Anda di halaman 1dari 17

AMTSA>L AL-QUR’AN

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Perkuliahan Dengan Mata Ulumul
Qur’an Pada Program Pascasarjana
UIN Alauddin Makassar

Oleh:
IRMAYANI
NIM: 80400219017

PASCASARJANA PENDIDIKAN BAHASA ARAB


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2020

1
i

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan kemapuan bagi

penulis untuk menyelesaikan penulisan tugas makalah ini sesuai dengan waktu

yang telah ditetukan. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Baginda

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, kepada seluruh keluarga, sahabat dan

ummatnya hingga akhir zaman yang senantiasa berpegang teguh dengan agama

Islam.

Makalah ini sengaja disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Ulumul Qur’an di pasca sarjana UIN dengan dosen Pengampuh Prof. Dr. H.

Syarifuddin Ondeng, M.Ag. dan Dr. H. Mujetaba Mustafa, M.Ag.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada kedua dosen

pembimbing mata kuliah ini yang telah memberikan kepercayaan kepada kami

untuk menyusun makalah ini. Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi

siapa saja yang terlibat dan berminat dalam mempelajari Ulumul Qur’an.

Sekalian untuk memberikan masukan yang sifatnya membangun demi

perbaikan makalah berikutnya. Selamat membaca dan wassalam...

2
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................….1
i
DAFTAR ISI............................................................................................................3
ii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................5
A. Pengertian Amtsal Al-Qur’an....................................................................5
B. Macam-Macam Amtsal Dalam Al-Qur’an................................................6
C. Hubungan Amtsal dengan Ilmu Bahasa Arab.........................................11
D. Fungsi Amtsal..........................................................................................13
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an menyerukan kepada umat manusia untuk memperhatikan dan

mendengarkan amtsal, sebab dengan amtsal akan ditemukan suatu kebenaran

yang hakiki mengenai kekuasaan Allah swt. Di samping itu amtsal juga sebagai

sarana untuk menginterpretasikan permasalahan atau peristiwa yang belum

dipahami oleh umat manusia.

Salah satu keunikan al-Qur’an ialah segi metode pengajaran dan

penyampaian pesan-pesannya ke dalam jiwa manusia.1 Metode al-Qur’an

menyampaikan pesan-pesan tersebut adalah metode yang paling singkat, mudah,

dan jelas. Salah satu metode pengajaran al-Qur’an yakni penyampaian melalui

ungkapan matsal (perumpamaan; jamak amtsal)2.

B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal di atas, maka yang akan
dijadikan permasalahan pokok dalam makalah ini adalah amtsal al-Qur’an dengan

sub masalah :

1. Bagaimana pengertian amtsal al-Qur’an ?

2. Bagaimana macam-macam amtsal al-Qur’an ?

3. Bagaimana faedah amtsal al-Qur’an ?

1
W. Montgomery Watt, Bell’s Introduction the Qur’an diterj. Taufiq Adnan Amal
dengan Judul Pengantar Studi Al-Quran (Cet. II; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h. xiii
2
Abd Rahman Dahlan, Kaidah-Kaidah Penafsiran Al-Qur’an (Cet. II; Bandung: Mizan,
1998), h. 156

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Amtsal Al-Qur’an

Menurut bahasa kata amtsal al-Qur’an(‫)اآلمثال القرا ن‬ terdiri dari dua kata

yaitu amtsal dan al-Qur’an. Amtsal ‫ اآلمثال‬adalah bentuk jamak dari kata matsal

‫ مثل‬yang berarti sama, serupa atau penyerupaan, 3 amtsal juga berarti ‫ العربة‬artinya

contoh atau teladan, dan amtsal juga bermakna ‫الشبه‬yang berarti kesamaan atau

penyerupaan4

Menurut Zamakhsyari mengatakan bahwa matsal menurut asal perkataan

berarti al-mitsl yang berarti serupa atau sebanding. Kemudian setiap perkataan

yang berlaku, populer, yang menyerupakan sesuatu (orang, keadaan, dan

sebagainya) dengan apa yang terkandung dalam perkataan itu disebut Matsal.

