Artikel ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kebijakan Pendidikan yang diampu oleh :
Disusun Oleh :
Devia Permata Sari
Hanifa Gustiana
Rizkilillah
Abstrak
Pendidikan adalah sebuah proses pemartabatan manusia menuju puncak optimasi potensi
kognitif, afektif, dan psikotomorik yang dimilikinya, dan pendidikan juga merupakan
proses membimbing, melatih, memandu manusia agar terhindar dari kebodohan dan
pembodohan, pendidikan juga dapat dijadikan sebagai proses elevasi yang dilakukan
dilakukan secara kontinyu dengan sifat yang adaptif dan nirlimit atau tiada akhir. Tugas
dan fungsi utama pendidikan adalah membangun manusia yang beriman, cerdas dan
kompetitif. Selain itu, fungsi pendidikan harus menanamkan keyakinan kepeda peserta
didik bahwa untuk mencapai kemajuan bangsa yang lebih baik dimasa yang akan datang
mampu mentransmisi pengetahuan yang diperolehnya dengan baik dan efektif. Tujuan
pendidikan adalah untuk mengmbangnkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
II. PEMBAHASAN
Tidak semua pembuatan kebijakan dirumuskan berdasarkan keadaan yang sama dengan tema yang sama
pula, dan pembuatan kebijakan meliputi isu utama yang mempengaruhi sejumlah orang dalam lingkup luas
dari aparat pembuat kebijakan. Sehingga, bisa saja kebijakan di setiap daerah berbeda. Di bagian ini
dijelaskan bahwa jenis kebijakan berdasarkan tingkatan dibagi menjadi tiga, Kebijakan Makro(National
Level), Kebijakan Meso (State Level), dan Kebijakan Mikro (Local Level).
Kebijakan makro adalah kebijakan yang mencakup dan dapat mempengaruhi di suatu Negara tertentu secara
menyeluruh.Misalnya, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Menteri Kesehatan, dan
lainnya.Partisipasi kebijakan makro sangat luas, meliputi, presiden, eksekutif, legislative, media, kelompok,
dan berbagai kalangan lainnya. Kebijakan di tingkat makro akan menjadi landasan saat kebijakan meso dan
mikro dibuat. Kebijakan makro juga termasuk kebijakan public karena mengatur ditingkat nasional dan
bertujuan untuk kehidupan banyak orang.Dan saat terjadi perubahan kebijakan di tingkat meso dan mikro,
maka kebijakan di tingkat makro harus menjadi landasannya.Contoh kebijakan di tingkat makro adalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Undang-undang tersebut
merupakan contoh yang tepat, karena di dalamnya akan mengatur kebijakan lainnya yang merupakan
turunannya seperti kebijakan meso dan mikro.
Telah diulas di atas bahwa kebijakan makro memusatkan perhatiannya pada kebijakan nasional, sedangkan
kebijakan meso lebih berkonsentrasi di tingkat daerah tertentu.Kebijakan meso dilandasi oleh kebijakan
makro yang lebih tinggi kedudukannya.Contoh dari kebijakan meso adalah Peraturan Daerah Kota Surabaya
Nomor 5 Tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Merokok.Kebijakan meso bisa berbeda walaupun landasannya
sama, karena kebijakan meso merupakan turunan dari kebijakan makro. Sehingga berdasarkan contoh
diatas, bisa saja di daerah lain tidak mengatur tentang kebijakan untuk merokok disembarang tempat.
Kebijakan mikro meliputi atau mencakup di lingkup perusahaan, organisasi, komunitas dan kelompok.
Kebijakan mikro berlaku untuk lingkup tertentu seperti yang telah disebutkan, sehingga kebijakan mikro di
lingkup tertentu bias tidak sama dengan yang lainnya, dan kebijakan tersebut tidak berpengaruh pada pihak
di luar lingkup tersebut. Contoh kebijakan mikro adalahperaturan tertulis di Universitas Malikussaleh
tentang tata cara berpakaian yang sopan, berkerah, tidak ketat, bersepatu, dan berjilbab bagi perempuan.
Kebijakan tersebut diangkat menjadi contoh karena bisa saja kebijakan tersebut tidak berlaku di luar lingkup
Universitas Malikussaleh.
Berdasarkan ulasan di atas, disimpulkan bahwa tingkat kebijakan adalah kebijakan makro,
kebijakan meso, dan kebijakan mikro.Kebijakan makro berlaku secara menyeluruh, kebijakan meso berlaku
pada wilayah tertentu, dan kebijakan mikro berlaku dalam suatu kelompok atau komunitas
tertentu.Kebijakan makro menjadi landasan untuk kebijakan meso dan kebijakan mikro.Konsep tersebut
seperti mata air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam,Cet. I, Jakarta, Kencana Prenada Media, 2006.
Danim, Sudarwan, Pengantar Kependidikan, Landasan teori dan 234 Metefora Pendidikan.
Cet. I, Bandung; Alfabeta, 2010.
Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam. Cet. I, Jakarta : Ciputat Pers, 2002.
Rivai, Veithzal dan Sylviana Murni, Education Management, Analisis Teori dan Praktik,
Cet. 2 Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Tirtarahardja, Umar, dan S,L.La Solo, Pengantar Pendidikan, Cet. 2, Jakarta, PT. Rineka
Cipta, 2008.