Anda di halaman 1dari 9

Hakikat dan Ruang Lingkup Ilmu Alamiah Dasar (IAD)

A. PENGERTIAN ILMU ALAMIAH DASAR (AID)

Manusia dikaruniai oleh Allah berupa panca indera yang dapat menerima stimulus dari alam sekitar, dan
dengan akalnya manusia dapat memberikan respon terhadap gejala – gejala alam yang menjadi suatu
pengalaman. Karena manusia mempunyai rasa ingin tahu atau kuriositas terhadap segala yang ada di
alam ini, maka dengan pengalaman itu ia mengembangkan metode – metode berfikir dari masa –
kemasa berikutnya sehingga pengalaman itu berakumulasi dari zaman ke zaman berikutnya.

Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta – fakta.
Pengalaman itu akan bertambah terus selama manusia ada di muka bumi ini dan mewariskan
pengetahuan itu kepada generasi berikutnya. Pada hakikatnya ilmu alamiah dasar adalah bukan suatu
ilmu yang berdiri sendiri, melainkan merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar
dalam bidang iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Jadi amiah dasar tidak dapat berdiri sendiri tanpa
adanya ilmu-ilmu lainnya.

Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan pengetahuan
yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi terbentuk konsep dan
prinsip. Ilmu alamiah dasar (IAD) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial
saja.Sebenarnya kita sudah tidak asing lagi dengan disiplin ilmu ini, karena dimana saja, dan kapan saja,
serta dalam bentuk apa saja.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan sebuah ilmu yang
mengkaji tentang gejala alam semesta, termasuk yang terjadi di muka bumi ini. Ilmu Alamiah Dasar
dapat juga di katakan sebagai konsep awal terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan semua
turunannya, seperti Biologi, Fisika, dan Kimia.

IAD bersifat relatif dan dapat berubah sesuai dengan kemajuan peradaban manusia. Menurut Abdulah
Aly dan Eny Rahmah (2006:V) “Ilmu Alamiah Dasar merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-
konsep dasar dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi”. Sehingga terbentuklah sebuah
konsep dan prinsip serta metode ilmiah yang di dasarkan pada :

1. Penemuan Masalah, dimana adanya suatu masalah yang kita temukan secara empiris membuaita
mulai memikirkan secara radikal. Untuk menemukan bagaimana memecahkan masalah tersebut dengan
menetapkan ruang lingkup serta batasan yang jelas dengan begitu akan dapat memudahkan kita
mencari pemecahan atas permasalahan-permasalahan dalam merumuskan kerangka permasalahanya

2. Perumusan kerangka permasalahan Dalam hal ini bertujuan untuk memberikan (mendeskripsikan)
masalah menjadi hal yang lebih jelas dari sebelumnya. Adapun penekanan penting pada langkah kedua
ini kita akan mengidentifikasikan faktor-faktor yang terlibat dalam masalah tersebut sehingga akan
terwujud (Nampak) gejala-gelaja yang sedang kita tela’ah.

3.Hipotesis, Hipotesis Usaha ini memberikan penjelasan (jawaban) sementara yang mengenai hubungan
sebab akibat mengikat faktor-faktor pembentuk kerangka masalah diatas. Dan pada hakikatnya
hipotesis ini merupakan hasil sebuah penalaran induktif – deduktif dengan menggunakan pengetahuan
lampau yang kita akui kebenarannya.

4. Eksperimen (Pengujian Hipotesis) , Pada bagian ini usaha untuk mengumpulkan fakta-fakta telah
didapat. Jika Fakta-fakta dalam dunia empiris maka telah teruji kebenaran dari hipotesis tersebut,
karena hal tersebut didasarkan pada fakta-fakta nyata. Dan bila tidak terbukti, maka ipotesis akan
ditolak sehingga akan dikemukakan hipotesis lain sampai kita menemukan hipotesis tertentu yang
didukung oleh fakta-fakta. Karena dalam proses pembuktian hipotesis itu tidaklah sangat mudah dan
cepat.

5. Teori Berbagai langkah metode ilmiah telah dilakukan guna menemukan sebuah teori. Secara luas
teori ini dapat diartikan sebagai suatu penjelasan teoritas mengenai suatu gejala tertentu.

