PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah Karya Ilmiah ini yaitu :
1. Pengertian Sains dan Agama
2. Hubungan antara sains dan agama
3. Metode dalam Sains dan Agama
4. Pembuktian Sains dengan Agama (Islam)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real Science is both
product and process, inseparably Joint” (Agus. S. 2003: 11).
4
1. Konflik
Pandangan ini menempatkan sains dan agama dalam dua
ekstrim yang saling bertentangan. Bahwa sains dan agama
memberikan pernyataan yang berlawanan sehingga orang harus
memilih salah satu di antara keduanya. Masing-masing
menghimpun penganut dengan mengambil posisi-posisi yang
bersebrangan. Sains menegasikan eksistensi agama, begitu juga
sebaliknya. Keduanya hanya mengakui keabsahan eksistensi
masing-masing.
Adapun alasan utama para pemikir yang meyakini bahwa
agama tidak akan pernah bisa didamaikan dengan sains adalah
sebagai berikut:
Menurut mereka agama jelas-jelas tidak dapat membuktikan
kebenaran ajaran-ajarannya dengan tegas, padahal sains dapat
melakukan itu.
Agama mencoba bersifat diam-diam dan tidak mau memberi
petunjuk bukti konkrit tentang keberadaan Tuhan, sementara
dipihak lain sains mau menguji semua hipotesis dan semua
teorinya berdasarkan pengalaman.
2. Independensi
Satu cara untuk menghindari konflik antara sains dan agama
adalah dengan memisahkan dua bidang itu dalam kawasan yang
berbeda. Agama dansains dianggap mempunyai kebenaran sendiri-
sendiri yang terpisah satu sama lain, sehingga bisa hidup
berdampingan dengan damai. Pemisahan wilayah ini tidak hanya
dimotivasi oleh kehendak untuk menghindari konflik yang menurut
mereka tidak perlu, tetapi juga didorong oleh keinginan untuk
mengakui perbedaan karakter dari setiap era pemikiran ini.
5
Pemisahan wilayah ini dapat berdasarkan masalah yang dikaji,
domain yang dirujuk, dan metode yang digunakan. Mereka
berpandangan bahwa sains berhubungan dengan fakta, dan agama
mencakup nilai-nilai. Dua domain yang terpisah ini kemudian
ditinjau dengan perbedaan bahasa dan fungsi masing-masing.
3. Dialog
Pandangan ini menawarkan hubungan antara sains dan agama
dengan interaksi yang lebih konstruktif daripada pandangan konflik
dan independensi. Diakui bahwa antara sains dan agama terdapat
kesamaan yang bisa didialogkan, bahkan bisa saling mendukung
satu sama lain. Dialog yang dilakukan dalam membandingkan
sains dan agama adalah menekankan kemiripan dalam prediksi
metode dan konsep. Salah satu bentuk dialognya adalah dengan
membandingkan metode sains dan agama yang dapat menunjukkan
kesamaan dan perbedaan.
Penganut pandangan dialog ini berpendapat bahwa agama dan
sains jelas berbeda secara logis dan linguistik, tetapi dia tahu
bahwa dalam dunia nyata mereka tidak bisa dikotak-kotakkan
dengan mutlak, sebagaimana diandaikan oleh pendekatatan
indenpendensi. Bagaimanapun juga agama telah membantu
membentuk sejarah sains, dan pada gilirannya kosmologi ilmiah
pun telah mempengaruhi teologi.
4. Integrasi
Pandangan ini melahirkan hubungan yang lebih bersahabat
daripada pendekatan dialog dengan mencari titik temu di antara
sains dan agama. Sains dan doktrin-doktrin keagamaan, sama-sama
dianggap valid dan menjadi sumber koheren dalam pandangan
dunia. Bahkan pemahaman tentang dunia yang diperoleh melalui
6
sains diharapkan dapat memperkaya pemahaman keagamaan bagi
manusia yang beriman. Ada tiga versi berbeda dalam integrasi,
yaitu:
1. Natural Theology, mengklaim bahwa eksistensi Tuhan dapat
disimpulkan dari bukti tentang desain
2. Sintesis Sistematis. Integrasi yang lebih sistematis dapat
dilakukan jika sains dan agama memberikan kontribusi kea rah
pandangan dunia yang lebih koheren yang dielaborasi dalam
kerangka metafisika yang komprehensif.
3. Theology Of Nature, berangkat dari tradisi keagamaan
berdasarkan pengalaman keagamaan dan wahyu.
7
Terdapat teori lain yang memaparkan bahwa metode yang
digunakan dalam ilmu pengetahuan menggabungkan observasi, teori,
dan kesimpulan. Implementasinya adalah pengagabungan itu dimulai
dengan penemuan sebuah teori (hipotesis) yang berasal dari faktafakta,
selanjutnya diikuti dengan pengemabilan kesimpulan “sementara”,
kemudian dihubungkan lagi dengan observasi-observasi untuk
memperkuat atau bahkan menyangkal teori, dan untuk menghasilkan
teori yang direvisi, yang menghasilkan kesimpulan-kesimpulan baru,
yang mendiskusikan kembali fakta-fakta tersebut. Model ini disebut
dengan model hipotesis-deduktif (Roston III, 2006:2). Dari pemaparan
di atas, dapat di asumsikan bahwa ilmu pengetahuan (sains)
berorientasi pada “produksi” yang bersifat empiris berdasarkan
tamuan-temuan baru akibat adanya anomaly dan “keraguan”.
