Kelompok 6
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2020
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur tidak lupa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan berkat dan
anugerahnya kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Pendidikan adab kampus
bertauhid dalam Pendidikan dan pembelajaran ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Pendidikan
Kampus Bertauhid Bapak DR. Amir Mahrudin M.Pd.I dan juga kepada semua pihak yang
membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Kami memahami jika makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan
saran sangat kami butuhkan agar makalah ini jauh lebih baik lagi.
Penyusun
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii
A. PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................1
1.2 Permasalahan..................................................................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................3
III. PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
3.1 Adab Sebelum Perkuliahan.............................................................................................................5
3.2 Adab Ketika dalam Perkuliahan.....................................................................................................6
3.3 Adab Setelah Perkuliahan...............................................................................................................7
3.4 Adab Pendidik/Dosen dalam Kegiatan Pembelajaran.....................................................................8
3.5 Adab Mahasiswa Terhadap Mahasiswa Lainnya Dalam Kegiatan Pembelajaran.........................11
3.6 Adab Dosen dan Mahasiswa dalam Kegiatan Perkuliahan...........................................................12
3.7 Adab terhadap Lingkungan Kelas.................................................................................................13
3.8 Karakteristik Mahasiswa dalam Kegiatan Pembelajaran..............................................................14
3.9 Adab Mahasiswa dalam Ujian......................................................................................................15
IV. PENUTUP........................................................................................................................................18
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................................18
4.2 Saran.............................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................19
ii
A. PENDAHULUAN
1
1.2 Permasalahan
Mempelajari adab-adab islami secara umum merupakan perkara yg sangat urgen
dan memiliki kedudukan yg tinggi dlm agama Islam. Bahkan mempelajari n memahami
adab-adab menuntut ilmu sangat dianjurkan bagi para penuntut ilmu sebelum mereka
mulai mempelajari ilmu-ilmu syari itu sendiri.
Yang demikian ini dikarenakan perjalanan dlm menuntut ilmu agama sangat
panjang dan ilmu yg harus dipelajari sangat banyak n luas, sedangkan umur manusia di
dlm kehidupan dunia ini sangatlah pendek dan terbatas. Oleh karenanya, memahami n
mengamalkan adab-adab menuntut ilmu dengan baik n benar dapat memberikan beberapa
faedah.
1.3 Tujuan
a. Kita kan menjadi orang yang baik tanpa kita sadari.
Jika kamu menerapkan adab, maka orang lain akan senang bertemu dengan
kita. Kita tidak perlu menjadi baik untuk menjadi beradab. Justru karena kita
menerapkan adab dalam bersosial, kita akan menjadi orang baik tanpa kita sadari dan
tentu itu bukanlah sebuah pencitraan, tapi suatu penghormatan pada diri sendiri.
b. Mendapatkan kemudahan dalam kehidupan sosial.
Orang yang punya adab dan gak terlalu tinggi ilmunya, kamu akan lebih
mudah bersosialisasi, membangun relasi, bercanda tanpa menyinggung perasaan,
sampai main bareng. Karena, orang seperti itu cenderung lebih mementingkan
temannya daripada dirinya sendiri.Berbeda dengan teman yang tinggi ilmunya tapi dia
merasa ditinggikan dengan ilmu yang sebenarnya hanya titipan. Orang seperti itu akan
menjadi teman kita disaat kita hanya butuh padanya. Karena, orang seperti itu
cenderung gengsi jika dia butuh pada orang lain disebabkan ingin menjaga ilmunya
untuk dirinya sendiri.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Secara etimologi, kata adab dimaknai sebagai kehalusan dan kebaikan budi pekerti;
kesopanan; akhlak. Adapun beradab berarti mempunyai adab, mempunyai budi bahasa yg
baik, berlaku sopan Menurut KH. Hasyim Asyari seperti dikutip Adian Husaini mengatakan,
adab adalah satu istilah khas dalam agama Islam seperti halnya makna iman, Islam, ibadah
dan lainnya. Adab bukanlah sekedar sopan santun atau baik budi bahasa, atau yang populer
hari ini dengan istilah membangun karakter (character building) dalam suatu pendidikan.
Membaca penjelasan para ahli tafsir pada ayat ya ayyuha alladzina amanu qu
anfusakum wa ahlikum naran (Surah at-Tahrim [66]: 6) tentang perintah menjaga keluarga
dari api neraka, terdapat korelasi kuat antara pendidikan dan adab.
