Anda di halaman 1dari 14

2.

2 Menulis Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik
itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi
adalah menyampaikan informasi kepada para pembaca tentang sebuah karya.
Resensi berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere.
Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu
dalam bahasa Belanda dikenal sebagai recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yaitu
mengulas sebuah buku.
Di Indonesia, resensi sering juga diistilahkan dengan timbangan buku, tinjauan
buku, dan bedah buku. Adapun menurut Webster Collegate Dictionary (1995), review
adalah a critical evaluation of a book, karena itu pada hakikatnya resensi haruslah
menjelaskan apa adanya suatu buku; kelebihan dan kekurangan buku itu. Resensi
adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Resensi
adalah suatu jenis karangan yang berisi pertimbangan baik atau buruknya suatu karya.
Resensi bertujuan untuk menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau
hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Bertolak dari
tujuannya, resensi bermanfaat bagi para pembaca untuk menentukan perlu tidaknya
membaca buku tertentu atau perlu tidaknya menikmati suatu hasil karya seni. Dalam
arti lebih luas, resensi dibuat juga untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan
terhadap karya-karya seni lainnya seperti drama, film, dan sebuah pementasan. Karena
pertimbangan yang disampaikan penulis resensi itu harus disesuaikan dengan selera
pembaca, maka sebuah resensi yang disiarkan sebuah majalah mungkin tidak sama
dengan yang disiarkan pada majalah lain. Tindakan meresensi buku dapat berarti
memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik
buku.
Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu
menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas. Dalam meresensi sebuah karya
harus berkaitan dengan kualitas dari karya yang sedang dicermati atau diresensi
tersebut. Penilaian tersebut harus dilakukan secara seimbang dan proporsional.
1

Maksudnya ialah tidak boleh seorang peresensi tersebut hanya memberikan


penilaiannya yang positifnya saja atau tidak tepat juga jika resensi itu hanya dilakukan
untuk menilai kelemahan dan kekurangannya saja.
Jika diklasifikasikan, ada tiga bidang garapan resensi, yaitu (a) buku, baik fiksi
maupun non fiksi; (b) pementasan seni, seperti film, sinetron, drama, musik, atau
kaset; (c) pameran seni, baik seni lukis maupun seni patung.
Secara umum, resensi dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Deskriptif, ialah mengggambarkan dan menjelaskan tentang karya seseorang secara
menyeluruh, baik dari segi isi, penulisannya, maupun penciptanya (creator).
Resensi ini tidak sampai pada penilaian kritik (bagus/tidak) si penulis terhadap
karya yang dia resensi. Dia hanya menjelaskan secara singkat tentang isi, proses,
dan pencipta sebuah karya.
2. Deskriptif evaluatif, ialah melakukan penilaian terhadap sebuah karya lebih dalam
daripada yang pertama. Dia tidak hanya menggambarkan, tapi menilai sebuah
karya secara keseluruhan dengan kritis dan argumentatif. Sehingga ada kesimpulan
pada akhir resensi apakah karya yang diresensi baik kualitasnya atau tidak.
3.

Deskriptif-komparatif, ialah mencoba melakukan penilaian pada sebuah karya


dengan cara membandingkan karya orang lain yang memiliki kesamaan atau
keterkaitan secara isi dan materi. Selain membutuhkan analisa mendalam dan kritis,
resensi ini juga membutuhkan pengetahuan dan wawasan luas. Karena tidak hanya
satu karya yang harus dipahami, namun karya-karya lain yang berhubungan dengan
karya yang dia resensi juga harus pula dia pahami.

2.2.1 Tujuan Resensi


Dari kepentingan pembaca resensi, resensi buku memiliki tujuan sebagai
berikut.
a) Untuk mendapatkan informasi atau pemahaman tentang apa yang tampak dan
b)

terungkap dalam sebuah buku.


Untuk memberi pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas
mendapat sambutan dari pembaca atau tidak.
2

c) Untuk mengetahui identitas buku yang patut dibaca, mulai dari judul buku,
d)

penulis, penerbit, tahun terbit, dan tebal buku.


