Apa itu pengertian dari filsafat? Apa saja alasan kita sebagai manusia perlu berfilsafat? Mengapa filsafat dicetuskan menjadi dasar dari segala ilmu pengetahuan? Inilah yang sering kali orang-orang pertanyakan saat pertama kali belajar tentang filsafat. Filsafat sering kali dicap sebagai ilmu yang sulit untuk dipelajari, ilmu yang mungkin tidak terlalu memiliki kegunaan dalam kehidupan hingga beberapa orang mencap filsafat tidak relevan dengan kehidupan manusia pada saat ini. Sebagai seorang manusia, kita diciptakan sebagai makhluk hidup yang memiliki akal yang terus berkembang dan cara untuk berpikir. Sejak zaman dahulu, manusia selalu mencari kebenaran akan adanya suatu hal. Seperti Galileo Galilei yang menemukan teori bahwa bumi itu bulat dan Isaac Newton yang menemukan teori gravitasi bumi. Hingga saat ini pun manusia tetap mempertanyakan sesuatu baik hal yang tergolong sederhana hingga yang menyangkut hakikat manusia. Saat kita kecil, tentunya kita sering kali mempertanyakan hal-hal yang ada di sekeliling kita. Contohnya saat kita kecil, mungkin kita pernah tidak sengaja menjatuhkan barang dan heran mengapa barang itu bisa terjatuh ke bawah, sedangkan di luar angkasa barang-barang bahkan manusia hanya dapat melayang. Lalu saat kita memasuki usia sekolah, tentu kita pernah mempelajari bagaimana manusia pada zaman dahulu tinggal. Seperti contohnya, manusia pada zaman batu tua bertahan hidup dengan cara melakukan food gathering atau mengumpulkan makanan dan tinggal secara nomaden atau berpindah-pindah. Hingga akhirnya manusia mulai melakukan food producing atau membuat makanan dan menetap di tempat yang sama. Pada zaman sekarang cara hidup manusia pun telah sangat berubah. Mulai dari segi teknologi, perekonomian hingga budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap zaman tidak terlapas dari pengaruh filsafat yang mendorong manusia untuk berpikir dan mencoba mencari jalan keluar. Sedari kecil, manusia memiliki rasa keingintahuan yang tinggi untuk mencari tahu tentang sesuatu. Karenanya, manusia mencoba menelusuri sesuatu yang dicari itu hingga menemukan kebenarannya. Hal ini juga berlaku pada seluruh filsuf. Mereka juga memiliki rasa penasaran atau keingintahuan yang tinggi sehingga mereka terdorong untuk menciptakan ilmu filsafat yang menjadi dasar ilmu manusia pada saat ini, Filsafat kerap didefinisikan sebagai kegiatan berpikir. Namun sesungguhnya, filsafat merupakan kegiatan yang lebih daripada itu. Bukan hanya berpikir secara sederhana, filsafat mencari tahu tentang sesuatu atau suatu kebenaran dengan menggunakan metode yang objektif dan juga secara mendalam. Hal ini dilakukan agar sesuatu yang dicari atau kebenaran yang dicari tersebut dapat mendapatkan hasil yang tepat. Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa filsafat adalah suatu ilmu yang digunakan sebagai pandangan hidup manusia dan dijadikan sebagai konsep mendasar tentang cita-cita manusia dalam kehidupan ini. Atau filsafat dapat diartikan juga sebagai sikap manusia yang dewasa dan secara sadar memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan melihat sesuatu itu dari berbagai perspektif secara luas (bukan hanya beberapa perspektif saja), menyeluruh dan memiliki keterkaitan antara hubungan yang lain.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian dari filsafat? 1.2.2. Apa pengertian dari filsafat ilmu? 1.2.3. Apa saja ciri-ciri dari filsafat? 1.2.4. Apa manfaat dari adanya filsafat?
