Anda di halaman 1dari 6

UTS FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Dosen Pengampu: Abqari, M. Ag

1. Apa yang dimaksud dengan filsafat, jelaskan baik secara bahasa maupun istilah?
Jawaban:
Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno “philosophia”, dari akar kata philo berarti cinta,
dan sophia yang berarti kebijaksanaan atau hikmah. Jadi filsafat secara etimologi (bahasa)
berarti Love of Wisdom (Cinta kepada kebijaksanaan atau kearifan). Pengertian
filsafat secara terminologi (istilah) sangat beragam. Bagi Socrates (469-399 SM) filsafat
ialah kajian mengenai alam semesta ini secara teori untuk mengenal diri sendiri.
Sedangkan menurut Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM) filsafat adalah
kajian mengenai hal-hal yang bersifat asasi dan abadi untuk menghamonikan kepercayaan
mistik atau agama dengan menggunakan akal pikiran.
(Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam, Darwis A.Soelaiman, Cetakan 1
September 2019, hal: 6)

2. Tidak semua pemikiran manusia bersifat filosofis. Jelaskan, bagaimanakah


pemikiran filosofis itu dan bagaimanakah kita memikirkan ilmu secara filosofis?
Jawaban :
Pemikiran filosofis itu memiliki karakteristik tertentu seperti:
1. Berpikir Radikal. Berfilsafat berarti berpikir radikal (radix: akar). Berpikir radikal
berarti berupaya menemukan akar terdalam seluruh realitas dan persoalan tanpa berhenti
dan terpaku pada fenomena suatu entitas tertentu.
2. Mencari asas. Filsafat tidak mengacu pada bagian tertentu dari realitas melainkan
keseluruhannya. Yang dicari filsafat adalah asas paling hakiki dari keseluruhan realitas.
3. Memburu Kebenaran. Filsuf adalah pemburu kebenaran. Kebenaran yang diburu adalah
kebenaran hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dipersoalkan. Sekalipun
demikian, kebenaran filsafati tidak pernah bersifat mutlak dan final melainkan yang terus
bergerak menuju kebenaran yg lebih pasti.
4. Mencari Kejelasan. Filsafat lahir karena ada keraguan. Karena itu, berfilsafat berarti
berupaya mendapatkan kejelasan dan penjelasan mengenai keseluruhan realitas.
Mengejar kejelasan berarti mengeliminir segala sesuatu yang tidak jelas, yang kabur,
gelap bahkan yang serba rahasia dan berupa teka-teki. Filsuf mengejar kejelasan
pengertian (clarity of understanding).
5. Berpikir rasional. Berpikir rasional berarti berpikir logis, sistematis dan kritis. Berpikir
logis berarti menggapai pengertian sesuai akal sehat dan sanggup menarik kesimpulan
dan keputusan yang tepat dari premis-premis yang digunakan.

Berpikir yang seperti ini, Menurut Jujun S. Suriasumantri, adalah sebagai karakteristik dan
berpikir filosofis , ia bepandangan bahwa berpikir secara filsafat merupakan berpikir radikal,
sistematis , menyeluruh dan mendasar untuk suatu permasalahan yang mendalam. Begitupun
berpikir secara spekulatif , termasuk kedalam rangkaian berpikir filsafat. Maksud berpikir
spekulatif di sini adalah berpikir dengan cara merenung, memikirkan segala sesuatu sedalam
- dalamnya, tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan obyek sesuatu tersebut dengan
tujuan mengetahui hakikat sesuatu (Muhammad Noor Syam, 1986:25).

Pemikiran Filosofis
Karena pemikiran pemikiran filsafat didasarkan pada pemikiran yang bersifat
spekulatif, maka nilai- nilai kebenaran yang di hasilkan juga tak terhindarkan dari kebenaran
yang sekulatif. Hasilnya akan sangat tergantung dari pandangan filsuf yang bersangkutan
Meningat dominasi penggunaan nalar manusia dalam berfilsafat, maka kebenaran
yang di hasilkannya didasarkan atas penilaian kemampuan maksimal menurut nalar manusia,
Namun karena nalar manusia bersifat terbatas, maka kebenaran yang di dapat pun bersifat
relatif.

