Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“RINGKASAN,IKHTISAR & ABSTRAK”

Disusun oleh :

PUAN MAHARANI MUDIA PUTRI 1711411023


ORYZA SHAFIRA ALDI 1711411005
HASYA PRANA DEWI 1711411006
AFIFURRAHMAN 1711412017
HAYATUN NUFUS 1711412030

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Ringkasan
Ikhtisar & Abstrak”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca terutama kami sebagai penulis.

Padang, 04 Mei 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover ...................................................................................................................................... 1
Kata Pengantar......................................................................................................................... 2
Daftar Isi...................................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan………………………………………………………………………..4
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
C. Maksud & Tujuan .........................................................................................................5
BAB II Pembahasan
2.1. RINGKASAN .....................................................................................................................6
2.1.1. Pengertian Ringkasan .......................................................................................................6
2.1.2. Ciri-Ciri Ringkasan ..........................................................................................................7
2.1.3. Cara Membuat Ringkasan ................................................................................................8
2.1.4. Tujuan Membuat Ringkasan .............................................................................................11
2.2. IKHTISAR…………………………………………………………………………………12
2.2.1. Pengertian Ikhtisar………………………………………………………………………..12
2.2.2. Ciri-ciri Ikhtisar …………………………………………………………………………..12
2.2.3. Cara membuat Ikhtisar………………………………………………………………........12
2.2.3. Contoh Ikhtisar……………………………………………………………………………13
2.3. ABSTRAK .............................................................................................................................14
2.3.1. Pengertian Abstrak .............................................................................................................14
2.3.2. Fungsi Abstrak ...................................................................................................................15
2.3.3. Jenis-Jenis Abstrak ..............................................................................................................15
2.3.4. Karakteristik Abstrak .........................................................................................................15
2.3.5. Cara Membuat Abstrak .......................................................................................................16
2.3.6. Contoh Abstrak ...................................................................................................................17
BAB III Penutup……………………………………………………………………………….19
A. Kesimpulan ......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Menyajikan sebuah tulisan yang panjang ke dalam bentuk yang pendek disebut meringkas.
Tindakan meringkas dapat dilakukan terhadap berbagai jenis teks, di antaranya ringkasan atas
novel, ringkasan atas buku laporan tahunan, dan ringkasan atas sebuah bab sebuah buku.
Untuk sampai pada ringkasan yang baik, cara yang dapat dilakukan oleh penulis adalah
menghilangkan segala macam ‘hiasan’ dalam teks yang akan diringkas. Yang dimaksud dengan
‘hiasan’ di sini dapat berupa (1) ilustrasi atau contoh, (2) keindahan gaya bahasa, dan (3)
penjelasan yang terperinci.
Sebuah ringkasan memiliki beberapa ciri. Pertama, penulis haruslah mempertahankan urutan
pikiran dan cara pandang penulis asli. Kedua, penulis harus bersifat netral, dalam arti tidak
memasukan pikiran, ide, maupun opininya ke dalam ringkasa yang dibuatnya. Ketiga, ringkasan
yang dibuat haruslah mewakili gaya asli penulisnya, bukan gaya pembuat singkasan. Dengan
membaca teks asli secara berulang-ulang, menandai kalimat topik setiap paragraf, dan
menghilangkan segala macam hiasan, penulis akan dapat membuat sebuah ringkasan yang baik.
Dalam bahasa Indonesia juga dikenal dengan abstrak yang terkadang sulit membedakan
dengan ringkasan. Abstrak adalah karangan ringkas berupa rangkuman. Istilah ini lazim digunakan
dalam penulisan ilmiah. Oleh karena itu, abastrak terikat dengan aturan penulisan ilmiah. Dalam
sebuah abstrak setidaknya ada hal-hal berkut: (1) latar belakang atau alasan atas topik yang dipilih;
(2) tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis; (3) metode atau bahan yang digunakan dalam
penelitian; (4) keluaran atau kesimpulan atas penelitian.
Panjang-pendek sebuah abstrak amat ditentukan oleh tujuannya. Apabila abstrak tersebut
ditulis untuk keperluan Jurnal, maka panjangnya antara 75 sampai dengan 100 kata, sedangkan
untuk skripsi 200 sampai dengan 250 kata. Berbeda dengan ringkasan dan abstrak yang merupakan
ringkasan atas satu sumber saja,
Sedangkan ikhtisar disajikan tidak harus proporsional,tidak perlu mempertahankan urutan
isi, penyajian dapat langsung ke pokok permasalahan, penulis ikhtisar dapat memberikan
penafsiran sesuai kajian ilmu yang didalaminya, namun tetap mempertahankan pokok
permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam makalah ini akan dikemukakan tentang
“Ringkasan, Abstrak, dan Sistesis dan Retensi dalam Bahasa Indonesia” berikut komponen-
komponen yang ada di dalamnya yang berhubungan dengan fungsi dan tujuannya.