B.AWAL KEMUNCULAN ILMU ALAMIAH DASAR

Kata manusia dalam Alqur’an banyak ditemukan yang kesemuanya mempunyai penafsiran yang
berbeda-beda. Di antaranya adalah khalifah, al-insan, al-ins, annas, abdullah, al-abdu, an-nafs, dan al-
basyar. Sedangkan misi manusia diciptakan oleh Tuhannya adalah sebagai khalifah, ibadah, dan imarah.
Dalam dunia materialis manusia dapat disebut sebagai homo educandum, homo educabel, homo faber,)
homo sapiens, makhluk monodualis atau dwitunggal, monopluralis, dan homo religius. Itulah kata yang
menunjukkan bahwa persepsi tentang manusia selalu ber tergantung dari afiliasi keilmuwan yang
dimiliki oleh seseorang.

” kelihatannya kata itu merupakan suatu pepesan kosong, tetapi bisa jadi itu merupakan suatu hal yang
biasa). Seperti dijelaskan di muka bahwa rasa ingin tahu manusia terus berkembang melalui
pengamatan dan pengalaman indrawi sehingga mampu menemukan apa yang diinginkannya, tetapi
karena memang manusia adalah mahluk yang tidak mudah puas dengan apa yang telah mereka ketahui
bahkan sering menemukan jawaban-jawaban yang tidak dapat menjadi problem solving dan tidak
memuaskan dirinya. Pada zaman dulu sering mereka mencoba mencari-cari jawaban dengan me-reka-
reka bahasa untuk memuaskan dirinya terhadap fenomena alam yang ditangkap pancaindra mereka.
Misalnya apa petir itu? Sebenarnya mereka tidak mampu menjawab atas pertanyaan itu, tetapi untuk
kepuasan maka mereka mencoba mencari-cari jawaban yang sekiranya dapat memuaskan baik bagi
dirinya maupun orang lain, sehingga mereka menjawab bahwa petir itu adalah cemeti malaikat maut
yang mau mencabut nyawa salah seorang di antara mereka. Dari jawaban tersebut muncul pengetahuan
baru yaitu malaikat.

Selanjutnya tentang pertanyaan mengapa bumi bergoyang-goyang? sekali lagi mereka tidak mampu
menjawab tapi dengan alasan kepuasan mereka menjawab bumi bergoyang karena yang punya bumi
sedang marah, dari jawaban itu munculah pengetahuan baru yang punya bumi, sehingga mereka
memperluas pengetahuannya dengan anggapan segala sesuatu itu ada yang punya, mereka percaya
kalau bulan itu ada yang punya, matahari ada yang punya, bintang ada yang punya. Oleh karenanya
untuk menghilangkan rasa kecemasan dari yang punya gunung, laut, jalan, dan pohon besar tidak marah
maka mereka melakukan upacara ritual baik dengan cara membaca mantera-mantera, tari-tarian,
sesajen, pesta atau kirab. Pengetahuan-pengetahuan itu merupakan penggabungan dari pengalaman-
pengalaman indrawi dan kepercayaan dan disebut dengan mitos. Cerita-cerita mitos itu disebut legenda.
Mengapa mitos dapat diterima pada saat itu sebagai suatu kebenaran hal ini karena dilatarbelakangi
oleh keterbatasan indrawi keterbatasan penalaran dan hasrat ingin tahunya yang segera ingin dipenuhi.

Beberapa keterbatasan alat indra manusia sebagai penyebab munculnya mitos adalah adalah sebagai
berikut.

1. Alat Penglihatan

Banyak benda yang bergerak sangat cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata, mata tak dapat
membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda berada pada tempat yang jauh mata tak dapat
melihat dengan jelas. Misalnya mengatakan bahwa langit bewarna biru, air laut yang dalam berwarna
kebiruan atau kehijauan, gurun pasir yang kelihatan seperti sumber air padahal hanyalah peristiwa
fatamorgana saja.

2. Alat Pendengaran

Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 20 sampai 20.000 Hertz
(audiosonik). Gelombang infrasonik dan ultrasonik tak terdengar oleh telinga manusia. Sehingga kadang
manusia bertakhayul dapat mendengar suara rintihan alam kubur, dapat berdialog dengan hewan
piaraan seperti bercakap-cakap dengan manusia yang lain, dan sebagainya.

