Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk tuhan yang berfikir,  dibekali rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu tersebut  yang memacu manusia  untuk mengenal, memahami
dan menjelaskan hal-hal  yang bersifat alamiah, tesembunyi, sosial dan
budaya serta manusia berusaha untuk mencari pemecahan  masalah yang
dihadapi dari dorongan rasa   ingin tahu dan usaha untuk memahami masalah,
menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan dalam bentuk ilmu
pengetahuan.
Ilmu Kealamiahan Dasar ( IAD ) sangat bersangkutan dengan kehidupan
manusia itu sendiri dengan alam. Alam pikir manusia juga membantu dalam
pembentukan Ilmu kealamiahan dasar yang sudah tercipta sebelum manusia
hidup.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut.
1. Apa hakikat dan ruang lingkup IAD?
2. Apa maksud IAD sebagai bagian dari MBB?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisannya adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui dan ruang lingkup IAD.
2. Untuk mengetahui maksud IAD sebagai bagian dari MBB.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Ruang Lingkup IAD


1. Hakikat Ilmu Alam Dasar
Manusia dikaruniai oleh Allah berupa panca indera yang dapat
menerima stimulus dari alam sekitar, dan dengan akalnya manusia dapat
memberikan respon terhadap gejala – gejala alam yang menjadi suatu
pengalaman. Karena manusia mempunyai rasa ingin tahu atau kuriositas
terhadap segala yang ada di alam ini, maka dengan pengalaman itu ia
mengembangkan metode – metode berfikir dari masa – kemasa
berikutnya sehingga pengalaman itu berakumulasi dari zaman ke zaman
berikutnya.
Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan,
yakni kumpulan fakta – fakta. Pengalaman itu akan bertambah terus
selama manusia ada di muka bumi ini dan mewariskan pengetahuan itu
kepada generasi berikutnya. Pada hakikatnya ilmu alamiah dasar adalah
bukan suatu ilmu yang berdiri sendiri, melainkan merupakan kumpulan
pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang iptek (ilmu
pengetahuan dan teknologi). Jadi amiah dasar tidak dapat berdiri sendiri
tanpa adanya ilmu-ilmu lainnya.
Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural
science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala
dalam alam semesta, termasuk di muka bumi terbentuk konsep dan
prinsip. Ilmu alamiah dasar (IAD) hanya mengkaji konsep-konsep dan
prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.Sebenarnya kita sudah tidak asing
lagi dengan disiplin ilmu ini, karena dimana saja, dan kapan saja, serta
dalam bentuk apa saja.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Alamiah
Dasar (IAD) merupakan sebuah ilmu yang mengkaji tentang gejala alam
semesta, termasuk yang terjadi di muka bumi ini. Ilmu Alamiah Dasar
dapat juga di katakan sebagai konsep awal terbentuknya Ilmu

1
Pengetahuan Alam (IPA) dan semua turunannya, seperti Biologi, Fisika,
dan Kimia.
IAD bersifat relatif dan dapat berubah sesuai dengan kemajuan
peradaban manusia. Menurut Abdulah Aly dan Eny Rahmah (2006:5)
“Ilmu Alamiah Dasar merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-
konsep dasar dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi”.
Sehingga terbentuklah sebuah konsep dan prinsip serta metode ilmiah
yang di dasarkan pada :
a. Penemuan Masalah, dimana adanya suatu masalah yang kita
temukan secara empiris membuaita mulai memikirkan secara
radikal. Untuk menemukan bagaimana memecahkan masalah
tersebut dengan menetapkan ruang lingkup serta batasan yang jelas
dengan begitu akan dapat memudahkan kita mencari pemecahan
atas permasalahan-permasalahan dalam merumuskan kerangka
permasalahanya.
b. Perumusan kerangka permasalahan Dalam hal ini bertujuan untuk
memberikan (mendeskripsikan) masalah menjadi hal yang lebih jelas
dari sebelumnya. Adapun penekanan penting pada langkah kedua ini
kita akan mengidentifikasikan faktor-faktor yang terlibat dalam
masalah tersebut sehingga akan terwujud (Nampak) gejala-gelaja
yang sedang kita tela’ah.
c. Hipotesis, Hipotesis Usaha ini memberikan penjelasan (jawaban)
sementara yang mengenai hubungan sebab akibat mengikat faktor-
faktor pembentuk kerangka masalah diatas. Dan pada hakikatnya
hipotesis ini merupakan hasil sebuah penalaran induktif – deduktif
dengan menggunakan pengetahuan lampau yang kita akui
kebenarannya.
d. Eksperimen (Pengujian Hipotesis) , Pada bagian ini usaha untuk
mengumpulkan fakta-fakta telah didapat. Jika Fakta-fakta dalam
dunia empiris maka telah teruji kebenaran dari hipotesis tersebut,
karena hal tersebut didasarkan pada fakta-fakta nyata. Dan bila tidak
terbukti, maka ipotesis akan ditolak sehingga akan dikemukakan

