Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERSORANGAN


DALAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Disusun Oleh:

KELOMPOK 6

1. Boby Saraski 5019051


2. Inekke Oktavianti 5019194
3. Selvy Ayu Juwita 5019177
4. Kitri Wardani 5019029
5. Yushi Harari 5019173
6. Mulia 5019049

Mata Kuliah:
Pembelajaran Kelas Rangkap

Dosen Pengampu:
Yuni Krisnawati, M.Pd

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah. Puji syukur milik Allah SWT. Hanya karena izin-Nya. Kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami panjatkan salawat
serta salam kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, para
sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran Kelas Rangkap yang berjudul “Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
dan Persorangan dalam PKR”.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan
dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima
kasih banyak kepada.
1. Ibu Yuni Krisnawati, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran
Kelas Rangkap.
2. Orang tua kami yang banyak memberikan semangat dan bantuan, baik secara moral
maupun spiritual.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu kami
mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah ini mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi
harapan berbagai pihak. Amin.

Lubuklinggau, 01 November 2022

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................4
A. Pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan persorangan .............4
B. Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil dan persorangan dalam ........5
C. Peran guru dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan persorangan . .6
D. Komponen dan prinsip penggunaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
persorangan .....................................................................................................8
E. Pola penggunaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan persorangan ...9
F. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan
persorangan .....................................................................................................10
G. Kelebihan dan Kelemahan keterampilan mengajar kelompok kecil dan persorangan
......................................................................................................................... 12
BAB III : PENUTUP...........................................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................................................13
B. Saran.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan secara umum merupakan segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2012).
Pendidikan harus mampu melayani dan mengembangkan siswa sesuai dengan
potensi, minat, dan bakat yang telah dimilikinya. Pendidikan sebagai upaya untuk
memanusiakan manusia, memiliki makna bahwa proses pendidikan dan pembelajaran
yang dilakukan harus bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada setiap siswa
baik untuk memenuhi kebutuhan bersifat kelompok maupun kebutuhan individual.
Salah satu implikasi untuk mewujudkan pelayanan yang dapat memenuhi karakteristik
siswa yang berbeda-beda itu adalah dengan menerapkan model mengajar secara
berkelompok atau perorangan atau disebut dengan keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan (Agustina, 2012).
Pendidikan dan pembelajaran di satu sisi harus dapat mengantarkan siswa dalam
kebersamaan, artinya mengembangkan kehidupan sosial. Di sisi lain setiap siswa juga
memiliki kebutuhan yang bersifat individual. Pendidikan dan pembelajaran yang efektif
adalah yang dapat memenuhi adanya kebersamaan di samping terpenuhinya kebutuhan
secara individual.
Dalam pengajaran klasikal, kebutuhan siswa secara individu belum dapat terlayani
secara maksimal, guru biasanya hanya memperhatikan kebutuhan siswa pada umumnya
saja. Adapun karakteristik yang bersifat individual belum dapat terlayani secara optimal.
Oleh karena itu, guru secara profesional selain guru harus melayani siswa secara
klasikal juga jangan mengabaikan kebutuhan siswa secara individual. Keterampilan
dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa baik
secara klasikal maupun individu. Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan
suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap
setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan
peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik (Soegito, 2010).

1
Selain itu, keterampilan ini akan meningkatkan pemahaman guru dan siswa yang
terlibat, serta pemahaman dalam mengorganisasi proses interaksi edukatif. Hubungan
interpersonal, sosial, dan mengorganisasi adalah hal yang penting untuk menyukseskan
mengajar kelompok kecil dan perorangan. Karena itu guru harus memiliki keterampilan
melakukan hubungan antar pribadi, bila ingin mengaplikasi keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
persorangan dalam PKR?
2. Apa saja tujuan dari keterampilan mengajar kelompok kecil dan persorangan
dalam PKR?
3. Bagaimana peran guru dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan
persorangan dalam PKR?
4. Apasaja komponen dan prinsip penggunaan keterampilan mengajar kelompok
kecil dan persorangan dalam PKR?
5. Bagaimana pola penggunaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
persorangan dalam PKR?
6. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keterampilan mengajar kelompok
kecil dan persorangan?
7. Apa saja kelebihan dan Kelemahan dalam keterampilan mengajar kelompok kecil
dan persorangan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu keterampilan mengajar kelompok kecil dan persorangan
dalam PKR.
2. Mengetahui tujuan dari keterampilan mengajar kelompok kecil dan persorangan
dalam PKR.
3. Mengetahui komponen dan prinsip penggunaan keterampilan mengajar kelompok
kecil dan persorangan dalam PKR.
4. Mengetahui peran guru dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan
persorangan dalam PKR.

2
5. Mengetahui pola dalam penggunaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
persorangan dalam PKR.
6. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keterampilan mengajar
kelompok kecil dan persorangan.
7. Mengetahui kelebihan dan Kelemahan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
persorangan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Persorangan


Keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan akal fikiran ide dan
krativitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu lebih bermakna
sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah kemampuan guru, instruktur,
widyaswara dalam mengembangkan terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan
akrab antara guru dan siswa, maupun antara siswa dan siswa, baik dalam kelompok
kecil maupun perorangan.
Menurut (Sukiman, 2008), mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah salah
satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat memfasilitasi sistem pembelajaran
yang dibutuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu. Keterampilan
mengajar kelompok kecil dapat dilakukan dengan: 1) Mengembangkan keterampilan
dalam pengorganisasian dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam
pemberian tugas. 2) Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan,
proses awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran. 3) Perencanaan penggunaan
ruangan. 4) Pemberian tugas yang jelas, menantang, dan menarik.
Mengajar kelompok kecil dan perorangan, terjadi dalam konteks pengajaran
klasikal. Di dalam kelas, seorang guru mungkin menghadapi banyak kelompok kecil
serta banyak siswa yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok dan
perorangan. Penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
memungkinkan guru/instruktur mengelola kegiatan jenis ini secara efektif dan efisien
serta memainkan perannya sebagai: 1) Organisator kegiatan pembelajaran. 2) Sumber
informasi bagi siswa. 3) Pendorong bagi siswa untuk belajar. 4) Penyedia materi dan
kesempatan belajar bagi siswa. 5) Pendiagnosis dan pemberi bantuan kepada siswa
sesuai dengan kebutuhan. 6) Peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperti
peserta lainnya (Wardani, 2005).
Menurut Barnawi dan Arifin (2015:157), dalam Ali Sodikin dan NasrulHakim
(2017:92), keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangandiperlukan ketika
jumlah siswa sangat sedikit. Misalnya, 3-8 orang untukkelompok kecil dan 1 orang
untuk perseorangan. Sehingga dalam hal ini, guru berperan sebagai organisator kegiatan

4
pembelajaran, narasumber, motivatorsiswa, fasilitator atau penyedia materi dan
kesempatan belajar, konselorsekaligus sebagai peserta kegiatan yang memiliki hak dan
kewajiban yangsama dengan peserta lain. Menurut Usman (2013:102) dalam Ali
Sodikin dan Nasrul Hakim (2017:92), secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah
terbatas, yaitu berkisar 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk
perseorangan. Maksudnya, seorang pendidik menghadapi banyak siswa yangterdiri dari
beberapa kelompok yang dapat bertatap muka, baik secara perseorangan maupun secara
kelompok.
Jadi, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah kecakapan
menanamkan pengetahuan yang dilakukan pada sekelompok siswa dengan jumlah
sekitar 3-8 orang dan 1 siswa secara individu dapat dengan bertatap muka dan memiliki
berbagai peran sehingga dapat mengembangkan potensi diri peserta didik.

B. Tujuan Mengajar Kelompok Kecil dan Persorangan


Secara umum, tujuan pengajaran kelompok kecil dan perorangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengaktifkan siswa belajar
2. Agar terjadi interaksi dalam belajar yang bervariasi, yaitu guru-siswa,siswa-
siswa, siswa-guru, dan seterusnya
3. Agar siswa dapat mencapai kemajuan belajar sesuai dengan kemampuan,minat
dan kecepatannya sendiri
4. Siswa yang mempunyai masalah dalam belajar karena mereka berada
dalamsuasana hubungan interpersonal yang sehat dan akrab.
a) Adapun beberapa tujuan keterampilan mengajar perorangan berikut:
1. Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada peserta didik.
2. Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada peserta didik
3. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar lebih aktif
4. Membentuk hubungan yang lebih akrab antara pendidik dan peserta
didik,maupun antar peserta didik
b) Adapun tujuan dari keterampilan mengajar kelompok kecil antara lain.
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok

5
2. Memberi kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih
memecahkanmasalah dan cara hidup secara rasional dan demokratis
3. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan sikapsosial
dan semangat gotong-royong
4. Penggunaan dalam kelas
5. Variasi pengorganisasian

C. Komponen dan prinsip penggunaan keterampilan mengajar kelompok kecil


dan persorangan dalam PKR
a) Komponen
Menurut (Mulyasa, 2013), pengajaran kelompok kecil dan perorangan masing-
masing memerlukan keterampilan yang berkaitan dengan penanganan siswa dan
penanganan tugas. Ada 7 komponen keterampilan yang perlu dikuasai oleh guru dalam
kaitan ini, yaitu sebagai berikut:
1. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi. Caranya adalah sebagai
berikut: 1) Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi. 2)
Kemukakan masalah-masalah khusus. 3) Catat perubahan atau penyimpangan
diskusi dari tujuan. 4) Rangkum hasil pembicaraan dalam diskusi.
2. Memperluas masalah atau urunan pendapat. Selama diskusi berlangsung sering
terjadi penyimpangan ide yang kurang jelas hingga sukar ditangkap oleh anggota
kelompok, yang akhirnya menimbulkan kesalahpahaman hingga keadaan dapat
menjadi tegang. Dalam hal demikian tugas guru dalam memimpin diskusi untuk
memperjelasnya, yakni dengan cara: 1) Menguraikan kembali atau merangkum
urunan tersebut hingga menjadi jelas. 2) Meminta komentar siswa dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau
mengembangkan ide tersebut. 3) Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan
informasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai hingga kelompok memperoleh
pengertian yang lebih jelas.
3. Menganalisis pandangan siswa. Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan di antara
anggota kelompok. Dengan demikian guru hendaklah mampu menganalisis alasan
perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut: 1) Meneliti apakah alasan tersebut

6
memang mempunyai dasar yang kuat. 2) Memperjelas hal-hal yang disepakati dan
yang tidak disepakati.
4. Meningkatkan urunan siswa. Beberapa cara untuk meningkatkan urunan pikir siswa
adalah: 1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk
berpikir. 2) Memberikan contoh-contoh verbal dan nonverbal yang sesuai dan tepat.
3) Memberikan waktu untuk berfikir. 4) Memberikan dukungan terhadap pendapat
siswa dengan penuh perhatian.
5. Menyebarkan kesempatan berpatisipasi. Penyebaran kesempatan berpartisipasi
dapat dilakukan dengan cara: 1) Mencoba memancing urunan siswa yang enggan
berpartisipasi dengan mengarahkan pertanyaan langsung secara bijaksana. 2)
Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada siswa
yang pendiam terlebih dahulu. 3) Mencegah secara bijaksana siswa yang suka
memonopoli pembicaraan. 4) Mendorong siswa untuk mengomentari urunan
temannya hingga interaksi antarsiswa dapat ditingkatkan.
6. Menutup diskusi. Keterampilan akhir yang harus dikuasai oleh guru adalah menutup
diskusi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Membuat
rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para siswa. Ini lebih efektif daripada bila
rangkuman hanya dibuat sendiri oleh guru. 2) Memberi gambaran tentang tindak
lanjut hasil diskusi ataupun tentang topik diskusi yang akan datang. 3) Mengajak
siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai.
7. Hal-hal yang harus diperhatikan; 1) Mendominasi diskusi sehingga siswa tidak
diberi kesempatan. 2) Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi. 3)
Membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi dengan pembicaraan yang
tidak relevan. 4) Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi. 5) Tidak
memperjelas atau mendukung urunan pikir siswa. 6)Gagal mengakhiri diskusi
secara efektif.
b) Prinsip Penggunaan
1. Variasi pengorganisasian kelas besar, kelompok, perorangan disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dicapai, kemampuan siswa, ketersediaan vasilitas, waktu, serta
kemampuan guru/instruktur.
2. Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan
perorangan. Informasi umum sebaiknya disampaikan secara klasikal.

7
3. Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan suatu kulminasi
berupa rangkuman, pemantapan, kesepakatan, laporan, dan sebagainya.
4. Guru/instruktur perlu mengenal siswa secara perorangan (individual) agar dapat
mengatur kondisi belajar dengan tepat.
5. Dalam kegiatan belajar perorangan, siswa dapat bekerja secara bebas dengan bahan
yang telah disiapkan guru/instruktur (Wardani, 2005).

D. Peran guru dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan persorangan


dalam PKR
Menurut (Usman, 2008), beberapa peran guru dalam pembelajaran kelompok
kecil dan perorangan sebagai berikut:
1. Sebagai motivator. Artinya guru memposisikan diri sebagai penggerak, yang
menumbuhkan semangat dan kekuatan belajar bagi siswa.
2. Sebagai fasilitator. Di sini guru menciptakan lingkungan belajar untuk kelancaran
proses pembelajaran dan memberi kemudahan bagi siswa sebagai pelajar.
3. Organisator pembelajaran. Guru mengelola pembelajaran sehingga dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
4. Multi metode dan media. Guru menggunakan metode dan media yang bervareasi,
tidak terpaku pada satu metode saja.
5. Pola interaksi pembelajaran. Artinya adanya interaksi antara guru dan siswa, siswa
dan siswa, serta siswa dan lingkungan.
6. Pemanfaatan sumber pembelajaran secara luas dan bervareasi. Di sini guru
merangsang siswa untuk menggunakan berbagai sumber belajar, agar siswa dapat
mengembangkan bakat dan keinginannya demi mencapai hasil belajar yang lebih
baik lagi.
7. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Mencermati permasalahan yang dihadapi
siswa, dan dengan kelompok kecil ini siswa akan mudah dan bebas menyampaikan
permasalahan atau kesulitannya, sehingga guru dapat menyimpulkan kesulitan yang
dihadapi siswa dan cara mengatasinya.

8
E. Pola penggunaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan persorangan
dalam PKR
Menurut (Chaerany, 2015), ada empat pola pengorganisasian yang bervareasi
dalam melaksanakan pengajaran kelompok kecil dan perorangan, antara lain:
1. Kelas besar → Kelompok kecil → Kelas besar
Dalam pola ini kegiatan belajar mengajar di kelas dimulai dengan pertemuan
klasikal (kelas besar) untuk memberikan informasi umum yang diperlukan siswa untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Informasi yang diberikan kepada siswa antara
lain: 1) Pokok bahasan yang akan dikerjakan. 2) Tugas-tugas yang akan dikerjakan. 3)
Langkah-langkah menyelesaikan tugas. 4) Informasi lain yang diperlukan.
Setelah itu, siswa diberi kesempatan untuk memilih kegiatan dengan bekerja
dalam kelompok kecil atau bekerja perorangan. Setelah siswa menyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan dalam kelompok kecil atau perorangan, kegiatan belajar mengajar
berikutnya adalah mengikuti pertemuan klasikal kembali untuk melaporkan tugas-tugas
yang mereka kerjakan.
2. Kelas besar → Kelompok kecil → Kelompok kecil → Kelas besar
Dalam pola ini, pertama siswa mengikuti penjelasan secara klasikal mengenai
pokok-pokok bahasan yang akan dipelajari, tugas-tugas yang akan dikerjakan, serta
langkah-langkah melaksanakan tugas tersebut. Kedua, siswa diminta untuk bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru. Kemudian, siswa diminta melaporkan hasil-hasil yang diperoleh dari pengetahuan
dalam kelompok kecil dalam kelas (laporan secara klasikal).
3. Kelas besar → Perorangan → Kelompok kecil → Kelas besar
Dalam pola ini pertemuan diawali dengan penjelasan umum mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari, serta tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa. Setelah
mengikuti penjelasan umum, siswa langsung mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
guru secara perorangan, kemudian siswa diminta bergabung dalam kelompok kecil
untuk membahas hasil yang telah diperoleh dari bekerja secara perorangan untuk
didiskusikan bersama dalam kelompok kecil. Setelah itu, siswa diminta untuk
melaporkan hasil yang diperoleh dalam kegiatan kelompok kecil kepada seluruh siswa
dalam kelas.
4. Kelas besar → Perorangan + Perorangan → Kelas besar

9
Proses belajar mengajar dimulai dengan pemberian penjelasan umum kepada
siswa mengenai materi yang akan dipelajari, serta tugas-tugas yang akan dikerjakan
oleh siswa. Selain itu, siswa diminta bekerja secara perorangan untuk melaksanakan
tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian siswa diminta melaporkaannya di kelas
(secara klasikal).

F. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keterampilan mengajar kelompok kecil


dan persorangan
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individu. Karakteristik yang
dimiliki oleh anak SD sangatlah beragam dan berbeda- beda baik itu kemampuan
berfikir, tingkat emosional, bakat, minat, maupun perbedaan daya tangkapnya.
Misalnya, siswa yang agak agresif bisadijadikan menjadi satu kelompok dengan
siswa yang agak agresif atau siswayang memiliki daya tangkap agak kurang juga
dijadikan satu kelompokdengan siswa yang juga memiliki daya tangkap yang agak
kurang juga. Lalusiswa-siswa yang sudah berada di dalam kelompok-kelompoknya
diberikanlayanan bimbingan belajar secara khusus. Cara ini bisa membantu
meningkatkan ketrampilan sosial melalui belajar kelompok.
2. Memperhatikan dan melayani kebutuhan siswa.Pada dasarnya siswa memiliki latar
belakang yang berbeda-beda baiklingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun
lingkungan masyarakat.Misalnya, jika ada siswa yang tidak mampu membeli buku
paket sebaiknyaguru meminta siswa lainnya untuk bersedia bersama-sama atau bisa
juga pihak sekolah memberikan pinjaman.
3. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif.Cara untuk membuat
pembelajaran aktif dan efektif guru harus berusahasemaksimal mungkin aktif di
dalam memberikan bimbingan belajar. Misalnya, setelah guru memberikan tugas
diskusi kelompok guru harus selalu mengawasi jalanya diskusi dan juga membantu
atau membimbingsiswa yang membutuhkan bantuan saat mengalami kesulitan.
4. Merangsang tumbuh kembangnya kemampuan optimal siswa.Tugas guru tidak
hanya mengajar saja akan tetapi tugas guru pada dasarnyaadalah membantu tumbuh
kembang siswa secara optimal baik aspekintelektual, aspek moral, aspek sosial,

10
maupun aspek fisik. Secara tidaklangsung guru telah membantu tumbuh kembang
siswa-siswanya. Sepertidari segi aspek moral, aspek emosional, aspek sosial
dilakukan melaluiteladan, cara pola asuh guru terhadap siswa, tutur bicara siswa
atau guruyaitu penggunaan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa.Dari segi aspek fisik misal guru mengadakan senam satu minggu sekali,guru
mengadakan ekstrakulikuler olah raga. Dan siswa bisa mengikutiekstrakulikuler
tersebut sesuai bakat ataupun minat.
5. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok dan perseorangan.Bagi
calon guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran perseorangankemudian secara
bertahap kepada pengajaran kelompok kecil. Sedangkan bagi guru yang sudah
terbiasa menggunakan pengajaran klasikal sebaiknyamulai secara pengajaran
kelompok kemudian kepada perseorangan. Karenatidak semua topik pembahasan
bisa di selesaikan dengan cara kelompokkecil maupun perseorangan. Misalnya, jika
siswa diminta memahami teori,konsep maupun prinsip Sumber Daya Alam (SDA)
maka akan efektif jika pembelajaran dilakukan dengan cara klasikal sedangkan jika
siswa dimintauntuk membuktikan sifat-sifat konduktor, konduksi, dan radiasi
melalui eksperimen sebaiknya dilakukan secara kelompok kecil atau perorangan.
6. Langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan. Dalam kelompok kecil
langkah-langkahnya adalah mengorganisasi siswa, sumber, materi, ruangan, serta
waktu yang diperlukan. Dalam pengajaran perorangan guru terlebih dahulu harus
mengenal pribadi siswanya. Misalnya, siswa yang memiliki kesulitan soal
matematika penjumlahan guru perlu memberikan bimbingan perseorangan.
7. Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya. Ada tiga variasi
pengorganisasian yaitu variasi pengelompokan, variasi penataan ruang, dan variasi
sumber belajar. Di dalam pembelajaran pastiakan ada kebosanan dikarenakan guru
tidak akan mungkin bisa mengontrolsecara terus menerus terhadap semua kelompok
belajar. Untuk menghindari kebosanan ini haruslah ada variasi dalam pembelajaran.
Misalnya, siswadiminta memilih sendiri kelompok belajarnya, bisa juga siswa
ditawarkanuntuk memilih sumber belajar yang diinginkan saat kegiatan
pembelajaran.

11
G. Kelebihan dan kelemahan dalam mengajar kelompok kecil dan persorangan.
Kelebihan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan diantaranya sebagai
berikut.
1. Dalam proses mengajar ini memungkinkan penyerapan pelajaran pada setiap siswa
dapat lebih maksimal.
2. Guru dapat lebih mudah melakukan pendekatan pada setiap masing-masing siswa
sehingga guru dapat memahami karakter masing-masing siswa, jadi guru lebih
mudah menentukan metode pembelajaran yang cocok untuksiswa.

Kelemahan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan diantaranyasebagai


berikut.

1. Pengembangan informasi kurang luas karena keterbatasan siswa.


2. Kurangnya motivasi siswa dalam bersaing karena variasi karakter siswaterbatas.
3. Kurangnya jiwa sosial pada siswa.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah kecakapan
menanamkan pengetahuan yang dilakukan pada sekelompok siswa dengan jumlah
sekitar 3-8 orang dan 1 siswa secara individu dapat dengan bertatap muka dan memiliki
berbagai peran sehingga dapat mengembangkan potensi diri peserta didik.
Secara umum, tujuan pengajaran kelompok kecil dan perorangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengaktifkan siswa belajar
2. Agar terjadi interaksi dalam belajar yang bervariasi, yaitu guru-siswa,siswa-
siswa, siswa-guru, dan seterusnya
3. Agar siswa dapat mencapai kemajuan belajar sesuai dengan kemampuan,minat
dan kecepatannya sendiri
4. Siswa yang mempunyai masalah dalam belajar karena mereka berada
dalamsuasana hubungan interpersonal yang sehat dan akrab.
Komponen keterampilan yang perlu dikuasai oleh guru dalam kaitan ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
2. Memperluas masalah atau urunan pendapat
3. Menganalisis pandangan siswa
4. Menyebarkan kesempatan berpatisipasi
5. Menutup diskusi
Adapun peran guru dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sebagai
berikut:
1. Sebagai motivator
2. Sebagai fasilitator
3. Organisator pembelajaran
4. Multi metode dan media
5. Pola interaksi pembelajaran
6. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

13
Menurut (Chaerany, 2015), ada empat pola pengorganisasian yang bervareasi
dalam melaksanakan pengajaran kelompok kecil dan perorangan, antara lain:
1. Kelas besar → Kelompok kecil → Kelas besar
2. Kelas besar → Kelompok kecil → Kelompok kecil → Kelas besar
3. Kelas besar → Perorangan → Kelompok kecil → Kelas besar
4. Kelas besar → Perorangan + Perorangan → Kelas besar
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individu.
2. Memperhatikan dan melayani kebutuhan siswa
3. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif
4. Merangsang tumbuh kembangnya kemampuan optimal siswa
5. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok dan
perseorangan
6. Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya
Kelebihan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan diantaranya sebagai
berikut.
1. Dalam proses mengajar ini memungkinkan penyerapan pelajaran pada setiap
siswa dapat lebih maksimal.
2. Guru dapat lebih mudah melakukan pendekatan pada setiap masing-masing
siswa sehingga guru dapat memahami karakter masing-masing siswa, jadi
guru lebih mudah menentukan metode pembelajaran yang cocok untuksiswa.
Kelemahan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan diantaranyasebagai
berikut.
1. Pengembangan informasi kurang luas karena keterbatasan siswa.
2. Kurangnya motivasi siswa dalam bersaing karena variasi karakter siswa
terbatas.
3. Kurangnya jiwa sosial pada siswa.

14
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, baik
dari segi penulisan maupun segi penyusunan kalimat. Dari segi penulisan juga perlu
ditambahkan. Untuk itu para pembaca yang membaca ini dan menjadikannya referensi
dalam membuat karya tulis diharapkan banyak-banyak membaca referensi dari sumber
lainnya agar lebih mudah memahami dalam membahas materi mengenai “Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil dan Persorangan Dalam PKR”. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan
masukan yang bersifat membangun.

15
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, A. 2017. Teknik Mengajar Pada Kelompok Kecil dan Perorangan.


Diakses pada 28 Oktober 2022 melalui
Teknik Mengajar pada Kelompok Kecil dan Perorangan | Afid Burhanuddin
(wordpress.com)
Darmadi, H. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Mulyasa. 2013. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Notoatmodjo, S. 2012. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Rahmawati, M. 2020. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan.


Diakses pada 28 Oktober 2022 melalui
"Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan" Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah "Strategi Pembelajaran Biologi" |
meilenia rahmawati - Academia.edu
Soegito, E. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sukiman, D. 2008. Pembelajaran Mikro. Bandung: Upi Press.

Usman, U. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wardani, I. 2005. Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM). Jakarta: Universitas


Terbuka.

16

Anda mungkin juga menyukai