Nim: F061201054
Mata Kuliah: Dasar-dasar Sosial Budaya Modern
1. Apa mengandung suatu hakikat yang tidak bersifat empiris (bukan dari pengalaman) yang
menanyakan logika mengenai pengetahuan yang umum dan relatif. Hanya dapat dipahami
oleh akal pikiran. Apa menanyakan hakikat suatu secara mendalam, tidak tahu jadi tahu
2. Mengapa kata mengapa tertuju pada alasan sebab dan akibat.
3. Kemana yang berujuk pada masa lampau, petunuk atau pedoman dan bersifat normatif
4. Bagaimana kata bagaimana merupakan penggambaran yang bersifat deskriptif yang bisa
ditangkap panca indra manusia.
Berpikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai hakikat, atau
berpikir yang sangat mendalam sampai hakikat, atau berpikir secara global/menyeluruh, atau berpikir
yang dilihat dari berbagai sudut pandang pemikiran atau sudut pandang ilmu pengetahuan. Berpikir
yang demikian ini sebagai upaya untuk dapat berpikir secara tepat dan benar serta dapat
dipertanggungjawabkan.
1. Harus sistematis
Pemikiran yang sistematis ini dimaksudkan untuk menyusun suatu pola pengetahuan yang rasional.
Sistematis adalah masing-masing unsure saling berkaitan satu dengan yang lain secara teratur dalam
suatu keseluruhan. Sistematika pemikiran seorang filosof banyak dipengaruhi oleh keadaan dirinya,
lingkungan, zamannya, pendidikan, dan sistem pemikiran yang mempengaruhi.
2. Harus konsepsional
1
Secara umum istilah konsepsional berkaitan dengan ide (gambar) atau gambaran yang melekat pada
akal pikiran yang berada dalam intelektual. Gambaran tersebut mempunyai bentuk tangkapan sesuai
dengan riilnya. Sehingga maksud dari “konsepsional” tersebut sebagai upaya untuk menyusun suatu
bagan yang terkonsepsi (jelas). Karena berpikir secara filsafat sebenarnya berpikir tentang hal dan
prosesnya.
3. Harus koheren
Koheren atau runtut adalah unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian-uraian yang bertentangan
satu sama lain. Koheren atau runtut didalamnya memuat suatu kebenaran logis. Sebaliknya apabila
suatu uraian yang didalamnya tidak memuat kebenaran logis, uraian tersebut dikatakan sebagai
uraian yang tidak koheren/runtut.
4. Harus rasional
Maksudnya rasional adalah unsure-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya, pemikiran filsafat
harus diuraikan dalam bentuk yang logis, yaitu suatu bentuk kebenaran yang mempunyai kaidah-
kaidah berpikir (logika).
5. Harus sinoptik
Sinoptik artinya pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh atau dalam kebersamaan
secara integral.
2. Dasar semua tindakan adalah ide. Sesungguhnya filsafat di dalamnya memuat ide-ide yang
fundamental. Ide-ide itulah yang akan membawa manusia ke arah suatu kemampuan untuk
merentang kesadarannya dalam segala tindakannya, sehingga manusia akan dapat lebih
hidup, lebih tanggap (peka) terhadap diri dan lingkungannya, lebih sadar terhadap hak dan
kewajibannya.
3. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kita semakin ditantang
dengan memberikan alternatifnya.
2
FILSAFAT ILMU
A. Ontologi
Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu ta onta berarti “yang
berada”, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontologi adalah ilmu pengetahuan atau
ajaran tentang keberadaan. Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu
perwujudan tertentu.
Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta
universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam
rumusan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.
B. Epistimologi
Kata epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu episteme dan logos. Episteme artinya
pengetahuan dan logos artinya teori atau ilmu. Jadi, epistemologi merupakan suatu ilmu yang
mengkaji tentang sumber pengetahuan atau asal mula metode, struktur, dan valid tidaknya suatu
pengetahuan.
Aksiologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang menekankan pembahasannya di sekitar nilai
guna atau manfaat suatu ilmu pengetahuan. Di antara kegunaan ilmu pengetahuan adalah
memberikan kemaslahatan dan berbagai kemudahan bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
Aspek ini menjadi sangat penting dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan.
ASPEK ONTOLOGI (BEING, WHAT, WHO)
Filsafat dipelajari karena ketakjuban manusia atas fakta (Plato + Aristoteles, SM).Philosophi = The
Greek Miracle (Keajaiban Yunani).Philein = Philos = CintaSophia = Kebijaksanaan
Filsafat :Ilmu tentang Kebijaksanaan atau Ilmu mencari kebijaksanaan Ilmu pengetahuan umum
tentang kebijaksanaan / kebenaran
Filsafat (Ontologi) : Ilmu tentang kebijaksanaan atau kebenaran yang dipelajari adalah obyek
sebenarnya obyek sebenarnya:
Obyek materi: Seluruh fakta kenyataan, misalnya: manusia, alam, dll.
Obyek formal : bidang kajian semua pengetahuan, mis: biologi, faal, kedokteran, dll.
3
Menurut Witgenstein, Titus :Filsafat: Usaha untuk menyatakan kebenaran fakta secara menyeluruh,
mendalam dan sejelas mungkin.
ASPEK EPISTEMOLOGI (WHY, HOW)
Memakai ratio logos atau akal budi. Seterusnya ditanyakan mengapa benar karena di diskusikan,
dianalisis dengan ratio untuk menemukan kebenaran. Mengapa ditanyakan oleh karena:
1. Ketakjuban akan dirinya“yang ada” (Plato & Aristoteles±350 SM), dan ketakjuban akan
moral hukum dan langit dengan bintang. ImanuelKant (±1750) memikirkan untuk ditemukan
bagaimana kebenarannya.
2. Kesangsian kemampuan panca indra (Agustinus±400, Descartes ±1600) karena indrawi
seringkali menipu bagaimana kebenarannya.
3. Kesadaran eksistensi dirinya yang kecil dibanding alam semesta bagaimana kebenaran fakta/
kenyataan tersebut.
• Menemukan kebenaran
• Menimbulkan keyakinan
• Menemukan ide
4
PENGETAHUAN SAINS
A. Ontologis Sains
Ontologi sains membahas tentang hakikat dan struktur sains (ilmu). Hakikat sains menjawab
pertanyaan apa sains itu sebenarnya, dan struktur sains menjelaskan tentang cabang-cabang sains.
Sains itu menjawab semua pertanyaan tentang apa sais itu sebenarnya. Secara sepesifiknya bahwa
sains merupakan pengetahuan yang bersifat rasional dan empiris.
Masalah Rasional
Ketika seseorang sudah menyadari bahwa tidak ada hal yang bisa dilakukan maka ia harus berdamai
dengan keadaan tersebut. Tak sedikit orang yang tidak bisa menerima keadaan dan akhirnya lari ke
penggunaan zat terlarang, hal ini tentunya bukan cara memecahkan masalah secara rasional.
rasional adalah suatu sikap yang dilakukan berdasarkan pikiran dan pertimbangan yang logis dan
cocok dengan akal sehat manusia.
Contoh : Seseorang yang ingin kaya kemudian dia mencoba berbisnis makanan dengan membuka
warung bakso dan mie ayam.
Dari kata lain dari segenap kata lain yang menghasilkan gambaran dari gelombang pasang bagaimana
kata adalah bagian dari kalimat. Jadi, dengan kata lain hipotesis haruslah rasional. Dalam hal ini,
hipotesis harus diajukan rasionalnya ialah sehat diperlukan gizi, telur banyak mengandung gizi. Oleh
karenanya, logikanya bila semakin banyak makan telur semakin sehat.
