MAKALAH
Dosen Pengampu:
Dra. Rahmatina, M.Pd.
Oleh: Kelompok 4
Puji dan syukur penulis persembahkan pada kehadirat ALLAH SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesikan makalah ini dengan judul “Azaz Pendidikan Serta Penerapannya”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah membesarkan
penulis sampai saat ini, dan juga kepada ibu Dra. Rahmatina, M.Pd sebagai dosen
mata kuliah Dasar-dasar Ilmu Pendidikan yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari
sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Asas tersebut
sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan
manusia suatu bangsa. Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi
dasar atau tumpuan berfikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan.
Di dalam pembahasan ini secara tersirat akan dijelaskan macam-macam asas
dengan pengkajian dimensi hakikat manusia (keindiidalan, kesosialan, kesusilaan, dan
keberagaman). Pandangan tentang hakikat manusia merupakan tumpuan berpikir
utama yang sangat penting dalam pendidikan.
Khusus di Indonesia terdapat sejumlah asas yang member arah dalam merancang
dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber dari kecenderungan
umum pendidikan di dunia maupun yang bersmber dari pemikiran dan pengalaman
sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Asas tersebut di antaranya Asas Tut
Wuri Handayani, Asas belajar Sepanjang Hayat, Asas Kemandirian Belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja asas pendidikan
2. Bagaimana penerapan asas pendidikan tersebut di kehidupan sehari-hari
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui asas pendidikan yang ada di Indonesia
2. Pengetahui bagaimana penerapan asas pendidikan tersebut
1
D. Manfaat
Manfaat membaca makalah ini supaya dapat mengenal dan mengerti mengenai
perspektif global dan ilmu-ilmu sosial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Azas Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan (Hartoto, 2008,
dalam Jurnal Ilmu Pendidikan). Jadi, asas pendidikan itu lebih memfokuskan perhatian
kepada cara penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran-pemikiran
tentang bagaimana layaknya pendidikan itu diselenggarakan.
Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas pendidikan yang
memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas–asas tersebut
bersumber dari kecenderungan umum pendidikan di dunia dan bersumber dari
pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia (Umar
Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 117).
1. Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani merupakan asas pendidikan Indonesia yang bersumber
dari asas Pendidikan Taman Siswa yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu
seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional.
Makna Tut Wuri Handayani adalah:
Tut Wuri: Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan
cinta kasih dan tanpa pamrih.
3
Asas Tut Wuri Handayani yang dikumandangkan oleh Ki Hajar tersebut
mendapat tanggapan positif dari Drs. RMP Sosrokartono (filsuf dan ahli bahasa)
dengan menambahkan dua semboyan untuk melengkapinya, yakni Ing Ngarso Sung
Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu
menjadi satu kesatuan asas, yaitu:
- Ing Ngarso Sung Tulada (jika di depan menjadi contoh).
- Ing Madya Mangun Karsa (jika di tengah-tengah membangkitkan kehendak, hasrat
atau motivasi).
- Tut wuri Handayani (jika di belakang mengikuti dengan awas)
Agar diperoleh latar keberlakuan awal dari asas tutu wuri handayani, perlu
dikemukakan ketujuh asas Perguruan Nasional Taman Siswa. Ketujuh asas tersebut
merupakan asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah kolonial Belanda sekaligus
untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan sifat yang nasional dan demokrasi.
Ketujuh asas tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan
mengingat tertibnya persatuan dalam berkehidupan umum.
b. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam
arti lahir dan batin dapat memerdekatan diri.
c. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh
rakyat.
d. Bahwa pengajaran harus berdasarkan pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
e. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup lahir maupun batin hendaklah
diusahakan dengan kekuatan sendiri.
f. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
g. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin
untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan
kebahagiaan anak-anak.