2
hipotesis lain sampai kita menemukan hipotesis tertentu yang
didukung oleh fakta-fakta. Karena dalam proses pembuktian
hipotesis itu tidaklah sangat mudah dan cepat.
e. Teori Berbagai langkah metode ilmiah telah dilakukan guna
menemukan sebuah teori. Secara luas teori ini dapat diartikan
sebagai suatu penjelasan teoritas mengenai suatu gejala tertentu.

2. Awal Kemunculan Ilmu Alamiah Dasar


Kata manusia dalam Alqur’an banyak ditemukan yang kesemuanya
mempunyai penafsiran yang berbeda-beda. Di antaranya adalah khalifah,
al-insan, al-ins, annas, abdullah, al-abdu, an-nafs, dan al-basyar.
Sedangkan misi manusia diciptakan oleh Tuhannya adalah sebagai
khalifah, ibadah, dan imarah. Dalam dunia materialis manusia dapat
disebut sebagai homo educandum, homo educabel, homo faber,) homo
sapiens, makhluk monodualis atau dwitunggal, monopluralis, dan homo
religius. Itulah kata yang menunjukkan bahwa persepsi tentang manusia
selalu ber tergantung dari afiliasi keilmuwan yang dimiliki oleh
seseorang.
Selanjutnya tentang pertanyaan mengapa bumi bergoyang-goyang?
sekali lagi mereka tidak mampu menjawab tapi dengan alasan kepuasan
mereka menjawab bumi bergoyang karena yang punya bumi sedang
marah, dari jawaban itu munculah pengetahuan baru yang punya bumi,
sehingga mereka memperluas pengetahuannya dengan anggapan segala
sesuatu itu ada yang punya, mereka percaya kalau bulan itu ada yang
punya, matahari ada yang punya, bintang ada yang punya. Oleh karenanya
untuk menghilangkan rasa kecemasan dari yang punya gunung, laut,
jalan, dan pohon besar tidak marah maka mereka melakukan upacara
ritual baik dengan cara membaca mantera-mantera, tari-tarian, sesajen,
pesta atau kirab. Pengetahuan-pengetahuan itu merupakan penggabungan
dari pengalaman-pengalaman indrawi dan kepercayaan dan disebut
dengan mitos. Cerita-cerita mitos itu disebut legenda. Mengapa mitos
dapat diterima pada saat itu sebagai suatu kebenaran hal ini karena

3
dilatarbelakangi oleh keterbatasan indrawi keterbatasan penalaran dan
hasrat ingin tahunya yang segera ingin dipenuhi.
Beberapa keterbatasan alat indra manusia sebagai penyebab
munculnya mitos adalah adalah sebagai berikut :
a. Alat Penglihatan
Banyak benda yang bergerak sangat cepat sehingga tak tampak jelas
oleh mata, mata tak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga
jika benda berada pada tempat yang jauh mata tak dapat melihat
dengan jelas. Misalnya mengatakan bahwa langit bewarna biru, air
laut yang dalam berwarna kebiruan atau kehijauan, gurun pasir yang
kelihatan seperti sumber air padahal hanyalah peristiwa fatamorgana
saja.
b. Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai
frekuensi dari 20 sampai 20.000 Hertz (audiosonik). Gelombang
infrasonik dan ultrasonik tak terdengar oleh telinga manusia. Sehingga
kadang manusia bertakhayul dapat mendengar suara rintihan alam
kubur, dapat berdialog dengan hewan piaraan seperti bercakap-cakap
dengan manusia yang lain, dan sebagainya.
c. Alat Pencium dan Pengecap
Manusia hanya dapat membedakan 4 jenis rasa, yakni manis, asam,
asin, dan pahit. Bau parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal
oleh hidung bila konsentrasinya di udara lebih dari sepersepuluh juta
bagian. Alat indra penciuman tidak bisa membedakan makanan dan
gas yang mengandung bahan beracun.
d. Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas, dingin,
tekanan, sakit yang terdapat saraf ruffini, passini, krause, meisner, dan
saraf bebas, namun sangat relatif atau tergantung pada kondisi
sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat observasi yang tepat.