Kata matsal digunakan pula untuk menunjuk arti keadaan dan kisah yang

menakjubkan.5

Sedangkan menurut Istilah amtsal ada beberapa pendapat :

1. Amtsal adalah : menonjolkan sesuatu makna yang abstrak dalam

bentuk yang indrawi agar menjadi indah dan menarik.6

2. Kata amtsal menurut sastra adalah : adalah suatu ungkapan perkataan

yang dihikayatkan dan sudah populer dengan maksud menyerupakan keadaan

yang terdapat dalam perkataan itu dengan keadaan sesuatu yang karenanya

perkataan itu diucapkan.7

3
Ahmad Warison Munnawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap
(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 1309
4
Ahmad Warison Munnawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, h.
1309.
5
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, (Kairo: Makatabah Wahbah, 1997), h.
282
6
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 282.
7
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 282.

5
Menurut Manna’ al-Qathan, defenisi amtsal al-Qur’an adalah

menonjolkan makna dalam bentuk (perkataan) yang menarik dan padat serta

mempunyai pengaruh yang mendalam terhadap jiwa, baik berupa tasybih ataupun

perkataan bebas (lepas, bukan tasybih).8

Selanjutnya menurut Ibnu Qayyim, amtsal amtsal al-Qur’an adalah

menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya, dan

mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang indrawi. 9 Menurut pendapat lain

amtsal al-Qur’an adalah menampakkan pengertian yang abstrak dalam ungkapan

yang indah, singkat dan menarik yang mengena dalam jiwa, baik dalam bentuk

tasybih maupun majaz mursal.10

Dari beberapa pengertian di atas, maka penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa amtsal al-Qur’an adalah suatu perumpamaan atau ungkapan-

ungkapan dengan gaya bahasa yang indah yang diberikan oleh Allah swt. melalui

al-Qur’an berupa ungkapan singkat, jelas dan padat untuk dijadikan sebagai ibarat

atau teladan yang baik dalam rangka meningkatkan iman kepada Allah swt..
B. Macam-Macam Amtsal Dalam Al-Qur’an
Memahami macam-macam amtsal al-Qur’an, para ulama telah berusaha

untuk mengklasifikasikannya berdasar pada konotasi yang di muat oleh ayat,

sehingga amtsal dapat dibagi menjadi tiga : amtsal al-Qur’an ada tiga macam

yaitu amtsal musarrahah, amtsal kaminah, amtsal mursalah. Untuk mengetahui

lebih lanjut maka akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Amtsal Musarrahah, ialah perumpamaan yang di dalamnya dijelaskan

dengan menggunakan lafaz matsal atau sesuatu yang menunjukkan

tasybih.11

8
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 276.
9
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 276.
10
Ahmad Syadali, Ulumul Qur’an (Cet. I; Pustaka Setia: Bandung, 1997), h. 35
11
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h.277

6
Dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang dipandang mengandung

contohnya Amtsal Musarrahah yaitu :


