Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PARADIGMA INTEGRASI BIMBINGAN KONSELING


DI SEKOLAH DASAR

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : Melik Budiarti, S.Sos

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Audi Pramudita Anggilia (2202101224)
2. Firda Julia Safitri (2202101225)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr, Wb.

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Paradigma
Integrasi Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar” tepat waktu.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari materi Paradigma Integrasi
Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Sehingga kami dan pembaca mengetahui Paradigma
Integrasi Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar yang benar dan tepat.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terimakasih kepada Bu Melik Budiarti,


S.Sos, selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling yang telah memberikan
tugas ini kepada kami sehingga makalah ini dapat selesai sesuai dengan arahan dan
pemahaman yang telah diberikan. Meskipun kami telah menyelesaikan makalah ini sebaik
mungkin, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata,
kami berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Madiun, 5 Oktober 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN MAKALAH..................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN......................................................................................3
A. KARAKTERISTIK PROSES PEMBELAJARAN DAN BIMBINGAN
KONSELING DI SD.....................................................................................3
B. WILAYAH INTEGRASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD..........3
C. BIDANG-BIDANG LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SD........6
D. TUGAS PERSONEL SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN
KONSELING DI SD ....................................................................................7
E. MODEL LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERINTEGRASI DI
SD..................................................................................................................13
BAB III : PENUTUP..............................................................................................15
A. KESIMPULAN.............................................................................................15
B. SARAN..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Paradigma adalah cara seseorang melihat diri mereka dan lingkungan mereka,
yang akan berdampak pada cara mereka berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan
bertingkah laku (konatif), menurut Valdiansyah (2008).
Memadukan informasi satu sama lain untuk menghasilkan pengetahuan yang
konsisten yang berdampak luas dikenal sebagai integrasi. Faktor-faktor seperti
kepribadian, sikap, motivasi, keterampilan, dan lainnya dapat termasuk dalam dampak
yang luas yang dimaksud.
Pembelajaran di sekolah dasar harus dilaksanakan secara berintegrasi dengan
nilai-nilai BK. Beberapa elemen penting keterpaduan layanan bimbingan konseling di
SD adalah program, ketenangan, prosedur dan indak, dan daya dukung lingkungan.
Salah satu ciri pembelajaran bimbingan konseling di sekolah menengah adalah
sebagai berikut: berpusat pada tugas dan peran guru di kelas dan jarang mendapat
tindakan dari guru yang berbeda, menekankan pada pembelajaran melalui aktivitas
fisik: minat dan keterlibatan orang tua masih sangat besar, dan peserta didik SD
adalah kelompok yang tidak stabil dan masalah yang muncul tidak sekomplek di
sekolah menengah.
Melihat ciri-ciri siswa SD, mereka lebih aktif bergerak, lebih suka bermain
dan bersenang-senang, tidak bosan tidak harus duduk dan mendengarkan tindakan
untuk waktu yang lama, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi karena pendekatan
dan metode mengajar yang unik. Pembelajaran Aktif Inovatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAIKEM) adalah model pembelajaran terbaik setelah melihat
berbagai model dan pendekatan. Pembelajaran PAIKEM pada dasarnya
mengembangkan aspek-aspek intelektual untuk meningkatkan pengetahuan,
kepribadian, kompetensi sosial, dan keterampilan. Tujuan pembelajaran PAIKEM
sejalan dengan bidang sosial, belajar, dan pribadi.
Kepribadian peserta didik dalam kehidupan sehari-hari biasanya dipahami
sebagai karakteristik tertentu yang menonjol pada peserta didik yang diakui oleh
tindakan sebagai identitasnya. Beberapa masalah nyata yang dihadapi siswa di
sekolah termasuk kesulitan mengikuti tindakan dan menyesuaikan diri, serta masalah
lainnya yang dapat menyebabkan rasa cemas, kecewa, putus asa, pesimis, rendah diri,
dan perasaan lainnya. Melihat masalah siswa, secara garis besar masalah yang
menyebabkan masalah pribadi dan sosial. Namun, keduanya merupakan dua kondisi
yang saling terkait, sehingga masalah sosial sering menyebabkan masalah pribadi
siswa. Contoh masalah kepribadian siswa termasuk kurangnya keinginan untuk
belajar agama, kurangnya pemahaman bahwa tuhan mengawasi semua indakan
manusia, terus merasa malas untuk mengikuti perintah dan larangan tuhan, dan
sebagainya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah karakteristik proses pembelajaran dan bimbingan konseling di SD?
2. Bagaimana wilayah integrasi bimbingan dan konseling di SD?