4
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimakah kajian tentang Ringkasan dalam Bahasa Indonesia ?
2. Bagaimakah kajian tentang Ikhtisar dalam Bahasa Indonesia ?
3. Bagaimakah kajian tentang Abstrak dalam Bahasa Indonesia ?

1.3.MANFAAT DAN TUJUAN


1. Dapat memahami kajian tentang Ringkasan dalam Bahasa Indonesia
2. Dapat memahami kajian tentang Ikhtisar dalam Bahasa Indonesia
3. Dapat memahami kajian tentang Abstrak dalam Bahasa Indonesia

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. RINGKASAN
2.1.1 Pengertian Ringkasan

Devinisi ringkasan menurut beberapa para ahli, diantaranya yaitu sebagai berikut :

Ø Nurhadi, 2010 : 136, ringkasan adalah sebuah cara menyajikan karangan dalam bentuk
singkat dengan mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang aslinya.

Ø Isdriani, 2009 : 152, ringkasan (Precis yang berarti memotong atau memangkas) adalah
suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk
singkat.

Ø Asmi (2004), ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli,
sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap
dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.

Ø Alfaini, 2011 : 2, ringkasan berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat,
pendek dari bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan
panjang yang dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk
yang lebih pendek dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan
gagasan yang ada di dalam tulisan aslinya yang panjang itu.

Ø Nurhadi, 2010 : 137, Ringkasan atau sering disebut dengan istilah “precis” adalah
bentuk singkat atau ringkas, dari sebuah karangan yang masih memperlihatkan sosok dasar
dari aslinya.

Ø Wijayanti dkk, 2013 : 172, inti bacaan dalam ringkasan yang dibuat, tidak meninggalkan
urutan-urutan gagasan yang melandasinya. Kata “precis” itu sendiri mempunyai makna

6
“memangkas”, artinya, penyusun ringkasan hanya memangkas hal-hal yang lebih kecil
menyelimuti gagasan utama bacaan. Dengan demikian, kerangka dasarnya masih tampak
jelas. Bila Anda memangkas cabang-cabang sebuah pohon, sehingga tampak pokok-pokok
pohon beserta cabang-cabang utamanya, itulah membuat ringkasan.

Dari uraian diatas tentang pengertian ringkasan menurut beberapa para ahli, penulis
menyimpulkan bahwa ringkasan ialah penyajian singkat dari suatu karangan asli, tetapi
dengan tetap mempertahankan usrutan isi dan sudut pandang pengarang asli, dan
perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan
dalam bentuknya yang singkat.

Membuat ringkasan adalah sebuah keterampilan. Tidak semua orang mampu dengan
cermat dan tepat membuat ringkasan dari bahan bacaan yang dibacanya. Mengapa
demikian? Karena pada hakikatnya hasil meringkas itu adalah sebuah karya reproduksi dari
karya lain. Kemampuan untuk membahasakan dengan bahasa yang lain itulah yang
terkadang membedakan setiap orang dalam membuat ringkasan. Atau, kecermatan dalam
mengungkap inti bacaan itu.

2.1.1. Ciri-Ciri Ringkasan

Menurut Nurhadi, 2010 : 137-138 mengemukakan bahwa membuat ringkasan memiliki


ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri dari ringkasan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pengungkapan kembali bentuk kecil dari sebuah karangan.

