PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Oleh:
Muhammad Teguh
23087156
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
A. Kesimpulan
C. Tujuan Makalah
Eksistensi pilar dalam berbagai hal bisa dikatakan sangat penting peranannya
sebagai penopang agar menjadi suatu yang utuh (unity). Bangunan atau rumah berangkat
dari pondasi yang dilengkapi dengan pilar agar atap bisa berdiri kokoh dan tidak mudah
roboh sehingga tampak menjadi lengkap dan melengkapi. .
Istilah pilar dalam pendidikan bisa menjadi bagian yang tak kalah penting,
eksistensinya seperti halnya tujuan, sasaran, instrument pendidikan, dll. Adapun maksud
dari pembahasan pilar-pilar pendidikan adalah bahwa sendi pendidikan ditopang oleh
semangat belajar yang kuat melalui pola belajar yang bervisi ke depan dengan melihat
perubahan-perubahan kehidupan.Dalam pendidikan, belajar merupakan bagian yang tak
terpisahkan karena pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran (belajar-mengajar). Belajar
juga dikatakan sebagai key term (kata kunci) paling vital dalam setiap usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.
Hal ini juga melihat dari kondisi zaman yang cepat berubah terutama di bidang
teknologi dan informasi sehingga visi paradigma pendidikan harus relevan yang
kemudian diturunkan ke dalam metode pembelajaran. Yaitu merubah paradigma
teaching (mengajar) menjadi learning (belajar). Dengan perubahan ini proses pendidikan
menjadi proses bagaimana“belajar bersama antar guru dan anak didik”. Guru dalam
konteks ini juga termasuk dalam proses belajar. Sehingga lingkungan sekolah menjadi
learning society (masyarakat belajar). Dalam paradigma ini, peserta didik tidak lagi
disebut pupil (siswa) tapi learner (yang belajar).
Belajar bukan hanya tentang menghafal, tetapi lebih pada pemahaman yang
mendalam terhadap materi pembelajaran. Siswa diharapkan memiliki pemahaman
yang bermakna terhadap asal-usul teori dan konsep, serta mampu
mengaplikasikannya untuk menjelaskan dan memprediksi proses-proses
berikutnya. Proses pembelajaran ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi
juga mengajarkan teknik memperoleh pengetahuan, berpotensi mencetak generasi
muda dengan kemampuan intelektual dan akademik yang tinggi.
Pilar kedua, "Learning to do" atau belajar untuk berbuat, menekankan pentingnya
penerapan pengetahuan dalam tindakan nyata. Siswa dilatih untuk menguasai
keterampilan bukan hanya mekanistis, tetapi juga untuk berkomunikasi, bekerja
sama, mengelola konflik, dan berinovasi. Dengan fokus pada pengalaman
langsung, pembelajaran tidak hanya tentang akumulasi pengetahuan, tetapi juga
tentang mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam menghadapi
tantangan kehidupan. Ini menciptakan generasi muda yang tidak hanya terampil
dalam pekerjaan tetapi juga mampu berurusan dengan berbagai situasi dan bekerja
efektif dalam tim, baik dalam konteks formal maupun informal.
e. Learning To Believe In God ( Belajar Untuk Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan
Yang Maha Esa )
Satu pilar lagi yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan sistem
pendidikan adalah belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Sebagai bentuk rasa syukur dan aplikasi dari nilai keagamaan dari setiap peserta
didik. Yang bertujuan untuk membentuk kepribadian dan karakter serta akhlak mulia.
Dalam artian ini bahwa pengetahuan yang dicari seseorang harus dapat memberi
manfaat untuk isi alam itu sendiri, dan bagaimana mengelolanya untuk kebaikan
bersama secara berkelanjutan yang secara religius dapat dipertanggungjawabkan
kepada Yang Mahakuasa.
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan
membuat perencanaan secara saksama dalam meningkatkan kemampuan belajar bagi
siswanya, dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-
perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi
belajar-mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses
belajar-mengajar.
Konsep learning to know ini menyiratkan makna bahwa pendidik harus mampu
berperan sebagai berikut:
a. Guru berperan sebagai sumber belajar
Guru berperan untuk menunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat
membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang
disampaikan.
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap
perbedaan. Perbedaan inilah yang menuntut guru harus berperan sebagai
pembimbing.
Oleh sebab itu, siswa harus dilibatkan secara aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas
mereka. Hal ini bertujuan untuk membuat siswa bertanggung jawab atas diri dan
pendidikannya sehingga mereka akan belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam
memecahkan masalah.
3. Implementasi Learning to Be
Peran guru adalah sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi fasilitator sangat
dibuthkan unutk menumbuhkembangkan potensi siswa secara utuh dan maksimal.
Pendidik juga membimbing siswa belajar mengaktualisasikan diri sebagai individu
yang berkepribadian utuh dan bertanggung jawab sebagai individu sekaligus sebagai
anggota masyarakat.
Konsep learning to be perlu dihayati oleh praktisi pendidikan untuk melatih siswa
agar memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Kepercayaan merupakan modal utama
bagi siswa untuk hidup dalam masyarakat. Penguasaan pengetahuan dan
keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be)
(Atika, 2010)..
Dalam kaitan ini adalah tugas pendidikan untuk memberikan pengetahuan dan
kesadaran bahwa hakekat manusia adalah beragam tetapi dalam keragaman tersebut
terdapat persamaan. Itulah sebabnya Learning to live together menjadi pilar belajar
yang penting untuk menanamkan jiwa perdamaian.
Selain penyelewengan dana pendidikan, beberapa kasus lainnya juga dapat membahayakan
pilar-pilar pendidikan seperti di bawah ini :
E.SOLUSI
Berikut ini adalah solusi solusi yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah terakit
pilar-pilar pendidikan :
Jenis-jenis pilar pendidikan menurut UNESCO ada empat, yaitu Learn To Know
( Belajar Untuk Mengetahui), Learn To do (Belajar Untuk Menerapkan), Learn To Live
Together
(Belajar Untuk Hidup Bersama), dan Learn to Believe in God (Belajar Untuk Beriman
dan Betakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa)
Pilar-pilar pendidikan tersebut dirancang dengan sangat bagus dan dengan tujuan yang
sangat bagus pula. Denan mengaplikasikan pilar-pilar tersebut, diharapkan pendidikan
yang berlangsung di seluruh dunia termasuk Indonesia dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Syafril & Zulhendri Zen. (2017). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Depok: KENCANA.
Syafril, Zulhendri Zen, dkk. (2012). Pengantar Pendidikan. Padang: SUKABINA PRESS
https://media.neliti.com/media/publications/56566-ID-none.pdf
https://kalteng.pks.id/2014/05/ajak-antisipasi-penyelewengan-dana.html
https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/kawal-uang-rakyat-cegah-
penyelewengan
http://fheylee.blogspot.in/2015/05/dasar-dasar;ilmpendidikanimplementasi.html
http://oyikyu.blogspot.in/2013/03/makalah-4-pilar-pendidikan_24.html