Untuk mendapat bimbingan dari penulis resensi tentang buku yang pantas
dibaca, serta

Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan

mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul pada sebuah
buku.
Dari tujuan-tujuan di atas diharapkan dapat memperjelas pengertian resensi
dan dapat memberikan gambaran bagaimana seharusnya menulis resensi. Hal lain
yang perlu diingat adalah publikasi karya tersebut. Agar diketahui oleh para pembaca,
tulisan resensi itu biasanya dimuat di surat kabar, majalah mingguan, majalah sekolah,
tabloid, koran sekolah, dan majalah dinding.
2.2.2 Dasar-dasar Resensi
Dasar-dasar resensi juga perlu diketahui agar peresensi dapat meresensi sebuah
karya dengan benar. Berikut dasar-dasar resensi :
a.

Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu. Tujuan


pengarang dapat diketahui dari kata pengantar atau bagian pendahuluan buku.
Kemudian, dicari apakah tujuan itu direalisasikan dalam seluruh bagian buku.

b.

Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan


corak resensi yang akan dibuat.

c.

Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya,


misal selera, tingkat pendidikan, dari kalangan macam apa asalnya, dan
sebagainya.

d.

Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi.


Setiap media cetak mempunyai identitas, termasuk dalam visi dan misi.
Dengan demikian, kita akan mengetahui kebijakan dan resensi macam apa
yang disukai oleh redaksi. Kesukaan redaksi dimuat biasanya sesuai dengan
visi dan misinya. Misalnya, majalah sastra tidak menampilkan resensi buku
tentang teknik. Jenis buku yang dimuat pasti buku yang berkaitan dengan
masalah ekonomi.
3

2.2.3 Pola Tulisan Resensi


Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu :
1. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat
dan jelas. Sebuah buku biasanya menyajikan banyak persoalan. Persoalanpersoalan itu sebaiknya diringkas. Untuk itu, perlu dipilih sejumlah masalah
yang dianggap penting dan ditulis dalam surat uraian singkat.
2. Menjabarkan (deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal menonjol dari
sinopsis yang sudah dibuat. Jika perlu, bagian-bagian yang mendukung uraianuraian itu dikutip.
3. Mengulas berarti menyajikan uraian sebagai berikut:
Isi pernyataan atau materi buku yang sudah dipadatkan dan dijabarkan

kemudian diinterpretasikan;
Organisasi atau kerangka buku;
Bahasa;
Kesalahan cetak;
Membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis, baik karya

pengarang sendiri maupun karya pengarang lain;


Menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku, terutama yang
berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.

Beberapa unsur yang harus dijadikan pertimbangan dalam resensi, antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Estetika perwajahan karya yang sedang diresensi.


Latar belakang penulisan dan pengalaman penulis.
Tema dan judul dikaitkan dengan minat pembacanya.
Penyajian dan sistematika karya yang sedang diresensi.
Deskripsi teknis buku atau karya yang sedang diresensi.
Jenis buku atau karya yang sedang diresensi.
Keunggulan buku atau karya yang sedang diresensi.
Kelemahan buku atau karya yang sedang diresensi.

2.2.4 Unsur-unsur resensi


Kita perlu mengetahui unsur-unsur yang membangun resensi buku, yaitu
diantaranya :
1.

Membuat judul resensi. Judul yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh
tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat
4

dibuat sesudah resensi selesai. Hal yang perlu diingat, judul resensi selaras
2.

dengan keseluruhan isi resensi.


Alinea pembuka. Alinea pembuka atau lead ini bersifat sebagai pemancing
agar pembaca mau membaca resensi. Dalam membuat lead, peresensi,
misalnya mampu mengaitkan isi buku dengan konteks situasi yang sedang
hangat di masyarakat, misalnya: buku bertema tentang korupsi siterbitkan
ketika sedang ramai-ramainya pengadilan kasus korupsi. Lead bersama judul

3.

berfungsi penting sebagai penarik minat pembaca.


Deskripsi atau rangkuman tentang isi buku. Di sini peresensi merangkum isi
atau esensi buku secara ringkas. Tentu saja, pembaca tidak dapat menilai suatu
buku jika gambaran ringkas isinya pun ia belum mengetahuinya. Dalam
merangkum tentang isi buku, peresensi boleh mengutip satu atau dua kalimat

4.

atau alinea yang menarik dari buku untuk memperjelas gambaran isinya.
Menyusun data buku. Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
Judul buku (apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan, jika

demikian tuliskan juga judul aslinya.


Pengarang (kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting

seperti yang tertera pad buku).