ٍ ‫ورمِه ْ َو َتَر َكه ُْم يِف ُظلُم‬
‫َات اَل‬ ِ ‫َمثَلُه ُْم مَك َث َِل اذَّل ِ ي ْاس َت ْوقَدَ اَن ًرا فَلَ َّما َأضَ َاء ْت مَا َح ْوهَل ُ َذه ََب اهَّلل ُ ِب ُن‬
ٌ ُ‫الس َما ِء ِفي ِه ُظل‬
‫مَات َو َر ْع ٌد‬ َّ ‫) َأ ْو َك َص ِي ّ ٍب ِم َن‬18( ‫ون‬ َ ‫) مُص ٌّ بُمْك ٌ مُع ْ ٌي فَه ُْم اَل يَ ْر ِج ُع‬17( ‫ون‬ َ ُ ‫يُ ْبرِص‬
‫) يَاَك ُد‬19( ‫الص َوا ِع ِق ح ََذ َر الْم َْو ِت َواهَّلل ُ ُم ِحي طٌ اِب ْلاَك ِف ِر َين‬ َ ُ‫َوبَ ْر ٌق جَي ْ َعل‬
َّ ‫ون َأ َصا ِب َعه ُْم يِف آ َذاهِن ِ ْم ِم َن‬
‫الْرَب ْ ُق خَي ْ َط ُف َأبْ َص َارمُه ْ لُك َّمَا َأ َض َاء لَه ُْم َم َش ْوا ِفي ِه َو َذا َأ ْظمَل َ عَلَهْي ِ ْم قَا ُموا َو ْلَو َش َاء اهَّلل ُ ذَل َ ه ََب‬
‫) ِإ‬20( ‫بِسم ِعهِم وَأبْ َص ِارمِه ْ َّن اهَّلل َ عَىَل لُك ِ ّ يَش ٍء قَ ِدير‬
ٌ ْ ‫ِإ‬ َ ْ َْ
Terjemahnya:
“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api,
maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya
(yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak
dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan
kembali (ke jalan yang benar). atau seperti (orang-orang yang ditimpa)
hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka
menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara)
petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.
Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat
itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap
menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya
Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya
Allah berkuasa atas segala sesuatu”.
Pada ayat di atas, Allah membuat dua perumpamaan (matsal) bagi orang

munafiq yaitu:

a. Matsal yang berkenaan dengan api ‫(الذي استوقد نارا‬orang yang menyalakan

api) karena di dalam api terdapat unsur cahaya. Maka orang-orang

munafik bagaikan orang yang menyalakan api untuk penerangan dan

pemanfaatan. Karena mereka termasuk orang Islam, maka mereka

memperoleh manfaat materi. Namun Islam tidak memberikan pengaruh

cahaya “Nur” Allah terhadap hati mereka karena Allah menghilangkan

cahaya yang ada dalam api itu.

Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan

unsur “membakar” yang ada padanya.12 Maksud dari matsal ini adalah orang-

orang munafiq tidak bisa mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang
12
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h 278

7
dari Allah, karena bercokolnya sifat munafik dalam hatinya. Meskipun mereka

mengetahui kebenaran dan petunjuk, akan tetapi semua itu tidak berarti sama

sekali sebab dalam hatinya telah terinfeksi virus kemunafikan. 13

b. Matsal yang berkenaan dengan air ‫( أو كصيب من السماء‬seperti orang-orang

yang ditimpa hujan lebat dari langit) maksud dari matsal ini adalah al-

Qur’an mengumpamakan orang-orang munafiq seperti orang yang

ditimpah hujan lebat yang disertai gelap gulita, guntur dan kilat dari langit

adalah dikarenakan ketakutan mereka terhadap ayat-ayat Allah yang punya

implikasi ancaman dan peringatan kepada mereka. Ayat-ayat al-Qur’an

bagi mereka tak ubuhnya seperti petir yang turun kepadanya.

Dari kedua contoh matsal di atas terdapat lafadz matsal atau sesuatu yang

menunjukkan tasybih.

2. Amtsal kaminah

Amtsal Kaminah ialah ayat yang di dalamnya tidak disebutkan dengan

jelas lafadz tamtsil, tetapi menunjukkan makna-makna yang indah, menarik dalam

kepadatan redaksinya, dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan

kepada yang serupa dengannya.14

Perumpamaan yang tersirat pada amtsal kaminah bersifat pada makna dan

penuh pesona bahasa, sehingga dapat memberikan perumpamaan yang lebih tepat

pada sasaran yang diperbandingakan dan kesannyapun akan lebih mudah untuk

diserap.