Hipotesis itu belum diuji kebenarannya
Kebenaran yang ada baru dugaan, namun hipotesis telah mencukupi dari segi kerasionalannya. Kata
rasional menunjukkan adanya hubungan dari pengaruh atau hubungan sebab akibat.
Masalah Empiris
Bukti empiris (juga data empiris, indra pengalaman, pengetahuan empiris, atau adalah suatu sumber
pengetahuan yang diperoleh dari observasi atau percobaan. Bukti empiris adalah informasi yang
membenarkan suatu kepercayaan dalam kebenaran atau kebohongan suatu klaim empiris. Masalah
empiris merupakan masalah yang dapat dirasakan oleh panca indera dan terdiri atas fakta-fakta.
Secara spesifik, fakta yang termasuk kedalam masalah empiris adalah fakta-fakta yang telah
direkognisi dan dianggap perlu dijelaskan.
Contoh: Pak Lurah sedang mencari informasi serta juga solusi di dalam konflik antara desa 1 dan
desa 2 yang terjadi di wilayah kerjanya dengan mengamati perilaku serta latar belakang dari
kehidupan dari kedua desa. Ternyata benar, setelah melihat sendiri Pak lurah kemudian
menyimpulkan bahwa desa 1 memang sering melakukan provokasi dengan menghina warga desa 2.
5
adalah kerja mencari hubungan sebab akibat atau mencari pengaruh sesuatu terhadap yang lain.
Asumsi dasar sains ialah tidak ada kejadian tanpa sebab .
Cara kerja sains adalah kerja mencari hubungan sebab akibat atau mencari pengaruh sesuatu terhadap
yang lain. Asumsi dasar sains yaitu tidak ada kejadian tanpa adanya sebab. Asumsi ini oleh Fred N.
Kerlinger (Foundation of Behavior Research, 1973:378) dirumuskan dalam ungkapan post hoc, ergo
propter hoc (ini, tentu disebabkan oleh ini). Asumsi ini benar bila sebab akibat itu memiliki
hubungan rasional.
Ilmu atau sains berisi teori
Teori pada dasarnya menerangkan hubungan sebab akibat. Sains tidak memberikan nilai baik atau
buruk, halal atau haram, sopan atau tidak sopan, indah atau tidak indah, namun sains hanya
memberikan nilai benar atau salah.
Struktur SAINS
• Sains kealaman
• Sains sosial
• Humaniora
Epistemologi Sains
membahas mengenai bagaimana pengetahuan diperoleh dan disusun agar menjadi suatu tubuh
pengetahuan tertentu. Bahwa objek kajian sains hanyalah objek yang berada dalam ruang lingkup
pengalaman manusia. Yang dimaksud pengalaman ialah pengalaman indera.
Objek Pengetahuan Sains
Objek pengetahuan Sains yaitu objek-objek yang diteliti sains yaitu semua objek yang empiris. Objek
kajian sains haruslah objek-objek yang empiris sebab bukti-bukti yang empiris. Adapun objek yang
diteliti oleh sains yaitu alam, tumbuhan, hewan dan manusia. Dan dari penelitian tersebut muncullah
teori-teori sains. Jadi dapat dikatakan objek pengetahuan sains (yaitu objek-objek yang diteliti sain)
ialah semua objek yang empiris.
OBJEK PENGETAHUAN SAINS
• Rasionalisme
• Empirisisme
• Positivisme
• Metode Ilmiah metode-metode untuk memperoleh ilmu pengetahuan
Aksiologi Sains
Aksiologi sains merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari
pengetahuan. ksiologi sains diharapkan mampu membentuk pola pikir atau sikap keilmuwan. Setiap
jenis pengetahuan selalu mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana
(epistemologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun.
6
AWAL ZAMAN MODERN DAN SEMANGAT FILSAFAT MODERN
Zaman berubah dan bentuk-bentuk filsafat pun mulai berubah. Adapun praktek dalam kehidupan
masyarakat itu di identik dengan yang terjadi di dalam filsafat modern. Selanjutnya, filsafat modern
ini tidak bisa semata-mata di pahami dalam vacuum, sebab filsafat apa pun yang ada itu murni dan
Transendental. Filsafat modern dirintis dalam beberapa tahapan-tahapan zaman yang di warnai oleh
gerakan-gerakan sosial-politis yang sangat kritis terhadap zaman yang sebelumnya.
