Anda di halaman 1dari 5

Hakikat, Cara Berpikir, dan Bidang Kajian Filsafat

Disusun oleh : Calvin Samrizal (21 maret 2023)

1. Hakikat
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) hakikat memiliki dua arti, yang
pertama adalah intisari ataupun dasar. Dalam ilmu filsafat udah pasri akan berbicara
tentang hal-hal yang fundamental dari suatu objek. Dari hal tersebut akan
menciptakan penalaran beserta pengetahuan yang baru untuk membuka mata
manusia tentang makna dari segala sesuatu yang ada disekitarnya. Selain dari arti
tersebut, hakikat memiliki makna yang kedua yaitu, kenyataan yang sebenarnya.
Makna kedua dari hakikat ini sejalan dengan salah satu pengertian dari filsafat itu
sendiri yaitu “cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom)”. Hakikat
filsafat itu sendiri merupakan pengetahuan dimana hal ini sudah menjadi bagian
fundamental dari filsafat. Pengetahuan yang ingin dicapai oleh filsafat juga
merupakan penegatahuan yang benar atau sesuai dengan kenyataannya tidak berupa
pengetahuan yang dipertanyakan akan kebenarannya.

2. Cara Berpikir
Manusia memiliki pikiran yang menjadikannya sebagai mahkluk yang berbeda dari
mahkluk yang lainnya. Pikiran-pikiran manusia akan terbentuk setelah mereka
mulai sadar dan memahami akan hal yang terjadi disekitarnya. Dalam proses
memahami filsafat kita akan menemukan karakteristik cara berpikir yaitu
menyeluruh, mendasar, spekulatif, reflektif, kritis, dan postulatif.
1. Berpikir Menyeluruh
Berpikir menyeluruh yang dimaksud disini adalah berpikir dengan melihat
seluruh sisi dari suatu objek. Dengan melihat dari berbagai sudut pandang
maka akan membuka pengetahuan manusia dalam melihat suatu hal. Karena
tidak menutup kemungkinan bahwasannya adanya kemungkinan yang
berbanding terbalik dari satu sisi yang lain.
2. Berpikir Mendasar
Berpikir secara mendasar adalah berpikir sampai ke pondasi dari ilmu atau
pengetahuan yang kita kaji. Ketika melakukan proses berpikir mendasar,
diperlukan juga berpikir secara menyeluruh dalam melihat setiap aspek dari
suatu objek.
3. Berpiki spekulatif
Semua ilmu yang ada saat ini, bahkan sampai dengan pemahaman yang ada
di masa ini, semua berasal dari spekulatif ataupun keraguan yang terbesit di
pemikiran manusia. Namun keraguan-keraguan tersebut bukan tidak
berlatar belakang sama sekali, melainkan adanya proses yang matang untuk
menciptakan keraguan tersebut. Diperlukannya kriteria kebenaran yang
dapat menjadikan landasan dalam memiliki keraguan. “Menurut
Suriasumantri (2017) spekulasi yang digunakan untuk membangun ilmu
tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan ini dapat dianggap sebagai
postulat. Postulat merupakan pikiran dasar pengetahuan berdasarkan cara
pandang yang telah dianalisis secara reflektif dan kritis dan dianggap
benar.”
4. Berpikir reflektif
“Berpikir reflektif adalah proses berpikir secara aktif, terus menerus, gigih,
dan mempertimbangkan dengan saksama tentang segala sesuatu yang
dipercaya kebenarannya dengan alasan yang mendukungnya dan menuju
pada suatu kesimpulan (Dewey, dalam Melis & Ulrich, 2014). Menurut
Fisher (2007) berpikir reflektif adalah proses berpikir kritis melalui
penalaran untuk mengemukakan alasan-alasan dalam mendukung suatu
keyakinan dan untuk mengevaluasi keyakinan tersebut dengan sebaik
mungkin”. Dalam berpikir reflektif menyatakan bahwasannya dalam proses
berpikir cenderung tidak menjadikannya sebagai pembenaran diri,
melainkan selalu terbuka akan pengtahuan dan pemahaman yang baru guna
mencari titik ujung.
5. Berpikir Kritis
“Berpikir kritis adalah proses menentukan kebenaran, ketepatan, atau
penilaian terhadap sesuatu yang ditandai dengan mencari alasan dan
alternatif, dan mengubah pandangan seseorang berdasarkan bukti (Scriven
& Paul dalam Boeriswati, 2016)”.
6. Berpikir Postulatif
“Postulat merupakan cara padang yang tidak perlu diverifikasi secara
empiris. Cara pandang ini bisa diterima atau bisa ditolak karena tidak
berdasarkan fakta empiris. Ilmu dalam mengemukakan konklusinya selalu
bersandar pada postulat-postulat tertentu. Menurut Suriasumantri (2017)
setiap filsuf mempunyai postulasi sendiri mengenai berbagai objek
pemikiran. Itulah sebabnya setiap filsuf cenderung untuk menyusun
ontologi, epistemologi, dan axiologi pengetahuan secara berbeda-beda
sesuai dengan postulasi masing-masing. Dari berpikir postulat ini
melahirkan pendekatan-pendekatan dalam memandang ilmu”.