1
3. Apa saja bidang-bidang layanan bimbingan dan konseling di SD?
4. Apa saja tugas personel sekolah dalam pelaksanaan bimbingan di SD?
5. Bagaimana model layanan bimbingan dan konseling yang terintegrasi di SD?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui karakteristik proses pembelajaran dan BK di SD.
2. Untuk mengetahui seperti apa wilayah integrasi BK di SD.
3. Mengetahui bidang-bidang layanan BK yang terdapat di SD.
4. Menerapkan mengenai tugas personel sekolah dalam pelaksanaa BK di SD.
5. Mengetahui layanan BK yang terintegrasi di SD.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK PROSES PEMBELAJARAN DAN BIMBINGAN


KONSELING DI SD
Karakteristik Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Beberapa faktor
penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di SD menurut Dinkmeyer dan Caldwell (1970: 4-5) adalah:
1. Bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan akan pentingnya peranan guru
dalam fungsi bimbingan. Dengan sistem guru kelas, guru lebih memiliki
banyak waktu untuk mengenal anak lebih mendalam, sehingga memiliki
peluang untuk menjalin hubungan yang lebih efektif.
2. Fokus bimbingan di SD lebih menekankan pada pengembangan pemahaman
diri, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efektif dengan
orang lain.
3. Bimbingan di SD lebih banyak melibatkan orang tua, mengingat pentingnya
pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di SD.
4. Bimbingan di SD hendaknya memahami kehidupan anak secara unik.
5. Program bimbingan di SD hendaknya peduli terhadap kebutuhan dasar anak,
seperti kebutuhan untuk matang dalam penerimaan dan pemahaman diri, serta
memahami keunggulan dan kelemahan dirinya.
6. Program bimbingan di SD hendaknya meyakini bahwa masa usia sekolah
dasar merupakan tahapan yang amat penting dalam perkembangan anak.
Sedangkan menurut Nurihsan (2006: 51) layanan bimbingan dan konseling di
sekolah dasar harus sesuai dengan tugas-tugas perkembangan yang hendak
dicapai oleh siswa SD yaitu:
1) Menanamkan serta mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan
berhitung.
3) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari.
4) Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya.
5) Belajar menjadi pribadi yang mandiri.
6) Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang diperlukan, baik untuk
permainan maupun kehidupan.
7) Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai sebagai pedoman
Perilaku.
8) Membina hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungan.
9) Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelaminnya.
10) Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
11) Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa
depan.

3
B. WILAYAH INTEGRASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD
Paradigma keterpaduan mengatakan integrasi berarti memadukan materi satu
sama lain untuk membangun pengetahuan yang kuat yang berdampak luas.
Dengan kata lain, perpaduan materi menghasilkan dampak yang lebih luas dan
mengenai semua aspek pembelajaran, seperti kepribadian, sikap, motivasi,
ketrampilan, dan aspek lainnya. Oleh karena itu, pembelajaran di SD harus
diintegrasikan dengan nilai-nilai BK. Berikut unsur pokok keterpaduan layanan
bimbingan dan konseling di SD:
1. Aspek program
Jenis tugas perkembangan dan kemampuan yang ingin dicapai
menentukan program bimbingan dan konseling pola perkembangan. Oleh
karena itu, rencana program bimbingan harus disesuaikan dengan kebutuhan
siswa dan masalah yang sebenarnya dihadapi sekolah. Oleh karena itu, para
guru harus melakukan analisis permintaan. Tujuannya adalah membuat
program yang dibutuhkan siswa sehingga memberikan manfaat lebih banyak.
Program bimbingan dan konseling di sekolah dasar mencakup
bimbingan belajar pribadi dan sosial serta karir. Masing-masing bidang
tersebut memiliki jalan mereka sendiri menuju kemajuan. Namun, materi
bimbingan dari jenis-jenis ini harus dikembangkan secara relevan dengan
konsep dan kebutuhan yang nyata yang dihadapi siswa sekolah dasar. Mereka
juga dapat disampaikan secara insidental atau disesuaikan dengan materi
pembelajaran.
Tugas perkembangan yang terdiri dari berbagai elemen yang harus
diselesaikan oleh siswa dapat digunakan sebagai panduan umum untuk
membuat materi untuk program bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
Oleh karena itu, program bimbingan dan konseling harus mengintegrasikan
prinsip-prinsip bimbingan dan konseling dalam bidang sosial, karir, pribadi,
dan belajar. Ini karena setiap ilmu memiliki filosofinya sendiri.
2. Aspek ketenagaan
Sekolah tidak dapat beroperasi tanpa guru, namun tanpa guru
bimbingan dan konseling, sekolah tidak akan beroperasi sama sekali. Ini
karena peran penting pendidik. Menurut Moh. User Usman, peran penting ini
termasuk mendidikyang berarti mentransfer dan mengembangkan nilai-nilai;
mengajar yang berarti mentransfer dan mengembangkan teknologi, dan
melatih yang berarti mengembangkan keterampilan. Oleh karena itu, guru
memiliki banyak tugas, termasuk menyampaikan informasi, melatih
keterampilan, bermitra dengan siswa, mengarah dan membimbing, dan banyak
lagi.
Pola hubungan antara guru dengan siswa, guru dengan administrator, dan guru
dengan orang tua siswa memengaruhi dan menentukan hasil dan kemajuan
belajar siswa. Dengan mempertimbangkan kondisi dan sistem pendidikan
yang ada di SD saat ini, guru kelas dianggap sebagai orang yang paling
mungkin melakukan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, seorang guru
sekolah dasar harus memiliki pemahaman yang tepat dan keterampilan yang
memadai untuk melakukan bimbingan dan konseling. Untuk mengembangkan
peserta didik secara optimal terdapat tiga hal yang harus diperhatikan:

