Anda di halaman 1dari 20

UAS Filsafat Ilmu

MAKALAH RANGKUMAN MATERI


Dosen Pengampu : Dr. Benny Baskara, MA

Disusun Oleh :
NUR AFIFA (B1B121163)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
MATERI 1
LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
(ontologis,epistemologis,dan aksiologis ilmu)
Didalam dunia filsafat kita mengenal dimensi – dimensi filosofi sebagai
landasan ilmu :

 Landasan Metafikisa/ontology

Ini berhubungan dengan hakikat ilmu pentahauan , yakni ilmu itu


pengetahuan bersifat rasional , reflektif, dan dibuktikan
kebenarannya dalam realitas. Pada hakikatnya ilmu itu adalah hasil
kemampuan manusia dalam mencermati gejala – gejala alam yang
dikaji secara ilmiah, sehingga secara ontologis ilmu pengetahuan
harus memiliki : aspek rational dan aspek empiris. Didalam
metafisika itu membahas tentang yang ada, bahwa obyek ilmu
pengetahauan itu adalah sesuatu yang ada, dibagi menjadi tiga,
yakni ada dalam pikiran, ada dalam kemungkinan, yang ketiga
adalah ada dalam kenyataan.

 Landasan Epistemologi (Bagaiaman cara memperoleh


pengetahuan)

Manusia punya banyak pengetahuan, salah satunya seroang penulis


dalam bukunya menyebutkan bahwa pengetahuan manusia itu ada
enam alat untuk memperoleh pengetahuan :

1. Diperoleh dari pengalaman indra (sense experience), walaupun


penglihatan kita itupun tidak selalu benar. Melihat manusia itu
penampilan bagus, pakaian bagus, tapi ternyata dia penipu. Naik
kereta api, seoah-olah pohon – pohon yang jalan. Matahari terbit
dari barat, seolah – olah matahari tidak bergerak, yang bergerak
buminya. Meskipun demikian sense experience itu penting.
2. Pengetahuan diperoleh dari penalaran. Ada matematik, logika.
Misal jika hujan turun, maka jalan diseelah gdung ini maka akan
basah. Tapi tidak bisa di balik, jika jalan basah, maka hujan
turun.
3. Pengetahuan diperoleh melalui otoritas. Ototritas adalah orang
yang memiliki kewibawaan dan dianggap orang itu memiliki
pengetahuan yang dapat di sebarkan oleh orang lain. Dosen,
apotek, ustad ajaran agama. Seorang guru, misal untuk anak –
anak, disebutkan 5 itu sama dengan 3 tambah dua. Anak tadi
diperoleh lagi informasi dari orang lain, 5 itu juga 4 tambah 1.
anak tidak akan percaya.
4. Intuisi.
5. Wahyu. Revalation. Para rosul dan nabi diperoleh ilmu oleh
Tuhannya yang diwujudkan dalam kitab suci. Misal dalam kitab
suci disebutkan bahwa ada semua penyakit bisa disembuhkan
kecuali pikun. Ilmu ini di akui oleh umat.
6. Pengetahuan diperoleh berdasarkan suatu keyakinan. (faith).

1. Paradigma ilmu pengetahuan :

1. Rasionalisme, sumber pengetahuan yang dapat dipercaya


benar itu adalah akal (rasio). Sedangkan pengalaman itu
fungsinya hanya memperkuat pengetahuan yang diperoleh
dari akal. Akal dapat memperoleh kebenaran bagi dirinya
sendiri. Yang sensual /idnerawi, harus disikapis ecara ragu
ragu karena ia menyesatkan, tidak pasti, relatif, dan berubah
– ubah.
Metode yang dipakai adalah metode deduktif.
2. Empirisme,dunia ini merupakan keseluruhan sebab akibat.
Segala sesuatu pasti disebabkan oleh yang lain. Menekankan
pada hubungan sebab akibat. Lalu perkembangan akal itu
sebenarnya ditentukan pengalaman – pengalaman nyata(
empiris). Sedangkan pengalaman Rasio (rasio merupakan
pasif, tidak terlalu banyak fungsinya, karena pengetahaun di
wakili oleh sense experiencenya).
Cenderung statisktika.
3. Kritisisme, Pengetahaun manusia itu deperoleh dari
pengalaman. Pengalaman itu berupa kesan – kesan. Tetapi
kesan – kesan itu tidak bisa menjadi milik seseorang klo
belum di olah menggunakan akal. Pengetahuan yang terdapat
hubungan sebab akibat adalah sebagai hasil pemikiran
manusia.
Metode yagn digunakan deduksi dan induksi.
4. Positivisme, Suatu hal yang sebenarnya tidak terlalu senang
dengan metafisik dan teologis, ilmu pengetahuan itu harus
nyata dan tidak boleh abstark, bermanfat dan diarahkan
untuk mencapai kemajuan.
Megnajajarkan yang konkret, real, dan bermanfaat.

