Kata “filsafat” dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata philoshopia (Latin),
philosophy (Inggris), Philisophic (Jerman, Belanda, Prancis), filsafah (Arab). Semua istilah
itu tersebut dari philein yang berarti “mencintai”, sedangkan philos yang berarti “teman,
kawan, sahabat”. Selanjutnya istilah sophos yang berarti “bijaksana”, sedangkan shopia
Ada dua arti secara etimologis dan filsafat yang berbeda. Pertama, apabila istilah filsafat
mengacu pada asal kata philien dan shopos. maka artinya mencintai hal-hal yang bersifat
Sokrates lebih suka menyebut diri “pecinta kebijaksanaan”, artinya orang yang ingin
Pythagoras dengan rendah hati menyebut dirinya sebagai philosophos, yakni pencinta
Filsafat Sebagai Ilmu, Dikatakan filsafat sebagai ilmu karena dalam pengertian filsafat
terkandung empat pertanyaan ilmiah, yaitu: Bagaimanakah, mengapakah, ke manakah dan
apakah.
1. Pertanyaan ke mana menanyakan tentang apa yang terjadi di masa lampau, masa
sekarang, dan masa yang akan datang. Jawaban yang diperoleh ada tiga jenis
pengetahuan, yaitu :pertama, pengetahuan yang timbul dari hal-hal yang selalu berulang-
ulang (kebiasaan), yang nantinya pengetahuan tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman.
Ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui apa yang akan terjadi. Kedua, pengetahuan
yang timbul dari pedoman yang terkandung dalam adat istiadat/kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat. Dalam hal ini tidak dipermasalahkan apakah pedoman tersebut selalu
dipakai atau tidak. Pedoman yang selalu dipakai disebut hukum. Ketiga, pengetahuan
yang timbul dari pedoman yang dipakai (hukum) sebagai suatu hal yang dijadikan
Filsafat Sebagai Cara Berfikir. Berfikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berfikir
yang mendalam sampai kepada hakikat, atau berfikir secara global (menyeluruh), atau
berfikir yang dilihat dari berbagai sudut pandang pemikiran atau sudut pandang ilmu
satu dengan yang lain secara teratur dalam suatu keseluruhan.), Harus Konsepsional
(konsepsional berkaitan dengan ide (gambar) atau gambaran yang melekat pada akal
pikiran yang berada dalam intelektual. sebagai upaya untuk menyusun suatu bagan yang
terkonsepsi (jelas). Karena berfikir secara filsafat sebenarnya berfikir tentang hal dan
prosesnya.), Harus Koheren (Koheren atau runtut adalah unsur-unsurnya tidak boleh
mengandung uraian-uraian yang bertentangan satu sama lain. Koheren atau runtut
didalamnya memuat suatu kebenaran logis), Harus Rasional (pemikiran Filsafat harus
diuraikan dalam bentuk yang logis, yaitu suatu bentuk kebenaran yang mempunyai
kaidah-kaidah berfikir (logika).), Harus Sinoptik (pemikiran filsafat harus melihat hal-
hal menyeluruh atau dalam kebersamaan secara integral.) Harus Mengarah kepada
pandangan dunia (pemikiran filsafat sebagai upaya untuk memahami semua realitas
kehidupan dengan jalan menyusun suatu pandangan (hidup) dunia, termasuk di dalamnya
Filsafat Ilmu, Tujuannya mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara
bagaimana ilmu pengetahuan itu diperoleh. Jadi, filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang
ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu
adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri. Istilah lain dari filsafat ilmu adalah theory of
science (teori ilmu), dan science of science(ilmu tentang ilmu).
Definisi filsafat: Segi Semantik : perkataan filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang
berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang berarti philos = cinta, suka (loving), dan
Shopia = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, Philosophia berarti cinta pada
kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran. Segi praktis : dilihat dari pengertian praktisnya,
filsafat berarti “alam pikiran” atau “alam berfikir”. Berfilsafat artinya berfikir. Namun,
tidak semua berfikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berfikir secara mendalam dan
sungguh-sungguh.
Filsafat adalah hasil akal seorang manusia mencari dan memikirkan suatu kebenaran
dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain : Filsafat adalah ilmu yang mempelajari
dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu
Plato (427 SM – 347 SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru
Aristoteles, mengatakan : Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu
pengetahuan yang berminat mencapai kebenarannya yang asli).
Al-Farabi (wafat 950 M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat
adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang
sebenarnya.
Immanuel Kant (1724 – 1804 M), yang sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan :
Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencangkup di dalamnya
tiga persoalan, yaitu :
Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika).