4
1) Sebagai guru, seorang pendidik harus mampu menentukan kemampuan
dan perkembangan siswanya. Mereka harus mengenal dan memahami
setiap siswa, memahami tahap perkembangan mereka, memahami
kekuatan dan kelemahan mereka, dan memahami faktor-faktor
dominan yang mempengaruhi.
2) Sebagai guru, seorang pendidik harus memiliki kemampuan untuk
memilih pendekatan pembelajaran yang paling sesuai dengan keadaan
siswanya.
3) Sebagai seorang pendidik, mereka juga harus dapat melakukan
kegiatan bimbingan. Ini berarti bahwa mereka harus dapat memberikan
motivasi, bantuan, pengawasan, pengarahan, dan bimbingan serta
memecahkan masalah, baik dalam dan di luar kelas.
3. Aspek prosedur atau teknik
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar fokus pada tugas
perkembangan siswa. Oleh karena itu, layanan bimbingan dan konseling
memerlukan integrasi antara traksaksional dan pendekatan dan teknik
instruksional. Oleh karena itu, layanan bimbingan dan konseling tidak hanya
diberikan selama proses pendidikan dasar (KBM), tetapi juga dapat
dilaksanakan dan direncanakan di luar KBM. Misalnya, pendekatan PAIKEM,
yang bertujuan untuk mengembangkan kemandirian belajar, kepribadian, dan
sosial, digunakan dalam KBM untuk mengembangkan aspek pribadi dan
sosial.
Karya wisata, outbound, dan kegiatan outdoor lainnya adalah beberapa
cara BK dapat dilaksanakan. Menciptakan lingkungan sekolah yang
mendukung pertumbuhan pribadi peserta didik tetap menjadi prioritas utama.
Strategi yang dianggap sangat efektif untuk diterapkan di sekolah dasar adalah
menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
untuk mengembangkan perilaku belajar pribadi sosial dan karir. Dengan kata
lain, bimbingan dan konseling dilakukan melalui prosedur dan pendekatan
pembelajaran. Dengan kata lain, guru tidak hanya mengajar, tetapi mereka
juga membuat setiap kegiatan pembelajaran menjadi layanan bimbingan dan
konseling.
4. Aspek daya dukung lingkungan
Di sekolah, bimbingan dan konseling merupakan komponen yang
terintegrasi dari sistem pendidikan. Proses bimbingan hanya dapat berjalan
dengan baik jika mendapat tempat yang layak dan diakui dalam sistem
tersebut. Dengan demikian, layanan bimbingan dan konseling akan dianggap
membantu mencapai tujuan akademik. Salah satu komponen penting dalam
upaya untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah dasar adalah bahwa guru tidak dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dan
dukungan manajerial, sosial, dan sumber daya fisik. Oleh karena itu, layanan
bimbingan dan konseling membutuhkan dukungan dari lingkungan sosio-
ekologis pendidikan yang diwarnai oleh budaya pendidikan yang berpusat
pada kemampuan dan pengembangan diri.
Bimbingan dan konseling dengan pendekatan terpadu, terintegrasi, dan
komprehensif dapat mencapai tujuannya dengan mempertimbangkan elemen-