4
Untuk itu perlu dilakukan pengujian sampai dimana berlakunya
metode ilmiah dan dimana metode ilmiah tidak berlaku dengan
memperhatikan beberapa pertimbangan yaitu

a. Bidang ilmu Alamiah, yang menentukan bidang ilmu alamiah adalah


metode ilmiah, karena bidang ilmu alamiah adalah wahana di mana
metode ilmiah dapat diterapkan, sebaliknya bidang non ilmiah adalah
wahana dimana metode ilmiah tidak dapat terapkan. Contoh hipotesa
tentang keberadaan tuhan merupakan konsep yang tidak bisa
menggunakan metode ilmiah dan apabila menggunakan konsep ini
bisa menyebabkan orang Atheis.
b. Tujuan ilmu Alamiah, membentuk dan menggunakan teori. Ilmu
alamiah hanya dapat mengemukakan bukti kebenaran sementara
dengan kata lain untuk kebenaran sementara adalah "Teori". Karena
tidak ada sesuatu yang mutlak tetapi terus mengalami perubahan
(contoh teori tentang bumi ini bulat)
c. Ilmu alamiah dan nilai, ilmu alamiah tidak menentukan moral atau
nilai suatu keputusan . Manusia pemakain ilmu alamiahlah yang
menilai apakah hasil Ilmu Alamiah baik atau sebaliknya. Contoh
penemuan mesiu atau bom atom.

Sementara berdasarkan sejarah perkembangan jiwa manusia baik


secara individu maupun kelompok, menurtut Auguste Comte (1798–1857
M) berlangsung dalam tiga tahap sebagai berikut :

a. Pada tahap teologi, manusia berusaha untuk mencari dan


menemukan sebab pertama dan tujuan akhir dari segala sesuatu, dan
selalu dihubungkan dengan supranatural. Fenomena alam yang
menarik atensi selalu diletakkan dalam kaitannya dengan sumber
yang mutlak. Manusia mempunyai asumsi bahwa setiap fenomena
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
Tahap metafisika merupakan tahapan manusia masih tetap mencari

5
sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi
menyandarkan diri pada kepercayaan akan adanya kekuatan gaib,
melainkan kepada rasionya sendiri, yaitu akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakikat sesuatu.
b. Tahap positif atau riil merupakan tahap di mana manusia telah
mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar pengetahuan yang
telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, eksperimen, dan komparatif. Puncak perkembangan
pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yaitu kira-kira 700–
500 BC. Pada zaman ini mereka sudah mampu menelaah bentuk
bumi sehingga mereka berpendapat bahwa bumi ini berbentuk
setengah bola, bumi sebagai hamparan dan langit beserta bintang-
bintang sebagai atap, bahkan yang lebih menakjubkan mereka sudah
mengenal orbit matahari sehingga mereka tahu bahwa dalam setiap
365 hari matahari beredar kembali pada titik semula dan ini yang
disebut waktu tahun yang dipopulerkan oleh Kaisar Romawi
bernama Julius Cesar.
c. Pengamatan terhadap angkasa raya memiliki daya tarik tersendiri
pada masa itu, sehingga pengetahuan dalam bidang ini cukup pesat,
maka munculah pengetahuan konstelasi bintang yang sekarang
dikenal yakni; rasi scorpio, virgo, pisces, leo, cancer, sagitarius,
gemini dan sebagainya. Rasi-rasi ini erat kaitannya dengan prediksi
nasib manusia dan dikenallah dengan istilah astrologi. Karena
pengetahuan ini hanya bersifat prediktif, imajiner, dugaan, dan
kepercayaan maka pengetahuan ini disebut pseudo science (sains
palsu) yaitu pengetahuan mitos yang dikaitkan dengan fenomena
alam yang sebenarnya (mirip sebenarnya tetapi bukan sebenarnya).