Di dalam filsafat kita mendengar pernyataan Descartes yang sangat termasyhur, Cogito ergo sum
(saya berpikir maka saya ada ). Pernyataan itu adalah formulasi padat kesadaran zamam modern yang
terus dipertahankan sampai abad ke-20 ini bahwa manusia (individu) bisa mengetahui kenyataan
dengan rasionya sendiri.Di abad ke-19 Marx, dengan ilham dari Hegel, menegaskan bahwa manusia
adalah subyek sejarah, yaitu bahwa manusia tidak hanyut dipermainkan waktu, melainkan perancang
sejarahnya sendiri.
Istilah Modern
c. Berada dan bahkan bertentangan dengan kebiasaan kebiasaan tradisi atau adat istiadat termasuk
adat keagamaan.
d. Apabila ada gerakan atau dinamika untuk menolak atau meninggalkan hal-hal yang dianggap baru.
Renaissance atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan renaisans merupakan titik awal
dari sebuah perdaban modern di Eropa dimana esensi semangat Renaisans berupa pandangan
manusia buka hanya memikirkan nasib di akhirat seperti abad tengah, tetapi harus memikirkan
hidup di dunia.
Renaissance sendiri berasal dari bahasa latin Renascari yang berarti kelahiran kembali. Yang
dimaksud sebagai kelahiran kembali adalah kembalinya pengaruh seni dan budaya Yunani dan
Romawi Kuno dan menenggelamkan pengaruh gereja dalam kehidupan sosial masyarakat.
7
Pada masa itu, dominasi gereja hampir berada didalam semua aspek kehidupan masyarakat dan
negara. Dominasi gereja ini bersifat Scholastik (semua bertujuan untuk akhirat) dan slogannya adalah
Memento Mori (Ingatlah kematian). Dominasi gereja ini memberikan efek yang buruk terhadap
peradaban Eropa. Dimana, ilmu pengetahuan mengalami kemerosotan, terjadinya feodalisme dan
ekonomi yang terlalu fokus kepada bidang pertanian tanpa mengembangkan sektor lainnya.
Di dalam filsafat ada pernyataan Descartes yang sangat termasyhur, Cogita ergosum (saya berpikir
maka saya ada). Dari pernyataan itu formulasi padat kesadaran zaman modern sampai abad ke-20.
Adapun di abad ke-19 Marx, dengan Ilham dari Hegel, menegaskan bahwa manusia adalah subjek
sejarah.
• Kritik Kritik di maksudkan bahwa rasio tidak hanya sebagai sumber pengetahuan, melainkan
juga menjadi kemampuan praktis untuk membebaskan individu dari wewenang tradisi untuk
menghancurkan prasangka-prasangka yang menyesatkan. Kant merumuskan kritik sebagai
keberanian untuk berpikir sendiri di luar tuntunan tradisi atau otoritas.
• Kemajuan Bahwa manusia menyadari waktu sebagai sumber langka yang tak terulangi.
Waktu dialami sebagian peristiwa pada satu tujuan yang di tuju oleh subjektivitas dan kritik.
• Awal modernitas : Renaisans dan reformasi Sebagai suatu ‘periode’ atau zaman, ketiga
bentuk kesadaran di atas mulai muncul pada abad ke-16, lalu memuncak di abad ke-18. Pada
abad ke-19 para sejarawan telah sepakat menentukan tanggal lahir modernitas pada abad ke-
16, sambil membedakan zaman sebelumnya sebagai ‘abad pertengahan'.
• Postmodern Mulai ramai membicarakan kelahiran bukan hanya kesadaran baru, melainkan
juga zaman baru yaitu Post modern. Heidegger menyatakan kesudahan filsafat modern dalam
filsafat Nietzsche.
Sebagai suatu “periode” atau zaman,ketiga bentuk kesadaran di atas mulai muncul di abad ke-16, lalu
memuncak di abad ke18. Pada abad ke-19 para sejarawan sepakat menentukan tanggal lahir
modernitas pada abad ke-16, sambil membedakan zaman sebelumnya sebagai “abad
pertengahan”.Istilah Medium Aevum (Zaman Tengah) sudah muncul di awal modernitas. Istilah itu
berasal dari Flavio Biondo (1392-1463).
Pemikiran para filusuf yang hidup mulai dari abad ke-16 kemudian dicirikan sebagai “modern”.
Istilah dalam bahasa Italia umanista adalah jargon zaman renaisans yang sejajar dengan artista
(seniman) atau iurista (hukum) , umanista adalah guru atau murid fak-fak yang mempelajari
kebudayaan seperti gramatika, retorika, sejarah, seni puisi atau filsafat moral.
Reformasi juga memberi pengaruh besar untuk diskusi tentang kebebasan manusia, justru karena
Protestanisme menekankan predestinasi Dua gerakan besar di ambang modernitas ini, Reformasi dan
Renaisans, secara filosofis tercermin tidak hanya dalam filsafat sesudah Descartes, tetapi juga jauh
sebelumnya, dalam pemikiran orang-orang, seperti : Machivelli,Francis Bacon,Giordano Bruno,
Nicholas Cusa, Capanella, dan lain-lainnya.
8
FILSAFAT MODERN & TOKOHNYA
RENAISANCE
Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat Modern. Pada masa ini rasionalisme bertambah
dipikirkan. Tidak sepele bagi menentukan mulai dari kapan Masa ratus tahun Pertengahan
beristirahat. Namun, dapat disebutkan bahwa Masa ratus tahun Pertengahan itu mandek pada masa
ratus tahun 15 dan 16 atau pada kesudahan masa Renaissance. Masa setelah Masa ratus tahun
Pertengahan adalah masa Modern. Sekalipun, memang tidak jelas kapan mandeknya Masa ratus
tahun Pertengahan itu.
Ayah Niccolo adalah seorang ahli hukum dan memiliki karya yaitu The Prince (sang pangeran)
1513. Filsafat politik baru Pada titik ekstrim, ia dikecam sebagai seorang guru penipuan dan
pengkhianatan politik dan penggagas totalitarisme modern. Kemudian, ia juga dipuja sebagai
seorang pahlawan Italia yang senantiasa mengabdikan dirinya kepada kebaikan, yang dimana
negaranya sebagai demokrat besar dan juga sebagai pemikir yang merujuk pada kebebasan dan
nasib manusia.
Francis Bacon (1561-1626) Francis Bacon lahir di London, Inggris dan belajar di Cambridge
serta dikenal sebagai penemu praktik metode ilmiah. Dalam karyanya “Novum Organum” ia
secara positif hendak membangun kembali ilmu yang dimana sejarah negatif menentang sebuah
konsep-konsep tentang ilmu dari Aristoteles. Adapun doktrin positif dan ada juga negatif.
Doktrin negatif dijelaskan dengan jenis-jenis “Idol”. Jenis-jenis Idol yaitu Idol of the trie, Idol of
the cave, Idols of the market dan Idols of theatre.
Thomas Hobbes (1588-1679 M) Thomas Hobbes lahir di Inggris, ia adalah putra dari pastor yang
menyukai debat. Thomas Hobbes adalah sosok yang cerdas, dimana pada umur 6 tahun telah
mampu menguasai bahasa Yunani dan latin dengan baik serta di umur 15 tahun telah belajar di
Oxford University. Dalam karyanya “Laviathan” membahas psikologi manusia dalam bahasan of
man. Thomas Hobbes menyadari bahwa teori negara harus dilandaskan dengan teori watak.