Penerbit
Tahun terbit serta cetakannya (cetakan keberapa).
Tebal buku.
5. Evaluasi, dan penilaian. Inilah esensi dari suatu resensi, yakni si peresensi
mengevaluasi dan menilai suatu buku dari berbagai aspek-aspek luar dan isi
biasanya adalah tema dari novel tersebut, latar belakang penulisan, alur cerita
dan penggunaan gaya bahasa. Karena keterbatasan ruang di media cetak, tentu
tidak perlu seluruh aspek tersebut dibahas secara rinci. Peresensi boleh
memilih aspek-aspek mana yang menurutnya paling penting untuk diulas dan
disampaikan kepada pembaca.
6. Kalimat penutup dan rekomendasi. Dalam kalimat penutup ini, peresensi
kadang-kadang secara tegas merekomendasikan bahwa buku bersangkutan
memang layak atau tidak layak dibaca. Kadang-kadang, rekomendasi tegas
semacam itu tidak diungkapkan, karena pembaca dianggap telah dapat
menyimpulkan sendiri berdasarkan ulasan panjang sebelumnya.
7. Identitas peresensi juga dicantumkan di bagian akhir resensi. Manfaatnya yaitu
untuk menunjukkan kredibilitas peresensi dalam meresensi buku bertema
5

tertentu. Misalnya di akhir sebuah resensi tentang majalah olahraga, identitas


peresensi disebutkan: Bung Toel, Pengamat Sepakbola. Artinya, peresensi
ingin menunjukkan bahwa ia merupakan praktisi Olahraga dan karena itu
memiliki cukup kemampuan untuk meresensi buku bertema Olahraga.
2.2.5 Langkah-langkah meresensi
Beberapa langkah dalam meresensi, yaitu :
1. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang akan diresensi. Mulai dari
tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku. Siapa yang menerbitkan
buku itu, kapan dan dimana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman),
format hingga harga. Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan,
reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia
menulis buku itu.
2. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti.
Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
3. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan
menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
5. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut:
Kerangka penulisan : bagaimana hubungan antara bagian yang satu dengan
bagian lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
Isi pernyataan : bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan

kreativitas pemikirannya.
Bahasa : bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan

penggunaan kata, terutama untuk buku ilmiah.


Sebelum menilai : alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam
garis besar (outline) resensi itu. Outline ini sangat membantu ketika kita

menulis.
6. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria
yang kita tentukan sebelumnya.

RESENSI NOVEL 5 CM
Judul

: 5 CM

Penulis

: Donny Dhirgantoro

Penerbit

: PT. Grasindo

Terbit

: November 2007

Tebal

: 381 Halaman

(Disitu terlihat bahwa dari Judul samapi Tebal merupakan data buku yang telah saya
jelaskan pada Unsur-Unsur Meresensi tadi)
SINOPSIS :
Buku 5 cm ini menceritakan tentang persahabatan lima orang anak muda yang
menjalin persahabatan selama tujuh tahun, mereka diantaranya bernama Arial, Riani,
Zafran, Ian, dan Genta.
Mereka adalah sahabat yang kompak, memiliki obsesi dan impian masingmasing, mereka selalu pergi bersama dan ketemu setiap saat. Karena bosan bertemu
7

setiap hari, akhirnya mereka menemukan titik jenuh dengan aktivitas yang selalu
mereka lakukan bersama dan mereka memutuskan untuk tidak saling berkomunikasi
selama tiga bulan.
Dalam masa berpisah tersebut, mereka tidak diperkenankan melakukan
komunikasi dalam bentuk apapun. Dalam kurun 3 bulan tersebutlah, mereka ditempa
dengan hal baru. Dengan rasa rindu yang saling menyilang. Tentang tokoh Riani yang
mencintai salah satu sahabatnya Zafran. Tentang Zafran yang merindui dinda adik
Arial, sahabatnya sendiri. Tentang Genta yang memilih mengagumi Riani dengan
diam.
Selama tiga bulan berpisah itulah terjadi banyak hal yang membuat hati
mereka lebih kaya dari sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan
rasa kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan reuni mereka
dengan mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa, Mahameru.
Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan
kamu, cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan
berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad yang seribu kali lebih
keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan
selalu berdoa. percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu.
(Sinopsis ini merupakan deskripsi dan rangkuman secara keseluruhan dari novel 5cm
ini, dan juga pada alinea pertama dari sinopsis ini merupakan contoh lead yaitu
sebuah kalimat yang bertujuan agar pembaca mempunyai daya tarik untuk membaca
resensi ini)
TEMA :
Persahabatan lima anak muda yang mempunyai kekuatan, keajaiban, mimpi, serta
keyakinan.
(Selanjutnya adalah tema, tema disini yaitu berjiwa petualangan karena seperti yang
telah dijelaskan pada sinopsis tadi bahwa ada 5 sahabat yang melakukan ekspedisi
untuk mencapai Gunung Mahameru)
LATAR BELAKANG :
8