Sains palsu tersebut sangat berpengaruh pada para filosuf yunani


seperti Thales (624-549 M) yang berpendapat bahwa bumi ini adalah
sebuah piring yang terapung di atas air, ia pula yang pertama kali
menggagas asal mula benda dan menurutnya semua kehidupan berawal
dari air. Hal ini merupakan awal pemikiran yang sangat besar karena

6
mampu mengalihkan pemikiran mitos yang menganggap semua yang ada
di bumi ini adalah ciptaan dewa. Pengaruh pemikiran Thales ini telah
menggiring pemikiran bangsa yunani untuk meninggalkan mitos secara
gradual. Generasi filosuf Yunani yang telah berhasil menyumbangkan
buah pikirannya di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Anaximander berpendapat bahwa langit yang dilihat sebenarnya


hanya separuh saja. Langit dan segala isinya itu mengorbit pada
bumi. Ia berhasil membuat jam matahari yang menggunakan tongkat
yang tegak lurus di permukaan bumi. Bayangan tongkat dijadikan
petunjuk waktu (jam tongkat) pada tahun 70-an dan sering temukan
jenis ini di masjid untuk pedoman waktu sholat.
b. Anaximenes berpendapat bahwa unsur dasar pembentuk benda adalah
air, hal ini sependapat dengan Thales. Yang dikembangkan bahwa air
merupakan wujud benda yang dapat berubah merenggang menjadi
api, dan memadat menjadi tanah. Konsep ini menjadi awal kansep
transmutasi benda.
c. Herakleitos menyangkal konsep anaximenes, menurutnya apilah yang
menjadi dasar transmutasi benda, karena tanpa api benda akan tetap
seperti adanya.
d. Phytagoras berpendapat bahwa sebenarnya yang menjadi unsur dasar
pembentuk benda adalah terdiri empat unsur dasar yaitu tanah, api,
udara, dan air. Phytagoras sangat terkenal sebagai ahli matematika
dan penemu Dalil Phytagoras.
e. Leucippos dan Demokritos berpendapat adalah bahwa suatu benda
dibelah secara terus menerus akan menghasilkan bagian terkecil yang
tidak dapat dibagi-bagi lagi. Bagian terkecil itu disebutnya Atomos
atau atom, istilah atom ini sampai saat ini masih dipergunakan
sekalipun konsepnya tidak seperti ini lagi.
f. Empedokles pendukung Phytagoras tentang empat unsur dasar
pembentuk benda; tanah, air, api, dan udara. Dia mengembangkan
konsep tersebut dengan mengenalkan tentang tenaga penyekat atau
daya tarik-menarik dan daya tolak-menolak, kedua gaya tersebut

7
dapat memisahkan atau menyatukan unsur dasar pembentuk benda
tersebut.
g. Plato, Ia sebagai seorang sastrawan, ia tidak berpikir yang bersifat
materialistik sebagaimana para filosuf sebelumnya. Menurutnya
bahwa keanekaragaman yang terlihat sekarang ini hanyalah sesuatu
duplikat saja dari semua yang kekal dan immaterial. Gajah yang
bertubuh besar yang lihat hanyalah copy atau duplikat belaka yang
tidak sempurna, maka yang benar adalah idea gajah. Selanjutnya
konsep ini dikenal dengan konsep alam idea plato.
h. Aristoteles, Ia menjelaskan tentang Zat tunggal yang disebut Hule
sebagai pembentuk dasar benda yang keberadaannya tergantung pada
kondisi, sehingga ia dapat berubah menjadi tanah, air, udara, dan api
yang mengalami transmutasi akibat kondisi dingin, lembab, panas,
dan kering. Dalam kondisi lembab dan panas hule akan berwujud api,
sedang dalam kondisi kering, dan dingin hule akan berwujud tanah.
Ia pun berpendapat bahwa di dunia ini tidak ada ruang yang hampa
menurutnya jika ada ruang yang hampa maka dengan sendirinya akan
terisi ether yang bersifat immaterial. Ajaran yang penting dari
Aristoteles adalah bahwa untuk mencari kebenaran harus didasarkan
logika sehingga ia dikenal sebagai rasionalisme. Konsep pentingnya
adalah orang yang pertama kali melakukan pengklasifikasian hewan
dan mengemukakan konsep abiogenenis (generatio of spontanea).
i. Ptolemeus berpendapat bahwa bumi itu bulat dan seimbang tanpa
tiang penyangga dan bumi sebagai pusat tatasurya atau geosentris
(matahari dan benda lainnya berputar mengelilingi bumi) dikenal
dengan teori Geosentris.

3. Ruang Lingkup IAD


Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) merupakan ilmu
pengetahuan alam yang mengkaji prinsip esensial saja, sehingga ruang
lingkup Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) secara garis besar
meliputi

8
a. Fisika (Physics)
Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari benda tidak hidup atau
mati dari aspek wujud dengan perubahan – perubahan yang bersifat
sementara. Fisika secara klasik dibagi dalam mekanika, panas, bunyi,
cahaya, gelombang, listrik, magnit dan teknik mekanik, teknik sipil,
teknik listrik dan termasuk dalam lingkup besar ilmu bumi dan
antariksa.
b. Kimia (Chemistry)
Suatu ilmu pngetahuan yang mempelajari benda hidup dan tidak hidup
dari aspek susunan materi dan perubahan – perubahan yang bersifat
tetap. Kimia secara gari besar dibagi menjadi kimia anorganik dan
kimia organik. Kedua bagian itu pada dasarnya membahas dasar
keseluruhan, kemudian diikuti dengan analisis kualitatif dan kuantittif.
c. Biologi (Biological Science)
Ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan gejala –
gejalanya. Biologi dibagi atas cabang – cabang antara lain :
1) Botani adalah suatu cabang biologi yang mempelajari tentang
seluk beluk tentang tumbuhan. Botani merupakan salah satu
bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam
mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan. Dengan
demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi
untuk mempelajari pertumbuhan, reproduksi, metabolisme,
perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan komponen
abiotik, serta evolusi tumbuhan. Orang yang menekuni bidang
botani disebut sebagai Botanis.
2) Zoologi adalah cabang biologi yang mempelajari struktur, fungsi,
perilaku, serta evolusi hewan. Ilmu ini antara lain meliputi
anatomi perbandinga, psikologi hewan, biologimolekular, etologi,
ekologiperilaku, biologievolusioner, taksonomi, dan paleontologi.
Kajian ilmiah zoologi dimulai sejak sekitar abad ke-16.
3) Morfologi adalah suatu studi tentang struktur luar atau bentuk luar
makhluk hidup. Morfologi dipakai oleh berbagai cabang ilmu.

9
Secara harfiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk'
(morphos).
Berikut beberapa ilmu yang menggunakan nama morfologi yaitu
a) Morfologi (linguistik), ilmu tentang morfem-morfem dalam
bahasa.
b) Morfologi (biologi), ilmu tentang bentuk organisme, terutama
hewan dan tumbuhan dan mencakup.
c) Geomorfologi, ilmu tentang batuan dan bentuk luar bumi.
4) Anatomi adalah suatu studi tentang struktur – dalam atau bentuk–
dalam makhluk hidup. Anatomi (berasal dari bahasa Yunani
ἀνατομία anatomia, dari ἀνατέμνειν anatemnein, yanmemotong)
adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan
organisasi dari makhluk hidup. Terdapat juga anatomi hewan atau
zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi. Beberapa cabang
ilmu anatomi adalah anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi
manusia.
5) Fisiologi adalah suatu studi tentang fungsi atau faal bagian tubuh
atau organ makhluk hidup
6) Sitologi adalah suatu studi tentang sel secara mendalam meliputi
struktur molekuler dan dan lain – lain.

Menurut Abdullah Aly dan Eny Rahma dalam bukunya Ilmu


Alamiah Dasar bahwa ruang lingkup IAD adalah sebagai berikut

a. Alam semesta dan tata surya.


b. Bumi
c. Asal mula kehidupan bumi.