( Menurut buku Filsafat Pendidikan Islam Prinsip dan Dasar Pengembangan , di tulis oleh
Afifuddin Harisah pada April 2018 )

3. Jelaskan bagaimana perbedaan antara ilmu (science) dan pengetahuan


(Knowledge)?
Jawaban:
Dari sejumlah pengertian yang ada, sering ditemukan kerancuan antara pengertian
pengetahuan dan ilmu. Kedua kata tersebut dianggap memiliki persamaan arti, bahkan
ilmu dan pengetahuan terkadang dirangkum menjadi kata majemuk yang mengandung
arti sendiri. Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai karangan yang membicarakan
tentang ilmu pengetahuan. Namun, jika kedua kata ini berdiri sendiri akan tampak
perbedaan antara keduanya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu disamakan artinya dengan
pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan. Dari asal katanya, kita dapat ketahui bahwa
pengetahuan diambil dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge, sedangkan ilmu
diambil dari kata science dan peralihan dari kata arab alima(ilm).
Untuk memperjelas pemahaman kita perlu juga dibedakan antara pengetahuan yang
sifatnya pra ilmiah dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang bersifat pra ilmiah ialah
pengetahuan yang belum memenuhi syarat-syarat ilmiah pada umumnya. Sebaliknya,
pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang harus memenuhi syarat-syarat ilmiah.
Pengetahuan pertama disebut sebagai pengetahuan biasa dan pengetahuan kedua disebut
pengetahuan ilmiah.
Adapun syarat-syarat yang dimiliki oleh pengetahuan ilmiah adalah:
a. harus memiliki objek tertentu (objek formal dan materil),
b. harus bersistem,
c. memiliki metode tertentu, dan
d. sifatnya umum.
Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu.
Perbedaan itu terlihat dari sifat sistematisnya dan cara memperolehnya. Dalam
perkembangannya, pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti
material keduanya mempunyai perbedaan.
(Pengantar Filsafat Ilmu, Suaedi, 2016 Penerbit PT Penerbit IPB Press. Hal: 22-23)
4. Apa yang dimaksud dengan ontologi, dan apakah dasar ontologi bagi ilmu
(science)?
Jawaban:
Ontologi adalah bagian filsafat yang membahas hakekat realitas atau hakekat yang ada,
termasuk hakekat ilmu pengetahuan sebagai sebuah realitas. Ada tiga macam yang ada
(realitas) yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu alam fisik (cosmos), manusia
(antropos), dan Tuhan (Teos). Pemikiran mengenai alam fisik menimbulkan filsafat alam
atau kosmologi; pembahasan mengenai manusia menimbulkan fisafat manusia atau
atropologi filsafat; dan pembahasan mengenai Tuhan menimbulkan filsafat ketuhanan
atau teologi. Filsafat alam misalnya, dipersoalkan apakah alam ini pada hakekatnya satu
(monistik) atau banyak (pluralistik), apakah ia bersifat menetap (permanent) atau berubah
(change), apakah ia merupakan sesuatu yang aktual atau hanya kemungkinan (potensial).
(Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam, Darwis A.Soelaiman, Cetakan 1
September 2019, hal: 38)

Dan dasar antologi bagi ilmu (science) adalah tentang hakikat terdalam dari objek
keilmuan.