2. Mereproduksi kembali apa kata pengarang.

3. Mempertahankan urutan-urutan gagasan yang membangun sosok (badan) karangan.

4. Penyusun ringkasan terikat oleh penataan, isi, dan sudut pandang pengarangnya.

5. Kalimatnya pendek-pendek dan senada dengan kalimat pengarang aslinya.

7
2.1.3. Cara Membuat Ringkasan

Alfaini, 2011 : 3 berpendapat bahwa bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat
ringkasan, biasanya tahu cara membuat ringkasan yang baik. Tetapi disamping itu perlu
untuk memberikan beberapa patokan sebagai pegangan, khususnya bagi mereka yang
belum pernah melakukan itu atau baru untuk memulainya. Setelah terbiasa, mungkin
beberapa patokan itu juga tidak akan diperlukan lagi. Beberapa pegangan yang digunakan
untuk membuat ringkasan yang baik dan benar antara lain:

a. Membaca Naskah Asli

Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan harus membaca
naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat diulang beberapa kali hingga diketahui kesan
umum secara menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui
maksud pengarang dan sudut pandang pengarang.

Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi dapat
menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat dengan
judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok
yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan baik
daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kesan umum,
maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat dalam karangan.

b. Mencatat Gagasan Utama

Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang
pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu. Hal
yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian demi
bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yang tersirat dalam
bagian atau alinea itu. ….Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan
pengamatan agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok

8
yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan itu menjadi dasar bagi pengolahan
selanjutnya. Yang terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar tanpa adanya ikatan
teks asli penulis mulai menulis kembali untuk meyusun sebuah dengan menggunakan
pokok-pokok yang telah dicatat.

Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar isi sebagai
pegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab, judul anak bab, dan alinea
yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan bawahan
alinea yang betul-betul esensil untuk memperjelas gagasan utama tadi. Karena sifatnya
hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk mejelaskan gagasan utama yang ada dalam
alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea yang dapat dihilangkan. Itu
semua terjadi karena ada sebuah alinea kedudukannya lebih penting dari pada alinea yang
mendahuluinya. Dalam hal ini gagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat
dalam alinea utama, sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau
dirangkai menjadi satu kalimat.

c. Mengadakan Reproduksi

Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-catatan
yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap untuk memulai
membuat ringkasan yang dimaksud. Dalam ringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan
naskah asli dan harus menggunakan bahasa penulis karangan dan harus diurut. Apabila
terdapat gagasan-gagasan di antara gagasan-gagasan yang telah dicatat masih terdapat
gagasan yang kabur, maka penulis dapat melihat kembali isi naskah yang asli.

Ketentuan Tambahan Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah


mengerjakan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Adapun beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar ringkasan dapat ditulis dengan baik, diantaranya:

1) Sebaiknya dalam menyusun ringkasan mempergunakan dalam kalimat tunggal


daripada kalimat majemuk. Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau
lebih yang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembali apakah tidak
mungkin dijadikan kalimat tunggal.

9
2) Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula jika rangkaian
gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja.

3) Besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan
dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat
dihilangkan, kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu yang akan
dipertahankan karena dianggap penting, harus pula dipersingkat atau digeneralisasi.

4) Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski
terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan
gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang
terdapat dalam naskah.

5) Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yang sudah dicatat
dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan yang
dibuat oleh penulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran penulis yang
dimasukkan kedalam ringkasan.

6) Agar dapat membedakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan sebuah tulisan biasa
(bahasa tidak langsung) dan sebuah pidato atau ceramah (bahasa langsung) yang
menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal atau jamak, maka ringkasan pidato
atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandang orang ketiga.

7) Dalam sebuah ringkasan ditentukan pula panjangnya, maka dari itu anda harus
membuat seperti apa yang diminta bila diminta membuat ringkasan menjadi seperatus dari
karangan asli anda harus membuat seperti itu.Agar memastikan apakah ringkasan dan yang
dibuat sudah sepertiyang diminta silahkan hitung jumlah seluruh kata dalam karangan
kemudian bagilah dengan serarus. Hasil dari pembagian itulah yang merupakan panjang
karangan yang harus ditulis. Perhitungan jumlah kata ini bukan berarti seseorang
menghitung secara riil jumlah katayang ada. Tapi hanya suatu perkiraan yang dianggap
mendekati kenyataan.