4
Asas Tut Wuri Handayani ini bermakna bahwa setiap orang berhak mengatur
dirinya sendiri dengan berpedoman kepada tata tertib kehidupan yang umum. Menurut
asas ini, dalam penyelenggaraan pendidikan, seorang guru merupakan pemimpin yang
berdiri di belakang dengan bersemboyan “tut wuri handayani”, yaitu tetap
mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri
dan tidak terus-menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa. Guru hanya wajib
menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi jalannya anak serta hanya bertindak
aktif dan mencampuri tingkah laku atau perbuatan anak apabila anak didik tidak dapat
menghindarkan diri dari berbagai rintangan. Dapat dikatakan bahwa asas Tut Wuri
Handayani ini merupakan cikal bakal dari pendekatan atau cara belajar siswa
aktif (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah sempurna, dia selalu
berkembang mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan kehidupannya.
Dewasa ini, akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat, terjadi
perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang
dipelajari oleh seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti
atau tidak bermanfaat lagi. Hal ini disebabkan karena apa yang telah dipelajarinya
sudah tidak relevan lagi dengan berbagai masalah kehidupan yang dihadapinya. Jadi,
implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang
dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang hayat (Tim Pembina MK Pengantar
Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan).
Asas belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap
pendidikan seumur hidup. Ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang sudah
tidak asing lagi ditelinga, beliau bersabda yang artinya: ”Tuntutlah ilmu dari buaian
sampai meninggal dunia”. Jadi, Islam telah lama mengenal konsep belajar sepanjang
5
ayat ini jauh sebelum orang-orang Barat mengangkatnya (Rangga, 2011, dalam Jurnal
Ilmu Pendidikan).
6
gemar belajar (learning society). Dengan kata lain, akan terwujudlah gagasan
pendidikan seumur hidup seperti yang tercermin di dalam sistem pendidikan nasional
Indonesia (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
Asas Tut Wuri Handayani dan asas belajar sepanjang hayat secara langsung
sangat erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas Tut Wuri
Handayani didasarkan pada asumsi bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar peserta
didik mampu untuk mandiri dalam belajar. Kemandirian dalam belajar itu dapat
dikembangkan dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk
membantu apabila diperlukan. Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat
diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu
mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang belajar sepanjang
hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam
peran utama sebagai fasilitator, informator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru
diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar dengan
sedemikian rupa, sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-
sumber tersebut. Sebagai informator, guru harus menyadari bahwa dirinya hanya
merupakan bagian kecil dari sumber-sumber informasi yang ada. Oleh karena itu, guru
perlu memberikan dan bahkan merangsang peserta didik untuk mencari informasi
selain dari dirinya sendiri. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan
timbulnya prakarsa peserta didik untuk dapat memanfaatkan sumber belajar secara
maksimal (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar yang dapat mengembangkan
kemandirian dalam belajar, yaitu:
- Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
- Belajar dari modul, paket belajar, dan sebagainya.
7
- Belajar dengan didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang memadai.
PSB memberi peluang tersedianya berbagai jenis sumber belajar, di samping
bahan di perpustakaan. Dengan dukungan PSB itu asas kemandirian dalam belajar
akan lebih dimantapkan dan dikembangkan (Umar Tirtarahardja dan La Sulo,
1994: 123).
B. Penerapan Azaz
Pertama penerapan asas pendidikan dimulai dari asas tut wuri handayani, bahwa
sejatinya pemerintah dalam hal ini sudah berupaya dalam memberikan jawaban atas
asas ini. Contoh saja setiap peserta didik diberikan kesempatan belajar yang luas. Setiap
individu dapat memilih pendidikan dan keterampilan yang diminati disemua jenis,
jalur, dan jenjang pendidikan yang ada. Oleh karena itu mereka memiliki tanggung
jawab penuh terhadap pendidikannya sendiri.
Di sisi lain, pemerintah juga memberikan kesempatan yang sama untuk dapat
menempuh pendidikan dan keterampilan. Bagi mereka yang memiliki kelainan atau
cacat fisik dan mental tetap memperoleh pendidikan dan keterampilan sesuai dengan
kelainan yang dimiliki.
Selain itu pemerintah juga sudah mengupayakan terjadinya pemerataan
pendidikan diseluruh penjuru Indonesia, meski belum semua rata tetapi usaha yang
ditunjukkan pemerintah menunjukkan bahwa pemerintah sudah menerapkan asas ini.
