Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apa itu pengertian dari filsafat? Apa saja alasan kita sebagai manusia perlu
berfilsafat? Mengapa filsafat dicetuskan menjadi dasar dari segala ilmu pengetahuan?
Inilah yang sering kali orang-orang pertanyakan saat pertama kali belajar tentang
filsafat. Filsafat sering kali dicap sebagai ilmu yang sulit untuk dipelajari, ilmu yang
mungkin tidak terlalu memiliki kegunaan dalam kehidupan hingga beberapa orang
mencap filsafat tidak relevan dengan kehidupan manusia pada saat ini.
Sebagai seorang manusia, kita diciptakan sebagai makhluk hidup yang
memiliki akal yang terus berkembang dan cara untuk berpikir. Sejak zaman dahulu,
manusia selalu mencari kebenaran akan adanya suatu hal. Seperti Galileo Galilei yang
menemukan teori bahwa bumi itu bulat dan Isaac Newton yang menemukan teori
gravitasi bumi. Hingga saat ini pun manusia tetap mempertanyakan sesuatu baik hal
yang tergolong sederhana hingga yang menyangkut hakikat manusia. Saat kita kecil,
tentunya kita sering kali mempertanyakan hal-hal yang ada di sekeliling kita.
Contohnya saat kita kecil, mungkin kita pernah tidak sengaja menjatuhkan barang
dan heran mengapa barang itu bisa terjatuh ke bawah, sedangkan di luar angkasa
barang-barang bahkan manusia hanya dapat melayang. Lalu saat kita memasuki usia
sekolah, tentu kita pernah mempelajari bagaimana manusia pada zaman dahulu
tinggal. Seperti contohnya, manusia pada zaman batu tua bertahan hidup dengan cara
melakukan food gathering atau mengumpulkan makanan dan tinggal secara nomaden
atau berpindah-pindah. Hingga akhirnya manusia mulai melakukan food producing
atau membuat makanan dan menetap di tempat yang sama. Pada zaman sekarang cara
hidup manusia pun telah sangat berubah. Mulai dari segi teknologi, perekonomian
hingga budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap zaman tidak terlapas
dari pengaruh filsafat yang mendorong manusia untuk berpikir dan mencoba mencari
jalan keluar.
Sedari kecil, manusia memiliki rasa keingintahuan yang tinggi untuk mencari
tahu tentang sesuatu. Karenanya, manusia mencoba menelusuri sesuatu yang dicari
itu hingga menemukan kebenarannya. Hal ini juga berlaku pada seluruh filsuf.
Mereka juga memiliki rasa penasaran atau keingintahuan yang tinggi sehingga
mereka terdorong untuk menciptakan ilmu filsafat yang menjadi dasar ilmu manusia
pada saat ini,
Filsafat kerap didefinisikan sebagai kegiatan berpikir. Namun sesungguhnya,
filsafat merupakan kegiatan yang lebih daripada itu. Bukan hanya berpikir secara
sederhana, filsafat mencari tahu tentang sesuatu atau suatu kebenaran dengan
menggunakan metode yang objektif dan juga secara mendalam. Hal ini dilakukan
agar sesuatu yang dicari atau kebenaran yang dicari tersebut dapat mendapatkan hasil
yang tepat.
Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa filsafat adalah suatu ilmu
yang digunakan sebagai pandangan hidup manusia dan dijadikan sebagai konsep
mendasar tentang cita-cita manusia dalam kehidupan ini. Atau filsafat dapat diartikan
juga sebagai sikap manusia yang dewasa dan secara sadar memikirkan segala sesuatu
secara mendalam dan melihat sesuatu itu dari berbagai perspektif secara luas (bukan
hanya beberapa perspektif saja), menyeluruh dan memiliki keterkaitan antara
hubungan yang lain.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Apa pengertian dari filsafat?
1.2.2. Apa pengertian dari filsafat ilmu?
1.2.3. Apa saja ciri-ciri dari filsafat?
1.2.4. Apa manfaat dari adanya filsafat?

1.3 Tujuan Pembahasan


1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat.
1.3.2. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat ilmu.
1.3.3. Untuk mengetahui ciri-ciri filsafat.
1.3.4. Untuk mengetahui manfaat dari adanya filsafat.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat


Pengertian dari filsafat dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengertian secara
etimologi dan pengertian secara terminologi. Pengertian filsafat secara etimologi
merupakan adaptasi kata dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, filsafat disebut
sebagai ‫ فلسفة‬atau dibaca ‘falsafah’. ‘Falsafah’ dalam bahasa Arab juga merupakan
adaptasi kata dari bahasa Yunani yang disebut sebagai Φιλοσοφία atau
‘philoshophia’. ‘Philosophia’ dalam bahasa Yunani merupakan kata majemuk yang
terdiri dari beberapa kata, yaitu ‘philos’ yang memiliki arti ‘cinta’, ‘philia’ yang
memiliki arti ‘persahabatan’ dan Σοφία atau ‘sophia’ yang memiliki pengertian
‘kebijaksanaan’. Sehingga filsafat secara harfiahnya dapat dikatakan sebagai
‘pecinta kebijaksanaan’. Artinya, orang yang berfilsafat merupakan orang yang cinta
akan adanya kebijaksanaan. Filsafat juga disebut sebagai ‘phylosophy’ di dalam
bahasa Inggris.
Filsafat menurut terminologinya memiliki pengertian yang beragam dan
berbeda-beda. Hal ini dikarenakan filsafat memiliki sifat yang subjektif atau sesuai
dengan bagaimana seseorang berpikir melalui sudut pandangnya sendiri. Jadi, setiap
filsuf bisa saja memiliki pengertian yang berbeda mengenai filsafat.
 Πλάτων atau Plato (sekitar 427 hingga 347 Sebelum Masehi)
Plato sebagai salah satu pengikut Σωκράτης atau Socrates yang juga merupakan
seorang filsuf berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu untuk mencari kebenaran
tentang sesuatu yang sebenarnya.
 Aριστοτέλης atau Aristoteles (384 hingga 322 Sebelum Masehi)
Aristoteles merupakan murid dari Plato. Ia memiliki pendapat bahwa filsafat
adalah ilmu yang digunakan untuk mencari kebenaran berdasarkan beberapa
ilmu. Ilmu tersebut adalah ilmu estetika, metafisika, politik, retorika, ekonomi,
etika dan logika.
 Immanuel Kant (1724 hingga 1804 Masehi)
Immanuel Kant menyatakan bahwa filsafat itu adalah ilmu pengetahuan yang
keberadaannya dijadikan sebagai dasar atau pokok dari segala pengetahuan.
Mencakup empat persoalan, yakni:
1. Ilmu Metafisika (mengenai apa saja kah hal yang dapat manusia kerjakan)
2. Ilmu Etika (mengenai apa saja kah yang seharusnya dikerjakan oleh
manusia)
3. Ilmu Agama (mengenai sampai dimana kah harapan dari para manusia)
4. Ilmu Antropologi (apa itu yang disebut dengan manusia?
 Bertrand Arthur William Russell (1872 hingga 1970 Masehi)
Bertrand Russell berpendapat bahwa filsafat ada sebagai kritik yang digunakan
terhadap pengetahuan. Filsafat berguna sebagai memeriksa asas-asas yang
digunakan di dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia sehari-hari secara
kritis. Filsafat juga mencari adanya ketidaksetaraan dalam asas-asas yang
digunakan tersebut.
Sebagai suatu ilmu, filsafat juga memiliki cabang-cabang tertentu. Filsafat
mempunyai tiga cabang utama. Tiga cabang itu adalah Ontologi, Epistemologi, dan
Aksiologi. Ontologi merupakan ilmu yang digunakan untuk mempelajari suatu
wujud atau keberadaan suatu hal. Epistemologi adalah ilmu yang digunakan untuk
mempelajari tentang suatu pengetahuan. Terakhir, Aksiologi sebagai ilmu yang
digunakan untuk mempelajari tentang nilai-nilai yang mencakup estetika, logika dan
etika.
Dari penjelasan diatas, dapa disimpulkan bahwa filsafat merupakan ilmu yang
mempelajari tentang seluruh fenomena yang ada di dalam kehidupan dan pemikiran
manusia dengan menggunakan konsep yang mendasar dan pemikiran yang kritis.
Filsafat kerap digunakan menjadi suatu pandangan hidup manusia yang berprinsip
untuk menelusuri adanya kebenaran dengan radikal dan perspektif yang luas. Filsafat
tidak muncul hanya dengan adanya percobaan dan eksperimen. Filsafat muncul
dengan mengutarakan masalah yang ada secara persis, lalu mencoba mencari solusi
yang tepat dari masalah tersebut, menjelaskan argumentasi dan juga alasan yang
tepat dalam solusi yang pada akhirnya dimasukkan menjadi proses dialektika.

2.2 Pengertian Filsafat Ilmu


Sama halnya dengan filsafat, filsafat ilmu juga memiliki definisi yang berbeda-
beda menurut para ahli.
 John Macmurray (1891 hingga 1976)
Sebagai seorang filsuf yang berasal dari Skotlandia, John Macmurray
mendefinisikan filsafat ilmu sebagai ilmu yang memeriksa pandangan umum
dan prasangka ilmiah secara kritis.
 Dr. Edwar Djamaris (1941 hingga 2012)
Menurut Edwar Djamaris, filsafat ilmu termasuk bagian filsafat ilmu
pengetahuan yang fokusnya mengkaji ilmu atau pengetahuan secara ilmiah.
 Dr. Mohammad Muslih, MA.
Menurut Mohammad Muslih, filsafat ilmu adalah cabang ilmu filsafat yang
diciptakan khusus untuk membahas ilmu pengetahuan. Cabang ini memiliki
objek yang luas mulai dari pengetahuan, ilmu. kebahasaan dan keagamaan.
Dari penjelasan para ahli diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat ilmu
merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang memiliki fokus di satu objek. Satu
objek yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan.
2.3 Ciri-Ciri Filsafat
Filsafat sebagai ilmu juga memiliki beberapa ciri-ciri utama yaitu universal, radikal,
dan sistematis.
1. Universal
Filsafat memiliki ciri yang universal atau menyeluruh. Artinya, pemikiran dalam
berfilsafat itu digunakan secara luas dan tidak hanya menggunakan beberapa
aspek tertentu saja. Dalam berfilsafat, seseorang mencari kebenaran tentang
suatu hal berdasarkan berbagai aspek dan tidak hanya melihat dari satu sudut
pandang. Filsafat juga tidak memiliki sangkutan dengan pemikiran lain.
2. Radikal
Filsafat memiliki ciri yang radikal atau mendasar. Artinya, orang yang sedang
berfilsafat berarti ia mencari tahu kebenaran tentang suatu hal hingga pada
akarnya. Orang yang berfilsafat akan menggali tentang suatu hal bukan hanya
berdasarkan informasi atau berita yang beredar tapi juga mencari kebenaran itu
sendiri hingga sangat mendasar.
3. Sistematis
Filsafat memiliki ciri yang sistematis. Sistematis artinya seseorang yang sedang
berfilsafat akan mencari tahu tentang sesuatu dengan metode untuk berpikir
menggunakan logika (logis) dan runtut.
Selain ketiga ciri umum diatas, para ahli juga memberikan beberapa ciri-ciri lain
mengeni filsafat, yakni:
1. Deskriptif
Filsafat memiliki sifat deskriptif yang artinya filsafat menjelaskan mengapa
sesuatu berbuat demikian dengan secara rinci dan sesuai dengan urutan.
2. Kritis
Filsafat bersifat kritis. Artinya, filsafat mempertanyakan berbagai macam hal
dan tidak langsung dengan mudah menerima apa saja yang terlihat tanpa
menelusuri terlebih dahulu tentang suatu hal tersebut.
3. Analisis
Filsafat memiliki sifat analisis. Analisis pada filsafat berarti memberi sebuah
ulasan dan mengkaji sesuatu hal secara rinci dan menyeluruh.
4. Evaluatif
Evaluatif disini juga dapat dikatakan sebagai normatif. Artinya evaluatif
bermaksud mengupayakan dengan sungguh-sungguh mengenai nilai persoalan
tentang manusia dan disikapi dengan baik.

2.4 Manfaat Filsafat


Sebagai akar atau pokok dasar dari semua ilmu, filsafat memiliki peran dan
memberi jawaban bagi banyak pertanyaan. Tanpanya, manusia hanya akan stuck atau
berada di posisi yang sama dikarenakan tidak adanya pemecahan dari persoalan baru.
Dengan adanya filsafat, membuat kita sebagai manusia menjadi makhluk
hidup yang bersifat bijaksana dalam melihat atau mencari tahu tentang suatu hal.
Orang yang belajar mengenai filsafat akan menjadi lebih peka terhadap apa yang
terjadi di sekitarnya dan juga pada dirinya sendiri. Dengan lahirnya filsafat pula,
filsafat mempunyai peran yang besar dalam menjelaskan jawaban dari pertanyaan
mengenai peristiwa yang terjadi di kehidupan, cohtonya seperti hakikat dari manusia.
Filsafat juga memiliki peran yang besar dalam membantu manusia mendapatkan
jawaban mengenai berbagai macam pertanyaan yang mungkin tidak dapat dijawab
oleh berbagai ilmu yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Nasution, Ahmad Taufik, 2016. Filsafat Ilmu: Hakikat Mencari Pengetahuan.
Yogyakarta : Deepublish.

Pusaka Internet
Suriasumantri, Jujun S, 2017. Studi Kasus: Telaah Buku Filasafat Ilmu (Sebuah
Pengantar Populer)

Anda mungkin juga menyukai