10
2.1.4. Tujuan Membuat Ringkasan

Ada dua pendapat para ahli yang mengemukakan tentang tujuan membuat ringkasan, yaitu
sebagai berikut :

1) Menurut Mulyati, 2007 : 9.16

Karangan memiliki sebuah tema atau topik utama. Tema atau topik utama itu,
kemudian dikembangkan menjadi rangkaian bagian-bagian karangan yang terdiri atas
paragraf-paragraf. Kemudian, setiap paragraf memiliki sebuah tema atau pokok pikiran
utama yang mendukung tema atau topik utama karangan. Untuk memahami sebuah makna
karangan atau buku, pembaca harus dapat memahami tema atau pokok pikiran utama yang
terkandung dalam setiap paragraf yang membentuk keseluruhan karangan atau buku itu.
Tema atau pokok pikiran utama tersebut dapat ditemukan pada bagian awal, akhir, atau
awal, dan akhir paragraf atau mungkin tersirat.

Guna memahami dan mengingat isi suatu bahan atau bacaan atau buku Anda dapat
menuliskan ringkasan bahan bacaan atau buku yang sudah Anda baca. Untuk tujuan itu,
Anda dapat terlebih dahulu mencatat tema atau pokok-pokok pikiran yang terkandung
dalam setiap paragraf atau setiap bagian bacaan atau buku. Kemudian, dengan
memanfaatkan bahan catatan itu, Anda dapat menuliskan ringkasan isi bacaan atau buku
dengan menggunakan kata-kata Anda sendiri.

2) Menurut Alfaini, 2011 : 2

Ringkasan dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang panjang. Seseorang


yang akan membuat ringkasan harus memilah-milah mana gagasan utama dan gagasan
tambahan. Karena tujuan ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah
buku, sehingga diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat
membaca karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan yaitu
untuk membantu seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan
menghemat waktu.

11
Seorang penulis ringkasan tidak akan membuat ringkasan yang baik bila ia kurang
teliti dalam membaca dan tidak dapat membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan
tambahan. Kemampuan dalam membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan
membantunya untuk mengasah kemampuan dalam gaya bahasa, dan menghindari
pemakaian uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalam karangan tersebut.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan membuat
ringkasan adalah membantu seseorang memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau
karangan. Dengan membuat ringkasan, seseorang dibimbing dan dituntun untuk membaca
karangan asli dengan cermat dan menuliskan kembali dengan tepat.

2.2 IKHTISAR

2.2.1 Pengertian Ikhtisar

Pada dasarnya sama dengan ringkasan dilihat dari tujuannya, keduanya mengambil betuk kecil dari suatu
karangan panjang. Perbedaannya ikhtisar tidak mempertahankan urutan gagasan yang membangun
karangan itu, terserah pada pembuat ikhtisar. Untuk mengambil inti dia bebas mengambil kata-kata, asal
tetap menunjukan inti dari bacaan tersebut.

2.2.2 Ciri- ciri ikhtisar :

1. Tidak mempertahnkan urutan gagasan

2. Bebas mengkombinasikan kata-kata asal tidak menyimpang dari inti.

3. Tujuannya untuk mengambil inti.

2.2.3 Langkah-langkah Membuat Ikhtisar

tidak jauh berbebeda dengan Rangkuman, yaitu sebagai berikut:

1. Membaca Naskah Asli

Langkah pertama dalam pembuatan ringkasan adalah membaca naskah asli satu atau dua kali untuk
mengetahui kesan umum dan maksud pengarang serta sudut pandangnya.

2. Mencatat Gagasan Utama

Setelah penulis menangkap maksud, kesan umum, dan sudut pandang pengarang asli, maka langkah
selanjutnya adalah mencatat semua gagasan utama atau gagasan yang penting.

3. Mengadakan Reproduksi

12
Dengan menggunakan catatan-catatan yang diperoleh pada langkah kedua dan kesan umum yang
diperoleh pada langkah pertama, maka penulis sudah siap untuk membuat ringkasan. Yang harus
diperhatikan oleh penulis adalah ia harus menyusun kalimat-kalimat baru, merangkai semua gagasan
kedalam suatu wacana yang jelas dan dapat diterima oleh akal sehat.

4. Ketentuan Tambahan

Disamping ketiga langkah diatas, masih ada beberapa ketentuan tambahan yang perlu diperhatikan dalam
menyusun ringkasan, yaitu:

· Sebaiknya menggunakan kalimat majemuk.

· Bila mungkin, ringkaslah kalimat menjadi frasa, dan frasa menjadi kata.

· Jumlah alinea tergantung dari besarnya ringkasan dan jumlah topik utama yamg dimasukkan
kedalam ringkasan.

· Bila mungkin, semua kata keterangan atau kata sifat dibuang.

· Pertahankan susunan gagasan asli, serta ringkaslah gagasan itu dalam urutan seperti urutan naskah
asli.

· Untuk membedakan ringkasan atas tulisan biasa dan sebuah pidato atau ceramah yang
menggunakan sudut pandang Orang Pertama Tunggal atau Jamak, maka rinkasan pidato itu harus ditulis
dengan sudut pandang Orang Ketiga.

· Biasanya untuk suatu ringkasan ditentukan panjang ringkasan finalnya.

2.2.4 Contoh Ikhtisar

BUKU : CAPUNG

Judul Buku : MENGENAL CAPUNG

Penulis : Shanti Susanti

Penerbit : Puslitbang Biologi – LIPI

Tahun penerbit : 1998

Ringkasan :

Capung adalah binatang yang menarik, memiliki 4 sayap, kepala besar, antenna, toraks yang kuat dan
kaki yang sempurna. Mata capung sangat besar disebut mata majemuk, terdiri dari ommatidium. Dengan
ini dia bisa melihat ke segala arah dan mendektesi gerakan yang jauhnya lebih dari 10 meter. Dan kakinya
sangat kuat jadi diggunakan untuk hinggap di suatu tempat, bukan untuk berjalan.

Capung hidup seluruh dunia, paling banyak ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia. Di
Indonesia terdapat sekitar 750 jenis capung. Capung juga dapat hidup di pengunungan tinggi dan kawasan
kutub utara.

13
Capung menghabiskan sebagian hidupnya sebagai nimfa (sepasin) yang sangat bergantung pada
perairan seperti sungai, sawah, danau, kolam, atau rawa.

Capung mengalami daur hidupnya sebanyak tiga tahap, yaitu telur, nimfa, dan dewasa. Daur ini
termasuk metamorfosis tidak lengkap. Nimfa terkenal dengan pemangsa yang ganas di dalam air dan
bernafas dengan insang. Pada waktuknya selama lima tahun nimfa naik ke atas permukaan, memanjat
tumbuhan dan berubah menjadi capung dewasa.

Telur capung ada yang panjang dan bulat, telurnya terdapt sebuah lubang untuk dimasuki sperma
sebelum ditaruh oleh induknya. Selama 1-3 minggu telur akan menetas. Selain itu telur dapat sebagai
makanan ikan besar.

Perilaku menarik capung, capung kawin dengan cara yang aneh. Capung akan melakukan perkawinan
dengan terbang, dengan menggunakan ekornya capung jantan akan mencengkram bagian kepala betina,
lalu betina membengkokkan ujung perutnya menuju alat kelamin jantan yang sudah tersi sperma. Dan
capung memiliki kebiasaan untuk berjemur.

Manfaat capung bagi kehidupan manusia ada banyak salah satunya adalah. Capung sebagai inspirasi
para seniman lukis,perancang mode, penulis puisi dan lagu. Dapat juga sebagai makanan perangsang,
sebagai obat, dan digunakan untuk menghentikan kebiasaan mengompol pada anak- anak dengan cara si
capung menggelitik pusar anak tersebut. Capung dapat juga sebagai pembasmi binatang kecil yang
berbahaya sepertijentik- jentik nyamuk.

Capung merupakan binatang yang akan punah karena habitat yang rusak karena ulah manusia. Oleh
sebab itu, capung harus dilestarikan. Dengan cara tidak menangkapnya, dimakn atau dimainkan, juga
harus dilestarikan tempat tinggalnya/ habitat.

2.3 ABSTRAK

2.2.1. Pengertian Abstrak

Pengertian umum abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan, ia
menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca.

Sedangkan pengertian khusus abstrak adalah sesuatu yang dilihat tidak mengacu kepada obyek atau
peristiwa khusus. Abstraksi menyajikan secara simbolis atau secara konseptual serta secara imajinatif
sesuaru yang tidak dialami secara langsung.

Jadi abstrak adalah kata yang menunjukan kepada sifat, keadaan dan kegiatan yang dilepas dari objek
tertentu. Pemahaman akan pengertian abstrak sepertinya masih dianggap sebagai suatu yang sulit bahkan
tak teraplikasi. Sebagaimana tertera di atas, suatu perikatan adalah suatu pengertian abstrak (dalam arti
tidak dapat dilihat dengan mata), maka suatu perjanjian adalah suatu peristiwa atau kejadian yang
konkret. Misalnya : Perjanjian jual beli.

14
2.2.2. Fungsi Abstrak

Fungsi abstrak adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat perihal hasil penelitian yang telah
dibuat. Uraian yang hanya satu halaman tersebut memudahkan abstrak dimasukkan dalam jaringan
internet. Hal ini dimaksudkan memudahkan anda mengetahui hasil penelitian tanpa harus membaca
keseluruhan penelitian yang berlembar lembar. Sehingga abstrak membantu anda dalam mencari referensi
dalam penelitian yang anda cari.

Adanya abstrak akan menghindari tindakan plagiasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebuah
penelitian akan terlindungi jika hanya abstraknya saja yang ditampilkan dan diperluas di internet.

2.2.3. Jenis-Jenis Abstrak

Abstrak diklasifikasikan dalam dua jenis berikut ini.

1. Abstrak indikatif

Adalah abstrak yang menyajikan uraian secara singkat mengenai masalah yang terkandung dalam
laporan atau karya ilmiah lengkapnya. Abstrak indikatif bertujuan agar pembaca mengetahui isi informasi
tanpa memadatkan isi informasi aslinya dan hanya memberikan indikasi sasaran cakupan tulisan. Maka,
pembaca dapat mempertimbangkan apakan tulisan asli perlu dibaca atau tidak.

2. Abstrak informatif

Merupakan miniatur laporan atau karya ilmiah asli dengan menyajikan data dan informasi secara
lengkap sehingga pembaca tidak perlu lagi membaca tulisan aslinya, kecuali untuk mendalaminya. Dalam
abstrak informatif, disajikan keseluruhan tulisan asli dalam bentuk mini. Seperti, judul, penulis, institusi,
tujuan, metode dan analisis laporan, hasil penelitian, dan simpulan.

2.2.4. Karakteristik Abstrak

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak adalah sebagai berikut.

1. Bentuk tulisan bersifat:

a) informatif kualitatif atau kuantitatif bergantung jenis laporan atau karya ilmiah,

b) deskriptif, analisis, induktif, atau deduktif bergantung pada jenis laporan atau karya ilmiah.

2. Abstrak disajikan secara singkat, terdiri atas 200 s.d. 300 kata atau sekitar 7 s.d. 10 paragraf dan
diletakkan sebelum daftar isi.

3. Abstrak tidak memuat latar belakang, contoh, penjelasan berupa alat, cara kerja, dan proses yang
sudah dikenal atau lazim.

15
4. Abstrak hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data sampai penyimpulan dan data yang
sudah diolah.

5. Dalam penyusunan abstrak, perlu diperhatikan ketelitian penyajian sumber informasi asli secara
cermat, mudah dipahami, dan menggunakan kata atau istilah yang sama dengan tulisan aslinya.

6. Pengetikan berspasi satu, menggunakan tipe tulisan standar times new roman atau arial, dengan
ukuran tulisan 12 pt.

2.2.5. Cara Membuat Abstrak

Abstrak merupakan uraian ringkas, cermat dan menyeluruh dari isi suatu karangan ilmiah. Untuk itu
Abstrak yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1) Merupakan uraian ringkas, cermat dan menyeluruh sehingga mencerminkan keseluruhan isi judul.
Abstrak dapat berdiri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dimuat dalam satu majalah
yang khusus memuat abstrak, seperti Dental Abstract.

