Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH MODEL KAJIAN FILSAFAT UMUM

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Syamsul Bakri, S.Ag., M.Ag.

Di susun oleh :
Trio Saputro (231121045)
Siti Nur Ais’ah (231121046)
Dyah Ayu F (231121047)
Rufiyanto Heri S (231121048)

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Filsafat adalah pikiran yang ada dalam diri manusia serta mendorong untuk mencari
sebuah kebenaran yang dapat diterima oleh insting logika manusia dan menjadikan manusia
belajar untuk bisa menjadi bijaksana. Filsafat dalam kajian ilmu pengetahuan yang menjadikan
manusia merasa ingin tahu dan menemukan kebenaran dari problema yang sedang dialami.
Filsafat pada dasarnya merupakan filosofi atau mitos-mitos yang mengundang rasa ingin tahu
manusia yang mengakibatkan timbul pemikiran-pemikiran tentang mencari kebenaran.
Manusia yang pada awalnya tidak mengetahui suatu perkembangan peradaban manusia
sehingga mengakibatkan mengikuti apa yang telah diikuti orang lain. filsafat lebih condong
mempelajari ilmu pengetahuan yang ada di dunia dan alam semesta yang di dalamnya terdapat
manuisa sebagai objek kajian filsafat. Manusia itu sendiri tidak lepas kaitannya dengan jasmani-
rohani serta kodratnya sebagai manusia. Berlandaskan persoalan-persoalan yang terjadi pada
manusia serta rasa kekaguman yang ada pada diri manusia, dan keheranan manusia sehingga
mengakibatkan manusia manjadi rasa ingin tahu dan manjadikannya dapat berfikir logis.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud filsafat umum?
2. Bagaimana pendekatan filsafat umum pada metodologi studi islam?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Mengetahui pengertian filsafat umum itu sendiri.
2. Mengetahui secara terperinci apa model kajian filsafat umum yag digunakan untuk
pendekatan metodolgi studi islam.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Umum


Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman
akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti ”philosophic” dalam kebudayaan
bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia”
dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.
Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari
bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa
dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari
kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat.Pengertian filsafat secara
terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan
kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa :
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang
meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika,
etika, ekonomi, politik, dan estetika.

B. Pendekatan Filsafat Umum Pada Metodologi Studi Islam

Satu perspektif yang diterapkan dalam mempelajari agama, termasuk Islam adalah
melalui pendekatan. Kajian filsafat dalam Islam menjadi topik yang memicu banyak
perdebatan dan kontroversi di antara para ahli dan umat Islam. Ada yang memandang filsafat
sebagai sesuatu yang merusak ajaran Islam, sementara yang lainnya melihatnya sebagai
sebuah metode intelektual yang berguna untuk memperdalam pemahaman tentang Islam dan
memecahkan masalah-masalah keagamaan yang kompleks. Sebagian orang menerima filsafat
dalam studi keislaman sebagai alat untuk berpikir secara rasional, transparan, kritis, objektif,
mengikuti perkembangan zaman.
Namun, ada juga orang yang menolak filsafat karena alasan dapat melemahkan
seseorang. Pendekatan filosofis dalam mempelajari Islam memberikan solusi dan pemecahan
masalah melalui metode kritis analitis dan spekulatif analisis. Tujuannya adalah untuk
memberikan pemahaman yang mendalam dan komprehensif tentang ajaran dan dogma dalam
islam, serta mengungkapkan makna dan hikmah di balik ritual dan ajaran tersebut. Dengan
demikian, orang tidak hanya mengamalkan agama secara formalistik, tetapi juga memahami
maknanya yang sebenarnya.
Terdapat 3 cara pendekatan Filsafat Umum pada metodologi studi islam :