 Landasan Aksiologi (Apakah tujuan dan manfaat ilmu


pengetahuan)

Manfaat ilmu pengatahuan itu untuk apa??

1. Untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, supaya


kita itu udah lebih human/lebih manusiawi. Karena manusia
adalah makluk yang paling mulia yangakan diangkat
derajatnya setinggitingginya.
2. Ilmu pengatuan itu adalah bebas nilai kecuali nilai kebenaran
itu sendiri, tapi disisi lain, ilmu pengetahuan yang
dikembangkan harus mengacu pada nilai – nilai tertentu.
3. Memiliki kebebasan didalam pengembangannya, untuk
pemanfaatnya harus di atur sesuai nilai nilai yang ada di
masyarakat, disitulah letak tanggung jawab ilmuwan.

 Fungsi dan tujuan ilmu pengatahuan


1. Ilmu itu untuk eksplanasi, untuk memberikan penjelasan,
supaya kita tahu, hal hal sampai sedetail mungkin.
2. Ilmu untuk meramalkan, membuat prediksi. Oh nanti akan
terjadi lahar dingin, sudah mulai diprediksi oleh para ahli.
3. Sebagai alat pengontrol/pengasawasan, pengawasan itu ketat.
MATERI 2
LANDASAN ONTOLOGIS ILMU

LANDASAN ONTOLOGI

Ontologi membahas tentang apa yang ingin diketahui atau dengan kata
lain merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. Dasar
ontologis dari ilmu berhubungan dengan materi yang menjadi objek
penelaahan ilmu. Berdasarkan objek yang telah ditelaahaya, ilmu dapat
disebut sebagai pengetahuan empiris, karena objeknya adalah sesuatu
yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia yang mencakup
seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia.
Berlainan dengan agama atau bentuk-bentuk pengetahuan yang lain,
ilmu membatasi diri hanya kepada kejadian-kejadian yang empiris,
selalu berorientasi terhadap dunia empiris. Ilmu dimulai dari
kesangsian atau keragu-raguan bukan dimulai dari kepastian,
sehingga berbeda dengan agama yang dimulai kepastian.

Jadi ontologi ilmu adalah ciri-ciri yang essensial dari objek ilmu yang
berlaku umum, artinya dapat berlaku juga bagi cabang cabang ilmu
yang lain. Asumsi dasar menurut Endang Saifudin ada dua macam
sumbernya:

 Pertama, mengambil dari poslutat, yaitu kebenaran kebenaran


apriori, yaitu dalil yang dianggap benar walaupun kebenarannya
tidak dapat dibuktikan, kebenaran yang sudah diterima
sebelumnya secara mutlak.
 Kedua, mengambil dari teori sarjana atau ahli yang lain
terdahulu, yang kebenarannya disangsikan lagi oleh masyarakat,
terutama oleh si penyelidik itu sendiri.

Megenai asumsi dasar dalam keilmuan, Harsojo menybutkan tentang


macamnya dalam karangan "apakah ilmu itu dan ilmu gabungan
tentang tingkah laku manusia" meliputi:

1. Dunia itu ada, dan kita dapat mengetahui bahwa dunia itu benar
ada.
2. Dunia empiris itu dapat diketahui oleh manusia melalui
pancaindera.
3. Fenoma-fenomena yang terdapat di dunia ini berhubungan satu
sama lain secara kausal.
DASAR ONTOLOGI ILMU

 Ilmu

Ilmu mempelajari berbagai gejala dan peristiwa yang menurut


anggapannya mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia.