8
1. Teori Big Bang
Ini adalah salah satu teori mengenai bagaimana alam semesta dibentuk,
dan teori ini adalah yang paling kredibel. Teori tersebut mengatakan
bahwa alam semesta ini awalnya berasal dari satu titik kecil dan karena
adanya kepadatan material dan suhu tinggi, titik tersebut meledak dan
berkembang hingga 13,8 milyar tahun kemudian menjadi alam semesta
yang kita tahu kini.
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka juga tiada juga
beriman?” [QS: Al-Anbiya (21) ayat 30]
2. Pergerakan Bumi
Bumi bergerak dalam dua cara, rotasi dan revolusi. Bumi berputar pada
porosnya dari arah barat ke timur dalam periode 24 jam. Gerakan ini
disebut rotasi bumi, dan menyebabkan terjadinya siang dan malam.
Harus dicatat bahwa bumi tidak berputar dalam keadaan tegak lurus,
namun agak sedikit condong. Bumi berputar mengelilingi matahari
dengan kecondongan berubah-ubah, di satu waktu bagian utara
condong ke matahari, di waktu lainnya bagian selatan condong ke
matahari. Revolusi bumi ini berlangsung selama 365 ¼ hari.
Pergerakan ini menyebabkan terjadinya pergantian musim di bumi
belahan utara dan selatan.
9
Bukti dalam Al-Qur’an:
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut
waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.” [QS. Az-Zumar (39) ayat 5]
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
3. Lapisan-Lapisan Atmosfer
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah:29)
10
“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap.
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” (QS. Fussilat:11-12)
Kata “langit”, yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur’an,
digunakan untuk mengacu pada “langit” bumi dan juga keseluruhan
alam semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit
bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.
11
Manusia tidak mampu menyelam di laut dengan kedalaman di bawah
40 meter tanpa peralatan khusus. Dalam sebuah buku berjudul Oceans
juga dijelaskan, pada kedalaman 200 meter hamper tidak dijumpai
cahaya, sedangkan pada kedalaman 1000 meter tidak terdapat cahaya
sama sekali.
Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan
teknologi canggih. Namun Alquran telah menjelaskan keadaan dasar
lautan semenjak ribuan tahun lalu sebelum teknologi itu ditemukan.
Alquran surat An Nur ayat 40 menjelaskan mengenai fakta ilmiah ini.
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh
ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap
gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya,
tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi
cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit
pun.” (QS An Nuur: 40).
“(1) Demi bukit (Sinai), (2) dan kitab yang ditulis (3) pada lembaran
terbuka, (4) Demi Baitul Ma’mur (ka’bah), (5) atap yang ditinggikan
(langit), (6) dan laut yang di dalam dasarnya ada api.”(QS. Ath-Thuur
[52]: 1-6).
12
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian)
niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang
mendustakan lagi durhaka.” (QS. Al Alaq:15-16)
7. Sidik Jari
Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara
satu orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada
abad 19. Sebelum penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai
lengkungan biasa yang tidak memiliki arti.
13
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan
(kembali) tulang belulangnya?”
Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini
justru tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Cairan-
cairan ini mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung gula yang
diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam
di pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan
pergerakan sperma.
14
Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika
dan biologi molekuler telah membenarkan secara ilmiah ketepatan
informasi yang diberikan Al Qur’an ini. Kini diketahui bahwa jenis
kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa
wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.
15
takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis
kelamin bayi, akan tetapi air mani dari pria.
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al
Qur’an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti “besi”, kita diberitahu
sebagai berikut:
16
meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru
alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga
mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu
tahun menurut perhitunganmu.” (QS As Sajdah:5)
17
Beberapa ayat Alquran lainnya menjelaskan, manusia terkadang
merasakan waktu secara berbeda, waktu yang singkat dapat terasa lama
dan begitu juga sebaliknya.
18
13. Pemisahan Langit dan Bumi
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi
ketiadaan, dimana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan
yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi,
energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika
modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.
Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan
NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan
Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big
Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam
semesta diciptakan dari ketiadaan.
19
14. Bentuk Bulat Planet Bumi
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam…”
(QS. Az Zumar:5)
Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam
yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat
mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi
berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur’an, yang telah
diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi
yang bulat.
Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi
secara berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan
semua perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan
ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Qur’an berisi informasi yang hanya
mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh karena Al Qur’an
adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika kata-kata yang
tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat raya.
20
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an,
ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar
tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis
edarnya.”(QS. Al Anbiya:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam,
tetapi bergerak dalam garis edar tertentu: “Dan matahari berjalan di
tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui.” (QS. Yasin:38)
Hingga baru-baru ini di temukan bahwa bumi yang kita huni ini
memiliki lapisan batu bagian luar yang terbelah menjadi beberapa
lempengan yang terhampar hingga mencapai ratusan kilometer persegi.
21
Kedalaman berkisar antara 65 hingga 150 km. yang mengherankan
adalah lempengan-lempengan ini saling terkait antara satu dengan yang
lainnya, sehingga menjadikannya seolah-olah seperti satu lempengan
saja. Allah SWT pernah bersumpah dalam salah satu ayat berikut:
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
23
3. Jangan pernah mengabaikan ilmu engetahuan yang telah didapat,
karena tidak adaa ilmu yang sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
http://mayaainul.blogspot.com/2016/03/makalah-ilmu-alamiah-
dasar-sains-dan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama
https://journal.uii.ac.id/Tarbawi/issue/download/1037/121
24