5
elemen ini. Di sekolah dasar, model bimbingan dan konseling terpadu dan
terintegrasi bertujuan untuk meningkatkan dan meningkatkan kompetensi
dalam berbagai bentuk, seperti penyedaran, akomodasi, dan tindakan. Artinya,
layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
peserta didik tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar, karir, sosial, dan
pribadi. Selanjutnya, tujuan ini diwujudkan dalam tindakan dan kebiasaan
sehari-hari.

C. BIDANG-BIDANG LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD


Bimbingan dan konseling di sekolah dasar mengacu pada pertumbuhan siswa
SD yang tengah, yang belajar beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas dan
belajar bersosialisasi dengan memahami berbagai aturan, nilai, dan standar.
Layanan bimbingan dan konseling tersedia dalam berbagai bidang sekolah yang
mencakup bimbingan pribadi, sosial, pendidikan, dan pengembangan profesional.
1. Bimbingan pribadi
Bimbingan dan konseling dalam bidang ini membantu siswa menemukan,
memahami, dan mengembangkan iman dan ketaqwaan kepada Tuhan yang
Maha Esa mengembangkan sifat positif seperti kemandirian, aktivitas, dan
kreatif. Bidang bimbingan ini mencakup materi seperti berikut:
 Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
 Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan
penyalurannya untuk kegiatan- kegiatan yang kreatif dan produktif,
baik dalam kehidupan sehari- hari di Sekolah, maupun perannya untuk
di masa depan.
 Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan- kegiatan yang
kreatif dan produktif.
 Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha
penanggulangannya.
 Mengembangkan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan
mengarahkan diri.
2. Bimbingan sosial
Pelayanan bidang ini membantu siswa memahami, beradaptasi, dan
berhubungan dengan lingkungan masyarakat mereka. Selain itu, Anda harus
memahami standar, aturan, dan prinsip yang berlaku, dikenal, juga didasarkan
pada rasa tanggung jawab dan moralitas luhur . Bidang bimbingan ini
mencakup materi utama berikut:
 Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan
maupun tulisan secara efektif.
 Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial,
baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung
tunggi tata krama, sopan santun serta nilai- nilai agama, adat,
perarturan dan kebiasaan yang berlaku.
 Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif
dengan teman sebaya.

6
 Pengenalan dan pemahaman perarturan dan tuntutan sekolah, rumah
dan lingkungan, serta kesadaran untuk melaksanakannya.
3. Bimbingan belajar
Tujuan layanan bimbingan dan konseling belajar adalah untuk membantu
siswa mengenal, menumbuhkan, dan mengembangkan diri dalam sikap belajar
yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan
program belajar. Tujuan lain adalah untuk menyiapkan siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan menjadi anggota
masyarakat yang lebih baik. Menurut Saring Marsudi pokok-pokok materi
yang perlu disampaikan sebagai berikut:
 Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar dengan baik.
 Menumbuhkan disiplin belajar baik individua tau kelompok.
 Mengmbangkan penguasaan materi program belajar.
 Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik dan
sosial.
4. Bimbingan karir
Siswa sekolah dasar menerima bantuan dari program bimbingan dan konseling
ini untuk mengenal dunia kerja dan mulai mengarahkan diri mereka ke masa
depan karier. Untuk siswa sekolah dasar, program bimbingan karier ini
membantu agar siswa dapat memilih karir setelah lulus. Selain itu, agar tetap
mengembangkan potensinya yang sudah ada. Bagian bimbingan ini mencakup
materi berikut:
 Pengenalan awal secara sederhana terhadap dunia kerja dan juga
tentang penndidikan selanjutnya setelah lulus.
 Informasi sederhana terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya
dalam kaitannya dengan karier yang hendak dikembangkan.

D. TUGAS PERSONEL SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN


KONSELING DI SD
Bimbingan dan konseling disekolah merupakan suatu kegiatan bersama.
Semua personil sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru pembimbing,
guru mata pelajaran dan wali kelas) mempunyai peranan masing-masing dalam
melaksanakan program bimbingan dan konseling. Dalam hal ini, guru
pembimbing berperan sebagai koordinator dan pelaksana utama. Berikut akan
diuraikan tugas masing-masing personil tersebut, khususnya dalam kaitannya
dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling, antara lain:
1. Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan
pendidikan di sekolah memegang peranan strategis dalam mengembangkan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Secara garis besarnya, Prayitno
(2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam
bimbingan dan konseling, sebagai berikut :
a) Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung
di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan

7
konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis, dan
dinamis.
b) Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi
terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan
efisien.
c) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan
pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan
bimbingan dan konseling.
d) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
e) Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat
mengembangkan kemampuan profesionalnya, melalui berbagai
kegiatan pengembangan profesi.
f) Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan
kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.

2. Peran Wakil Kepala Sekolah


Sebagai pembantu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah membantu
Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah.

3. Peran Koordinator Bimbingan dan Konseling


Koordinator bimbingan dan konseling bertugas sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam:
a) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
segenap warga sekolah (peserta didik, guru dan personil sekolah
lainnya), orangtua peserta didik dan masyarakat.
b) Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling (program
satuan layanan dan kegiatan pendukung, program mingguan,
bulanan, semesteran dan tahunan).
c) Melaksanakan program bimbingan dan konseling.
d) Mengadministrasikan program kegiatan bimbingan dan konseling.
e) Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan
konseling.
f) Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan
konseling.
g) Memberikan tindak lanjut terhadap analisis penilaian bimbingan
dan konseling.
2. Mengusulkan kepada Kepala Sekolah dan mengusahakan bagi
terpenuhinya tenaga, prasarana, sarana alat serta perlengkapan pelayanan
bimbingan dan konseling.

4. Peran Guru Pembimbing dan Standarisasi Kerjanya


Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas
sebagai berikut:
1) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.

8
2) Merencanakan program bimbingan dan konseling (terutama program-
program satuan layanan dan satuan kegiatan pendukung. Dan untuk
satuan-satuan waktu tertentu, program-program tersebut dikemas
dalam program mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan.
3) Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan
konseling.
4) Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling.
5) Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
6) Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.
7) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
8) Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan yang dilaksanakannya.
9) Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan
bimbingan dan konseling secara menyeluruh kepada Koordinator
Bimbingan dan Konseling serta Kepala Sekolah.

Ahmadi dan Uhbiyanti (1991) mengemukakan peran guru sebagai


pembimbing dalam melaksanakan proses belajar-mengajar, sebagai
berikut:
1) Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap
peserta didik merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan
dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan
perhatian. Suasana yang demikian dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta didik, dan dapat menumbuhkan rasa
percaya dirinya.
2) Mengusahakan agar peserta didik dapat memahami diri,
kecakapan-kecakapan, sikap, minat, dan pembawaanya.
3) Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial
yang baik. Tingkah laku peserta didik yang tidak matang dalam
perkembangan sosialnya dapat merugikan dirinya sendiri
maupun teman-temannya.
4) Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap peserta didik
untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Guru dapat
memberikan fasilitas waktu, alat atau tempat bagi peserta didik
untuk mengembangkan kemampuannya.
5) Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat,
kemampuan, dan minatnya. Berhubung guru relatif lama
bergaul dengan peserta didik, maka kesempatan tersebut dapat
dimanfaatkannya untuk memahami potensi peserta didik. Guru
dapat menunjukkan arah minat yang cocok dengan bakat dan
kemampuannya. Melalui penyajian materi pelajaran, usaha
bimbingan tersebut dapat dilaksanakan.

9
5. Peran Guru Mata Pelajaran dan Guru Praktik
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah
melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Maka demikian, bukan berarti dia
sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran
dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan
efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor
bagi siswanya.
Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan
oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang
baik, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang
dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam
bimbingan dan konseling.
Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata
pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-
religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami
dan menghargai tanpa syarat.
Sebagai tenaga ahli pengajaran dan praktik dalam bidang studi atau
program latihan tertentu dan sebagai personil yang sehari-hari langsung
berhubungan dengan siswa, maka Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan
tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dan guru praktik dalam bimbingan
dan konseling adalah :
1) Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada siswa.
2) Membantu guru pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling serta pengumpulan data
tentang siswa-siswa tersebut.
3) Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan
dan konseling kepada guru pembimbing.
4) Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing, yaitu siswa yang
menuntut guru pembimbing memerlukan pelayanan pengajar
atau latihan khusus (seperti pengajaran atau latihan perbaikan, program
pengayaan).
5) Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan
pembimbingan dan konseling.
6) Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang
memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
7) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa
seperti konferensi kasus.
8) Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak
lanjutnya.

10
6. Peran Wali Kelas
Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, Wali Kelas berperan :
1) Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya
di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
2) Membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam
pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya.
3) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk
mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan dan
konseling.
4) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling,
seperti konferensi kasus.
5) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing.

7. Peran Pengawasan Bimbingan dan Konseling


Supervisi dan monitoring merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Hal ini
dipahami karena perencanaan dan pelaksanaan yang baik belum tentu dapat
diwujudkan pada setiap sekolah. Secara organisatoris pengawasan melekat
dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dan wakilnya, namun secara fungsional
pengawasan di luar dilakukan oleh Pengawas Sekolah.
Melalui kedua macam pengawasan ini diharapkan dapat mendorong
dan mengangkat guru-guru pembimbing tersebut selalu meningkatkan
wawasan dan kemampuan fungsional profesi keahliannya, khususnya dalam
bidang bimbingan dan konseling.
Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling
terhadap 24 (dua puluh empat) jam tatap muka menggunakan pendekatan
jumlah guru yang dibina di satu atau beberapa sekolah pada jenjang
pendidikan yang sama atau jenjang pendidikan yang berbeda. Jumlah guru
yang harus dibina untuk pengawas bimbingan dan konseling paling sedikit 40
(empat puluh) dan paling banyak 60 guru BK. Berikut akan dijelaskan peranan
pengawas Bimbingan dan Konseling antara lain:
1. Penyusunan Program Pengawasan Bimbingan dan Konseling
a. Setiap pengawas baik secara berkelompok maupun secara perorangan
wajib menyusun rencana program pengawasan. Program pengawasan
terdiri atas:
 Program pengawasan tahunan
 Program pengawasan semester
 Rencana kepengawasan akademik (RKA)
b. Program pengawasan tahunan pengawas disusun oleh kelompok
pengawas di kabupaten/kota melalui diskusi terprogram. Kegiatan
penyusunan program tahunan ini diperkirakan berlangsung selama 1
(satu) minggu.

11
c. Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis operasional
kegiatan yang dilakukan oleh setiap pengawas pada setiap sekolah
tempat guru binaannya berada. Program tersebut disusun sebagai
penjabaran atas program pengawasan tahunan di tingkat
kabupaten/kota. Kegiatan penyusunan program semester oleh setiap
pengawas ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu.
d. Rencana Kepengawasan Bimbingan dan Konseling (RKBK)
merupakan penjabaran dari program semester yang lebih rinci dan
sistematis sesuai dengan aspek/masalah prioritas yang harus segera
dilakukan kegiatan supervisi. Penyusunan RKBK ini diperkirakan
berlangsung 1 (satu) minggu.
e. Program tahunan, program semester, dan RKBK sekurang-kurangnya
memuat aspek/masalah, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode
kerja (teknik supervisi), skenario kegiatan, sumberdaya yang
diperlukan, penilaian dan instrumen penilaian.

2.Melaksanakan Pembinaan, Pemantauan dan Penilaian


a. Kegiatan supervisi bimbingan dan konseling meliputi pembinaan dan
pemantauan pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi langsung antara pengawas
dengan guru binaanya,
b. Melaksanakan penilaian adalah menilai kinerja guru dalam
merencanakan, melaksanakan dan menilai proses pembimbingan.
c. Kegiatan ini dilakukan di sekolah binaan, sesuai dengan uraian
kegiatan dan jadwal yang tercantum dalam RKBK yang telah disusun.
3. Menyusun Laporan Pelaksanaan Program Pengawasan
a. Setiap pengawas membuat laporan dalam bentuk laporan per sekolah
dari seluruh sekolah binaan. Laporan ini lebih ditekankan kepada
pencapaian tujuan dari setiap butir kegiatan pengawasan sekolah yang
telah dilaksanakan pada setiap sekolah binaan,
b. Penyusunan laporan oleh pengawas merupakan upaya untuk
mengkomunikasikan hasil kegiatan atau keterlaksanaan program yang
telah direncanakan
c. Menyusun laporan pelaksanaan program pengawasan dilakukan oleh
setiap pengawas sekolah dengan segera setelah melaksanakan
pembinaan, pemantauan atau penilaian.
4. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK
a. Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK
dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester secara
berkelompok di Musyawarah Guru Pembimbing (MGP).
b. Kegiatan dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang
diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis
keterampilan dan kompetensi yang akan ditingkatkan.
c. Dalam pelatihan diperkenalkan kepada guru cara-cara baru yang lebih
sesuai dalam melaksanakan suatu proses pembimbingan. Kegiatan