3. Alat Pencium dan Pengecap

Manusia hanya dapat membedakan 4 jenis rasa, yakni manis, asam, asin, dan pahit. Bau parfum dan
bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung bila konsentrasinya di udara lebih dari sepersepuluh juta
bagian. Alat indra penciuman tidak bisa membedakan makanan dan gas yang mengandung bahan
beracun.

4. Alat Perasa

Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas, dingin, tekanan, sakit yang terdapat saraf
ruffini, passini, krause, meisner, dan saraf bebas, namun sangat relatif atau tergantung pada kondisi
sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat observasi yang tepat.

Mengapa mitos dapat diterima kebenarannya pada masa itu disebabkan beberapa faktor sebagai
berikut:

-Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan keterbatasan pengindraan baik langsung maupun dengan
alat.

-Keterbatasan penalaran manusia pada saat itu.

-Hasrat ingin tahunya terpenuh


Sementara berdasarkan sejarah perkembangan jiwa manusia baik secara individu maupun kelompok,
menurtut Auguste Comte (1798–1857 M) berlangsung dalam tiga tahap sebagai berikut:

-Pada tahap teologi, manusia berusaha untuk mencari dan menemukan sebab pertama dan tujuan akhir
dari segala sesuatu, dan selalu dihubungkan dengan supranatural. Fenomena alam yang menarik atensi
selalu diletakkan dalam kaitannya dengan sumber yang mutlak. Manusia mempunyai asumsi bahwa
setiap fenomena dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya. Tahap metafisika
merupakan tahapan manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak
lagi menyandarkan diri pada kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan kepada rasionya
sendiri, yaitu akal yang telah mampu melakukan abstraksi guna menemukan hakikat sesuatu.

-Tahap positif atau riil merupakan tahap di mana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil
atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui pengamatan,
eksperimen, dan komparatif. Puncak perkembangan pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yaitu
kira-kira 700–500 BC. Pada zaman ini mereka sudah mampu menelaah bentuk bumi sehingga mereka
berpendapat bahwa bumi ini berbentuk setengah bola, bumi sebagai hamparan dan langit beserta
bintang-bintang sebagai atap, bahkan yang lebih menakjubkan mereka sudah mengenal orbit matahari
sehingga mereka tahu bahwa dalam setiap 365 hari matahari beredar kembali pada titik semula dan ini
yang disebut waktu tahun yang dipopulerkan oleh Kaisar Romawi bernama Julius Cesar.

-Pengamatan terhadap angkasa raya memiliki daya tarik tersendiri pada masa itu, sehingga pengetahuan
dalam bidang ini cukup pesat, maka munculah pengetahuan konstelasi bintang yang sekarang dikenal
yakni; rasi scorpio, virgo, pisces, leo, cancer, sagitarius, gemini dan sebagainya. Rasi-rasi ini erat
kaitannya dengan prediksi nasib manusia dan dikenallah dengan istilah astrologi. Karena pengetahuan
ini hanya bersifat prediktif, imajiner, dugaan, dan kepercayaan maka pengetahuan ini disebut pseudo
science (sains palsu) yaitu pengetahuan mitos yang dikaitkan dengan fenomena alam yang sebenarnya
(mirip sebenarnya tetapi bukan sebenarnya).

Sains palsu tersebut sangat berpengaruh pada para filosuf yunani seperti Thales (624-549 M) yang
berpendapat bahwa bumi ini adalah sebuah piring yang terapung di atas air, ia pula yang pertama kali
menggagas asal mula benda dan menurutnya semua kehidupan berawal dari air. Hal ini merupakan awal
pemikiran yang sangat besar karena mampu mengalihkan pemikiran mitos yang menganggap semua
yang ada di bumi ini adalah ciptaan dewa. Pengaruh pemikiran Thales ini telah menggiring pemikiran
bangsa yunani untuk meninggalkan mitos secara gradual. Generasi filosuf Yunani yang telah berhasil
menyumbangkan buah pikirannya di antaranya adalah sebagai berikut.