Berdasarkan objek yang ditelaahnya, maka ilmu dapat disebut


sebagai pengetahuan empiris. Inilah yang merupakan salah satu ciri
ilmu yakni orientasi terhadap dunia empiris*.

*Istiah yang dipakai untuk menunjukkan sifat kejadian yang


terjangkau, fitrah pengalaman manusia.

 Asumsi

Untuk mendapatkan pengetahuan, ilmu membuat beberapa andaian


atau asumsi mengenai objek-objek empiris. asumsi ini diperlukan
sebagai arah dan landasan bagi kegiatan penelaahan kita. Sebuah
pengetahuan baru dianggap benar, selama kita bisa menerima
asumsi yang dikemukakannya.

 Kaidah Asumsi
 Asumsi harus relevan dengan tujuan pengkajian disiplin
keilmuan. Asumsi ini mendasari telaahan ilmiah.
 Asumsi, harus disimpulkan dari "keadaan sebagaimana
adanya" bukan "seharusnya". Asumsi ini mendasari telaahan
moral.
 Ilmuwan harus mengenal asumsi yang digunakan dalam
analisis keilmuannya, karena berpengaruh pada konsep
pemikiran yang digunakan.

 Asumsi mengenai objek empiris yang dimiliki oleh ilmu


 Menganggap tiap gejala bukanlah merupakan suatu
kejadian yang bersifat kebetulan. Tiap gejala mempunyai
pola tertentu yang bersifat tetap dengan urut-urutan
kejadian yang sama. Hal ini disebut probabilistik.
Merupakan pertengahan diantara kutub determinisme dan
paham pilihan bebas
 Menganggap bahwa suatu benda tidak mengalami
perubahan dalam jangka waktu tertentu.
 Batas-batas penjelajahan ilmu
Secara ontologis, ilmu membatasi masalah yang dikajinya hanya
pada masalah yang terdapat pada ruang jangkauan pengalaman
manusia. Persoalan mengenai hari kemudian tidak akan kita
tanyakan kepada ilmu, melainkan kepada agama.

 Ruang Penjelajahan Keilmuan

ILMU

Ilmu-Ilmu Sosial Ilmu-Ilmu Alam

Antropologi Ilmu Alam Ilmu Hayat


Ilmu Politik,
Psikologi,
Ekonomi,Sosiologi
Arkeologi,Antro Ilmu Murni Ilmu Terapan
Budaya,Etnologi,
Linguistik
Fisika,
Kimia,Astronomi,
Ilmu Bumi

STRUKTUR FUNDAMENTAL ILMU PENGETAHUAN

Ilmu Pengetahuan berasal dari keragua-raguan atau kesangsian


terhadap indra dan akal budi.

diikuti pertanyaan:

 What (apakah sesuatu itu?)


 Why (mengapa sesuatu itu ada?)
 How (bagaimana keberadaannya?)
 Where (kemana tujuan keberadaannya?)
Pendekatan secara metafisis, epistemologis, dan aksiologis

1. Ilmu pengetahuan FILOSOFIS


2. Ilmu pengetahuan KAUSALISTIK
3. Ilmu pengetahuan DESKRIPTIF-ANALITIK
4. Ilmu pengetahuan NORMATIF

Objek Ilmu Pengetahuan


Bentuk Objek :

 Objek material
Sasaran material suatu penyelidikan, pemikirian, atau penelitian
keilmuan
→ bisa material dan non-material.
 Objek formal
Cara pendekatan/pandang secara cermat dan bertahap menurut
segi segi yang dimiliki objek materi itu.

Ada beberapa asumsi mengenai objek empiris yang dibuat oleh ilmu,
yaitu:

 Pertama, menganggap objek-objek tertentu mempunyai


kesamaan antara yang satu dengan yang lainnya, misalnya
dalam hal bentuk, struktur, sifat dan sebagainya.
 Kedua, menganggap bahwa suatu benda tidak mengalami
perubahan dalam jangka waktu tertentu.
 Ketiga, determinisme yakni menganggap segala gejala bukan
merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan.