12
pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK ini dapat
dilakukan melalui workshop, seminar, observasi, individual dan group
conference.
8. Pembagian Siswa Asuh Diantara Guru Pembimbing
Pada dasarnya, seluruh siswa yang ada di sekolah menjadi siswa asuh guru
pembimbing. Namun perlu penetapan jumlah siswa asuh masing-masing guru
pembimbing. Tentang pembagian jumlah siswa asuh masing-masing guru
pembimbing telah diatur dalam SKB mendikbud kepala BAKN No.
0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1992 poin 3, 4, 7, 9 bunyi pasal ini sebagai
berikut :
1. Point (3) Jumlah peserta didik yang harus dibimbing oleh seorang
guru pembimbing adalah 150 orang.
2. Point (4) Kelebihan peserta didik bagi guru pembimbing yang dapat
diberi angka kredit adalah 75 orang, berasal dari pelaksanaan program
bimbingan dan konseling.
3. Point (7) Guru pembimbing yang menjadi kepala sekolah, wajib
melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 40 orang peserta didik.
4. Point (9) Guru sebagaimana tersebut ayat (7) yang menjadi wakil kepala
sekolah wajib melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 75 orang
peserta didik.

E. MODEL LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERINTEGRASI DI


SD
Model bimbingan dan konseling merupakan suatu bentuk pedoman dalam
upaya untuk membantu peserta didik (siswa) dalam rangka mengembangkan diri,
baik pribadi, sosial, belajar serta karier. Model bimbingan dan konseling
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan antara lain adalah pelayanan
bimbingan konseling yang bisa dilakukan secara perorangan atau kelompok serta
klasikal. Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling tugas dari konselor
adalah memberikan bantuan kepada peserta didik (siswa) supaya mereka
mengetahui kebutuhan, bakat, minat dan nilai-nilai, serta membantu peserta didik
(siswa) untuk menemukan cara belajar efektif sesuai dengan bakat dan
kemampuannya.
Pada tahun 2021 ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(KEMENDIKBUD) melalui Pusat Kurikulum dan Perbukuan telah menerbitkan
buku Model Layanan Bimbingan dan Konseling yang diperuntukkan pada jenjang
Pendidikan SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA
(Sekolah Menengah Atas), dan SMK (Sekolah Menengah Atas), serta SMK
(Seklah Menengah Kejuruan). Model Layanan bimbingan dan konseling di SD,
SMP, SMA dan SMK merupakan salah satu bentuk upaya dalam memfasilitisasi
peserta didik/konseli supaya dapat mencapai tugas perkembangan secara optimal.
Model Layanan Bimbingan dan Konseling SD merupakan salah satu bentuk
fasilitas peserta didik/ atau konseli agar dapat mencapai perkembangan secara
optimal terlebih pada masa SD yang merupakan masa puncak anak belajar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan kognitif anak mengalami

