MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Perkuliahan Dengan Mata Ulumul
Qur’an Pada Program Pascasarjana
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
IRMAYANI
NIM: 80400219017
1
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan kemapuan bagi
penulis untuk menyelesaikan penulisan tugas makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditetukan. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Baginda
ummatnya hingga akhir zaman yang senantiasa berpegang teguh dengan agama
Islam.
Makalah ini sengaja disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ulumul Qur’an di pasca sarjana UIN dengan dosen Pengampuh Prof. Dr. H.
pembimbing mata kuliah ini yang telah memberikan kepercayaan kepada kami
untuk menyusun makalah ini. Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi
siapa saja yang terlibat dan berminat dalam mempelajari Ulumul Qur’an.
2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................….1
i
DAFTAR ISI............................................................................................................3
ii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................5
A. Pengertian Amtsal Al-Qur’an....................................................................5
B. Macam-Macam Amtsal Dalam Al-Qur’an................................................6
C. Hubungan Amtsal dengan Ilmu Bahasa Arab.........................................11
D. Fungsi Amtsal..........................................................................................13
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang hakiki mengenai kekuasaan Allah swt. Di samping itu amtsal juga sebagai
dan jelas. Salah satu metode pengajaran al-Qur’an yakni penyampaian melalui
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal di atas, maka yang akan
dijadikan permasalahan pokok dalam makalah ini adalah amtsal al-Qur’an dengan
sub masalah :
1
W. Montgomery Watt, Bell’s Introduction the Qur’an diterj. Taufiq Adnan Amal
dengan Judul Pengantar Studi Al-Quran (Cet. II; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h. xiii
2
Abd Rahman Dahlan, Kaidah-Kaidah Penafsiran Al-Qur’an (Cet. II; Bandung: Mizan,
1998), h. 156
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut bahasa kata amtsal al-Qur’an()اآلمثال القرا ن terdiri dari dua kata
yaitu amtsal dan al-Qur’an. Amtsal اآلمثالadalah bentuk jamak dari kata matsal
مثلyang berarti sama, serupa atau penyerupaan, 3 amtsal juga berarti العربةartinya
contoh atau teladan, dan amtsal juga bermakna الشبهyang berarti kesamaan atau
penyerupaan4
berarti al-mitsl yang berarti serupa atau sebanding. Kemudian setiap perkataan
sebagainya) dengan apa yang terkandung dalam perkataan itu disebut Matsal.
Kata matsal digunakan pula untuk menunjuk arti keadaan dan kisah yang
menakjubkan.5
yang terdapat dalam perkataan itu dengan keadaan sesuatu yang karenanya
3
Ahmad Warison Munnawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap
(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 1309
4
Ahmad Warison Munnawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, h.
1309.
5
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, (Kairo: Makatabah Wahbah, 1997), h.
282
6
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 282.
7
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 282.
5
Menurut Manna’ al-Qathan, defenisi amtsal al-Qur’an adalah
menonjolkan makna dalam bentuk (perkataan) yang menarik dan padat serta
mempunyai pengaruh yang mendalam terhadap jiwa, baik berupa tasybih ataupun
menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya, dan
mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang indrawi. 9 Menurut pendapat lain
yang indah, singkat dan menarik yang mengena dalam jiwa, baik dalam bentuk
ungkapan dengan gaya bahasa yang indah yang diberikan oleh Allah swt. melalui
al-Qur’an berupa ungkapan singkat, jelas dan padat untuk dijadikan sebagai ibarat
atau teladan yang baik dalam rangka meningkatkan iman kepada Allah swt..
B. Macam-Macam Amtsal Dalam Al-Qur’an
Memahami macam-macam amtsal al-Qur’an, para ulama telah berusaha
sehingga amtsal dapat dibagi menjadi tiga : amtsal al-Qur’an ada tiga macam
tasybih.11
8
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 276.
9
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 276.