Senada di atas, pendapat Ali bin Abi Thalib dalam Tafsir Ibn Katsir, berkata bahwa
yang dimaksud perintah memelihara diri dan keluarga adalah ajarilah mereka adab dan ilmu
(addibuhum wa allimuhum).
Dalam kitab tafsir yang lain, Mufassir al-Maraghi menyatakan, ayat itu mengandung
perintah ajarilah ketaatan kepada Allah dan mengerjakan seluruh perintah-Nya. Sebagaimana
kalian juga memiliki kewajiban dalam mendidik keluarga dengan amal melalui nasihat dan
adab. wahmiluhum ala dzalika bi an-nushhi wa at-ta`dib.
Manusia beradab atau insan adabiy adalah manusia yang mengenal Tuhannya,
mengenal dan mencintai Nabi Shallahu Alaihi Wassallamnya, menjadikan Nabi Shallahu
Alaihi Wassallam sebagai uswatun hasanah, menghormati para ulama sebagai pewaris Nabi
Shallahu Alaihi Wassallam, memahami dan meletakkan ilmu pada tempat yang terhormat. Ia
3
juga bisa memilah dan memahami antara ilmu yang bermanfaat dan yang merusak, serta
sanggup menjalankan fungsi sebagai abdullah dan khalifah di muka bumi.
4
III. PEMBAHASAN
Hal pertama yang harus dipersiapkan sebelum menuntut ilmu adalah membenarkan
niat. Niatkan semua ilmu yang akan kamu pelajari hanya karena Allah. Sebagaimana
firman Allah dalam Al Bayyinah ayat 5,
Yang Artinya :"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama
yang lurus"
a. Selalu berdoa
Dalam menuntut ilmu hendaknya kita selalu berdoa agar diberi kemudahan dalam
menyerap ilmu dan mengamalkannya.
Allah Azza wa Jalla berfirman Yang artinya. dan katakanlah :Ya Rabbku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.[Thâhâ/20:114]
Adapun doa yang biasa dipanjatkan oleh Rasul dalam menuntut ilmu,yang Artinya:
Ya Allah, berilah manfaat atas apa yang Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku hal-hal
yang bermanfaat bagiku, dan tambahilah aku ilmu [HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Mâjah,
dishahihkan al-Albâni]
b. Selalu bersungguh-sungguh
Ketika menuntut ilmu hendaknya kita bersungguh-sungguh dan selalu antusias untuk
mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Seolah-olah tidak pernah kenyang dengan ilmu yang
didapatkan, hendaknya kita selalu berkeinginan untuk menambah ilmu kita.
5
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam barsabda, Dua orang yang rakus yang tidak
pernah kenyang: yaitu (1) orang yang rakus terhdap ilmu dan tidak pernah kenyang
dengannya dan (2) orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang
dengannya. (HR. Al-Baihaqi)
c. Menjauhi maksiat
Untuk bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan berkah, maka jauhkanlah diri dari
berbagai macam maksiat. Maksiat akan membuat otak menjadi sulit untuk berkonsentrasi
sehingga ilmu sangat sulit dimengerti.
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,
Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya
sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat,
hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam
tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan ar raan yang Allah sebutkan
dalam firman-Nya (yang artinya), Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang
selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.
e. Berpakaian sewajarnya
Berpakain rapih dan sopan ridak menyimpang merupakan suatu hal yang harus
diperhatikan sebelum belajar karena bagaimanapun anda akan berhadapan dengan guru
anda yang akan memberikan ilmu.
f. Ucapkan salam
Ucapkan salam, sebelum masuk ke dalam kelas karena sesungguhnya malaikat akan
menyambut orang orang yang bersungguh sungguh berniat dalam mencari ilmu.
6
Jika ingin mendapatkan ilmu dengan mudah, maka konsentrasilah ketika guru atau
ustadz menjelaskan. Fokuslah untuk menyerap ilmu yang disampaikan. Sebagaimana
Allah Taala berfirman,yang Artinya:
sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hambaKu, (yaitu)
mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya.
Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan merekalah orang-orang
yang mempunyai akal sehat. (QS. Az-Zumar: 17-18)
b. Diam menyimak
Salah satu adab dalam menuntut ilmu yang banyak ditinggalkan adalah diam ketika
guru atau ustadz menjelaskan. Jangan berbicara atau bahkan mengobrol hal yang sama
sekali tidak penting bahkan tidak berhubungan dengan pelajaran yang disampaikan.
Sebagaimana telah Allah firmankan dalam Al Araf ayat 204,yang Artinya:
"Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah
dengan tenang agar kamu mendapat rahmat"
c. Dalam bertanya
Adab dalam bertanya kepada dosen hal sangat penting yang harus diperhatikan,jangan
berbicara sebelum dosen selesai menjelaskan materi dan membuka sesi pertanyaan,dan
angkat tangan sebelum bertanya,jangan lupa mengucapakan salam dan perkenalkan diri.
d. Menghafal
Setelah berhasil memahami ilmu yang disampaikan, maka hendaknya hafal lah ilmu
tersebut agar lebih mudah diingat.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
7
"Subhaanakallaahumma wa bìhamdìka, asyhadu al-laa ìlaaha ìllaa anta, astaghfìruka,
wa atuubu ìlaìka"Artinya:
"Maha Suci Engkau, ya Allah Tuhanku, dan aku memuji syukur kepada-Mu. Aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Ampunilah dosa-dosaku dan aku bertaubat
kepada-Mu." (HR. Tirmidzi).
Doa dari kafaratul majelis ini memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa
yang telah kita perbuat. Tidak dapat dipungkiri juga kita melakukan setiap perbuatan sulit
terhindar dari dosa apapun, baik kecil maupun besar. Baik dosa yang kita lakukan secara
tidak sengaja maupun dosa yang kita tahu bahwa kita melakukannya secara
sengaja.Misalnya, dalam suatu pertemuan atau majelis kita tidak bisa menghindari adanya
selisih paham, yang membuat satu sama lain kurang akur hingga adu mulut atau
bertengkar. Padahal, kita berkumpul dengan niat tujuan yang baik, namun di dalamnya
ada percikan-percikan dosa.
8
nasihat oleh sahabat dan menasihati sahabat tersebut dengan bersabda La
taghdab (jangan marah). Bahkan dalam teori pengelolaan modern, terdapat
istilah pregnant pause dimana guru berhenti dan diam sesaat ketika sedang menjelaskan
materi ketika ada murid melakukan inappropriate behaviour di kelas, alih-alih langsung
marah (Marzano, 2005).
9
Adab lain yang perlu diperhatikan oleh dosen adalah dengan memperlakukan
mahasiswa secara adil, tidak membedakan dan tidak pilih kasih. Dosen tidak seharusnya
menampakkan sikap mengistimewakan dan perhatian kepada mahasiswa tertentu. Dalam
memberikan kesempatan untuk bertanya, dan berkonsultasi untuk suatu project akhir
semester misalnya, setiap mahasiswa memiliki hak yang sama.
10
menyampaikan perlunya guru untuk taking attendance atau mengecek kehadiran murid
dan menanyakan keadaannya jika dia tidak hadir.
“Sesungguhnya Allah itu jamil (indah) dan menyukai suatu yang indah. Sombong adalah
menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR. Muslim no. 91. Imam Nawawi
memberi judul Bab Haramnya sifat sombong dan penjelasannya)
Kami pun bisa bertanya di manakah ilmu orang yang selalu merendahkan orang lain
seperti itu, mana akhlaknya? Apa ilmu itu hanyalah wawasan supaya dibangga-
banggakan, tidak perlu diamalkan?
“Barangsiapa yang menuntut ilmu karena hendak mendebat para ‘ulama, atau
berbangga-bangga di hadapan orang-orang bodoh, atau ingin perhatian orang tertuju
pada dirinya, maka Allah akan masukkannya ke dalam neraka.”(HR. Tirmidzi no. 2653.
Hasan menurut Syaikh Al Albani).
Rasul itu diutus untuk mengajarkan akhlak yang mulia,
Bahkan Rasul pun meminta agar diberikan akhlak yang mulia. Beliau memanjatkan do’a,
“Allahummah-diinii li-ahsanil akhlaaqi, laa yahdi li-ahsaniha illa anta (Ya Allah,
tunjukilah padaku akhlaq yang baik. Tidak ada yang dapat menunjuki pada baiknya
akhlaq tersebut kecuali Engkau)” (HR. Muslim no. 771).