2) Tanpa komentar dari pembuatnya di luar apa yang dikemukakan dalam karangan ilmiah. Maksud
dari tanpa komentar disini adalah bawah tanpa ada unsur subjektif dari penulis karena semua didasarkan
atas hasil penelitian.

3) Dapat dikerjakan orang lain, tetapi sebaiknya dibuat sendiri oleh penulisnya karena ia lebih
memahami apa yang disajikannya dalam karangan ilmiah tersebut.

4) Terdapat pada permulaan karangan ilmiah sehingga pembaca segera dapat mengetahui informasi
yang disajikan sesuai dengan keperluan atau minatnya.

5) Isi suatu abstrak sebaiknya jangan melebihi 250 kata atau sekitar 25 baris jika setiap baris terdiri
atas 10 kata.

6) Dalam abstrak tak ada pergantian paragraf (tanpa alinea). Artinya adalah dalam abstarks tidak ada
paragraph.

7) Huruf yang digunakan dalam abstrak sebaiknya berbeda besarnya dengan huruf isi karangan ilmiah.

8) Sedapat mungkin dihindari pemakaian, kalimat aktif, sebaiknya kalimat pasif.

9) Kepustakaan, singkatan, ilustrasi, grafik dan tabel tak boleh dicantumkan.

10) Di bawah abstrak sebaiknya dicantumkan kata-kata kunci (key words) sebanyak 3 hingga 10 kata
yang kira-kira dapat dipakai untuk mengindeks karangan ilmiah kita dalam suatu deretan karangan ilmiah
sejenis. Kata kunci (key word) adalah kata-kata yang penting dan paling menonjol dalam karangan ilmiah
itu. Contoh: Kalau suatu karangan ilmiah membahas mengenai hubungan antara terapi phenytoin,
siklosporin dan nifedipin dengan hiperplasia gingiva, maka kata-kata kuncinya adalah phenytoin,
siklosporin, nifedipin dan hiperplasia gingiva.

16
2.2.6. Contoh Abstrak

Berikut beberapa contoh abstrak yang diambil dari sebuah karya ilmiah tesis.

Contoh 1 :

ABSTRAK

Bogan, NPM 11PSC01307. Pembelajaran Keterampilan Menceritakan Hasil Pengamatan/ Kunjungan


(Studi Kasus di Kelas V SD Negeri I Eromoko, Wonogiri, Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013) Tesis
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI.

Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses pembelajaran
keterampilan menceritakan hasil pengamatan/ kunjungan pada siswa kelas V SD Negeri I Eromoko,
Wonogiri? (2) Mengapa pembelajaran keterampilan menceritakan hasil pengamatan/ kunjungan pada
siswa kelas V SD Negeri I Eromoko, Wonogiri berlangsung seperti ketika peneliti melakukan
pengamatan?

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk


mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, atau perasaan. Pembelajaran
keterampilan berbicara perlu berbasis PAIKEM, agar mendorong terciptanya keterampilan berbicara pada
siswa.

Metode yang digunakan deskriptif, kualitatif. Temuan data dengan observasi, ditekstualisasi,
disegmentasi/tematisasi, diproposionalisasi dengan PID, direduksi menjadi UDAUT dan dianalisis
dengan diurai, ditafsirkan, dirujuk teori, didukung dokumen, dan disimpulkan.

Hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa (a) guru tidak melakukan apersepsi dan pretes karena
siswa sudah mengenal materi, melakukan elaborasi dan konfirmasi, tetapi tidak melakukan eksplorasi; (b)
siswa tidak ada inisiatif untuk bertanya karena malu; (c) materi pada buku sumber tidak terinci; (d)
metode sesuai RPP; (e) media papan tulis saja; (f) hasil evaluasi tidak menyajikan nilai seluruh siswa
karena waktu tidak mencukupi.

