Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alvira Trinanda

NIM : 2048019

Tugas 3 MPP

Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin dicapai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang
terdapat dalam suatu pengetahuan. Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion dan logos, yang
berarti teori tentang nilai.
Aksiologi kemudian dibedakan menjadi 2 fungsi yakni :
1. Kegunaan Teoritis
Fungsi atau kegunaan yang pertama adalah secara teoritis, sehingga aksiologi
memiliki fungsi yang sifatnya berupa teori. Berhubungan dengan segala materi
pembelajaran di dunia pendidikan. Semua ilmu pengetahuan biasanya dirangkum dalam
bentuk tulisan yakni bisa dalam bentuk buku, ensiklopedia, dan lain sebagainya. Ilmu
pengetahuan dalam dunia pendidikan adalah unsur utama. Digunakan untuk membangun
sumber daya manusia yang memiliki etika dan memiliki estetika dalam menilai suatu hal.
Sekaligus bisa mendapatkan lebih banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi
kehidupan mereka. Ilmu secara teori atau nilai-nilai kehidupan secara teori akan memberi
pemahaman mendasar. Bisa mengetahui suatu nilai secara mendalam dan mencoba
memahaminya dulu dengan akal dan logika.
2. Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis secara sederhana bisa diartikan sebagai penerapan atau aplikasi
dari pemahaman nilai-nilai dalam suatu kehidupan. Jika mendapatkan ilmu pengetahuan
maka tugas pertama adalah mempraktekannya. Dalam dunia pendidikan, ilmu yang
didapatkan selama belajar atau sekolah akan dipraktekan setelah lulus dari bangku
sekolah maupun perguruan tinggi. Praktek ini bisa dalam bentuk membangun interaksi
dengan masyarakat sebagai bagian dari mereka. Nilai-nilai yang dibahas di dalam
aksiologi kemudian juga berfungsi membantu setiap manusia atau individu untuk
memberi penilaian dengan cermat. Bisa membedakan mana hal baik dan mana hal buruk,
mana yang perlu dilakukan dan mana yang seharusnya dihindari. Pemahaman tentang
semua pengetahuan di dalam aksiologi kemudian membantu menciptakan keteraturan dan
adat istiadat yang baik. Sekaligus bisa diterima oleh seluruh masyarakat di suatu wilayah
bahkan dunia.