-Anaximander berpendapat bahwa langit yang dilihat sebenarnya hanya separuh saja. Langit dan segala
isinya itu mengorbit pada bumi. Ia berhasil membuat jam matahari yang menggunakan tongkat yang
tegak lurus di permukaan bumi. Bayangan tongkat dijadikan petunjuk waktu (jam tongkat) pada tahun
70-an dan sering temukan jenis ini di masjid untuk pedoman waktu sholat.

-Anaximenes berpendapat bahwa unsur dasar pembentuk benda adalah air, hal ini sependapat dengan
Thales. Yang dikembangkan bahwa air merupakan wujud benda yang dapat berubah merenggang
menjadi api, dan memadat menjadi tanah. Konsep ini menjadi awal kansep transmutasi benda.
-Herakleitos menyangkal konsep anaximenes, menurutnya apilah yang menjadi dasar transmutasi
benda, karena tanpa api benda akan tetap seperti adanya.

-Phytagoras berpendapat bahwa sebenarnya yang menjadi unsur dasar pembentuk benda adalah terdiri
empat unsur dasar yaitu tanah, api, udara, dan air. Phytagoras sangat terkenal sebagai ahli matematika
dan penemu Dalil Phytagoras.

-Leucippos dan Demokritos berpendapat adalah bahwa suatu benda dibelah secara terus menerus akan
menghasilkan bagian terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Bagian terkecil itu disebutnya Atomos
atau atom, istilah atom ini sampai saat ini masih dipergunakan sekalipun konsepnya tidak seperti ini lagi.

-Empedokles pendukung Phytagoras tentang empat unsur dasar pembentuk benda; tanah, air, api, dan
udara. Dia mengembangkan konsep tersebut dengan mengenalkan tentang tenaga penyekat atau daya
tarik-menarik dan daya tolak-menolak, kedua gaya tersebut dapat memisahkan atau menyatukan unsur
dasar pembentuk benda tersebut.

-Plato, Ia sebagai seorang sastrawan, ia tidak berpikir yang bersifat materialistik sebagaimana para
filosuf sebelumnya. Menurutnya bahwa keanekaragaman yang terlihat sekarang ini hanyalah sesuatu
duplikat saja dari semua yang kekal dan immaterial. Gajah yang bertubuh besar yang lihat hanyalah copy
atau duplikat belaka yang tidak sempurna, maka yang benar adalah idea gajah. Selanjutnya konsep ini
dikenal dengan konsep alam idea plato.

-Aristoteles, Ia menjelaskan tentang Zat tunggal yang disebut Hule sebagai pembentuk dasar benda yang
keberadaannya tergantung pada kondisi, sehingga ia dapat berubah menjadi tanah, air, udara, dan api
yang mengalami transmutasi akibat kondisi dingin, lembab, panas, dan kering. Dalam kondisi lembab
dan panas hule akan berwujud api, sedang dalam kondisi kering, dan dingin hule akan berwujud tanah.
Ia pun berpendapat bahwa di dunia ini tidak ada ruang yang hampa menurutnya jika ada ruang yang
hampa maka dengan sendirinya akan terisi ether yang bersifat immaterial. Ajaran yang penting dari
Aristoteles adalah bahwa untuk mencari kebenaran harus didasarkan logika sehingga ia dikenal sebagai
rasionalisme. Konsep pentingnya adalah orang yang pertama kali melakukan pengklasifikasian hewan
dan mengemukakan konsep abiogenenis (generatio of spontanea).

-Ptolemeus berpendapat bahwa bumi itu bulat dan seimbang tanpa tiang penyangga dan bumi sebagai
pusat tatasurya atau geosentris (matahari dan benda lainnya berputar mengelilingi bumi) dikenal
dengan teori Geosentris.

-Ibnu Shina terkenal di barat sebagai Avicena (abad 11) dikenal sebagai ahli kedokteran.

-Ibnu Khaldun ahli sosiologi

-Al Jebra ahli matematika


-Al Razi, seorang rasionalisme murni yang tidak percaya pada wahyu dan nabi karena menurutnya
dengan akal sudah cukup untuk dapat membedakan baik dan buruk, yang berguna dengan yang tidak
berguna dengan akal pula dapat mengenal Tuhan sehingga menurutnya tidak perlu ada wahyu dan
Nabi. Ia dikenal sebagai ahli kimia (penemu air raksa) dan pengobatan atau kedokteran diakhir hayatnya
matanya buta karena terlalu banyak baca dan pengaruh dari reaksi kimia

-Ibnu Rusdy atau Averous ahli filsafat muslim yang menerjemahkan buku-buku yunani ke dalam bahasa
Arab sehingga Arab menjadi pusat ilmu internasional yang kemudian alih bahasa ke dalam bahasa latin
dan berkembang ke dunia barat sehingga terkenal dengan pusat perpustakaan masjid Al Hamra Cordoba
(Spanyol).