1. Ontologi
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani.
Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang
memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada
masanya, kebanyakan orang belum membedakan antara penampakan dengan kenyataan. Thales
terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi
terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah
pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka
(sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri). Secara sederhana ontologi bisa
dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis
Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu,
ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat
setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya. Ditinjau dari segi
ontologi, ilmu membatasi diri pada kajian yang bersifat empiris. Objek penelaah ilmu
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa hal-hal yang sudah berada diluar jangkauan manusia tidak
dibahas oleh ilmu karena tidak dapatdibuktikan secara metodologis dan empiris, sedangkan
ilmu itu mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi pada dunia empiris.
Berdasarkan objek yang ditelaah dalam ilmu pengetahuan dua macam:
1. Obyek material (obiectum materiale, material object) ialah seluruh lapangan atau
bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu.
2. Obyek Formal (obiectum formale, formal object) ialah penentuan titik pandang
terhadap obyek material.
2. Epistemologi
Kata Epistimologi berasal darei kata Yunani yaitu “episeme” dan “logos”.epise diartikan
sebagai pengetahuan dan logos diartikan sebagai pikiran. Maka secara bahasa dapat
diartikan sebagai pengetahuan yang benar. Epistimologi atau teori pengetahuan dalam
pengertian tang luas merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang ilmu
pengetahuan.Sebagai cabang filsafat, epistimologi mempelajari dan mencoba menentukan
hakikat pengetahuan. Maka jika kita pahami lebih luas, bahwa epistimologi berbicara
tentang asal mula pengetahuan, sumber pengetahuan, ruang lingkup pengetahuan, nilai
validitas, dan kebenaran pengetahuan.
Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu
pengetahuan, hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang
benar, apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya. Objek telaah epistemologi adalah
mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana
kita membedakan dengan lainnya jadi berkenaan dengan situasi dan kondisi ruang serta
waktu mengenai sesuatu hal.
Jadi yang menjadi landasan dalam tataran epistemologi ini adalah proses apa yang
memungkinkan mendapatkan pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan
prosedur memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan moral dan keindahan seni, apa yang
disebut dengan kebenaran ilmiah, keindahan seni dan kebaikan moral.
3. Aksiologi
Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang berarti teori
tentang nilai. Aksiologi (filsafat nilai) ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai,
yang umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Di dunia ini terdapat banyak
cabang pengetahuan yang bersangkutan dengan masalah-masalah nilai yang khusus, seperti
ekonomi, estetika, etika, filsafat agama dan epistemologi. Epistemology bersangkutan dengan
masalah kebenaran. Etika bersangkutan dengan masalah kebaikan (dalam arti kesusilaan), dan
estetika bersangkutan dengan masalah keindahan.
Dalam aksiologi, ada dua komponen mendasar, yakni etika (moralitas)
dan estetika (keindahan) :
1. Etika adalah cabang filsafat aksiologi yang membahas tentang masalah-masalah moral.
Kajian etika lebih fokus pada prilaku, norma dan adat istiadat yang berlaku pada komunitas
tertentu. Dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku yang penuh dengan tanggung jawab
terhadap diri sendiri, masyarakat, alam maupun terhadap tuhan sebagai sang pencipta.
2. Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan.
Keindahan mengandung arti bahwa di dalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang
tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang menyeluruh.
Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata bersifat selaras serta bepola
baik melainkan harus juga mempunyai kepribadian.

BAB 3
KESIMPULAN
Dengan kita membuat makalah ini kita dapat mengetahui apa itu filsafat umum secara
terperinci dengan sejelas-jelasnya, Filsafat umum disini ialah pikiran yang ada dalam diri
manusia serta mendorong untuk mencari sebuah kebenaran yang dapat diterima oleh insting
logika manusia dan menjadikan manusia belajar untuk bisa menjadi bijaksana. Filsafat dalam
kajian ilmu pengetahuan yang menjadikan manusia merasa ingin tahu dan menemukan
kebenaran dari problema yang sedang dialami. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa terdapat 3
pendektaan filsafat umum pada metodologi studi islam. Diantaranya ontologi, epistemologi, dan
aksiologi. Pengertian ontology sendiri ialah salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan
berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.
Epistimologi atau teori pengetahuan dalam pengertian tang luas merupakan cabang filsafat yang
berbicara tentang ilmu atau hakikat pengetahuan itu sendiri. Aksiologi ialah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki hakekat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan.

Daftar Pustaka
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Cet. X; Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1990), h. 33..
Syafii, Inu Kencana. Pengantar Filsafat, Cet. I; Bandung: Refika Aditama, 2004.
Tim Penulis Rosdakarya, Kamus Filsafat, Cet. I; Band

Anda mungkin juga menyukai