 Manfaat Ontologi
 Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai
bangunan sistem pemikiran yang ada.
 Membantu memecahkan masalah pola relasi antar berbagai
eksisten dan eksistensi
 Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh pada
berbagai ranah keilmuan maupun masalah, baik itu sains
hingga efika
 Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami
secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi
ilmu-ilmu empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmu
kedokteran, imu budaya. fiska, ilmu teknik dan sebagainya).
MATERI 3
LANDASAN EPISTEMOLOGI ILMU

LANDASAN EPISTEMOLOGIS

Epistimologi membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat


dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan Dengan kata lain,
epistimologi adalah suatu teori pengetahuan. Ilmu merupakan
pengetahuan yang diperoleh melalui proses tertentu yang dinamakan
metode keilmuan.

Pandangan Ilmu Pengetahuan

a. Statis

menempatkan rangkaian prinsip,dalil,teori yangsaling berkaitan


bersamaan dengan banyak sekaliinformasi yang teratur

b. Dinamis

menganggap ilmu pengetahuan sebagai kegiatan.

Kebenaran Ilmu Pengetahuan

 Pengetahuan yang jelas dari suatu objek materi yang dicapai


menurut obyek formal (cara pandang) tertentu dengan metode
yang sesuai dan ditunjang oleh suatu sistem yang relevan.
 Sudut pandang tentang kebenaran :
1. Kebenaran ilmiah diperoleh secara mendalam berdasarkan
penelitian dan penalaran logika ilmiah.
2. Kebenaran non ilmiah diperoleh dari faktor-faktor non
ilmiah diantaranya: kebenaran krn akal sehat, kebetulan,
agama dan wahyu, intuitif,trial dan error,spekulasi,dan
kewibawaan.
3. Kebenaran filsafat diperoleh dengan cara merenungkan
sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, baik sesuatu itu
ada atau mungkin ada.

Teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan

 Teori saling hubungan (coherrence theory) adalah kebenaran itu


tergantung pada adanya saling hubungan diantara ide-ide secara
tepat, yaiutu ide-ide yang sebelumnya telah diterima sebagai
kebenaran.
 Teori persesuaian (correspondence theory) adalah persesuaian
antara pernyataan tentang fakta dengan fakta itu sendiri.
 Teori kegunaan (pragmatik theory) adalah sesuatu (pernyataan)
dianggap benar apabila memiliki kegunaan/ manfaat praktis dan
bersifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari.

Bangunan Dasar Ilmu Pengetahuan

1. Problem Ilmiah
2. Sikap Ilmiah
3. Penggunaan Metode Ilmiah
4. Adanya Aktivitas
5. Adanya Kesimpulan
6. Adanya Pengaruh

Sikap Ilmiah

 Keingin Tahuan
 Spekulatif
 Kemauan Utk Objektif
 Keterbukaan
 Kemauan Utk Menangguhkan Penilaian Atau Menunda
Keputusan
 Kesementaraan: Meragukan Validitas Dan Kebenaran

Penggunaan Metode Ilmiah

 Menyadari Akan Masalah


 Menguji Masalah-Pemeriksaan
 Mengusulkan Solusi
 Menguji Usulan Atau Proposal
 Memecahkan Masalah

ADANYA AKTIVITAS

Aktivitas Ilmiah - Riset

1. Aspek Individual
2. Aspek Sosial
Adanya Kesimpulan

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang dihasilkan oleh ilmuwan


sebagai hasil aktivitas penelitian.

Adanya Pengaruh

 Terhadap teknologi dan industri


 Terhadap masyarakat dan peradaban

MATERI 4
Landasan Aksiologi Ilmu

DIMENSI AKSIOLOGIS

Pengertian Aksiologis

 Isitilahnya berasal dari Yunani, axio yang berarti nilai dan logos
yang berarti ilmu atau tori. Jadi aksiologi adalah 'teori tentang
nilai'. Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu kepada
permasalahan etika dan estetika.
 Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai
yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.

Objek Aksiologis

 Objek aksiologis, memuat pemikiran tentang masalah nilai-nilai


termasuk nilai tinggi dari Tuhan.