13
perkembangan yang pesat. Model Inspiratif Layanan Bimbingan dan Konseling
SD ini bertujuan untuk menjadi dasar pengembangan layanan Bimbingan dan
Konseling yang dapat menjadi inspirasi layanan Bimbingan dan Konseling yang
akan dilaksanakan.
Model inspiratif ini merupakan model layanan Bimbingan dan Konseling yang
dapat mencapai capaian hasil belajar siswa secara holistik, baik dari segi
kompetensi kognitif maupun non-kognitif (karakter) dalam rangka mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila. Eksistensi bimbingan dan konseling dapat dilihat dari
potongan Capaian Layanan Bimbingan Dan Konseling dengan upaya mewujudkan
kesejahteraan hidup (wellbeing), profil pelajar Pancasila dan penguatan
pendidikan karakter peserta didik atau konseli.
Sehubungan dengan hal itu, Pemerintah melalui Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berupaya menguatkan peran
Layanan Bimbingan Konseling yang dijabarkan dalam bentuk model inspiratif
layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar yang dilaksanakan di satuan
pendidikan. Harapannya, melalui model inspiratif layanan Bimbingan dan
Konseling, peserta didik mampu mengaktualisasikan dirinya dan mencerminkan
profil pelajar Pancasila seutuhnya.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling adalah perspektif, pendekatan dalam bimbingan dan
konseling yang berlandaskan pada teori-teori perkembangan dan bertujuan untuk
mengembangkan individu ke arah perkembangan yang sangat mendukung. Untuk
itu, pembinaan karakter siswa adalah upaya guru untuk membentuk karakter
siswa. Karena di Indonesia saat ini sedang digalakkan untuk membangun sekolah
yang dipilih yang berfokus pada budaya budi pekerti luhur yang dikenal sebagai
pendidikan karakter.
Istilah "menciptakan budaya budi pekerti luhur di sekolah" telah dikenal.
Untuk mencapai hal ini, guru BK harus merancang dan menerapkan program
konseling dan bimbingan di dalam dan di luar kelas untuk membina karakter
siswa. Dengan cara yang sama, guru mata pelajaran lain memiliki kemampuan
untuk menyebarkan pengetahuan materi melalui penerapan nilai-nilai karakter
pada siswa.

B. SARAN

C.Dengan adanya makalah


ini diharapkan dapat
mewujudkan suatu
kemampuan yang
D.dapat berkembang secara
optimal apabila mendapat
bimbingan dan konseling
yang terarah

15
E. Dengan adanya makalah
ini diharapkan dapat
mewujudkan suatu
kemampuan yang
F. dapat berkembang secara
optimal apabila mendapat
bimbingan dan konseling
yang terarah
G.Dengan adanya makalah
ini diharapkan dapat
mewujudkan suatu
kemampuan yang
H.dapat berkembang secara
optimal apabila mendapat
bimbingan dan konseling
yang terarah
16
I. Dengan adanya makalah
ini diharapkan dapat
mewujudkan suatu
kemampuan yang
J. dapat berkembang secara
optimal apabila mendapat
bimbingan dan konseling
yang terarah
Semua layanan bimbingan konseling harus diberikan oleh guru sekolah dasar
agar masalah yang dihadapi siswa dapat diantisipasi dan ditangani secepat
mungkin agar tidak mengganggu proses pembelajaran. Akibatnya, siswa dapat
mencapai hasil belajar yang optimal.
Perlu adanya kolaborasi dari semua pihak, seperti orang tua, guru, dan kepala
sekolah untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensi mereka, baik
dalam hal akademik maupun non akademik, dan membantu mereka mengatasi
masalah sosial, emosional, dan pribadi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Agus Nurohman, Suci Prasasti. (2019). Pentingnya Bimbingan Dan Konseling Di


Sekolah Dasar (SD). Jurnal Ilmiah Konseling 19 (1).

Yusmaini Ayu Batubara, Jihan Farhanah, Melina Hasanahti, Anggi Apriani. (2022).
Pentingnya Layanan Bimbingan Konseling Bagi Peserta Didik. Al-mursyid:
Jurnal Ikatan Alumni Bimbingan dan Konseling Islam (IKABKI) 4 (1).

Mulyadi Mulyadi. (2019). Pelaksanaan dan Pengelolaan Pelayanan Bimbingan dan


Konseling Di SD/MI. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling
Islami 5 (2), 147-157.

Ode Yahyu Hertiyani Yusuf, Chaeran Zibar L Parisu. Bimbingan dan konseling di
sekolah dasar. OSF Preprints.

Akhmad Sugianto. (2018). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Media Nusa
Creative (MNC Publising).

Thesa Wulandari Firna, Novi Erista, Shinta Golvia. (2017). Peranan Personil Sekolah
dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling. STKIP PGRI Sumatera Barat.

Risma Asmaul Husna. (2021). Model Layanan Bimbingan dan Konseling.

Agra Dwi Saputra. (2022). Peran Guru Kelas Dalam Mengampu Tugas Bimbingan
Dan Konseling Di Sekolah. Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah 6 (2), 389-400.

18
Presentase Kinerja Kelompok

Nama Mandiri Diskusi Hasil


Audi Pramudita A 50% 50% 100%
Firda Julia S 50% 50% 100%

19

Anda mungkin juga menyukai