Definisi Filsafat Ilmu: The Liang Gie mendefiniskan filsafat ilmu adalah segenap
pemikiran refleksi terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu
Filsafat ilmu adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu,
terhadap lambang yang digunakan dan terhadap struktur penalaran tentang sistem lambang
yang digunakan. Telaah kritis ini dapat diarahkan untuk mengkaji ilmu empiris dan yang
juga ilmu rasional, juga untuk membahas studi bidang etika dan estetika, studi kesejarahan,
antropologi, geologi, dan sebagainya. Dalam hubungan ini yang terutama sekali ditelaah
Filsafat Ilmu adalah upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep, sangka
wacana, dan postulat mengenai ilmu dan upaya untuk membuka tabir dasar keempirisan,
Objek Filssafat Ilmu: Material, adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan
Objek formal adalah sudut pandang dari masa sang subjek menelaah objek materialnya
Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu
lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat
ilmu itu sesungguhnya? Bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah? Apa fungsi
pengetahuan itu bagi manusia? Problem inilah yang dibicarakan dalam landasan
Landasan ontologis pengembangan ilmu, artinya titik tolak penelaahan ilmu pengetahuan
didasarkan atas sikap dan pendirian filosofis yang dimiliki oleh seorang ilmuwan. Sikap
atau pendirian filosofis secara garis besar dapat dibedakan ke dalam dua mainstream, aliran
besar yang sangat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu meterealisme dan
tidak ada hal yang nyata selain materi. Spiritualisme adalah suatu pandangan metafisika
yang menganggap kenyataan yang terdalam adalah roh yang mengisi dan mendasari
seluruh alam.
Landasan onotologis ilmu pengetahuan sangat tergantung pada cara pandang ilmuwan
terhadap realitas. Manakala realitas yang dimaksud adalah materi, maka lebih terarah pada
ilmu-ilmu empiris. Manakala realitas yang dimaksud adalah spirit atau roh, lebih terarah
pengetahuan didasarkan atas cara dan prosedur dalam memperoleh kebenaran. Dalam hal
ini yang dimaksud adalah metode ilmiah. Metode ilmiah dalam garis besar dibedakan
kedalam dua kelompok, yaitu siklus empiris untuk ilmu-ilmu sosial-humaniora. cara kerja
Landasan aksiologis pengembangan ilmu merupakan sikap etis yang harus dikembangkan
oleh seorang ilmuwan, terutama dalam kaitannya dengan nilai-nilai yang diyakini
kepercayaan, ideologi yang dianut oleh masyarakat atau bangsa, tempat ilmu itu
dikembangkan
- ilmu fisika yang mempersoalkan dunia materi dari alam nyata ini,
- ilmu matematika yang mepersoalkan benda-benda alam dalam
kuantitasnya,
ilmu etika, yang mengatur kesusilaan dan kebahagiaan dalam hidup perorangan;
(rumah tangga);
gara.
Kegunaan Filsafat: bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik
dlam logika (kebenaran berfikir), etika (berperilaku), maupun matefika (hakikat keaslian).
Manfaat mempelajari filsafat: agar terlatih berfikir serius, agar mampu memahami filsafat,
sesuatu yang bersifat keluarbiasaan (beyond nature), karakteristik hal-hal yang sangat
mendasar, yang berada di luar pengalaman manusia (immediate experience), hubungan akal
asal pengetahuan, sumber-sumber pngetahuan, dai mana pengetahuan yang benar, dan
Logika: bidang pengetahuan yang memepelajari segenap asas, aturan, dan tata cara
Etika: sebagai satu cabang filsafat yang membicarakan tindakan manusia, dengan
penekanan yang baik dan yang buruk. Terdapat dua hal permasalahan, yaitu yang
menyangkut tindakan maka etika disebut sebagai filsafat praktis; sedangkan jatuh pada
Sejarah Filsafat: laporan peristiwa yang berkaitan dengan pemikiran filsafat. Biasanya
sejarah filsafat ini memuat berbagai pemikiran filsafat (yang beraneka ragam) mulai dari
zaman pra-Yunani hingga zaman modern. Juga, dengan mengetahui pemikiran filsafat para
ahli pikir (filsuf) ini akan didapat berbagai ragam pemikiran dari dahulu hingga sekarang.
Dalam sejarah filsafat akan diketahui pemikiran-pemikiran yang genius hingga pemikiran
tersebut dapat mengubah dunia, yaitu dengan ide-ide atau gagasan-gagasannya yang
cemerlang.
pengetahuan berkaitan dengan proses bagaimana ilmu dipengaruhi oleh satu sama lain dan
pengalaman konkrit), dan pengetahuan intuitif. Jadi, pengetahuan adalah hasil kerjasama
antara orang yang mengetahui dan objek yang mengetahui. Ilmu sangat memengaruhi
perkembangan pengetahuan karena didasarkan pada metode ilmiah yang objektif, memiliki
aturan atau prosedur yang jelas, dapat dibuktikan, diketahui, dan diukur, dan dapat
menjelaskan dan memprediksi apa yang akan terjadi dalam bidang ilmu tersebut
Filsafat Kebudayaan: