Dosen Pengampu:
Hasriadi, S.Pd., M.Pd.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaniraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Teknologi dan Pembelajaran Siswa”. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi
rahmat bagi seluruh alam.
Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan
dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan kami dalam
penyusunannya. Untuk itu kami tidak lupa mengucapkan terimakasih dari
berbagai pihak yang sudah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Kami
memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran
sangat kami butuhkan guna memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kelompok 4
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
A. Kesimpulan ............................................................................................ 17
B. Saran ...................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar
dalam kehidupan termasuk bidang pendidikan, budaya, ekonomi dan politik. Saat
ini dalam dunia pendidikan perlu dilakukan inovasi dengan menggunakan
teknologi yang semakin canggih untuk membantu proses pembelajaran. Dengan
memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran sangat memberikan dampak yang
besar bagi pendidik maupun peserta didik. Teknologi dapat mempermudah proses
pembelajaran. Teknologi juga dapat membuat peserta didik semangat dalam
belajar karena teknologi dapat meningkatkan minat peserta didik untuk belajar.
Peserta didik dapat mencari informasi yang mereka butuhkan seperti materi
pelajaran tambahan. Jadi, sangat penting memanfaatkan teknologi dalam proses
belajar mengajar.
Terdapat dua model mengajaran yang berpusat terhadap siswa yakni
model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dan pengajaran
berdasarkan masalah (Problem Based Intruction). Kedua model ini tentu memiliki
perbedaan. Dapat dijelaskan bahwa setiap manusia memiliki keunikan masing-
masing dalam struktur social. Identitas menjadi komponen dalam hal yang nyata
begitu juga yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat, identitas ini
dirancang untuk system dalam proses sosial. Identitas dibagi menjadi tiga bentuk
yaitu identitas budaya, identitas sosial dan identitas diri atau pribadi.
Suasana lingkungan belajar sekolah yang aktif berkaitan erat dengan
kualitas pembelajaran siswa. Dapat kita sadari bahwa kelas yang aktif dapat
menghindarkan siswa dari kejenuhan, kebosanan dan kelelahan psikis. Sedangkan
disisi lain kelas yang aktif akan dapat menumbuhkan minat motivasi dan daya
tahan belajar bagi para peserta didik
Dalam sistem pembelajaran, teknologi sangat berperan penting apalagi di
dalam kelas karena teknologi ini adalah faktor utama dalam kontribusi terhadap
keberhasilan seorang guru dalam mengelolah sistem pengajaran dalam kelas.
2
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui model pembelajaran yang berpusat pada siswa
2. Untuk mengetahui bagaimana penekanan pada identitas unik belajar
3. Untuk mengetahui bagaimana menyediakan lingkungan belajar yang aktif
4. Untuk mengetahui bagaimana mengintegrasikan teknologi ke dalam
instruksi kelas
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Trianto Ibnu Badar, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual
(Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 107-113.
4
2
Siti Mina Tamah, Pernak-Pernik Kerja Kelompok Berbasis Pembelajaran Kooperatif (Surabaya:
PT Revka Petra Media, 2017), hlm. 20-24.
3
Rahma Johar, Strategi Belajar Mengajar Untuk Menjadi Guru yang Profesional (Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press, 2019), hlm. 52-54.
5
Secara teori kata identitas bersumber pada kata identity yang memiliki arti
sebagai: (a) konteks atau kebenaran mengenai objek yang serupa atau suatu
kondisi yang serupa dengan yang lain, (b) konteks atau kebenaran mengenai suatu
objek yang memiliki kesamaan antara individu maupun dua barang, (c) konteks
atau kebenaran yang melambangkan kesamaan antara kedua individu, antar
kelompok maupun barang, (d) mengenai beberapa tingkatan, maksud dari
penjelasan tersebut hanya memperlihatkan seuatu mengenai tata cata untuk
memahamkan setiap identitas mengenai kata “sebangun” seperti menerangkan
“entitas” yang serupa dengan individu lainnya.4
Setiap manusia memiliki identitasnya masing-masing (dirinya maupun
konsepsi dirinya sendiri) hal ini termasuk dalam kategori social dari mana asal
usulnya. Manusia juga mempunyai beragam jenis social yang tak sama ini
kemungkinan mempunyai ragam identitas yang tak sama pula. Jadi bisa dikatakan
pengalaman hidup manusia dapat memiliki kesamaan, hal ini tidak dapat terhindar
dalam kehidupan bahwasanya setiap orang biasa mengalami perkara unik yang
sama maupun tak sama. Dapat dijelaskan bahwa setiap manusia memiliki
keunikan masing-masing dalam struktur social.
Identitas menjadi komponen dalam hal yang nyata begitu juga yang
berhubungan dengan kehidupan masyarakat, identitas ini dirancang untuk system
dalam proses sosial.5 Karena pada awalnya identitas tiap manusia semuanya
terkandung dalam sejarah masyarakat, mengenai hal itu peristiwa tersebut sudah
mencakup dimensi dari kehidupan sosial budaya. Identitas terbagi menjadi tiga
diantaranya identitas budaya, identitas sosial dan identitas diri atau pribadi.
a. Identitas Budaya. Adalah suatu petunjuk yang datang dalam diri setiap
orang yang berdasar pada garis keturunannya yang dianggap serupa, hal
ini mencakup beberapa pembelajaran mengenaim tradisinya, kepribadian,
bahasa, keyakinan, serta keturunan dari suatu budaya.
4
Alo Liliweri, Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya (Yogyakarta: PTLKIS Pelangi
Angkasa, 2007), hlm. 69.
5
Peter L. Berger dan Thomas Lukman, Tafsir Sosial Atas Kenyataan, Risalah Tentang Sosiologi
Pengetahuan (Jakarta: LP3ES,1990), hlm. 235.
6
6
Cris Barker, Cultural Studies: Teori dan Praktik (Yogyakarta: PT.Bentang Pustaka), hlm. 221.
7
Jabal Tarik Ibrahim, Sosiologi Pedesaan Social Identity (Malang: UMM Press, 2003), hlm. 112.
7
8
Sagala, konsep dan makna pembelajaran (Bandung: Alfbeta, 2010), hlm. 61.
9
Arends, R. I. Learning to teach (New York: McGraw Hill Companies, 2007), hlm. 37.
8
yang dapat di tanamkan oleh siswa dan siswi ( Hamzah B. Uno dan Nurdin
Mohammad, 2014:137).10
Lingkungan juga sangat berperan penting pada setiap pertumbuhan
maupun perkembangan dalam setiap anak didik. Lingkungan juga akan dapat
memberikan suatu pengalaman dalam hal mengajar dimana peserta didik itu dapat
mengasah dalam ilmu pengetahuan untuk menjadi pribadi yang dewasa kepada
anak di dalam proses tersebut melalui tiap jenjang, anak belajar sambil bermain.
Keberhasilan dalam setiap pertumbuhan dan perkembangan bagi peserta didik itu
dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitar kita dan perilaku dalam
sebuah tindakan bagi anak didik. Lingkungan yang dapat di maksud dalam faktor
yang terdiri dari luar maupun dalam yang dapat memberikan perkembangan anak
yang lebih positif atau negatif sesuai dengan cara yang di tanggapi oleh anak
tersebut. M. Dalyono (2007) mengungkapkan bahwa lingkungan ialah suatu
tempat mengasuh, anak berkembang, tempat mendidik, sekolah, tempat
bersosialisasi dan situasi alam dan makhluk hidup. 11
Dari berbagai pendapat definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa
lingkungan dapat di artikan sebagai suatu potensi bagi Allah SWT yang telah
menciptakan bagi kebutuhan dan kehidupan bagi setiap manusia yang ada di bumi
yang dapat telah di gunakan di berbagai suatu tempat dalam sumber belajar ketika
kita sedang menjalani dalam hidup di dunia dan wajib kita jaga dengan baik.
Menurut Sulistryorini (2009), lingkungan yang baik memiliki sifat mendorong
anak didik untuk terus belajar, terdapat kenyamanan dan antusias untuk
mewujudkan cita-citanya. Dari pendapat tersebut, terwujudnya lingkungan belajar
sekolah yang aktif erat hubungannya pada kualitas pembelajaran peserta didik.
Manfaat yang didapatkan dari kelas kondusif ialah menghilangkan kejenuhan
peserta didik, rasa bosan dan manfaat lainnya ialah dapat memajukan motivasi
dalam belajar.12
10
Uno Hamzah dan Mohammad Nurdin, Belajar dengan pendekatan pembelajaran aktif dan
inovatif (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), hlm. 136-137.
11
Sulistryorini, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta: TERAS, 2009, hlm. 30.
12
Supardi, Sekolah Efektif Konsep dasar Dan Prinsipnya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), hlm. 28.
10
Hal ini bahwa belajar aktif juga dapat merupakan dalam sebuah strategis
yang dapat mencakup dalam hal dengan mencapai suatu tujuan yang akan kita
capai dalam sebuah proses bagi siswa untuk dapat belajar mandiri dengan itu
bahwa bagi setiap siswa tersebut akan mendapatkan semangat dalam hal adanya
suatu motivasi belajar yang lebih aktif dan efisien yang lebih dalam lagi untuk
mengasah skill ilmu pengetahuan yang telah ia dapat. Dengan adanya belajar aktif
ini, siswa juga dapat di ajak untuk ikut serta dalam semua kegiatan proses
pembelajaran dan tak hanya itu siswa tersebut juga dapat melatih mental serta
melibatkan dalam suatu fisik dalam suatu keadaan, agar suatu saat nanti siswa
tersebut tidak malu atau gugup dalam tampil di depan umum. Dengan itu bahwa,
belajar aktif juga dapat membiasakan akan dapat merasakan suasana yang lebih
menyenangkan sehingga hasil belajar itu dapat di maksimal kan ( Zaini, 2008).
Menurut Supardi (2003:254) belajar aktif adalah belajar yang dapat
menyenangkan. Karena menyenangkan, belajar menjadi alamiah, menjadi lebih
cepat, menumbuhkan motivasi belajar sehinggah lebih besar kemungkinan belajar
lebih berhasil. Mengingat potensi manfaat belajar aktif seperti itu, maka guru
perlu mempelajari dan menguasai teknik-teknik pembelajaran aktif. Dengan
demikian agar pembelajaran yang dapat berlangsung dengan baik maka siswa
tersebut dapat melibatkan dengan kegiatan aktivitas dalam mengakses berbagai
suatu informasi dan pengetahuan yang dapat kita bahas dalam proses belajar
mengajar bagi setiap siswa tersebut. Menurut (Humalik, 2003) ada beberapa ciri-
ciri yang dapat di miliki oleh peserta didik dalam belajar aktif antara lain adalah:
a. Adanya suatu keterlibatan bagi peserta didik yang secara fisik serta mental
maupun emosional yang lebih intelektual dalam kegiatan suatu proses
pembelajaran bagi siswa.
b. Adanya berbagai suatu keaktifan peserta didik dalam mengenal,
memahami dan menganalisa suatu pemahaman dalam setiap rangkaian
kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
c. Keterlibatan peserta didik dalam belajar aktif itu dapat menciptakan dalam
suasana belajar yang selaras dan seimbang dalam proses belajar dan
pembelajaran.
12
14
Slemo, Teori, Model, Prosedur Manajemen kelas dan Efektifitas ( Jakarta: Qiraah media, 2019 ),
hlm. 139-145.
14
15
Slemo, Teori, Model, Prosedur Manajemen kelas dan Efektifitas ( Jakarta: Qiraah media, 2019),
hlm. 139-145.
16
Turikan Martinus, Perkembangan Manusia dan Pendidikan (Yogyakart : PT Kanisius, 2021),
hlm. 234.
15
17
Turikan Martinus, Perkembangan Manusia dan Pendidikan (Yogyakart : PT Kanisius, 2021),
hlm. 235-236.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengajaran yang berpusat pada siswa didasarkan pada minat dan
kebutuhan peserta didik. Ada dua model pembelajaran yang berpusat pada
siswa, yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dan
pengajaran berdasarkan masalah (problem based intruction).
2. Identitas menjadi komponen dalam hal yang nyata begitu juga yang
berhubungan dengan kehidupan masyarakat, identitas ini dirancang untuk
system dalam proses social.
3. Lingkungan sangat berperan penting pada setiap pertumbuhan maupun
perkembangan setiap anak didik. Lingkungan juga akan dapat memberikan
suatu pengalaman dalam hal mengajar dimana peserta didik itu dapat
mengasah dalam ilmu pengetahuan untuk menjadi pribadi yang dewasa
dalam proses tersebut melalui tiap jenjang anak belajar sambil bermain.
4. Teknologi dalam lingkup pendidikan, tidak hanya membahas penggunaan
perangkat teknologi tetapi semua perangbat baik perangkat lunak maupun
keras, penggunaan teknologi adalah kombinasi dari penggunaan beberapa
teks media yaitu teks, audio, video maupun program komputer, dengan itu
dapat mempermudah kegiatan termasuk dalam komunikasi yang lebih baik
dan dapat menjembatangi jarak dan waktu. Dengan adanya perkembangan
teknologi dapat membantu seorang pengajar dalam melakukan
pembelajaran di dalam kelas dapat menggunakan berbagai alat baik audio
maupun visual.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah “Teknologi dan Pembelajaran Siswa” kami
berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan para
pembacanya. Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun tentunya sangat
mengharapkan segala saran dan kritik dan pengayaan yang bersifat membangun.
18
DAFTAR PUSTAKA
Johar, Rahma. 2019. Strategi Belajar Mengajar Untuk Menjadi Guru yang
Profesional. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
L. Berger, Peter & Lukamn, Thomas. 1990. Tafsir Sosial Atas Kenyataan Risalah
tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES.
Barker, Cris. Cultural Studies: Teori dan Praktik. Yogyakarta: PT. Bentang
Pustaka.
Tarik Ibrahim, Jabal. 2003. Sosiologi Pedesaan Social Identity. Malang: UMM
Press.
R.I, Arends. 2007. Learning to teach. New York: McGraw Hill Companies.
Supardi. 2003. Sekolah Efektif Konsep dasar Dan Prinsipnya. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
19
Slemo. 2019. Teori, Model, Prosedur Manajemen kelas dan Efektifitas. Qiraah
media.