Tempat :
- Stasiun Senen, Jakarta
- Stasiun Lempuyungan, Yogyakarta
- Ranu Pane
- Ranu Kumbolo
- Puncak Mahameru
Waktu : Pagi hingga malam
Suasana : Menyenangkan, mengharukan dan menegangkan
(Latar Belakang kejadian tentu saja merujuk kepada perjalanan mereka untuk
mencapai puncak Mahameru yang dimulai dari Stasiun Senen yang merupakan
perjalanan awal mereka dari Jakarta. Dan selanjutnya Stasiun pemberhentian mereka
yaitu Stasiun Lempuyungan. Sedangkan Ranu Pane merupakan titik awal pendakian
mereka, Ranu Kumbolo merupakan salah satu keindahan alam yang ada di Mahameru
yang menemani perjalan mereka dan sampailah akhirrnya di Puncak Mahameru.
Sedangkan latar waktunya ialah Pagi hingga malam karena mendaki puncak gunung
bukan sesuatu hal yang mudah dan membutuhkan waktu berhari-hari. Selama
perjalanan mereka juga terdapat suasana yang berbeda selama mereka mendaki
dimulai dari perasaan senang telah melihat Ranu Kumbolo, perasaan menharukan
setelah Ian terkena batu pada saat mau kepuncak dan perasaan sedih cinta segitiga
antara Genta, Riani dan Zafran)
ALUR
Novel ini menggunakan alur maju mundur artinya dalam cerita terjadi
flashback ke masa lalu dan kejadian yang akan datang.

AMANAT
Terimalah sahabat kita dengan apa adanya, baik kelebihannya maupun
kekurangan yang ada pada diri sahabat kita. Karena tidak semua orang memiliki
kelebihan semata. Kelebihan pasti selalu didampingi dengan kekurangan. Tinggal
bagaimana cara kita sebagai teman untuk menutupi kelebihan dan kekurangan teman
kita.
9

GAYA BAHASA
Bahasa yang digunakan dalam novel 5 centimeter adalah bahasa yang
mengikuti perkembangan zaman sehingga mudah dimengerti oleh pembaca khususnya
di kalangan remaja.
KELEBIHAN NOVEL
Dalam novel ini ceritanya sungguh menarik, serta menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh pembacanya. Selain itu didalam novel ini di ceritakan tentang
perjalanan menuju puncak gunung tertinggi di pulau Jawa yaitu Mahameru, sehingga
bisa memberikan informasi kepada para pembaca bagaimana situasi dalam perjalanan
menuju puncak dan bagaimana keindahan gunung tersebut. Serta motivasi kepada para
pembaca untuk mencintai alam khususnya di Indonesia.
KEKURANGAN NOVEL :
Cerita akhir novel ini terasa begitu dipaksakan dengan pembentukan keluarga
antara sahabat-sahabat tersebut ditambah dengan keturunan mereka yang begitu sama
mewarisi sifat-sifat orangtuanya.
PENUTUP :
Bagi yang belum membaca, pasti bertanya-tanya mengapa 5 cm? atau Ada apa
dengan 5 cm? Jawabannya cukup filosofis. Buku 5cm mempunyai karakter yang
cukup kuat, penuh dialog-dialog yang filosofis, dan berisi kisah-kisah yang
inspirasional, dan novel ini sebenarnya cukup bagus, idenya menarik, tentang
persahabatan.
Kehebatan penulis terlihat sekali saat menggambarkan dengan detail
perjalanan dari Jakarta (stasiun Senen) sampai ke atas puncak Mahameru. Pembaca
bagaikan berada di sana, merasakan dinginnya Ranu Pane, indahnya Ranu Kumbolo,
mistisnya Kalimati, dan menakjubkannya puncak Mahameru.
10