Ada beberapa contoh mengenai hal ini di antaranya ayat-ayat Ilahi yang

bertendensikan pada pembentukan cara hidup dalam batas-batas kewajaran

misalnya :

a. Ayat-ayat yang senada dengan perkataan :

13
Fuad Kauma, Tamtsil Al-Qur’an (Cet.I; Yogjakarta: Mitra Pustaka, 2000), h. 102
14
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 279

8
‫خري اآل مور الو سط‬
(sebaik-baik urusan adalah pertengahannya)

contohnya QS al-Baqarah (2) : 68

‫إهنا بقرة ال فارض وال بكر عوان بني ذكل‬


“Sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu

b. Ayat yang senada dengan perkataan

‫ليس اخلرب اك ملعا ينة‬


(Khabar tidak sama dengan menyaksikan sendiri)

contohnya QS al-Baqarah (2) : 260

‫قال أومل تؤمن قال بىل ولكن ليطمنئ قليب‬


“Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku
telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)"
b. Ayat yang senada dengan perkataan

‫كام تدين تدان‬


(Sebagaimana kamu telah mengutangkan, maka kamu akan dibayar)

Contoh QS an-Nisa (4): 123

)123(‫من يعمل سوءا جيز به وال جيد هل من دون هللا وليا وال نصريا‬
Terjemahnya:

“Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi


pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak
(pula) penolong baginya selain dari Allah”
3. Amtsal Mursalah

Amtsal Mursalah ialah kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan

lafaz tasybih secara jelas tapi kalimat-kalimat itu berlaku secara matsal. Ada

beberapa contoh :

a. QS Hud (11) : 81 .

‫أليس الصبح بقريب‬


“Bukankah subuh itu suda dekat”

b. QS al-Maidah (5) : 100

9
‫قل ال يستوي اخلبيث والطيب‬
“Tidak sama yang buruk dengan yang baik”

c. QS al-Baqarah (2) : 216

‫وعىس أن تكرهوا شيئا وهو خري لمك وعىس أن حتبوا شيئا وهو رش لمك‬
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu”
Dalam masalah amtsal mursalah ulama berbeda pendapat tentang apa

dan bagaimana hukum menggunakannya sebagai matsal. Dalam uraian ini ada

dua pendapat :

1. Pendapat pertama mengatakan bahwa orang yang mempergunakan

amtsal mursalah telah keluar dari adab al-Qur’an, alasannya adalah karena Allah

telah menurunkan al-Qur’an bukan untuk dijadikan mas|al tetapi untuk

direnungkan dan diamalkan isi kandungannya. Salah satu contoh amtsal

mursalah dalam al-Qur’an yang menjadi kontroversi dalam penggunaan amtsal

mursalah adalah ayat yang berbunyi :

‫لمك دينمك ويل دين‬


Ayat ini dapat dijadikan sebagai matsal dalam membela, membenarkan

perbuatannya, ketika ia meninggalkan agama. Padahal yang demikian itu telah

dilarang. 15

3. Pendapat kedua mengatakan bahwa tak ada larangan bila seseorang

mempergunakan al-Qur’an sebagai matsal dalam keadaan sungguh-

sungguh. Misalnya Ada seseorang diajak untuk mengikuti ajaran sesat dan

berusaha membujuknya agar mengikuti ajarannya, maka ia bisa menjawab

‫لمك دينمك ويل دين‬ “Untukmulah agamamu dan untuklah agamaku”16

C. Hubungan Amtsal dengan Ilmu Bahasa Arab

15
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 281.
16
Manna al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 281.

10
Setelah mempelajari pengertian dan macam-macam Amtsal dalam al-

qur’an, jika dikaitkan dengan ilmu bahasa arab, maka sangat erat kaitannya

dengan Ilmu Balaghah yang merupakan salah satu ilmu dalam bahasa Arab. Ilmu

balaghah sangat penting dipelajari karena merupakan suatu disiplin ilmu yang

berlandaskan pada kejernihan jiwa dan ketelitian.

Untuk memahami penggunaan kata kiasan, penyerupaan, majaz,

keindahan kata maka perlu dipelajari ilmu balaghah. Ilmu balaghah mencakup

ilmu bayan, ma'ani dan badi'. Ilmu bayan meliputi tasybih yang membahas

tentang penyerupaan dan yang diserupakan. Selain tasybih terdapat juga hakikat,

majaz, dan kinayah.

Seperti contoh pada salah satu macam-macam Amsal Al-Qur’an yaitu

Amtsal Musarrahah yang berarti perumpamaan yang di dalamnya dijelaskan

dengan menggunakan lafaz matsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih. Yang

mana hal ini sangat berkaitan dengan salah satu cakupan dalam Ilmu Balaghah

yakni Ilmu Bayan.

Ilmu Bayan merupakan ilmu bayan adalah ilmu yang mempelajari cara-

cara mengemukakan suatu gagasan dengan berbagai macam redaksi. Adapun

menurut Imam Akdhari ilmu bayan ialah ilmu yang mempelajari tata cara

pengungkapan suatu makna dengan menggunakan susunan kalimat yang berbeda-

beda penjelasannya.17

‫ العلم الذي يعرف به ايراد المعنى الواحد بطرق مختلفة في وضوح الداللة عليه‬: ‫البيان في اصطالح فهو‬

17
Zaenuddin, Mamat dan Yayan Nurbayan. 2007. Pengantar Ilmu Balaghah. Bandung:
Refika Aditama. Hal.15.

11
“Ilmu yang diketahui dengannya maksud suatu makna dengan jalan
yang berbeda-beda dalam penjelasannya.18
Salah satu ruang lingkup dalam Ilmu Bayan adalah Tasybih (‫ )التشبيه‬yang

merupakan salah satu bidang kajian dalam ilmu bayan. Adapun tasybih menurut

bahasa bermakna tamtsil yang artinya ‘perumpamaan’ atau ‘penyerupaan’.

Tasybih juga merupakan penjelasan bahwa suatu hal atau beberapa hal memiliki

kesamaan sifat dengan hal lain. Adapun tasybin menurut ahli ilmu bayan adalah

suatu istilah yang di dalamnya terdapat pengertian penyerupaan atau perserikatan

antara dua perkara (musyabbah dan musyabbah bih), perserikatan tersebut terjadi

pada suatu makna (wajhu syibah) dan dengan menggunakan sebuah alat (adat

tasybih).19

Adapun Rukun Tasybih (‫بيه‬SS‫ان التش‬SS‫ )أرك‬ialah Musyabbah (‫به‬SS‫ )المش‬, yaitu

sesuatu yang hendak diserupakan, Musyabbah bih (‫ )المشبه به‬, yaitu sesuatu yang

diserupai. Kedua unsur ini dinamakan thorfay tashbih (‫( )طرفي التشبيه‬kedua pihak

yang diserupakan), Wajhu syibbah (‫به‬SS‫ه الش‬SS‫ )وج‬, yaitu sifat yang terdapat pada

kedua pihak itu, Adat tasybih (‫ )أداة التشبيه‬, yaitu huruf atau kata yang digunakan

untuk menyatakan penyerupaan.

Dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang dipandang mengandung

contohnya Amtsal Musarrahah salah satunya yaitu :


              
 

59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti


(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah
berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia. QS.
(Al-Imraan:59 )
18
Basyuni, Abdul Fatah. 2015. Ilmu Bayaan Dirosatu Takhliiliyyah al-Masaail al-Bayan.
Kairo: Muassasah Mukhtar.hal.11
19
Zaenuddin, Mamat dan Yayan Nurbayan. 2007. Pengantar Ilmu Balaghah. Bandung:
Refika Aditama. Hal.21.