Peranan aksiologi dalam kehidupan manusia yang utama, yaitu memberikan arahan
kepada manusia untuk melakukan suatu tindakan ke tindakan yang lebih baik serta sebagi
pembimbing manusia untuk berekspresi melahirkan keindahan atau estetika (peran ekspresi).
Ontology
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani.
Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang
memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles.
Ada pun dua macam sudut pandang yang melihat kenyataan atau realitas mengenai hal
yang konkret adalah kuantitatif dan juga kualitatif. Dua hal tersebut menjadi konsep mengenai
wujud yang sulit didefinisikan dengan tepat, mengingat suatu wujud sudah ada terlebih dahulu
sebelum konsep mengenai segalanya muncul.
Ontologi juga dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang membahas mengenai hakikat yang
ada yang merupakan realita baik dalam bentuk jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak.
Ontologi membahas mengenai yang ada seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sehingga
tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu.
Dalam kaitanya dengan ilmu, aspek ontologi ini mempertahankan mengenai objek yang
mampu ditelaah secara keilmuan. Sementara itu, ontologi ini juga membahas mengenai suatu hal
yang ada yang secara universal mampu menampilkan pemikiran semesta universal.
Oleh sebab itu, ilmu ontologi ini berupaya mencari inti yang termuat di segala kenyataan.
Sehingga tak heran jika kemudian ontologi menjadi bidang pokok filsafat yang membicarakan
mengenai masalah hakikat kebenaran mengenai segala suatu hal yan ada dan menurut tata
hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab-akibat.
Biasanya yang dibicarakan di dalam ilmu ontologi adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan manusia, alam, dan nada causa prima dalam suatu hubungan menyeluruh,
teratur, dan tertib di dalam keharmonisan. Sehingga aspek ontologi di sini merupakan segala
sesuatu yang berada di dalam tatanan hubungan estetis yang diliputi dengan warna nilai
keindahan.
Ontologi memiliki ruang lingkup atau menguak beberapa hal di antaranya adalah seperti
yang akan dibahas di bawah ini.
1. Objek apa yang telah ditelaah ilmu?
2. Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut?
3. Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia yang dapat
berpikir, merasa, dan mengindera yang membuahkan pengetahuan?
4. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
Epistimology
Epistemologi adalah bagian yang mengkaji dengan penciptaan pengetahuan, dengan
fokus pada bagaimana pengetahuan diperoleh dan menyelidiki cara yang paling valid. Pengertian
epistemologi adalah sebuah studi filosofis tentang hakikat, asal usul, dan batasan pengetahuan
manusia. Epistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan pengetahuan yang kadang
disebut sebagai teori pengetahuan. Jadi, disini sangatlah jelas bahwa ahli epistemologi
mempelajari hakikat pengetahuan, pembenaran epistemik, rasionalitas keyakinan, dan berbagai
masalah terkait dengan disipilin ilmu filsafat.
Sejarah epistemologi dimulai dari zaman Aristoteles (384 hingga 322 SM) yang
memberikan jawaban ketika dia mengatakan bahwa filsafat dimulai dengan semacam keajaiban
atau kebingungan. Pada awalnya, hampir semua manusia ingin memahami dunia tempat mereka
tinggal, dan banyak dari mereka membangun teori dari berbagai jenis untuk membantu mereka
memahami dunia tersebut. Akan tetapi, kenyataannya adalah banyak aspek dunia tidak dapat
dijelaskan dengan mudah, kebanyakan orang cenderung menghentikan upaya mereka pada suatu
saat dan puas dengan tingkat pemahaman apa pun yang telah berhasil mereka capai. Namun,
seorang filsuf justru tertarik oleh gagasan memahami dunia dalam istilah yang paling umum.
Dari situ mereka mencoba menciptakan teori sinoptik, akurat secara deskriptif, penjelasan yang
kuat, dan dalam semua hal lain dapat dipertahankan secara rasional. Dengan demikian, mereka
membawa proses penyelidikan lebih jauh daripada yang cenderung dilakukan orang lain, dan
inilah yang dimaksud dengan mengatakan bahwa mereka mengembangkan filosofi tentang hal-
hal tersebut. Oleh karena itulah seperti kebanyakan orang, ahli epistemologi sering memulai
spekulasi mereka dengan asumsi bahwa mereka memiliki banyak pengetahuan. Namun, ketika
mereka merenungkan apa yang mungkin mereka ketahui, mereka menemukan bahwa itu jauh
lebih tidak aman daripada yang mereka sadari, dan memang mereka mulai berpikir bahwa
banyak dari apa yang selama ini menjadi keyakinan mereka yang paling kuat yang meragukan
atau bahkan salah. Keraguan semacam itu muncul dari anomali tertentu dalam pengalaman orang
tentang dunia. Dua dari anomali tersebut akan dijelaskan secara rinci di sini untuk
mengilustrasikan bagaimana mereka mempertanyakan klaim umum atas pengetahuan tentang
dunia.
Dalam kajian epistemologi ada 4 bidang yang umum diterapkan yakni:
 Analisis filosofis, yakni bidang kajian mengenai hakikat pengetahuan dan kondisi yang
diperlukan untuk suatu keyakinan merupakan pengetahuan, seperti kebenaran dan
pembenaran.
 Sumber pengetahuan potensial dan keyakinan yang dibenarkan, seperti persepsi, alasan,
ingatan, dan kesaksian
 Struktur tubuh pengetahuan atau keyakinan yang dibenarkan, contoh keyakinan yang
dibenarkan harus diturunkan dari keyakinan dasar yang dibenarkan atau apakah
pembenaran hanya memerlukan seperangkat keyakinan yang koheren
 Skeptisisme filosofis, yakni bidang kajian yang mempertanyakan kemungkinan
pengetahuan, dan masalah terkait, seperti apakah skeptisisme merupakan ancaman bagi
klaim pengetahuan biasa kita dan apakah mungkin untuk membantah argumen skeptis

Anda mungkin juga menyukai