Sedangkan H. Abu Ahmadi dan A. Supatmo mengelompokkan ruang


lingkup IAD ke dalam lima pokok bahasan yaitu:

a. Kelahiran alam semesta.


b. Masalah tata surya.
c. Bumi

10
d. Asal mula kehidupan di bumi.
e. Perkembangan variabilitas makhluk hidup

B. IAD Sebagai Bagian dari MBB


IAD sebagian bagian dari kelompok Matakuliah Berkehidupan
Bermasyarakat (MBB), adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang
diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah kehidupan
bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. IAD masuk
MBB bersamaan dengan matakuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (IBSD).
Komponen MBB bertujuan untuk mengantarkan mahasiswa
mengembangkan kemampuan pemahaman serta penguasaan tentang :
1. Keanekaragaman, kesederajatan dan kemartabatan manusia sebagai
individu dan makhluk social di dalam kehidupan bermasyarakat
dengan berpedoman kepada kebudayaan melalui pranata pendidikan.
2. Tanggung jawab manusai terhadap sumber daya alam dan
lingkungannya dalam kehidupan bermasyarakat, baik nasianal maupun
global, yang membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan
kompetensi keahliannya.

11
C. Tujuan dan Manfaat Ilmu Alamiah Dasar
1. Tujuan Ilmu Alamiah Dasar
Bagi seorang mahasiswa sebagai ”The Agent of Change” ia
dituntut untuk memiliki cakrawala pandang yang luas baik dalam bidang
sosial terutama dalam bidang ilmu pengetahuan alam, karena di
lingkungan sosialnya ia juga menempati lingkungan alam dan ia akan
menemui persoalan pengetahuan alam yang memerlukan penalaran
sehingga ia diharapkan dapat peka, cepat tanggap dan dapat mengambil
tindakan yang tepat terhadap permasalahan alam yang ada serta
bertanggung-jawab terhadap berbagai masalah perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam dan Teknologi di samping masalah sosial dan budaya
yang ada di masyarakat.
Tujuan pengajaran IAD adalah :
a. Memperkenalkan konsep-konsep dasar dalam IPA.
b. Memberikan wawasan pengetahuan pengertian dan apresiasi
terhadap objek dan cara pemikiran serta cara-cara pendekatan dalam
IPA dan teknologi.
c. Memberikan bekal untuk memanfaatkan bahan dan cara pemikiran,
cara-cara pendekatan dan hasi dalam IPA dan teknologi.
d. Mengembangkan interaksi yang selaras dan disiplin ilmu eksakta
dan non-eksakta.
2. Manfaat Ilmu Alamiah Dasar
Dampak IPA dan teknologi terhadap kehidupan manusia seperti
banyaknya penemuan seperti penemuan energi cahaya, pengobatan
dengan alat canggih sehingga dapat mempermudah dan bermanfaat
banyak bagi kehidupan manusia, dengan kemajuan tersebut di harapkan
mahasiswa untuk belajar agar kemajuan IAD dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
a. Mengembangkan apresiasi IPA dan teknologi kepada mahasiswa Non-
eksakta.

12
b. Mendorong dan mengembangkan kemanfaatan ilmu alamiah dasar
pada pengembangan diri, ilmu dan profesi para mahasiswa non-
eksakta.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IAD adalah kumpulan
pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam ilmu pengetahuan alam dan
teknologi. Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural
science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam
alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan
prinsip.
Ilmu alamiah dasar (IAD) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-
prinsip dasar yang esensial saja.  Sebenarnya kita sudah tidak asing lagi
dengan disiplin ilmu ini, karena secara tidak sadar sudah kita temukan dimana
saja, dan kapan saja, serta dalam bentuk apa saja.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pada mahasiswa agar lebih muda
memahami secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi
yang dikaji yaitu peran manusia dalam pembelajaran IAD.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca dan para
pakar utama penulis mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang
sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu dan A. Supatmo. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.

Jasin, Maskoeri. 1998. Ilmu Alamiah Dasar; Untuk Perguruan Tinggi Non Eksata
dan Umum. Jakarta : Raja Gafindo Persada.

Purnama, Heri. 2003. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

15
16

Anda mungkin juga menyukai