-Abu Musa Jabir Bin Hayyan, dikenal sebagai Bapak Kimia

-Umar Khayyam, dikenal sebagai seorang ahli matematika dan astronomi.

Pola pikir manusia terus mengalami perkembangan yang diawali oleh rasa ingin tahu (kuriositas)
terhadap berbagai gejala alam yang terus memperlihatkan aktivitasnya dan terkadang membuat
manusia menjadi cemas seperti bencana alam gunung meletus, kebakaran, kekeringan, kebanjiran dan
lain-lain. Hal ini merangsang manusia untuk terus mencari jawaban dan tejadilah berpikir mitos yang
mengandalkan keyakinan untuk suatu kepuasaan. Sejalan dengan perkembangannya berpikir mitos
mulai dihubungkan dengan fenomena alam yang sebenarnya untuk mendapatkan ramalan nasib
manusia maka dikenal pseudo science atau juga dikenal Astrologi.

Pada masa Yunani berpikir mitos mulai ditinggalkan sehingga munculah pemikir-pemikir rasional
(filsafat) yang kebenarannya hanya atas dasar rasio sehingga muncullah konsep-konsep alam yang
sebagiannya saat ini masih dapat digunakan dan diakui kebenarannya. Dunia Islam tidak kalah
ketinggalan ketika filsafat Yunani mulai padam, Islam bersinar di Persia melahirkan para filosuf muslim
yang nama besarnya mendunia karena karya-karyanya yang ilmiah yang sampai dengan saat ini masih
dijadikan referensi bagi perkembangan sains.

C. RUANG LINGKUP ILMU ALAMIAH DASAR (IAD)

Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) merupakan ilmu pengetahuan alam yang mengkaji prinsip
esensial saja, sehingga ruang lingkup Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) secara garis besar
meliputi:

1. Fisika (Physics)

Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari benda tidak hidup atau mati dari aspek wujud dengan
perubahan – perubahan yang bersifat sementara. Fisika secara klasik dibagi dalam mekanika, panas,
bunyi, cahaya, gelombang, listrik, magnit dan teknik mekanik, teknik sipil, teknik listrik dan termasuk
dalam lingkup besar ilmu bumi dan antariksa.

2. Kimia (Chemistry)
Suatu ilmu pngetahuan yang mempelajari benda hidup dan tidak hidup dari aspek susunan materi dan
perubahan – perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara gari besar dibagi menjadi kimia anorganik dan
kimia organik. Kedua bagian itu pada dasarnya membahas dasar keseluruhan, kemudian diikuti dengan
analisis kualitatif dan kuantittif.

3. Biologi (Biological Science)

Ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan gejala – gejalanya. Biologi dibagi atas cabang –
cabang antara lain :

-Botani adalah suatu cabang biologi yang mempelajari tentang seluk beluk tentang tumbuhan. Botani
merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh
aspek biologi tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi
untuk mempelajari pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, perkembangan, interaksi dengan
komponen biotik dan komponen abiotik, serta evolusi tumbuhan. Orang yang menekuni bidang botani
disebut sebagai Botanis.

-Zoologi adalah cabang biologi yang mempelajari struktur, fungsi, perilaku, serta evolusi hewan. Ilmu ini
antara lain meliputi anatomi perbandinga, psikologi hewan, biologimolekular, etologi, ekologiperilaku,
biologievolusioner, taksonomi, dan paleontologi. Kajian ilmiah zoologi dimulai sejak sekitar abad ke-16.

-Morfologi adalah suatu studi tentang struktur luar atau bentuk luar makhluk hidup. Morfologi dipakai
oleh berbagai cabang ilmu. Secara harfiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk' (morphos).

Berikut beberapa ilmu yang menggunakan nama morfologi:

• Morfologi (linguistik), ilmu tentang morfem-morfem dalam bahasa.