1.3 Tujuan Pembahasan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat. 1.3.2. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat ilmu. 1.3.3. Untuk mengetahui ciri-ciri filsafat. 1.3.4. Untuk mengetahui manfaat dari adanya filsafat. BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat
Pengertian dari filsafat dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengertian secara etimologi dan pengertian secara terminologi. Pengertian filsafat secara etimologi merupakan adaptasi kata dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, filsafat disebut sebagai فلسفةatau dibaca ‘falsafah’. ‘Falsafah’ dalam bahasa Arab juga merupakan adaptasi kata dari bahasa Yunani yang disebut sebagai Φιλοσοφία atau ‘philoshophia’. ‘Philosophia’ dalam bahasa Yunani merupakan kata majemuk yang terdiri dari beberapa kata, yaitu ‘philos’ yang memiliki arti ‘cinta’, ‘philia’ yang memiliki arti ‘persahabatan’ dan Σοφία atau ‘sophia’ yang memiliki pengertian ‘kebijaksanaan’. Sehingga filsafat secara harfiahnya dapat dikatakan sebagai ‘pecinta kebijaksanaan’. Artinya, orang yang berfilsafat merupakan orang yang cinta akan adanya kebijaksanaan. Filsafat juga disebut sebagai ‘phylosophy’ di dalam bahasa Inggris. Filsafat menurut terminologinya memiliki pengertian yang beragam dan berbeda-beda. Hal ini dikarenakan filsafat memiliki sifat yang subjektif atau sesuai dengan bagaimana seseorang berpikir melalui sudut pandangnya sendiri. Jadi, setiap filsuf bisa saja memiliki pengertian yang berbeda mengenai filsafat. Πλάτων atau Plato (sekitar 427 hingga 347 Sebelum Masehi) Plato sebagai salah satu pengikut Σωκράτης atau Socrates yang juga merupakan seorang filsuf berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu untuk mencari kebenaran tentang sesuatu yang sebenarnya. Aριστοτέλης atau Aristoteles (384 hingga 322 Sebelum Masehi) Aristoteles merupakan murid dari Plato. Ia memiliki pendapat bahwa filsafat adalah ilmu yang digunakan untuk mencari kebenaran berdasarkan beberapa ilmu. Ilmu tersebut adalah ilmu estetika, metafisika, politik, retorika, ekonomi, etika dan logika. Immanuel Kant (1724 hingga 1804 Masehi) Immanuel Kant menyatakan bahwa filsafat itu adalah ilmu pengetahuan yang keberadaannya dijadikan sebagai dasar atau pokok dari segala pengetahuan. Mencakup empat persoalan, yakni: 1. Ilmu Metafisika (mengenai apa saja kah hal yang dapat manusia kerjakan) 2. Ilmu Etika (mengenai apa saja kah yang seharusnya dikerjakan oleh manusia) 3. Ilmu Agama (mengenai sampai dimana kah harapan dari para manusia) 4. Ilmu Antropologi (apa itu yang disebut dengan manusia? Bertrand Arthur William Russell (1872 hingga 1970 Masehi) Bertrand Russell berpendapat bahwa filsafat ada sebagai kritik yang digunakan terhadap pengetahuan. Filsafat berguna sebagai memeriksa asas-asas yang digunakan di dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia sehari-hari secara kritis. Filsafat juga mencari adanya ketidaksetaraan dalam asas-asas yang digunakan tersebut. Sebagai suatu ilmu, filsafat juga memiliki cabang-cabang tertentu. Filsafat mempunyai tiga cabang utama. Tiga cabang itu adalah Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Ontologi merupakan ilmu yang digunakan untuk mempelajari suatu wujud atau keberadaan suatu hal. Epistemologi adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari tentang suatu pengetahuan. Terakhir, Aksiologi sebagai ilmu yang digunakan untuk mempelajari tentang nilai-nilai yang mencakup estetika, logika dan etika. Dari penjelasan diatas, dapa disimpulkan bahwa filsafat merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluruh fenomena yang ada di dalam kehidupan dan pemikiran manusia dengan menggunakan konsep yang mendasar dan pemikiran yang kritis. Filsafat kerap digunakan menjadi suatu pandangan hidup manusia yang berprinsip untuk menelusuri adanya kebenaran dengan radikal dan perspektif yang luas. Filsafat tidak muncul hanya dengan adanya percobaan dan eksperimen. Filsafat muncul dengan mengutarakan masalah yang ada secara persis, lalu mencoba mencari solusi yang tepat dari masalah tersebut, menjelaskan argumentasi dan juga alasan yang tepat dalam solusi yang pada akhirnya dimasukkan menjadi proses dialektika.