5. Apa yang dimaksud dengan epistemologi? Mengapa rasionalisme dan empirisme


menjadi dasar bagi epistemologi ilmu (science)?
Jawaban:
Epistemologi atau teori pengetahuan, yang mempersoalkan tentang kebenaran (truth)
meliputi: dasar atau sumber pengetahuan, luas pengetahuan, metode pengetahuan, dan
kebenaran pengetahuan. Ada juga memasukkan logika ke dalam ruang lingkup
epistemology karena logika merupakan bagian filsafat yang membahas tentang sarana
berpikir logis.
(buku Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam, Darwis A.Soelaiman,
Cetakan 1 September 2019, hal: 12)

Karena aliran rasionalisme memberi tekanan pada akal (reason) sebagai sumber
pengetahuan, sedangkan aliran empirisme mengangap bahwa sumber pengetahuan yang
utama adalah pengalaman inderawi manusia (sense experience). Kedua macam sumber
ilmu pengetahuan itu, yaitu akal dan indera, pada dasarnya bersumber pada manusia,
karena akal dan indera itu dimiliki oleh manusia.
(buku Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam, Darwis A.Soelaiman,
Cetakan 1 September 2019, hal: 64)

6. Apa saja tiga asumsi dasar ilmu mengenai objek empiris, dan mengapa tiga asumsi
dasar ini penting bagi perkembangan ilmu?
Jawaban:
Tiga asumsi dasar ilmu mengenai objek empiris :
1) Asumsi pertama menganggap obyek-obyek tertentu mempunyai keserupaan satu
sama lain, umpamanya dalam hal bentuk, struktur, sifat dan sebagainya.
2) Asumsi yang kedua adalah anggapan bahwa benda tidak mengalami perubahan dalam
jangka waktu tertentu.
3) Asumsi yang ketiga adalah Determinisme. Determinisme dalam pengertian ilmu
mempunyai konotasi yang bersifat peluang (probabilistic)
(buku Ilmu dalam Perspektif, Jujun S.Suriasumantri, hal: 7-9)

karena

7. Jelaskan apa saja kelemahan rasionalisme dan empirisme?


Kelemahan rasionalisme
1) Pengetahuan yang dibangun oleh Rasionalisme hanyalah dibentuk oleh ide yang
tidak dapat dilihat dan diraba.
2) Eksistensi tenta ide tersebut belum dapat didukung oleh semua orang dengan
kekuatan dan keyakinan yang sama.
3) Kebanyakan orang merasa kesulitan untuk menerapkan konsep Rasionalisme ke
dalam kehidupan kesaharian yang praktis.
4) Rasionalisme gagal dalam menjelaskan perubahan dan pertambahan pengetahuan
manusia. Banyak dari ide yang sudah pasti pada satu waktu kemudian berubah
pada waktu yang lain.
(Honer and Hunt, dalam Al Munir, 2004)
8. Apa maksud bertanyaan bahwa kebenaran ilmiah bersifat peluang (probabilitas)?
9. Jelaskan tahapan-tahapan berfikir ilmiah sebagai sebuah proses?
Adapun ilmu-ilmu yang diperoleh melalui akal dan pengalaman manusia diperoleh
dengan pendekatan ilmiah, yaitu melalui suatu rangkaian langkah berpikir yang disebut
berpikir ilmiah (scientific thinking). Biasanya langkah-langkah berpikir ilmiah itu ada 5
macam, yaitu:
1) Perumusan masalah
2) Perumusan hipotesa
3) Pengumpulan data
4) Analisis data
5) Pengambilan kesimpulan.
(buku Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam, Darwis A.Soelaiman,
Cetakan 1 September 2019, hal: 65)

10. Apa yang dimaksud dengan aksiologi ilmu? Mengapa penggunaan ilmu berwajah
ganda, baik dan buruk?
Aksiologi yang mempersoalkan tentang nilai-nilai kehidupan. Axiologi disebut juga
filsafat nilai, yang meliputi meliputi: etika, estetika, dan religi.
(buku Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam, Darwis A.Soelaiman,
Cetakan 1 September 2019, hal: 12)

Karena

Anda mungkin juga menyukai