12
Dalam ayat di atas mengandung Tasybih, contoh tabel Rukun Tasybih

yang terdapat dalam ilmu Bayan yaitu:

Musyabbah Musyabbah bih Wajhu syibbah Adat tasybih

(‫)المشبه‬ (‫)المشبه به‬ (‫)وجه الشبه‬ (‫)أداة التشبيه‬

‫عيسى‬ ‫ءادم‬ ‫ من تراب‬,‫خلقه‬ ‫الكاف‬

D. Fungsi Amtsal

Dalam sebuah hadis riwayat al-Baihaqi dan Abu Hurairah Nabi

Muhammad menjelaskan :

‫و اخرج البهيقي عن ايب هريرة قا ل ر سول هللا صيل هللا علي ه و س مل ان ا لق ر ا ن ن ز ل‬


‫ وا جتنب وا‬,‫ ف ا معلواابحلال ل‬,‫ وامث ال‬,‫ ومتش ابه‬,‫وحممك‬,‫ وح را م‬,‫عيل مخس ة ا و ج ه حال ل‬
‫ وامنوا ابملتشابه واعتربوا ابآل مثا ل‬, ‫ واتبعوا ااحملمك‬, ‫احلرام‬
Berdasarkan petunjuk hadis di atas, maka Imam Syafi’i menetapkan

pengetahuan tentang amtsal al-Qur’an sebagai salah satu syarat yang wajib

dimiliki oleh seorang mujtahid.20 Lebih lanjut al-Mawardy menjelaskan,

berdasarkan hadis di atas bahwa pengetahuan tentang amtsal al-Qur’an termasuk

salah satu disiplin ilmu yang sangat besar pengaruhnya.21

Selanjutnya Manna’ al-Qattan merinci kegunaan atau faedah-faedah amtsal al-

Qur’an sebagai berikut :

1) Menonjolkan sesuatu yang ma’qul (abstrak) ke dalam bentuk yang

kongkrit sehingga dapat dirasakan atau mudah dihayati oleh manusia.

Misalnya Allah membuat matsal bagi keadaan orang yang memanfaatkan

harta dengan riya’ Seperti matsal pada QS. al-Baqarah (2): 264:

ٌ ‫مَك َث َِل َص ْف َو ٍان عَلَ ْي ِه تُ َر‬


‫اب فََأ َصاب َ ُه َوا ِب ٌل فَرَت َ َك ُه َصدْل ً ا‬
20
Jalaluddin Al-Suyuti, Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, Juz I ( Beirut: Dar Al-Fikr, t.th),
hal. 131.
21
Jalaluddin Al-Suyuti, Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 131.

13
Terjemahnya:

"Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak
bertanah)".
2) Menyingkapkan hakikat-hakikat dan mengemukakan sesuatu yang tidak

tampak seakan-akan tampak atau Transparansi menjadikan yang gaib

seakan langsung dapat disaksikan. Seperti matsal pada QS. al-Baqarah

(2): 275
َّ ‫ون اَّل اَمَك ي َ ُقو ُم اذَّل ِ ي ي َ َت َخبَّ ُط ُه‬
‫الش ْي َط ُان ِم َن الْ َم ِ ّس‬ َ ُ ‫اذَّل ِ َين يَْألُك‬
َ ‫ون ّ ِالراَب اَل ي َ ُقو ُم‬
‫ِإ‬
Terjemahnya:
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila"
.
3) Dapat menghimpun makna-makna yang indah dalam sebuah ungkapan

ringkas, seperti pada ayat-ayat tentang amtsal kaminah dan amtsal

mursalah

4) Memberi motivasi pada hal-hal yang disenangi, dan berbuat lebih banyak

dalam usaha menghindari sesuatu yang dibenci atau mendorong orang-

orang yang diberi matsal untuk berbuat sesuai dengan isi matsal, jika ia

merupakan sesuatu yang disenangi jiwa. Seperti matsal pada QS. al-

Baqarah (2): 261:

‫ِيل اهَّلل ِ مَك َث َِل َحبَّ ٍة َأنْ َبت َ ْت َس ْب َع َسنا ِب َل يِف لُك ِ ّ ُس ن ْ ُبةَل ٍ ِمائَ ُة َحبَّ ٍة‬ َ ‫َمث َُل اذَّل ِ َين ي ُ ْن ِف ُق‬
ِ ‫ون َأ ْموالَه ُْم يِف َسب‬
)261( ‫مي‬ ِ ُ ‫َواهَّلل ُ يُضا ِع ُف ِل َم ْن ي َشا ُء َواهَّلل‬
ٌ ‫واس ٌع عَ ِل‬
Terjemahnya:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir: seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui”
5) Untuk memuji orang yang diberi matsal QS al-Fath (28) : 29