Menurut Thomas Hobbes, ada dua cara melakukan pengamatan pola laku dan tindakan. 1) model
ini dipengaruhi oleh aliran rasionalisme dan introspeksi diri. 2) model ini lebih kepada studi diri
dengan mendeteksi pola laku pribadi daripada orang lain.
9
Baruch De Spinoza (1632-1677) Ia adalah seorang filsuf Belanda yang fenomental setelah dia
menggugat pemikiran Descartes mengenai “apa sesungguhnya dunia ini?” Sebagai keturunan
Yahudi yang berpikiran bebas ia senantiasa di tentang oleh para sahabatnya yang memiliki
pemikiran ortodoks. Walaupun akhirnya ia dikucilkan tapi pemikirannya cukup mengagumkan
tak jarang ada orang yang menaruh perhatian terhadap kajian filsafat dan ilmu pengetahuan.
Spinoza memiliki karya utama yaitu “Ethics”.
Leibniz (1646-1716) Leibniz lahir di Jerman. Ia merupakan pengagum dan pengkritik Descartes.
Ia khawatir bagaimana menjalani kehidupan. Selain itu, Leibniz juga kerap dikenal sebagai
penemu kalkulus bersama Newton. Leibniz menyarankan pengembangan bahasa yang universal,
yang merupakan suatu logika yang di dalamnya semua masalah dapat dipecahkan dengan
perhitungan tanpa pertumpahan darah dan rasional.
John Locke (1632-1704 M) John Locke lahir di Inggris. Ia merupakan seorang tokoh pembawa
gerbong aliran yang mengimani seluruh pemikiran dan gagasan manusia yang berasal dari Indra
atau pengalaman. Fokus filsafat John Locke yaitu antitesis demikian Descartes. Adapun yang
membedakan John Locke dengan yang lainnya yaitu karakter pemikirannya yang empiris dan
dibangun atas dasar tunggal dan serbaguna.
David Hume (1711-1776) Pada masanya aliran empiris memuncak. Empiris ini bersumber pada
pengalaman bukannya rasio. David Hume memilih pengalaman sebagai sumber utama
pengetahuan. Ada 2 hal yang dicermati oleh David Hume yaitu “subtansi” dan “kausalitas”. Dari
kesan muncul sebuah gagasan. Kesan adalah hasil pengindraan langsung atas realitas lahiriah.
Sedangkan gagasan adalah bagian dari ingatan akan kesan-kesan.
George W. F. Hegel (1770-1831) Secara filosofis, Hegel memberi sumbangsih besar yang
melebihi Kant. Ia telah memperkaya suatu dimensi filsafat baru bagi usaha-usaha pengembangan
ilmu filsafat. Adapun karya pertama Hegel yaitu sebetulnya dimaksudkan sebagai pengantar bagi
ilmu filsafat yang global.
Immanuel Kant 1724-1804M Lahir di Jerman , tepatnya di wilayah Konigsberg pada 22 April
1724 dan meninggal 12 Februari 1804 M. dikenal sebagai seorang filosof eksistensialis Jerman
yang berpengaruh dan produktif menulis banyak buku. Karyanya yang terpenting Kritik der
Reinen Vernunft (1781). Dalam buku ini dia membatasi “pengetahuan manusia “atau” apa yang
diketahui manusia “.
Di dalamnya ia memberikan tiga pertanyaan ; Apa yang bisa kuketahui ?, Apa yang harus
kulakukan ? Apa yang bisa kuharapkan ?. i. Soren Kierkegaard (1818-1855M) Kierkegaad
dikenal sebagai kritikus Hegel. Ia lahir di Kopenhagen, Demmark 1818. Ia terkenal sebagai
bapak eksitensialisme. Latar sosio-kultural masyarakat Kopenhagen yang dipengaruhi oleh
filsafat Kant dan Hegel secara mutlak membuatnya kritis sekaligus memberontak terhadap kedua
pemikir kritis sebelumnya itu.
10