran yang harus segera di hilangkan, dengan cara apapun tanpa ada kata musyawarah,
bertemu, berkumpul, dan berdiskusi.

Di era modern ini perkembangan agama begitu pesat. Tumbuhnya firqoh- firqoh tersebut
merupakan efek dari perkembangan agama itu sendiri oleh pemikiran-pemikiran umat yang
menyebabkan tidak sedikitnya perbedaan dan pertentangan sampai dengan ujung
perselisihan. Hal tersebut mengakibatkan pertikaian antar berbagai firqoh. Sesungguhnya
mereka adalah orang Islam yang ingin mencari ridho Allah, yang membedakan adalah pola
pikir yang berbeda.Berbagai macam firqah-firqah diatas, mempunyai karakter sendirisendiri,
yang merupakan suatu ciri khas.
11

Di antaranya meliputi golongan ekstrim kanan(radikal /fundamentalis),ekstrim kiri(liberal),


dan ada pula yang berada di tengah-tengah yakni golongan moderat. paham atau keyakinan
yang sangat kuat terhadap suatu pandangan, sering menggunakan cara yang bersifat keras dan
fanatik dalam mencapai tujuannya. Ada pula berpola pikir ekstrim yang mana agama menjadi
radikal dan tidak luwes di kalangan masyarakat. Hal-hal seperti ini yang akan menjadi sebab
kerusuhan di dalam masyarakat.

Radikalisme adalah faham dimana dalam menafsirkan teks sangat sempit dan ketat tanpa
melakukan verifikasi empirik dan sangat melebihkan dan mengutamakan isi teks.
Misalnya dalam menafsirkan bagaimana berpakaian seorang muslim lebih cenderung kepada
model pakaian orang Arab. Pakaian yang tidak demikian dinilai kurang mencerminkan
seorang muslim. Demikian pula dalam menafsirkan ayat-ayat jihad di tafsirkan jihad dengan
situasi perang pada zaman Rasulallah.7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi firqah adalah sebuah paham keagamaan yang di anut oleh orang
islam,yang memiliki kepercayaan yang berbeda tentang masalah (pandangan)
terhadap hukum islam yang kurang begitu jelas. Tapi perlu di ingat kita tidak boleh
menyalahkan begitu saja orang yang tidak sepaham dengan kita ,karena semua adalah
benar dan yang salah adalah orang yang menyalahkan hal-hal tersebut.

3.2 Saran

Demikian Dalam kesempatan ini, penulis mengucapakan terimakasih atas


bantuan dan sarannya. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan
kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://aswajacenterpati.wordpress.com/tag/firqoh/
https://agungnahdlatussubban.blogspot.com/2016/11/firqoh-dalam- islam-html
https://whitekingdoms.com/2013/03/30/73-golongan-firqoh-dalam- islam/
https://imamnajibm.blogspot.com/2016/10/pemgertian-dan-sebab- munculnya-firqah.html

13

Anda mungkin juga menyukai