ETIKA

 Etika sebagai kajian tentang hakikat moral dan keputusan


(kegiatan menilai). Kegiatan moral telah dibangun berdasarkan
toleransi atau ketidakpastian.
 Makna etika dipakai dalam dua bentuk arti; pertama etika
merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian
terhadap perbuatan-perbuatan manusia. kedua, merupakan
suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal,
perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia lain.
 Objek formal etika meliputi norma-norma kesusuilaan manusia,
dan mempelajari tingkah laku manusia baik buruknya.
 Nilai itu subjektif apabila subjek sangat berperan dalam segala
hal, kesadaran manusia menjadi tolak ukur segalanya atau
eksistensinya, maknanya dan validitasnya tergantung pada
reaksi subjek melakukan penilaian tanpa mempertimbangkan
apakah ini bersifat fisik atau psikis.
 Nilai itu objektif; Objektivisme ini beranggapan pada tolak ukur
suatu gagasan berada pada objeknya.

Estetika

 Estetika merupakan cabang filsafat yg mengkaji tentang hakikat


indah dan buruk
 Sifat-sifat dasar mengandung: pembenaran,sistematik, dan
intersubjektif

Syarat Pengetahuan Ilmiah

 Universal, berarti berlaku umum, lintas ruang dan waktu.


 Ternyata sifat universal mempunyai keterbatasan.
 Dapat dikomunikasikan
 Progresif, dapat diartikan adanya kemajuan, perkembangan atau
peningkatan.

AKSIOLOGI: NILAI KEGUNAAN ILMU

Nilai kegunaan ilmu, ditujukan untuk mengetahui kegunaan filsafat


ilmu misalnya atau untuk apa filsafat ilmu itu digunakan maka kita
dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, yaitu:

 Filsafat sebagai kumpulan teori


 Filsafat sebagai pandangan hidup
 Filsafat sebagai metodologi memecahkan masalah

Pada kenyataannya:

 Ilmu secara factual telah dipergunakan secara destruktif oleh


manusia yang telah dibuktikan dengan adanya dua perang dunia
yang mempergunakan teknologi-teknologi keilmuan.
 Ilmu telah berkembang pesat dan makin eksetoris sehingga
ilmuwan telah mengetahui apa yang mungkin terjadi apabila
adanya penyalahgunaan.
 Ilmu dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling
hakiki seperti pada kasus revolusi genetika dan tehnik
perubahan sosial.
 Berkenaan dengan nilai guna ilmu, tak dapat dibantah lagi
bahwa ilmu itu sangat bermanfaat dan berguna bagi seluruh
umat manusia, dengan ilmu seseorang dapat mengubah wajah
dunia.

AKSIOLOGI DALAM ILMU EKONOMI

Aksiologi ilmu ekonomi berkaitan dengan kegunaan ilmu


ekonomi.
Disini nilai pengetahuan akan terlihat, bagaimana peranan ilmu
ekonomi dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan
aspek aksiologis ilmu ekonomi.
Banyak permasalahan yang berkaitan dengan aspek aksiologis
dalam perkembangan ilmu ekonomi dan memerlukan tanggung
jawab para ahli ekonomi khususnya di Indonesia.

Seperti:

 Masalah pengangguran akibat peralihan teknologi


 Masalah tanggung jawab sosial perusahaan
 Masalah peningkatan mutu kehidupan
 Masalah peningkatan taraf hidup
 Masalah pelestarian lingkungan hidup
 Masalah perkembangan teknologi
 Masalah pengangguran akibat keterampilan dan keahlian tenaga
kerja yg tidak sesuai dengan tuntutan dunia usaha.

AKSIOLOGI DALAM ILMU EKONOMI

Juga dalam hal ini, filsafat ilmu berperan sebagai dasar dan arah
pengembangan ilmu ekonomi dalam rangka meningkatkan mutu,
para ilmuwan ekonomi khususnya, menjadi amat penting untuk
diutamakan.
Dan dasar aksiologi, membimbing dalam membahas tentang
manfaat dari ilmu pengetahuan ekonomi yang didapatkannya.
Sedangkan ilmuwan bidang ekonomi harus mampu menilai
antara yang baik dan yang buruk.
MATERI 5
STRUKTUR DAN METODE ILMIAH

Teori

Hukum

Hipotesis

Observasi

Presepsi

 SIKLUS EMPIRIS WALTER WALLACE

 Membuat hipotesis adalah rekomendasi dari siklus empiris &


sekaligus menjalankan asas ilmu yaitu: deducto hypotetico
verificative;
 Logika ilmu & Riset harus mengikuti logika empiris yg bersifat
siklis;
 Siklus empirik di atas terdiri dari: 1). lingkaran kotak =
komponen informasi; 2). lingkaran lonjong kontrol metodologis;
3). panah = transformasi informasi.
MATERI 6
PERKEMBANGAN ILMU DAN TANTANGANNYA

Perkembangan Ilmu

Christian Wolff (1679-1754)

1. Kronologi
A. ILMU Empiris
PENGETAHUAN
EMPIRIS
2. Psikologi
Empiris

a. Aritmetika
1. Murni b. Geometri
c. Aljabar
B. MATEMATIKA

2. Campuran: Mekanika,
dan lain-lain

a. Umum ---- Ontologi

1. Spekulatif
(metafisika)
Psikologi
b. Khusus Kosmologi
C. FILSAFAT Theologi

a. Intelek --- Logika

Ekonomi
2. Praktis b. Kehendak Etika
Politik

c. Pekerjaan
Teknologi
fisik
Aguste Comte (1791- 1857)
Jurgen Habermas
Pandangan Jurgen Habermas tentang klasifika dinu
pengetahuan sangat terkait dengan sifat dan jenis ilmu,
pengetahuan yang dihasilkan, akses Lepada realitas, dan
tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Dalam hal ini Ignas
Kleden" menunjukkan nga jenis metode ilmiah berdasarkan
sifat dan jenis ilmu seperti terlihat dalam bagan berikut:

TANTANGAN PERKEMBANGAN ILMU


 PASAR (ekonomi)
 POLITIK (kekuasaan)
 AGAMA
MATERI 7
TINJAUAN KRITIS PERKEMBANGAN ILMU

Kritik Terhadap Positivisme

Positivisme (Aguste Comte) ilmu pengetahuan berkembang berdasarkan


fakta empiris.

Jurgen Habermas

Tujuan ilmu pengetahuan bukan semata-mata untuk menguasai atau


mengontrol seperti ilmu-ilmu alam, tetapi juga mengungkapkan makna
(ilmu social) dan untuk memahami dan menuju kehidupan manusiawi
yang lebih baik (ilmu humariora).
Karl Popper

Ilmu pengetahuan berkembang bukan dengan selalu membenarkan


teori (verifikasi), tetapi akan jauh lebih berkembang dengan cara
menyalahkan (falsifikasi), sehingga teori-teori akan semakin teruji.
Contoh: untuk menguji teori yang mengatakan semua anga berwarna
putih". bukan dengan mencari semua angsa berwarna putih, tapi
cukup cari satu ekor angsa yang tidak berwarna putih.

Thomas Kuhn

Ilmu pengetahuan itu berkembang secara revolusioner, dengan adanya


anomali-anomali fakta, maka ilma akan berrevolusi akibat adanya
anomali-anomali tersebut.
Richard Rorty

Pemikirannya disebut "antifondazionalisme", karena dia memandang


bahwa konstruksi atau pembentukan ilmu pengetahuan itu tidak perlu
melalui fondasi-fondasi tertentu yang dianggap kokoh atau kuat dalam
menopang teori-teori di atasnya.

Paul Feyerabend

Menurutnya, pembentukan dan pengembangan ilmu pengetahuan


tidak harus dilakukan melalui metode metode ilmiah, atau langkah-
langkah ilmiah yang lazim ditempuh oleh ilmu pengetahuan. Ada ilmu
yang berkembang tanpa melalui metode-metode ilmiah ini, contohnya
antara lain ila voodoo atau ilmu santet. Pemikirannya ini juga
membuka peluang bagi berkembangnya ethnoscience, atau
mengilmiahkan pengetahuan-pengetahuan dan kearifan kearifan yang
berkembang dalam kelompok etnis tertentu.

Anda mungkin juga menyukai