10
Ahmad Syadali, Ulumul Qur’an (Cet. I; Pustaka Setia: Bandung, 1997), h. 35
11
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h.277
6
Dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang dipandang mengandung
munafiq yaitu:
a. Matsal yang berkenaan dengan api (الذي استوقد ناراorang yang menyalakan
unsur “membakar” yang ada padanya.12 Maksud dari matsal ini adalah orang-
orang munafiq tidak bisa mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang
12
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h 278
7
dari Allah, karena bercokolnya sifat munafik dalam hatinya. Meskipun mereka
mengetahui kebenaran dan petunjuk, akan tetapi semua itu tidak berarti sama
yang ditimpa hujan lebat dari langit) maksud dari matsal ini adalah al-
ditimpah hujan lebat yang disertai gelap gulita, guntur dan kilat dari langit
Dari kedua contoh matsal di atas terdapat lafadz matsal atau sesuatu yang
menunjukkan tasybih.
2. Amtsal kaminah
jelas lafadz tamtsil, tetapi menunjukkan makna-makna yang indah, menarik dalam
Perumpamaan yang tersirat pada amtsal kaminah bersifat pada makna dan
penuh pesona bahasa, sehingga dapat memberikan perumpamaan yang lebih tepat
pada sasaran yang diperbandingakan dan kesannyapun akan lebih mudah untuk
diserap.
Ada beberapa contoh mengenai hal ini di antaranya ayat-ayat Ilahi yang
misalnya :
13
Fuad Kauma, Tamtsil Al-Qur’an (Cet.I; Yogjakarta: Mitra Pustaka, 2000), h. 102
14
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 279
8
خري اآل مور الو سط
(sebaik-baik urusan adalah pertengahannya)
)123(من يعمل سوءا جيز به وال جيد هل من دون هللا وليا وال نصريا
Terjemahnya:
lafaz tasybih secara jelas tapi kalimat-kalimat itu berlaku secara matsal. Ada
beberapa contoh :
a. QS Hud (11) : 81 .
9
قل ال يستوي اخلبيث والطيب
“Tidak sama yang buruk dengan yang baik”
وعىس أن تكرهوا شيئا وهو خري لمك وعىس أن حتبوا شيئا وهو رش لمك
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu”
Dalam masalah amtsal mursalah ulama berbeda pendapat tentang apa
dan bagaimana hukum menggunakannya sebagai matsal. Dalam uraian ini ada
dua pendapat :
amtsal mursalah telah keluar dari adab al-Qur’an, alasannya adalah karena Allah
dilarang. 15
sungguh. Misalnya Ada seseorang diajak untuk mengikuti ajaran sesat dan
15
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 281.
16
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 281.
10
Setelah mempelajari pengertian dan macam-macam Amtsal dalam al-
qur’an, jika dikaitkan dengan ilmu bahasa arab, maka sangat erat kaitannya
dengan Ilmu Balaghah yang merupakan salah satu ilmu dalam bahasa Arab. Ilmu
balaghah sangat penting dipelajari karena merupakan suatu disiplin ilmu yang
keindahan kata maka perlu dipelajari ilmu balaghah. Ilmu balaghah mencakup
ilmu bayan, ma'ani dan badi'. Ilmu bayan meliputi tasybih yang membahas
tentang penyerupaan dan yang diserupakan. Selain tasybih terdapat juga hakikat,
dengan menggunakan lafaz matsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih. Yang
mana hal ini sangat berkaitan dengan salah satu cakupan dalam Ilmu Balaghah
Ilmu Bayan merupakan ilmu bayan adalah ilmu yang mempelajari cara-
menurut Imam Akdhari ilmu bayan ialah ilmu yang mempelajari tata cara
beda penjelasannya.17
العلم الذي يعرف به ايراد المعنى الواحد بطرق مختلفة في وضوح الداللة عليه: البيان في اصطالح فهو
17
Zaenuddin, Mamat dan Yayan Nurbayan. 2007. Pengantar Ilmu Balaghah. Bandung:
Refika Aditama. Hal.15.
11
“Ilmu yang diketahui dengannya maksud suatu makna dengan jalan
yang berbeda-beda dalam penjelasannya.18
Salah satu ruang lingkup dalam Ilmu Bayan adalah Tasybih ( )التشبيهyang
merupakan salah satu bidang kajian dalam ilmu bayan. Adapun tasybih menurut
Tasybih juga merupakan penjelasan bahwa suatu hal atau beberapa hal memiliki
kesamaan sifat dengan hal lain. Adapun tasybin menurut ahli ilmu bayan adalah
antara dua perkara (musyabbah dan musyabbah bih), perserikatan tersebut terjadi
pada suatu makna (wajhu syibah) dan dengan menggunakan sebuah alat (adat
tasybih).19
Adapun Rukun Tasybih (بيهSSان التشSS )أركialah Musyabbah (بهSS )المش, yaitu
sesuatu yang hendak diserupakan, Musyabbah bih ( )المشبه به, yaitu sesuatu yang
diserupai. Kedua unsur ini dinamakan thorfay tashbih (( )طرفي التشبيهkedua pihak
yang diserupakan), Wajhu syibbah (بهSSه الشSS )وج, yaitu sifat yang terdapat pada
kedua pihak itu, Adat tasybih ( )أداة التشبيه, yaitu huruf atau kata yang digunakan
12
Dalam ayat di atas mengandung Tasybih, contoh tabel Rukun Tasybih
D. Fungsi Amtsal
Muhammad menjelaskan :
pengetahuan tentang amtsal al-Qur’an sebagai salah satu syarat yang wajib
harta dengan riya’ Seperti matsal pada QS. al-Baqarah (2): 264:
13
Terjemahnya:
"Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak
bertanah)".
2) Menyingkapkan hakikat-hakikat dan mengemukakan sesuatu yang tidak
(2): 275
َّ ون اَّل اَمَك ي َ ُقو ُم اذَّل ِ ي ي َ َت َخبَّ ُط ُه
الش ْي َط ُان ِم َن الْ َم ِ ّس َ ُ اذَّل ِ َين يَْألُك
َ ون ّ ِالراَب اَل ي َ ُقو ُم
ِإ
Terjemahnya:
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila"
.
3) Dapat menghimpun makna-makna yang indah dalam sebuah ungkapan
mursalah
4) Memberi motivasi pada hal-hal yang disenangi, dan berbuat lebih banyak
orang yang diberi matsal untuk berbuat sesuai dengan isi matsal, jika ia
merupakan sesuatu yang disenangi jiwa. Seperti matsal pada QS. al-
ِيل اهَّلل ِ مَك َث َِل َحبَّ ٍة َأنْ َبت َ ْت َس ْب َع َسنا ِب َل يِف لُك ِ ّ ُس ن ْ ُبةَل ٍ ِمائَ ُة َحبَّ ٍة َ َمث َُل اذَّل ِ َين ي ُ ْن ِف ُق
ِ ون َأ ْموالَه ُْم يِف َسب
)261( مي ِ ُ َواهَّلل ُ يُضا ِع ُف ِل َم ْن ي َشا ُء َواهَّلل
ٌ واس ٌع عَ ِل
Terjemahnya:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir: seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui”
5) Untuk memuji orang yang diberi matsal QS al-Fath (28) : 29
14
Terjemahnya:
“Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam
Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas
pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mu'min”.
6) Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan
22
Jalaluddin Al-Suyuti, Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 281-283
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Amtsal berarti الع برةartinya contoh atau teladan,. Matsal menurut asal
perkataan berarti al-mitsl yang berarti serupa atau sebanding. Secara istilah
dalam hal hukumnya, dan mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang
indrawi.
2. Amtsal dapat dibagi menjadi tiga : amtsal al-Qur’an ada tiga macam yaitu
3. Fungsi sebagai salah satu syarat yang wajib dimiliki oleh seorang mujtahid
dan pengetahuan tentang amtsal al-Qur’an termasuk salah satu disiplin ilmu
16
DAFTAR PUSTAKA
Watt,W. Montgomery, Bell’s Introduction the Qur’an diterj. Taufiq Adnan Amal,
Pengantar Studi Al-Quran. Cet. II; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1995
Zakariyah, Abi Husain Ahmad bin Faris Maqayisul Lugah Juz 5. Darul Fikr, t.th.
17