Dalam novel ini sangat banyak memuat hal yang berkaitan dengan jiwa para
generasi muda, filosofi, idealisme, dan terutama musik yang intensitasnya sangat
sering disebut disertai dengan lirik-lirik lagunya. Nuansa jiwa muda sangat kentara di
5 cm, semangat dan tekad yang selalu membara mengiringi setiap langkah kumpulan
sahabat dalam novel ini. Sekelompok manusia yang tidak hanya hidup berfoya-foya
tetapi meresapi makna kehidupan yang mereka jalani. Sebuah novel yang dapat
menambah motivasi dan kepercayaan diri untuk bias meraih impian dengan bekal
semangat dan tidak kenal lelah.
(Pada bagian penutup disini berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan
kepada siapa buku tersebut ditujukan seperti yang terdapat pada alinea pertama yaitu
mengapa harus novel 5cm ini dan ya jawabannya karena buku 5cm mempunyai
karakter yang cukup kuat, penuh dialog-dialog yang filosofis, dan berisi kisah-kisah
yang inspirasional, dan novel ini sebenarnya cukup bagus, idenya menarik, tentang
persahabatan.).
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS :
Donny Dhirgantoro lahir di Jakarta 27 Oktober 1978. Sulung dari empat
bersaudara ini menghabiskan seluruh waktu kecilnya hingga besar di Jakarta.
Menyelesaikan masa-masa putih abu-abu di SMU 6 Jakarta, sekolah yang sampai saat
ini masih dibanggakan karena kenangan-kenangan yang menyenangkan dan tak
terlupakan. Kegemaran menulis dan membaca sudah ada semenjak mulai bisa menulis
dan membaca, konon hal ini akibat sang Papa meletakkan banyak buku disekitar ariari putra sulungnya.
Selepas SMU, ia melanjutkan studi di STIE Perbanas Jakarta dan ikut aktif
dalam segala kegiatan kampus. Pengalaman gagal mendapatkan beasiswa pada salah
satu kegiatan pelatihan kampus tidak membuatnya putus asa, tetapi pada tahun
berikutnya justru mengantarnya menjadi ketua penyelenggaranya.Bersama temanteman lain, ia berhasil mendapatkan beasiswa dari kampus. Saat-saat terbaik sebagai
mahasiswa adalah ketika bergabung dalam barisan menegakkan reformasi tahun 1998,
yang membuatnya bangga menjadi bagian dari bangsa yang besar ini.

11

(Pada sub-bab biografi singkat penulis ini menjelaskan secara singkat biografi
peresensi seperti latar belakang pendidikannya yang bertujuan untuk menunjukkan
kredibilitas perensi dalam menulis rensensi ini sehingga orang bisa tahu apakah dia
cukup layak untuk menulis novel ini atau tidak).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

Menulis rangkuman adalah suatu cara efektif untuk menyajikan suatu

karangan dalam bentuk singkat


Tujuan menulis Rangkuman adalah membantu seseorang agar bisa
membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan menghemat waktu,
mengasah kemampuan dalam gaya bahasa, dan menghindari pemakaian

uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalam karangan tersebut


Langkah membuat Rangkuman,yaitu :
a Membaca Naskah Asli
b Mencatat Gagasan Utama
c Mengadakan Reproduksi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya

atau buku.
Tujuan meresensi buku, dari kepentingan pembaca resensi sebagai berikut.

12

a. Untuk mendapatkan informasi atau pemahaman tentang apa yang


b.

tampak dan terungkap dalam sebuah buku.


Untuk memberi pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah

buku pantas mendapat sambutan dari pembaca atau tidak.


c. Untuk mengetahui identitas buku yang patut dibaca, mulai dari
judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, dan tebal buku.
d. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan,

dan

mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul


pada sebuah buku.

3.2 Saran
Untuk merangkum sebuah karya, sebaiknya pelajari dan ketahui
dengan benar langkah-langkah merangkum dengan baik dan benar agar
mendapatkan hasil rangkuman yang objektif dan pembaca dapat memahami
dan mengetahui isi karya tersebut. Begitulah pula untuk merensensi sebuah
karya. Memperbanyak latihan akan membuat hasil rangkuman dan resensi
semakin baik.

13

DAFTAR PUSTAKA
www.academia.edu/.../MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_MENULIS
(Diunduh pada Minggu, 13 September 2015 pukul 19.00)
https://id.scribd.com/doc/52117646/ringkasan-dan-rangkuman
(Diunduh pada Jumat,25 September 2015 pukul 20.00)
Rochmatun Naili. 2013. Makalah Resensi. http://rochmatunnaili.blogspot.co.id/2013/07/makalah-resensi.html (Diunduh pada Senin, 5 September
2015 pukul 03.00)

14

Anda mungkin juga menyukai