Dari analisis dapat disimpulkan (1) dalam proses pembelajaran keterampilan menceritakan hasil
pengamatan/kunjungan pada siswa kelas V SDN I Eromoko,Wonogiri, semester I tahun 2012/2013 (a)
guru melakukan tahapan pembelajaran sesuai teori tetapi tanpa apersepsi dan eksplorasi; (b) siswa
bercerita dan menanggapi cerita lancar, tetapi pada penjelasan konsep tidak ada inisiatif
bertanya/mengemukakan pendapat; (c) materi dijelaskan secara rinci oleh guru, tetapi pada RPP hanya
ditulis materi pokok saja (d) metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi; (e) media papan tulis tidak
didukung media lain; (f) evaluasi sesuai teori, tetapi hanya menyajikan nilai lima orang siswa. (2)
Penyebabnya adalah (a) guru melakukan tahapan pembelajaran sesuai teori tetapi tidak melakukan
apersepsi dan eksplorasi karena siswa sudah mengenal materi; (b) siswa bercerita dan menanggapi lancar,
tetapi pada penjelasan konsep tidak ada inisiatif bertanya karena malu; (c )materi pada RPP ditulis
materi pokok, karena pada buku sumber tidak dijumpai materi rinci; (d) metode ceramah, tanya jawab,

17
dan demonstrasi, karena sudah direncanakan ; (e) media papan tulis saja karena tidak direncanakan; (f)
evaluasi sesuai teori, tetapi tidak melibatkan semua siswa, karena waktu tidak mencukupi.

Kata kunci: Pembelajaran Menceritakan Hasil Pengamatan/ Kunjungan

Penelitian Studi Kasus

Contoh 2 :

ABSTRAK

Siti Parida, NPM 201512500196 : Pengaruh Gaya Kerja Manajerial, Komunikasi Inter Personal dan
Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Guru SMA Negeri Surakarta : Program Studi Sarjana Fakultas Bahasa
Indonesia Universitas Indraprasta PGRI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kerja manajerial, komunikasi interpersonal
dan motivasi secara sendiri-sendiri dan bersama-sama terhadap prestasi kerja guru SMA Negeri
Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan membagikan kuesioner kepada guru-guru SMA
Negeri Surakarta. Responden penelitian dipilih secara proporsional random sampling terhadap guru-guru
SMA Negeri Surakarta yang banyak anggota populasinya 654 orang. Sampel diambil secara random
sebanyak 65 responden. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah program SPSS Versi 12.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis diterima , yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang
positif antara gaya kerja manajerial terhadap prestasi kerja guru dengan koefisien sebesar 0,275 dan
signifikansi sebesar 0.011; pengaruh komunikasi interpersonal terhadap prestasi kerja guru dengan
koefisien sebesar 0,409 dan signifikansi sebesar 0,000 dan pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja guru
dengan koefisien sebesar 0,266 dan signifikansi sebesar 0,062. Gaya kerja manajerial, komunikasi
interpersonal dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi kerja guru. Dalam
penelitian ini ditemukan bahwa komunikasi interpersonal paling dominan yang mempengaruhi prestasi
kerja guru. Dengan demikian komunikasi interpersonal perlu mendapat perhatian secara khusus.

Kata kunci:

Gaya Kerja Manajerial, Komunikasi Interpersonal, Motivasi dan Prestasi Kerja

18
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.

 Ringkasan adalah sebuah cara menyajikan karangan dalam bentuk singkat dengan
mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang aslinya.
 Ikhtisar merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli yang tidak perlu memberikan isi
dari seluruh karangan itu secara proporsional atau dengan kata lain ikhtisar merupakan bagian
yang sangat penting setelah membuat kesimpulan dan rekomendasi.
 Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan, ia menjadi
bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

 Farahanin (2012). langkah-langkah membuat ringkasan bacaan. From


http://farahanin19.blogspot.com/2012/08/langkah-langkah-membuat-ringkasan-bacaan.html
 Rahmadant Shabila (2013). Pengertian Rangkuman, Ringkasan, dan Ikhtisar
 Susanti, Shanti (1998). MENGENAL CAPUNG. Bandung
 Sumber : http://fudican.file.wordpress.com/2013/04
 http://just-bali.co.id/p/file/makalah/bahasa/Indonesia
 www:academia.edu/8414024/abstrak/bahasa/Indonesia
 http://siana.com//2014/10

20

Anda mungkin juga menyukai