Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AGAMA DAN KE-NUan

SISTEM KEORGANISASIAN NU DAN PERATURAN


ORGANISASI NU

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Galih Pambudi
2. Gilang Permata Ayu
3. M Fanni Shiddiq

Dosen Pengampu :

Lukman Hakim M.SI

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS NAHDLATUL

ULAMA PEKALONGAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Nahdatul Ulama adalah salah satu Organisasi Menegakkan ajaran Islam menurut

paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam

wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Nahdlatul Ulama (Kebangkitan  Ulama) berdiri pada 16 Rajab 1344 H/(31 Januari

1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar.

Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari

merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab

I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian di ejawantahkan

dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam

berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik

B. TUJUAN PENULISAN

1.      Untuk memahami Keanggotaan Dan kelembagaan Jamiyah NU

2.      Untuk memahami Kepengurusan Dan Permusyawaratan Jamiyah NU


BAB II

PEMBAHASAN

A. Keanggotaan Dan Kelembagaan Jamiyah NU

a. Lembaga NU

Lembaga adalah perangkat departementalisasi organisasi Nahdlatul Ulama yang

berfungsi sebagai pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama, berkaitan dengan

kelompok masyarakat tertentu dan/atau yang memerlukan penanganan khusus.

1. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama disingkat LDNU, bertugas

melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan agama

Islam yang menganut paham Ahlussunnah wal Jamaah.

2. Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama disingkat LP Maarif NU,

bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pendidikan

dan pengajaran formal.

3. Rabithah Ma’ahid al Islamiyah Nahdlatul Ulama disingkat RMI NU,

bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang

pengembangan pondok pesantren dan pendidikan keagamaan.

4. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama disingkat LPNU bertugas

melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan

ekonomi warga Nahdlatul Ulama.

5. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama disingkat LPPNU,

bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang


pengembangan dan pengelolaan pertanian, kehutanan dan lingkungan

hidup.

6. Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama disingkat LKKNU,

bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang

kesejahteraan keluarga, sosial dan kependudukan.

7. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul

Ulama disingkat LAKPESDAM NU, bertugas melaksanakan kebijakan

Nahdlatul Ulama di  bidang pengkajian dan pengembangan Sumber Daya

Manusia (SDM).

8. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama

disingkat LPBHNU, bertugas melaksanakan pendampingan, penyuluhan,

konsultasi, dan kajian kebijakan hukum.

9. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul

Ulama disingkat LESBUMI NU, bertugas melaksanakan kebijakan

Nahdlatul Ulama dibidang pengembangan seni dan budaya.

10. Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama

disingkat LAZISNU, bertugas menghimpun, mengelola dan

mentasharufkan zakat dan shadaqah kepada mustahiqnya.

11. Lembaga Waqaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama disingkat LWPNU,

bertugas mengurus, mengelola serta mengembangkan tanah dan bangunan

serta harta benda wakaf lainnya milik Nahdlatul Ulama.

12. Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama disingkat LBMNU, bertugas

membahas masalah-masalah maudlu’iyah (tematik) dan waqi’iyah (aktual)

yang akan menjadi Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.


13. Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama disingkat LTMNU, bertugas

melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan dan

pemberdayaan Masjid.

14. Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama disingkat LKNU, bertugas

melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang kesehatan.

15. Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama disingkat LFNU, bertugas

mengelola masalah ru’yah, hisab dan pengembangan ilmu falak.

16. Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama disingkat LTNNU, bertugas

mengembangkan penulisan, penerjemahan dan penerbitan kitab/buku serta

media informasi menurut paham Ahlussunnah wal Jamaah.

17. Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama disingkat LPTNU, bertugas

mengembangkan Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama.

18. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul

Ulama disingkat LPBI NU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul

Ulama dalam pencegahan dan penanggulangan bencana serta eksplorasi

kelautan. 

KEANGGOTAAN NAHDLATUL ULAMA

Keanggotaan NU dapat diperoleh oleh setiap warga negara

Republik Indonesia yang beragama Islam. Setelah dia menyatakan

menjadi anggota NU dia wajib mentaati AD/ART. Keanggota NU di

bagi menjadi dua; yaitu:

1. Anggota biasa, yaitu :


a. Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam,

b. Menganut salah satu madzab yang empat,

c. Sudah aqil baligh,

d. Menyetujui akidah, asas, tujuan, dan usaha-usaha NU,

e. Sanggup melaksanakan semua keputusan NU.

2. Anggota Luar Biasa yaitu:

a. Setiap warga negara Republik Indonesia;

b. Menganut salah satu madzab yang empat

c. Sudang aqil baligh

d. Menyetujuhi akidah, asas, tujuan dan usaha-usaha NU,

e. Sanggup melaksanakan semua keputusan NU

f. Berdomisili secara tetap di luar wilayah negara Republik

Indonesia

3. Anggota Kehormatan, yaitu setiap orang yang bukan anggota

biasa atau anggota luar biasa yang dianggap telah berjasa kepada

NU dan ditetapkan dalam keputusan pengurus besar.


b. Badan Otonom NU

Badan Otonom disingkat Banom adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama

yang berfungsi melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama yang berkaitan dengan

kelompok masyarakat tertentu dan beranggotakan perorangan.Badan Otonom

dikelompokkan dalam katagori Badan Otonom berbasis usia dan kelompok

masyarakat tertentu, dan Badan Otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya.

1. Jenis Badan Otonom berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu

adalah:

(1) Muslimat Nahdlatul Ulama disingkat Muslimat NU untuk anggota perempuan

Nahdlatul Ulama.

(2) Fatayat Nahdlatul Ulama disingkat Fatayat NU untuk anggota perempuan

muda Nahdlatul Ulama berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun.

(3) Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama disingkat GP Ansor NU untuk

anggota laki-laki muda Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 40 (empat puluh)

tahun.

(4) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama disingkat IPNU untuk pelajar dan santri laki-

laki Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 27 (dua puluh tujuh) tahun.

(5) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama disingkat IPPNU untuk pelajar dan

santri perempuan Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 27 (dua puluh tujuh)

tahun.

(6) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia disingkat PMII untuk mahasiswa

Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 30 (tiga puluh) tahun.


2. Badan Otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya:(1) Jam’iyyah

Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah disingkat JATMAN untuk

anggota Nahdlatul Ulama pengamal tarekat yang mu’tabar.

(2) Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh disingkat JQH, untuk anggota Nahdlatul

Ulama yang berprofesi Qari/Qariah dan Hafizh/Hafizhah.

(3) Ikatan Sarjana Nahdlalul Ulama disingkat ISNU adalah Badan Otonom yang

berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada kelompok

sarjana dan kaum intelektual.

(4) Serikat Buruh Muslimin Indonesia disingkat SARBUMUSI untuk anggota

Nahdlatul Ulama yang berprofesi sebagai buruh/karyawan/tenaga kerja.

(5) Pagar Nusa untuk anggota Nahdlatul Ulama yang bergerak pada

pengembangan seni bela diri.

(6) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama disingkat PERGUNU untuk anggota

Nahdlatul Ulama yang berprofesi sebagai guru dan atau ustadz.

(7) Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama disingkat SNNU untuk anggota Nahdlatul

Ulama yang berprofesi sebagai nelayan.

(8) Ikatan Seni Hadrah Indonesia Nahdaltul Ulama disingkat ISHARINU untuk

anggota Nahdlatul Ulama yang bergerak dalam pengembangan seni hadrah dan

shalawat.
B. STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI NU

1. Perangkat Organisasi dan Sistem Permusyawaratan

Perangkat Organisasi NU untuk mencapai tujuannya, selain pengurus harian

( mustasyar, syuriyah dan tanfidziyah ) NU juga mempunyai perangkat organisasi

bernama lembaga, lajnah dan badan otonom yang merupakan satu kesatuan dalam

organisatoris jam’iyyah NU. a. Lembaga b. Lajnah c. Badan otonom ( banom )

a. LEMBAGA : Lembaga adalah perangkat departementasi organisasi

Nahdlatul Ulama yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama,

khususnya yang berkaitan dengan bidang tertentu.

1. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama disingkat LDNU, bertugas melaksanakan

kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan agama Islam yang menganut

faham Ahlussunnah wal Jamaah.

2. Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama disingkat LP Maarif NU,

bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pendidikan dan

pengajaran formal.
3. Rabithah Ma'ahid al Islamiyah disingkat RMI, bertugas melaksanakan

kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pengembangan pondok pesantren dan

pendidikan keagamaan.

4. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama disingkat LPNU bertugas

melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan ekonomi

warga Nahdlatul Ulama.

5. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama disingkat LPPNU,

bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan

pertanian, lingkungan hidup dan eksplorasi kelautan.

6. Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama disingkat LKKNU,

bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang kesejahteraan

keluarga, sosial dan kependudukan.

7. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia disingkat

LAKPESDAM, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang

pengkajian dan pengembangan sumber daya manusia.

8. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama disingkat

LPBHNU, bertugas melaksanakan pendampingan, penyuluhan, konsultasi, dan

kajian kebijakan hukum.

9. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia disingkat LESBUMI, bertugas

melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pengembangan seni dan

budaya.
10. Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama disingkat

LAZISNU, bertugas menghimpun, mengelola dan mentasharufkan zakat dan

shadaqah kepada mustahiqnya.

11. Lembaga Waqaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama disingkat LWPNU,

bertugas mengurus, mengelola serta mengembangkan tanah dan bangunan serta

harta benda wakaf lainnya milik Nahdlatul Ulama.

12. Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama disingkat LBMNU, bertugas

membahas masalah-masalah maudlu'iyah (tematik) dan waqi'iyah (aktual) yang

akan menjadi Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

13. Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama disingkat LTMNU, bertugas

melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan dan

pemberdayaan Masjid.

14. Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama disingkat LKNU, bertugas

melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang kesehatan.

b. Lajnah adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama untuk melaksanakan

program Nahdlatul Ulama yang memerlukan penanganan khusus.

1. Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama, disingkat LFNU, bertugas mengelola

masalah ru'yah, hisab dan pengembangan IImu Falak.

2. Lajnah Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama, disingkat LTNNU, bertugas

mengembangkan penulisan, penerjemahan dan penerbitan kitab/buku serta media

informasi menurut faham Ahlussunnah wal Jamaah.


3. Lajnah Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama, disingkat LPTNU, bertugas

mengembangkan pendidikan tinggi Nahdlatul Ulama. 

c. Badan Otonom Badan Otonom adalah perangkat organisasi Nahdlatul

Ulama yang berfungsi melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama yang berkaitan

dengan kelompok masyarakat tertentu dan beranggotakan perorangan. Badan

Otonom dikelompokkan dalam katagori Badan Otonom berbasis usia dan

kelompok masyarakat tertentu, dan Badan Otonom berbasis profesi dan

kekhususan lainnya. Jenis Badan Otonom berbasis usia dan kelompok masyarakat

tertentu adalah:

(1) Muslimat Nahdlatul Ulama disingkat Muslimat NU untuk anggota perempuan

Nahdlatul Ulama.

(2) Fatayat Nahdlatul Ulama disingkat Fatayat NU untuk anggota perempuan

muda Nahdlatul Ulama berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun.

(3) Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama disingkat GP Ansor NU untuk

anggota laki-laki muda Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 40 (empat puluh)

tahun.

(4) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama disingkat IPNU untuk pelajar dan santri laki-

laki Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 30 (tiga puluh) tahun.

(5) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama disingkat IPPNU untuk pelajar dan santri

perempuan Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 30 (tiga puluh) tahun.

Badan Otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya:

(1) Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah untuk anggota

Nahdlatul Ulama pengamal tharekat yang mu'tabar.


(2) Jam'iyyatul Qurra Wal Huffazh, untuk anggota Nahdlatul Ulama yang

berprofesi Qori/Qoriah dan Hafizh/Hafizhah.

(3) Ikatan Sarjana Nahdlalul Ulama disingkat ISNU adalah Badan Otonom yang

berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada kelompok

sarjana dan kaum intelektual.

(4) Serikat Buruh Muslimin Indonesia disingkat SARBUMUSI untuk anggota

Nahdlatul Ulama yang berprofesi sebagai buruh/karyawan/tenagakerja.

(5) Pagar Nusa untuk anggota Nahdlatul Ulama yang bergerak pada

pengembangan seni bela diri.

(6) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama disingkat PERGUNU untuk anggota

Nahdlatul Ulama yang berprofesi sebagai guru dan atau ustadz.

2. Sistem Permusyawaratan dalam NU ( ahad, 23 Agustus 2015)

Merupakan forum pengambilan keputusan baik terkait perubahan struktur,

perangkat organisasi, kebijakan program, penetapan kepengurusan, dan penetapan

hukum atas suatu masalah. Permusyawaratan ( bab ix pasal 21 ) Tingkat Nasional

Tingkat Daerah Sedangkan permusyawaratan di lingkungan banom ( tingkat

nasional dan daerah ) sesuai bab ix pasal 24 itu terdiri dari : Kongres dan Rapat

kerja

a. Permusyawaratan Tingkat Nasional ( bab ix pasal 22 )

Muktamar Muktamar Luar Biasa Musyawarah Alim – ulama’ Konferensi besar

b. Permusyawaratan Tingkat Daerah ( bab ix pasal 23 )

Konferensi Wilayah Musyawarah kerja wilayah Konferensi cabang / Konferensi


Cabang Istimewah Musyawarah kerja cabang / Muskercab Istimewah Konferensi

Majelis wakil cabang Musyawarah majlis wakil cabang Musyawarah Ranting

Musyawarah Anak Ranting

Keanggotaan Dalam NU Keanggotaan dalam NU diatur dalam Anggaran Dasar

bab v pasal 10 ayat 1 “ keanggotaan NU terdiri dari anggota biasa, anggota luar

biasa, dan anggota kehormatan Anggota biasa adalah setiap Warga Negara

Indonesia yang beragama Islam, baligh, dan menyatakan diri setia terhadap

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi. Anggota luar biasa,

adalah setiap orang yang beragama Islam, menganut faham Ahlusunnah wal

Jamaah dan menganut salah satu Mazhab Empat, sudah aqil baligh, menyetujui

aqidah, asas, tujuan dan usaha-usaha Nahdlatul Ulama, namun yang bersangkutan

bukan Warga Negara Indonesia. Anggota kehormatan adalah setiap orang yang

bukan anggota biasa atau anggota luar biasa yang dinyatakan telah berjasa kepada

Nahdlatu
BAB III
Penutup

Kesimpulan :

1. Kelembagaan NU Meliputi beberapa badan otonom

2. Kelembagaan NU Memiliki struktur organisasi yang terstruktur

3. Kepemilihan keanggotaan dipilih berdasarkan tingkat kelembagaan


Daftar pustaka
https://farhansahlani.blogspot.com/2017/10/makalah-aswaja-struktur-dalam.html

https://www.nu.or.id/post/read/63514/nu-jamirsquoiyah-dan-jamarsquoah

https://www.nu.or.id/post/read/101527/aswaja-dan-ke-nu-an-menuju-muatan-

lokal-nasional

http://ipnuippnubumiayu.blogspot.com/2015/08/materi-makesta-ke-nu-an.html

https://www.scribd.com/doc/270395517/Aswaja-Ke-NU-an

https://jatman.or.id/mengenal-lebih-dekat-nu-struktur-organisasi-lembaga-dan-

badan-otonom-bag-3/

Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah ~ Kelas 7 MTs /SMP

Anda mungkin juga menyukai