Kedua penerapan asas pendidikan sepanjang hayat, upaya penerapan yang
dilakukan adalah pemerintah telah menyediakan fasilitas berupa sarana dan prasarana
pendidikan seperti perpustakaan, ruang belajar, saran pelatihan dan keterampilan yang
memberikan kebebasan kepada setiap masyarakat dalam meningkatkan ilmu
pendidikannya.
Selain itu juga jenis jenjang pendidikan yang ada di Indonesia sudah luas, mulai
dari TK sampai dengan perguruan tinggi. Perluasan ini juga dimaksudkan tidak lain
8
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam meningkatkan
pendidikannya.
Pembaruan yang dilakukan terlihat dari adanya pembaharuan kurikulum
pembelajaran dari tahun ke tahun guna untuk menyesuaikan dengan tantangan jaman
yang ada. Sehingga para peserta didik dapat bersaing dengan dunia luar.
Terakhir penerapan asas kemandirian dalam belajar. Dari beberapa contoh
penerapan asas-asas sebelumnya. Dapat dilihat bahwa semua penerapan yang
dilakukan merujuk kepada kemandirian belajar, bahwa setiap peserta didik diberikan
kebebasan dalam memilih pendidikan dan keterampilannya secara mandiri sesuai
dengan apa yang diminati.
Dalam hal penerapan asas-asas pendidikan dalam kegiatan pembelajaran,
setidaknya terdapat tiga masalah yang perlu mendapat perhatian yakni masalah cara
berkomunikasi dan peranan guru dalam pembelajaran serta tujuan pembelajaran.
9
c) Usaha pembaruan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi
pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan.
d) Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin
meningkat, ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, sarana pelatihan
dan keterampilan. Sarana pendidikan jasmani.
e) Pengadaan buku ajar yang diperuntukkan bagi berbagai program
pendidikan masyarakat yang bertujuan :
- Meningkatkan sumber penghasilan
- Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya.
f) Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi mudah
kepemimpinan dan keterampilan, kesegaran, jasmani dan daya kreasi
kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur.
g) Usaha mengadakan berbagai program peningkatan peran wanita dengan
memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam mewujudkan keluarga
sehat, peningkatan IPTEK, keterampilan serta ketahanan mental.
Dalam penerapan asas tut wuri handayani dapat dikemukakan beberapa keadaan
yang ditemui sekarang yakni :
- Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan
yang diminatinya disemua jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh
pemerintah.
- Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang
diminati agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja dibidang
tertentu yang diinginkan.
10
- Peserta didik yang memiliki kemampuan yang luar biasa diberikan kesempatan
untuk memasuki program pendidikan dan keterampilan sesuai dengan gaya dan
irama belajarnya.
- Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik memperoleh kesempatan
untuk memilih pendidikan dan keterampilan sesuai dengan cacat yang disandang
agar dapat tumbuh menjadi manusia yang mandiri.
- Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh
pendidikan dan keterampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang
memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri.
11
telah dan sedang mengusahakan peningkatan relevansi penyelenggaraan
pendidikan yang efektif dan efisien.
1) Meningkatkan kemudahan dalam komunikasi informasi antara pusat-
daerah.
2) Inovasi pendidikan, kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara terpadu.
3) Peningkatan kegiatan penelitian untuk memberi masukkan dalam upaya
peningkatan relevansi pendidikan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan (Hartoto, 2008,
dalam Jurnal Ilmu Pendidikan). Jadi, asas pendidikan itu lebih memfokuskan perhatian
kepada cara penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran-pemikiran
tentang bagaimana layaknya pendidikan itu diselenggarakan.
Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas pendidikan yang
memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas–asas
tersebut bersumber dari kecenderungan umum pendidikan di dunia dan bersumber
dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di
Indonesia (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 117).
13
pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar. Oleh
karena itu, tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu
tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.
B. Saran
Dengan demikian makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan baik dalam
penjelasan maupun dalam penulisan saya mohon maaf, saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar dapat sumber rujukan sehingga menjadikan apa yang
saya buat ini lebih baik dimasa yang akan datang. Dan kepada pembaca makalah ini
diharapkan untuk lebih banyak mencari sumber referensi lainnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15