ِ ِ ‫َمثَلُه ُْم يِف التَّ ْو َرا ِة َو َمثَلُه ُْم يِف ا جْن‬


‫يل َك َز ْرعٍ َأخ َْر َج َش ْطَأ ُه فَآ َز َر ُه فَ ْاس َت ْغلَظَ فَ ْاس َت َوى عَىَل ُس و ِق ِه‬
‫ِإْل‬
‫ي ُ ْعجِ ُب ُّالز َّرا َع ِل َي ِغيظَ هِب ِ ُم ْال ُكفَّ َار‬

14
Terjemahnya:
“Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam
Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas
pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mu'min”.
6) Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan

nasehat lebih kuat dalam memberikan peringatan dan lebih dapat

memuaskan hati22. QS. al-Zumar (39) : 27

َ ‫َمث ٍَل لَ َعلَّه ُْم ي َ َت َذكَّ ُر‬


)27( ‫ون‬ ّ ِ ‫َولَ َقدْ رَض َ بْنا ِللنَّ ِاس يِف هذ َا الْ ُق ْرآ ِن ِم ْن لُك‬
Terjemahnya:

“Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Qur'an ini


setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran”.

22
Jalaluddin Al-Suyuti, Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 281-283

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Amtsal berarti ‫ الع برة‬artinya contoh atau teladan,. Matsal menurut asal

perkataan berarti al-mitsl yang berarti serupa atau sebanding. Secara istilah

amtsal al-Qur’an adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain

dalam hal hukumnya, dan mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang

indrawi.

2. Amtsal dapat dibagi menjadi tiga : amtsal al-Qur’an ada tiga macam yaitu

amtsal musarrahah, amtsal kaminah, amtsal mursalah.

3. Fungsi sebagai salah satu syarat yang wajib dimiliki oleh seorang mujtahid

dan pengetahuan tentang amtsal al-Qur’an termasuk salah satu disiplin ilmu

yang sangat besar pengaruhnya serta untuk dijadikan sebuah I’tibar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Al-Marthay, Abd Al-Adhim Ibrahim Muhammad, Khasaisy Ta’biry al-Qur’any


Wa, simatihi al-Balagiyah .Cairo: Maktabah Wahbah, t.th.

Al-Qattan, Manna, Mabahis fi’ Ulum al-Qur’an. Cairo: Makatabah Wahbah,


1997.

Al-Suyyuthi, Syeh Al-Islam Jalaluddin, Al-Itqan fi Ulum al-Qur’an Jus I.


Baerut: Dar Al-Fikr, t.th.

Basyuni, Abdul Fatah. 2015. Ilmu Bayaan Dirosatu Takhliiliyyah al-Masaail al-


Bayan. Kairo: Muassasah Mukhtar.

Dahlan, Abd Rahman, Kaidah-Kaidah Penafsiran Al-Qur’an. Cet. II; Bandung:


Mizan, 1998.

Kauma, Fuad, Tams|i>l Al-Qur’an. Cet.I; Yogjakarta: Mitra Pustaka, 2000.

Munnawwir, Ahmad Warison, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.


Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

Syadali, Ahmad, Ulumul Qur’an. Cet. I; Pustaka Setia: Bandung, 1997.

Watt,W. Montgomery, Bell’s Introduction the Qur’an diterj. Taufiq Adnan Amal,
Pengantar Studi Al-Quran. Cet. II; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1995

Zaenuddin, Mamat dan Yayan Nurbayan. 2007. Pengantar Ilmu Balaghah.


Bandung: Refika Aditama.

Zakariyah, Abi Husain Ahmad bin Faris Maqayisul Lugah Juz 5. Darul Fikr, t.th.

17

Anda mungkin juga menyukai