3. Bidang Kajian Filsafat


Dalam ilmu filsafat, terdapat tiga bidang yang dikaji didalamnya, ketiga bidang
tersebut adalah Ontologi, Epistemologi, Aksiologi.
1. Ontologi
Ontologi memiliki pengertian yang berbeda-beda, definisi ontology
berdasarkan bahasa berasal dari bahasa Yunani, yaitu On (Ontos)
merupakan ada dan logos merupakan ilmu sehingga ontologi merupakan
ilmu yang mengenai yang ada. Ontologi menurut istilah merupakan ilmu
yang membahas hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality, baik
berbentuk jasmani/konkret maupun rohani abstrak (Bakhtiar 2004).
Ontologi dalam definisi Aristoteles merupakan pembahasan mengenai hal
ada sebagai hal ada (hal ada sebagai demikian) mengalami perubahan yang
dalam, sehubungan dengan objeknya (Gie 1997). Ontologi menurut
Suriasumantri (1990) membahas mengenai apa yang ingin kita ketahui,
seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan kata lain suatu pengkajian
mengenai teori tentang “ada”. Ontologi bertujuan memberikan klasifikasi
yang definitif dan lengkap dari entitas di semua bidang. Klasifikasi harus
definitif, dalam arti bahwa hal itu dapat berfungsi sebagai jawaban atas
pertanyaan seperti apa kelas entitas yang diperlukan untuk penjelasan
lengkap dan penjelasan dari semua kejadian-kejadian di alam semesta.
2. Epistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-
dasarnya, serta pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan
yang dimiliki. Epistemologis membahas tentang terjadinya dan kesahihan
atau kebenaran ilmu. Ilmu-ilmu yang dimiliki oleh manusia berhubungan
satu sama lain dan tolok ukur keterkaitan ini memiliki derajat yang berbeda-
beda. Sebagian ilmu merupakan asas dan fondasi bagi ilmu-ilmu lain, yakni
nilai dan validitas ilmu-ilmu lain bergantung pada ilmu tertentu dan dari sisi
ini, ilmu tertentu ini dikategorikan sebagai ilmu dan pengetahuan dasar.
Sebagai contoh, dasar dari semua ilmu empirik adalah prinsip kausalitas dan
kaidah ini menjadi pokok bahasan dalam filsafat. Dengan demikian, filsafat
merupakan dasar dan pijakan bagi ilmu-ilmu empirik. Begitu pula ilmu
logika yang merupakan alat berpikir manusia dan ilmu yang berkaitan
dengan cara berpikir yang benar, diletakkan sebagai pendahuluan dalam
filsafat dan setiap ilmu-ilmu lain maka dari itu ia bisa
ditempatkan sebagai dasar dan asas bagi seluruh pengetahuan manusia.
Namun, epistemologi (teori pengetahuan) karena mengkaji seluruh tolok
ukur ilmu-ilmu manusia, termasuk ilmu logika dan ilmu-ilmu manusia yang
bersifat gamblang, merupakan dasar dan fondasi segala ilmu dan
pengetahuan.

3. Aksiologi
Bedasarkan bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata ‘axios’ dalam bahasa
Yunani artinya nilai dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian, dapat
diambil kesimpulan bahwa aksiologi adalah ‘ilmu tentang nilai’. Dengan
kata lain aksiologi berbicara tentang etika ataupun moral pada kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Basa'ad, T. (2018) Studi Dasar Filsafat. Yogyakarta. CV BUDI UTAMA. dapat


diakses melalui
https://imuacid-my.sharepoint.com/:b:/g/personal/naidi_imu_ac_id/EZCk00xP-
flPjNgqyy3BaF0BeG6Qx8ussaH13yVO-kgnhQ?e=krEYmx

Boeriswati, E. Fernandes A. (2020) Modul 1 Ruang Lingkup Filsafat. dapat


diakses melalui
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/IDIK400602-M1.pdf

Hermawan, H, A. (2011). Filsafat Ilmu. Bandung. CV INSAN MANDIRI. dapat


diakses melalui
http://digilib.uinsgd.ac.id/28558/1/FILSAFAT%20ILMU.pdf

Ivonne, R, V, O, S. (2021). Hakikat Filsafat Ilmu dan Pendidikan dalam Kajian


Filsafat Ilmu Pengetahuan. Vol 5(1). dapat diakses melalui
https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-
humaniora/article/download/925/716/

Novi, F, A. (2021). Hakikat adalah inti sari atay dasar, berikut penjelasannya
menurut KBBI. merdeka.com. dapat diakses melalui
https://www.merdeka.com/jabar/hakikat-adalah-inti-sari-atau-dasar-berikut-
penjelasannya-menurut-kbbi-kln.html

Suaedi. (2016). Pengantar Filsafat Ilmu. Kampus IPB Taman Kencana, Bogor.
IPB Press. dapat diakses melalui
https://uncp.ac.id/content/uploads/files/buku-rektor/Binder-Filsafat-Ilmu.pdf

Anda mungkin juga menyukai