2.2 Pengertian Filsafat Ilmu
Sama halnya dengan filsafat, filsafat ilmu juga memiliki definisi yang berbeda- beda menurut para ahli. John Macmurray (1891 hingga 1976) Sebagai seorang filsuf yang berasal dari Skotlandia, John Macmurray mendefinisikan filsafat ilmu sebagai ilmu yang memeriksa pandangan umum dan prasangka ilmiah secara kritis. Dr. Edwar Djamaris (1941 hingga 2012) Menurut Edwar Djamaris, filsafat ilmu termasuk bagian filsafat ilmu pengetahuan yang fokusnya mengkaji ilmu atau pengetahuan secara ilmiah. Dr. Mohammad Muslih, MA. Menurut Mohammad Muslih, filsafat ilmu adalah cabang ilmu filsafat yang diciptakan khusus untuk membahas ilmu pengetahuan. Cabang ini memiliki objek yang luas mulai dari pengetahuan, ilmu. kebahasaan dan keagamaan. Dari penjelasan para ahli diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat ilmu merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang memiliki fokus di satu objek. Satu objek yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan. 2.3 Ciri-Ciri Filsafat Filsafat sebagai ilmu juga memiliki beberapa ciri-ciri utama yaitu universal, radikal, dan sistematis. 1. Universal Filsafat memiliki ciri yang universal atau menyeluruh. Artinya, pemikiran dalam berfilsafat itu digunakan secara luas dan tidak hanya menggunakan beberapa aspek tertentu saja. Dalam berfilsafat, seseorang mencari kebenaran tentang suatu hal berdasarkan berbagai aspek dan tidak hanya melihat dari satu sudut pandang. Filsafat juga tidak memiliki sangkutan dengan pemikiran lain. 2. Radikal Filsafat memiliki ciri yang radikal atau mendasar. Artinya, orang yang sedang berfilsafat berarti ia mencari tahu kebenaran tentang suatu hal hingga pada akarnya. Orang yang berfilsafat akan menggali tentang suatu hal bukan hanya berdasarkan informasi atau berita yang beredar tapi juga mencari kebenaran itu sendiri hingga sangat mendasar. 3. Sistematis Filsafat memiliki ciri yang sistematis. Sistematis artinya seseorang yang sedang berfilsafat akan mencari tahu tentang sesuatu dengan metode untuk berpikir menggunakan logika (logis) dan runtut. Selain ketiga ciri umum diatas, para ahli juga memberikan beberapa ciri-ciri lain mengeni filsafat, yakni: 1. Deskriptif Filsafat memiliki sifat deskriptif yang artinya filsafat menjelaskan mengapa sesuatu berbuat demikian dengan secara rinci dan sesuai dengan urutan. 2. Kritis Filsafat bersifat kritis. Artinya, filsafat mempertanyakan berbagai macam hal dan tidak langsung dengan mudah menerima apa saja yang terlihat tanpa menelusuri terlebih dahulu tentang suatu hal tersebut. 3. Analisis Filsafat memiliki sifat analisis. Analisis pada filsafat berarti memberi sebuah ulasan dan mengkaji sesuatu hal secara rinci dan menyeluruh. 4. Evaluatif Evaluatif disini juga dapat dikatakan sebagai normatif. Artinya evaluatif bermaksud mengupayakan dengan sungguh-sungguh mengenai nilai persoalan tentang manusia dan disikapi dengan baik.
2.4 Manfaat Filsafat
Sebagai akar atau pokok dasar dari semua ilmu, filsafat memiliki peran dan memberi jawaban bagi banyak pertanyaan. Tanpanya, manusia hanya akan stuck atau berada di posisi yang sama dikarenakan tidak adanya pemecahan dari persoalan baru. Dengan adanya filsafat, membuat kita sebagai manusia menjadi makhluk hidup yang bersifat bijaksana dalam melihat atau mencari tahu tentang suatu hal. Orang yang belajar mengenai filsafat akan menjadi lebih peka terhadap apa yang terjadi di sekitarnya dan juga pada dirinya sendiri. Dengan lahirnya filsafat pula, filsafat mempunyai peran yang besar dalam menjelaskan jawaban dari pertanyaan mengenai peristiwa yang terjadi di kehidupan, cohtonya seperti hakikat dari manusia. Filsafat juga memiliki peran yang besar dalam membantu manusia mendapatkan jawaban mengenai berbagai macam pertanyaan yang mungkin tidak dapat dijawab oleh berbagai ilmu yang lain. DAFTAR PUSTAKA
Buku Nasution, Ahmad Taufik, 2016. Filsafat Ilmu: Hakikat Mencari Pengetahuan. Yogyakarta : Deepublish.
Pusaka Internet Suriasumantri, Jujun S, 2017. Studi Kasus: Telaah Buku Filasafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer)