EPISTEMOLOGI
Pendahuluan
Pengetahuan merupakan hasil penyelidikan manusia terhadap
sesuatu. Setiap jenis ilmu juga berbeda-beda menurut cara
memperolehnya dan apa yang dipelajari dari ilmu tersebut. Manusia
mengembangkan ilmu pengetahuan karena dua alasan, yaitu: Pertama,
manusia mempunyai bahasa yang dapat mengkomunikasikan informasi
dan cara berpikir dibalik informasi tersebut. Kedua, manusia mempunyai
cara berfikir yang menyesuaikan dengan aliran tersebut yang kemudian
disebut dengan penalaran. 1
Pengertian
3
Lihar AM. Saefuddin et.al, Desekularisasi Pemikiran: landasan Islamisasi (Cet. IV;
Bandung: Mizan, 1998), h. 31.
4
Lailiy Muthmainnah, Jurnal Filsafat, Vol. 28, No. 1,(Februari 2018)
3
10
Mohammad Muslih, Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar Paradigma dan
Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan, (Jogjakarta: Belukar, Cet. Ke-1, 2004), 22. hal 117-
118
11
Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Axiologi, First Order, Second
Order & Third Order Of Logics dan Mixing Paradigms Implementasi Methodologik
edisi Iv, Vol 1, 2011, hal. 63
7
C. PEMBENARAN EPISTEMIK
Ensiklopedia Filsafat Internet Pembenaran Epistemik Kita sering kali
mempercayai apa yang diberitahukan oleh orang tua, teman, dokter, dan
reporter berita kepada kita. Kita sering kali mempercayai apa yang kita
lihat, rasakan, dan cium. Kami memegang keyakinan tentang masa lalu,
masa kini, dan masa depan. Apakah kita mempunyai hak untuk
menganut kepercayaan-kepercayaan ini? Apakah ada yang didukung
oleh bukti? Haruskah kita terus mempertahankannya, atau haruskah kita
membuang sebagiannya? Pertanyaan-pertanyaan ini bersifat evaluatif.
Mereka bertanya-tanya apakah keyakinan kita memenuhi standar yang
menjadikannya pantas, benar, atau masuk akal untuk kita pegang. Salah
satu standar yang menonjol adalah pembenaran epistemik .
12
Harun, Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Cet. V Yogyakarta: Kanisius,
2001), Hal.8
13
J. Sudarminta, Epistemologi Dasar, (Yogyakarta: Kanisius IKAPI, 2002), hal 26.
8
D. OBJEK EPISTEMOLOGI
Dalam filsafat terdapat objek material dan objek formal. Objek
material adalah sarwa-yang-ada, yang secara garis besar meliputi hakikat
Tuhan, hakikat alam dan hakikat manusia. Sedangkan objek formal ialah
usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya, sampai ke
akarnya) tentang objek material filsafat (sarwa-yang-ada).
Urgensi
Urgensi Mempelajari Epistemologi Ada tiga alasan yang dapat
dikemukakan mengapa Epistemologi perlu dipelajari, alasan Pertama,
pertimbangan strategis, kajian Epistemologi perlu karena pengetahuan
sendiri merupakan hal secara strategis penting bagi hidup manusia.
Strategi berkenaan dengan bagaimana mengelola kekuasaan atau daya
kekuatan yang ada sehingga tujuan dapat tercapai. Pengetahuan pada
9
Penutup
Epistemologi adalah cabang filsafat yang memeriksa sumber, sifat,
dan batasan pengetahuan manusia. Terdapat dua jenis pengetahuan
utama: A priori, yang diperoleh tanpa pengalaman langsung, dan A
posteriori, yang diperoleh melalui pengalaman empiris.
14
Ibid, hal 27
15
Listiyono Santoso dkk, Epistemologi Kiri , (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hal 64
10
DAFTAR PUSTAKA
EKSPOSE.(2019).Jurnal Penelitian Hukum dan Pendidikan
Rahmat Aceng,dkk.(2015).Filsafat Ilmu Lanjutan:Jakarta.Prenamedia
group.
Hadiwijono Harun.(2001)Sari Sejarah Filsafat Barat 2:Yogyakarta.Kanisius
Ibid
Syafii,Inu Kencana.(2004).Pengantar Filsafat:Bandung.Refika Aditama.
Sudarminta,J.(2002).Epistemologi Dasar:Yogyakarta.Kanisius IKAPI.
Muslih,Mohammad.Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar Paradigma dan
Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan:Jogjakarta.Belukar.
Santoso,Listiyono,dkk.(2010).Epistemologi Kiri:Yogyakarta.Ar-Ruzz Media.
Salam,Safrin.Rekonstruksi Paradigma Filsafat Ilmu Studi Kritis Terhadap Ilmu
Hukum Sebagai Ilmu
Suaedi.(2016).Pengantar Filsafat Ilmu:Bogor.IPB Press Pointing