• Morfologi (biologi), ilmu tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup.

• Geomorfologi, ilmu tentang batuan dan bentuk luar bumi.

-Anatomi adalah suatu studi tentang struktur – dalam atau bentuk–dalam makhluk hidup. Anatomi
(berasal dari bahasa Yunani ἀνατομία anatomia, dari ἀνατέμνειν anatemnein, yanmemotong) adalah
cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Terdapat juga
anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi. Beberapa cabang ilmu anatomi
adalah anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi manusia.

-Fisiologi adalah suatu studi tentang fungsi atau faal bagian tubuh atau organ makhluk hidup

Sitologi adalah suatu studi tentang sel secara mendalam meliputi struktur molekuler dan dan lain – lain.

Menurut Abdullah Aly dan Eny Rahma dalam bukunya Ilmu Alamiah Dasar bahwa ruang lingkup
IAD adalah sbb:

o Alam semesta dan tata surya.

o Bumi

o Asal mula kehidupan bumi.

Sedangkan H. Abu Ahmadi dan A. Supatmo mengelompokkan ruang lingkup IAD ke dalam lima pokok
bahasan yaitu:

-Kelahiran alam semesta.

-Masalah tata surya.

-Bumi

-Asal mula kehidupan di bumi.

-Perkembangan variabilitas makhluk hidup

D. TUJUAN DAN MANFAAT ILMU ALAMIAH DASA

1.TUJUAN ILMU ALAMIAH DASAR

Bagi seorang mahasiswa sebagai ”The Agent of Change” ia dituntut untuk memiliki cakrawala pandang
yang luas baik dalam bidang sosial terutama dalam bidang ilmu pengetahuan alam, karena di lingkungan
sosialnya ia juga menempati lingkungan alam dan ia akan menemui persoalan pengetahuan alam yang
memerlukan penalaran sehingga ia diharapkan dapat peka, cepat tanggap dan dapat mengambil
tindakan yang tepat terhadap permasalahan alam yang ada serta bertanggung-jawab terhadap berbagai
masalah perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi di samping masalah sosial dan budaya
yang ada di masyarakat.

Tujuan pengajaran IAD adalah :

-Memperkenalkan konsep-konsep dasar dalam IPA.

-Memberikan wawasan pengetahuan pengertian dan apresiasi terhadap objek dan cara pemikiran serta
cara-cara pendekatan dalam IPA dan teknologi.

-Memberikan bekal untuk memanfaatkan bahan dan cara pemikiran, cara-cara pendekatan dan hasi
dalam IPA dan teknologi.

- Mengembangkan interaksi yang selaras dan disiplin ilmu eksakta dan non-eksakta.

2. MANFAAT ILMU ALAMIAH DASAR

Dampak IPA dan teknologi terhadap kehidupan manusia seperti banyaknya penemuan seperti
penemuan energi cahaya, pengobatan dengan alat canggih sehingga dapat mempermudah dan
bermanfaat banyak bagi kehidupan manusia, dengan kemajuan tersebut di harapkan mahasiswa untuk
belajar agar kemajuan IAD dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
-Mengembangkan apresiasi IPA dan teknologi kepada mahasiswa Non-eksakta.

-Mendorong dan mengembangkan kemanfaatan ilmu alamiah dasar pada pengembangan diri, ilmu dan
profesi para mahasiswa non-eksakta.

DAFTAR PUSTAKA

Purnama, Heri.. Ilmu Alamiah Dasar. 2003. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Ahmad, Abu dan A. Supatmo. Ilmu Alamiah Dasar. 1998. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Jasin, Maskoeri. Ilmu Alamiah Dasar; Untuk Perguruan Tinggi Non Eksata dan Umum. 1998. Jakarta : Raja
Gafindo Persada

Ilmu Alamiah dasar

http://mahasis-ta-wa.blogspot.com/2011/07/tujuan-dan-ruang-lingkup-iadilmu.html

( diakses, 25 maret 2018, 11 : 17 )

Ilmu Alamiah Dasar

.http://hilmas.blogspot.com/2008/03/ilmu-alamiah-dasar.html

( diakses,25 maret 2018, 11 : 23 )

Anda mungkin juga menyukai