1. Apa yang dimaksud dengan filsafat, jelaskan baik secara bahasa maupun istilah?
Jawaban:
Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno “philosophia”, dari akar kata philo berarti cinta,
dan sophia yang berarti kebijaksanaan atau hikmah. Jadi filsafat secara etimologi (bahasa)
berarti Love of Wisdom (Cinta kepada kebijaksanaan atau kearifan). Pengertian
filsafat secara terminologi (istilah) sangat beragam. Bagi Socrates (469-399 SM) filsafat
ialah kajian mengenai alam semesta ini secara teori untuk mengenal diri sendiri.
Sedangkan menurut Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM) filsafat adalah
kajian mengenai hal-hal yang bersifat asasi dan abadi untuk menghamonikan kepercayaan
mistik atau agama dengan menggunakan akal pikiran.
(Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam, Darwis A.Soelaiman, Cetakan 1
September 2019, hal: 6)
Berpikir yang seperti ini, Menurut Jujun S. Suriasumantri, adalah sebagai karakteristik dan
berpikir filosofis , ia bepandangan bahwa berpikir secara filsafat merupakan berpikir radikal,
sistematis , menyeluruh dan mendasar untuk suatu permasalahan yang mendalam. Begitupun
berpikir secara spekulatif , termasuk kedalam rangkaian berpikir filsafat. Maksud berpikir
spekulatif di sini adalah berpikir dengan cara merenung, memikirkan segala sesuatu sedalam
- dalamnya, tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan obyek sesuatu tersebut dengan
tujuan mengetahui hakikat sesuatu (Muhammad Noor Syam, 1986:25).
Pemikiran Filosofis
Karena pemikiran pemikiran filsafat didasarkan pada pemikiran yang bersifat
spekulatif, maka nilai- nilai kebenaran yang di hasilkan juga tak terhindarkan dari kebenaran
yang sekulatif. Hasilnya akan sangat tergantung dari pandangan filsuf yang bersangkutan
Meningat dominasi penggunaan nalar manusia dalam berfilsafat, maka kebenaran
yang di hasilkannya didasarkan atas penilaian kemampuan maksimal menurut nalar manusia,
Namun karena nalar manusia bersifat terbatas, maka kebenaran yang di dapat pun bersifat
relatif.
( Menurut buku Filsafat Pendidikan Islam Prinsip dan Dasar Pengembangan , di tulis oleh
Afifuddin Harisah pada April 2018 )
Dan dasar antologi bagi ilmu (science) adalah tentang hakikat terdalam dari objek
keilmuan.
Karena aliran rasionalisme memberi tekanan pada akal (reason) sebagai sumber
pengetahuan, sedangkan aliran empirisme mengangap bahwa sumber pengetahuan yang
utama adalah pengalaman inderawi manusia (sense experience). Kedua macam sumber
ilmu pengetahuan itu, yaitu akal dan indera, pada dasarnya bersumber pada manusia,
karena akal dan indera itu dimiliki oleh manusia.
(buku Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam, Darwis A.Soelaiman,
Cetakan 1 September 2019, hal: 64)
6. Apa saja tiga asumsi dasar ilmu mengenai objek empiris, dan mengapa tiga asumsi
dasar ini penting bagi perkembangan ilmu?
Jawaban:
Tiga asumsi dasar ilmu mengenai objek empiris :
1) Asumsi pertama menganggap obyek-obyek tertentu mempunyai keserupaan satu
sama lain, umpamanya dalam hal bentuk, struktur, sifat dan sebagainya.
2) Asumsi yang kedua adalah anggapan bahwa benda tidak mengalami perubahan dalam
jangka waktu tertentu.
3) Asumsi yang ketiga adalah Determinisme. Determinisme dalam pengertian ilmu
mempunyai konotasi yang bersifat peluang (probabilistic)
(buku Ilmu dalam Perspektif, Jujun S.Suriasumantri, hal: 7-9)
karena
10. Apa yang dimaksud dengan aksiologi ilmu? Mengapa penggunaan ilmu berwajah
ganda, baik dan buruk?
Aksiologi yang mempersoalkan tentang nilai-nilai kehidupan. Axiologi disebut juga
filsafat nilai, yang meliputi meliputi: etika, estetika, dan religi.
(buku Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam, Darwis A.Soelaiman,
Cetakan 1 September 2019, hal: 12)
Karena