Anda di halaman 1dari 4

Paket Intensif UTBK

SBMPTN 2020

TPS – Pemahaman
Bacaan dan Menulis
Judul Karangan

A. Judul Karangan
Judul menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kepala karangan (cerita, drama, dan
sebagainya) atau tajuk. Masih menurut KBBI, judul adalah nama yang dipakai untuk buku atau
bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu.

Karangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hasil mengarang, cerita, atau
buah pena.

Nah, dari pengertian-pengertian tersebut, tentu kamu telah mengetahui apa yang akan
dipelajari, kan? Ya, kali ini kamu akan mempelajari judul karangan. Berdasarkan kedua
pengertian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa judul karangan adalah nama atau kepala
karangan yang harus menyiratkan atau menggambarkan isi karangan tersebut.

1. Fungsi Judul Karangan

Dari pengertian tersebut kamu dapat mengetahui fungsi atau pentingnya sebuah judul
karangan. Berikut ini adalah fungsinya.

a) Nama atau identitas sebuah karangan

b) Memberi gambaran secara umum kepada calon pembaca mengenai bahasan, tujuan,
dan ruang lingkup

c) Mengundang orang untuk membaca karangan atau hasil tulisan

d) Implementasi kreativitas seorang pengarang atau penulis

Judul Karangan 1
2. Syarat Judul Karangan

Dalam menentukan dan menulis judul karangan nonfiksi atau ilmiah, ada beberapa hal yang
harus kamu perhatikan. Pertama, kamu harus memperhatikan syarat-syarat judul karangan
yang baik. Kedua, kamu juga harus memperhatikan penulisan judul karangan yang sesuai
kaidah. Apa saja syaratnya dan bagaimana kaidahnya? Berikuti ini adalah syarat-syarat yang
harus diperhatikan saat membuat atau menentukan judul karangan.

1) Asli

Judul karangan yang kamu buat harus merupakan judul yang tidak pernah digunakan
oleh orang lain. Kalaupun memang judul tersebut kamu buat sendiri dan ternyata sama
dengan judul karangan lain yang lebih dulu digunakan orang lain, hendaknya kamu
mencari dan menggunakan sinonim atau padanan katanya.

2) Logis

Judul karangan yang kamu buat pun harus logis. Artinya, judul tersebut masuk akal dan
dapat diterima dengan logika (penalaran). Syarat inilah yang membedakan penentuan
judul nonfiksi dan fiksi. Pada karangan fiksi, kamu boleh membuat judul yang tidak logis.

3) Provokatif

Selain memperhatikan keaslian dan kelogisan, judul karangan yang kamu buat harus
provokatif, yaitu bersifat provokasi atau pancingan. Artinya, judul karangan yang dibuat
harus bisa memancing atau merangsang orang lain untuk membaca karangan tersebut.
Agar bisa memancing seperti itu, tentulah judul karangan yang kamu buat harus
menarik.

4) Singkat

Suatu judul karangan harus dibuat dengan singkat dan padat. Meskipun singkat, judul
tersebut harus penuh dengan makna. Jadi, judul karangan tidak boleh bertele-tele, tetapi
langsung pada intinya. Singkat dalam pembuatan judul sering diartikan sebagai
pemilihan atau penentuan judul yang berbentuk frasa, bukan kalimat. Artinya, judul yang
dibuat bukanlah merupakan suatu kalimat yang memiliki subjek dan predikat.

5) Relevan

Relevan artinya sesuai atau berkaitan. Artinya, judul yang dibuat atau dintentukan harus
sesuai dan mencerminkan isi karangan. Oleh karena itu, pada umumnya judul karangan
dibuat atau ditentukan setelah karangan tersebut selesai ditulis. Hal ini dilakukan agar
judul yang dibuat benar-benar relevan dengan isi karangan.

Judul Karangan 2
6) Spesifik

Spesifik artinya khusus. Artinya, suatu judul karangan yang dibuat harus dibuat spesifik
berdasarkan permasalahan atau hal yang dibahasa dalam karangan tersebut. Ini yang
membedakan antara judul dan tema atau topik. Jika tema atau topik cakupannya lebih
luas, judul cakupannya lebih sempit.

3. Kaidah Penulisan Judul Karangan

Dalam menentukan dan menulis judul karangan nonfiksi atau ilmiah, ada beberapa hal yang
harus kamu perhatikan. Pertama, kamu harus memperhatikan syarat-syarat judul karangan
yang baik. Kedua, kamu juga harus memperhatikan penulisan judul karangan yang sesuai
kaidah. Apa saja syaratnya dan bagaimana kaidahnya? Berikuti ini adalah syarat-syarat yang
harus diperhatikan saat membuat atau menentukan judul karangan.

Itulah hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan atau pembuatan suatu judul
karangan. Nah, selain itu, dalam penulisannya pun, judul harus memperhatikan kaidah EBI.
Berikut ini adalah kaidahnya.

1) Judul ditulis tanpa tanda baca akhir berupa titik (bukan kalimat berita)

Contoh:

Kemerosotan Adat Ketimuran

2) Setiap unsur kata dalam judul harus ditulis dengan huruf awal kapital, kecuali preposisi
dan konjungsi

Tentu kamu sudah tahu, kan, apa itu preposisi dan konjungsi? Ya, preposisi adalah istilah
lain dari kata depan, sedangkan konjungsi adalah istilah lain dari kata hubung. Kata
depan ini menjadi penanda suatu keterangan yang dapat menunjukkan tempat, waktu,
orang, cara, atau lainnya. Ada banyak preposisi, contohnya di, ke, dari, terhadap,
kepada, daripada, sebagai, dan lain-lain. Berbeda dengan preposisi, konjungsi ini
biasanya menghubungkan klausa satu dengan klausa lainnya atau kalimat satu dengan
kalimat lainnya. Beberapa contoh konjungsi antara lain dan, yang, seperti, serta, atau,
sedangkan, karena, dan saat.

Contoh:

Upaya Damai di Tanah Papua

Pemerataan Pendidikan yang Belum Terwujud

3) Preposisi atau konjungsi yang menjadi kata awal pada judul ditulis dengan huruf awal
kapital
Judul Karangan 3
Penggunaan preposisi atau konjungsi pada awal judul biasanya kita temukan pada
karangan-karangan fiksi, seperti puisi, cerpen, novel, atau drama. Adapun dalam judul
karangan ilmiah atau nonfiksi, penggunaan tersebut sangatlah jarang.

Contoh:

Kepada Negeriku

Seperti Sedia Kala

4) Judul yang memuat kata ulang utuh (kata pertama dan kata kedua sama bentuk) ditulis
dengan huruf awal kapital pada kedua katanya

Contoh:

Monopoli Kaum-Kaum Kapitalis

5) Judul yang memuat kata ulang berimbuhan atau berubah bunyi (berbeda bentuk) ditulis
dengan huruf awal kapital pada awal katanya saja

Contoh:

Warna-warni Pakaian Adat dalam Upacara HUT RI

Judul Karangan 4

Anda mungkin juga menyukai