11
Semoga kita dianugerahkan oleh Allah akhlak yang mulia, dibuka pintu ilmu yang
bermanfaat dan diberi petunjuk untuk menghargai setiap perbedaan yang masih bisa
ditolerir.
Salah satu tanda kalau kita bisa menghargai pendapat orang lain itu kalau kita bisa
dan berani memaparkan pendapat orang lain itu dengan benar. Pendapat orang adalah
bisa dipahami sebagai representasi orangnya. Kesalahan menangkap pendapat itu bisa
merugikan si empunya pendapat. Dan memaparkan pendapat orang lain bisa karena
setuju bisa sekedar mau menghadirkan pendapat itu atau yang berpendapat.
Pola pikir Positif adalah akhirnya menjadi jawaban bagaimana kita bisa
menghargai pendapat orang lain. Pendapat orang lain harus kita tangkap dahulu tanpa
gagal paham, dan baik kalau kita bisa memaparkan kembali dimana perlu.
Tetapi apabila kita lebih dalam lagi menukik berefleksi Pola Pikir Positif pun
perlu dukungan dari Kerendahan Hati. Rendah hati sejati selalu menemukan jalan
jalan kearah Pola Pikir Positip, dan tidak melihat menghargai orang lain sebagai
sesuatu yang rendah.
Saat tidak ada dosen sebaiknya kita tidak berbicara atau mengbrol karena bisa
menggangu mahasiswa lain yang sedang fokus mendengarkan dosen yang sedang
mengajar.
Hindari kegaduhan di kelas, sebisa mungkin, hindari hal-hal yang bisa membuat
kegaduhan atau suasana kelas menjadi tidak kondusif. Misalnya : mengobrol dengan
teman saat dosen sedang menerangkan materi, bunyi notifikasi dan nada dering hp
menyala, atau buku atau barang di mejamu berjatuhan.
Maka, hindarilah hal-hal di atas, hargai dosen di depan dengan tidak mengobrol hal
yang kurang penting dengan teman, matikan atau nada senyapkan hp kamu ketika
sedang kuliah di kelas, dan barang-barang di atas mejamu lebih baik dimasukan ke
dalam tas, agar tidak jatuh karena tersenggol atau lainnya, sehingga suasana kelas
menjadi kondusif, dan tenang.
12
3.6 Adab Dosen dan Mahasiswa dalam Kegiatan Perkuliahan
a. Sebelum masuk kelas kita harus mengetok pintu terlebih dahulu dan mengucapkan
salam, karena salam adalah doa untuk kita dan yang menjawab salam. Jika keadaan
kita ketika masuk kelas itu telat hendaknya kita meminta maaf kepada dosen yang
ada kalau kita telat, dan memberikan alasan kenapa kita bisa telat.
b. Berpakaian yang rapi dan sopan. Jika di dalam kelas, kita harus memakai baju
berkerah, memakai celana panjang dan memakai sepatu. Jika kita adalah siswa di
sebuah sekolah hendaknya kita memasukkan baju kita.
c. Kita harus memperhatikan dosen yang sedang menjelaskan materi. Kita harus
menghargai mereka.
d. Jika kita mau bertanya atau mengutarakan pendapat atau jawaban hendaknya kita
mengacungkan tangan terlebih dahulu sebelum bertanya.
e. Kita hendaknya diam dan memperhatikan ketika dosen menjelaskan materi, bukannya
kita ngomong sendiri dengan teman kita.
f. Jika kita ingin ke belakang kita meminta ijin terlebih dahulu kepada guru atau dosen.
g. Bertutur kata yang sopan, baik dan benar dengan dosen.
i. Duduk ditempat duduk yang disediakan dan duduk yang baik.
j. Jika pelajaran sudah selesai hendaknya kita mengucapkan terima kasih kepada guru
atau dosen yang sudah memberikan ilmu kepada kita.
k. Kita hendaknya menyapa dosen atau guru dengan sapaan pak atau bu meskipun dosen
tersebut umurnya tidak jauh berbeda dengan kita.
ْ الطهُو ُر َش
ط ُر اإْل ِ ي َما ِن ُّ
Menguatkan makna ini, banyak orang berdalil dengan hadits yang masyhur,
13
“Kebersihan sebagian dari iman.” (HR. Al-Tirmidzi)
b. Menaati Peraturan
Sebagai mahasiswa tidak terlepas dari peraturan yang ada di Universitas. Mahasiswa
dituntut untuk menaati peraturan yang telah ditetapkan oleh Universitas. Dalam
pelaksanaannya masih terdapat beberapa yang tidak menaati peraturan tersebut. Padahal
agamapun telah memerintahkan kita untuk taat terhadap peraturan. Allah SWT berfirman:
ِ ُول َوأُ ۟ولِى ٱأْل َ ْم ِر ِمن ُك ْم فَإِن تَ ٰنَ َز ْعتُ ْم فِى َش ْى ٍء فَ ُر ُّدوهُ إِلَى ٱهَّلل ِ َوٱل َّرس
ُول إِن ُكنتُ ْم َ ُوا ٱل َّرس ۟ ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامنُ ٓو ۟ا أَ ِطيع
۟ ُوا ٱهَّلل َ َوأَ ِطيع
َ
ك َخ ْي ٌر َوأَحْ َسنُ تَأْ ِوياًل ٰ
َ ِتُ ْؤ ِمنُونَ بِٱهَّلل ِ َو ْٱليَوْ ِم ٱلْ َءا ِخ ِر َذل
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya. (QS. An Nisa' (4) : 59).
14
f. Memelihara, menjaga dan membersihkan akal pikiran, hati dan perasaannya dari
berbagai pengaruh aliran-aliran filsafat dan ilmu pengetahuan yang bertentangan
dengan nilai-nilai tauhid.
g. Membiasakan diri dan membudidayakan sifat malu yang proporsional, adil, tepat dan
akurat, seperti malu kalau selalu terlambat masuk kuliah, mencontek, memperlihatkan
aurat, dan sebagainya.
h. Belajar ilmu pengetahuan secara bertahap, dimulai dari yang mudah kepada yang
sulit.
i. Belajar ilmu pengetahuan dengan tuntas, kemudian beralih pada keilmuan lainnya,
sehingga memiliki spesifikasi keilmuan yang mendalam dan sempurna.
j. Mempelajari dan mengenal manfaat dari suatu ilmu sehingga dapat mendatangkan
kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat.
k. Menghormati pendidiknya dan mengikuti nasihat, ajaran, tugas, dan petunjuknya
selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai tauhid.
l. Memiliki motivasi dan semangat yang kuat dalam menuntut ilmu dan kuliah,
mengerjakan tugas dan sungguh-sungguh serta bertanggung jawab dalam
mengerjakan dan menyelesaikannya.
m. Bersabar, disiplin, dan bertawakal dalam menuntut ilmu pengetahuan yang
ditekuninya dan mengerjakan seluruh tugas serta mencapai tujuannya sebagai
implikasi dari perjuangan dan jihad di jalan Allah SWT.
n. Bersikap saling asah, asih, dan asuh diantara sesama mahasiswa dan insan akademik
UNIDA Bogor dan orang lain.
Setiap orang pasti mengharapkan keberhasilan. Usaha merupakan langkah awal untuk
merai keberhasilan dan kesuksesan. Tanpa usaha kesuksesan tidak akan pernah tercapai.
Perubahan seseorang akan terjadi bisa orang tersebut berusaha.
Allah berfirman,
إِ َّن هَّللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم
“Sesungguhnya Allah tidaklah mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’du: 11).
15
Tawakal adalah bagian dari usaha, bahkan usaha yang paling utama untuk meraih
keberhasilan. Perlu diingat jangan terlalu bersandar pada usaha dan kemampuan kita.
Karena semuanya berada dibawah kehendak Allah SWT.
Allah menjanjikan, orang yang bertawakkal akan dicukupi oleh Allah. sebagaimana
disebutkan dalam firmannya,
b. Perbanyak Istighfar
Sesungguhnya salah satu sumber utama kegagalan yang terjadi pada manusia adalah
dosa dan maksiat. Allah tegaskan,
“Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa..” (QS. As-Syura: 40)
Salah satu dampak buruk dosa adalah bisa menghalangi kelancaran rizki. Karena itu,
agar kita terhindar dari dampak buruk perbuatan maksiat yang kita lakukan, perbanyaklah
memohon ampunan kepada Allah. Perbanyak istighfar dalam setiap waktu yang
memungkinkan untuk berdizkir. Kita berharap, dengan banyak istighfar, semoga Allah
memberi ampunan dan memudahkan kita untuk mendapatkan apa yang diharapkan.
(Ammi Nur Baits, 2013).
c. Banyak berdoa
Memperbanyak berdo'a kepada Allah SWT. Meminta segala sesuatu yang dibutuhkan
baik dalan urusan dunia maupun akhirat. Dengan memperbanyak doa semakin besar
peluang untuk dikabulkan. Berdoa sendiri lebih menunjukkan ketergantungan kita
kepada Allah secara langsung. Dan kita melepaskan diri dari ketergantungan pada orang
lain. (Ammi Nur Baits, 2013).
16
membawa konsekuensi dosa. Bentuk apapun pelanggaran yang telah dilakukan
merupakan dosa yang besar. Tinjauannya:
Perbuatan itu terhitung sebagai bentuk penipuan. karena orang yang melihat nilai kita
beranggapan bahwa itu murni usaha kita yang dilakukan dengan jujur dan sportif. padahal
hakekatnya itu adalah hasil kerja gabungan, kerja kita dan teman-teman sekitar kita.
(Ammi Nur Baits, 2013).
“Barangsiapa yang menipu kami maka bukan termasuk golongan kami.” (HR. Muslim).
Dalam kegiatan apapun penipuan baik mencontek, melihat jawaban teman, plagiat
dalam ujian atau kegiatan lainnya tidaklah di benarkan. Ingat bahwa Allah SWT selalu
melihat apa yang telah kita lakukan walaupun orang lain tidak tahu.
Ujian adalah amanah untuk dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebagai muslim yang
baik, kita harus menjaga amanah dengan baik. Amanah ini harus dilakukan dengan penuh
tanggung jawab karena itu akan menghantarkan kepada kebahagian di dunia maupun
akhirat.
17
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari pembahasan materi ini adalah Adab itu perlu lebih tinggi
daripada ilmu. Jika seseorg itu memiliki ilmu yang banyak, tetapi tidak memiliki adab
dan akhlak yang baik; boleh jadi setiap apa yang dipelajari itu adalah sia-sia. Sepatutnya
semakin tinggi ilmu seseorang, semakin tinggilah adab dan budi pekertinya.
4.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari Bapak sangat
kami butuhkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Baits, Ammi Nur. 2013. Adab dalam Ujian Nasional : Untaian Nasehat Peserta UN.
https://konsultasisyariah.com/17430-adab-dalam-ujian-nasional-untaian-nasehat-peserta-
un.html. Diakses tanggal 03 Oktober 2020.
Humas UNIDA. 2020. Perkuat 21 Karakter Bertauhid UNIDA Bogor Gelar Kuliah Perdana.
https://www.unida.ac.id/artikel/perkuat-21-karakter-bertauhid-unida-bogor-gelar-kuliah-
perdana.html. Diakses tanggal 04 Oktober 2020.
Marzano, R. J., Gaddy, B. B., Foseid, M. C., Foseid, M. P., & Marzano, J. S. (2005). A
handbook for classroom management that works. Virginia: Association for Supervision and
Curriculum Development.
Murtafiah, Banatul.2017. Adab Dosen Terhadap Mahasiswa Menurut Islam. https://fpscs.
uii.ac.id/blog/2020/08/03/unpopular-opinion-adab-dosen-terhadap-mahasiswa-menurut-
islam/. Diakses tanggal 04 Oktober 2020.
Nida, Shofia.2020. Islam Mengajarkan Untuk Berdoa Sebelum Dan Sesudah Majelis Ilmu
https://www.google.com/amp/s/m.brilio.net/amp/wow/ keutamaan-doa-kafaratul-majelis-
sebagai-penutup-majelis-ilmu-200427y.html. Diakses pada 03 Oktober 2020.
19
Tamam, Badrul. 2018. Kebersihan Sebagian dari Iman Hadits Dhaif, Tapi Maknanya Baik.
http://m.voa-islam.com/news/ibadah/2018/07/03/58858/kebersihan-sebagian-dari-iman-
hadits-dhaif-tapi-maknanya-baik/. Diakses tanggal 04 Oktober 2020.
20