Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

ASAS-ASAS PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

1. Kintania Maulida Eka Putri (2301050192)


2. Deswita Eka Maharani Putri (2301050193)
3. Naya Jian Maharani (2301050195)
4. Muhamad Fahrun Nada (2301050196)
5. Sekar Nabilah Salsabila (2301050197)

Dosen Pengampu: Drs. Isa Ansori, M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

TAHUN AJARAN 2023/ 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan dan berkat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah “Asas-Asas Pendidikan” ini dengan baik. Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan. Makalah ini menjelaskan
lebih mendalam mengenai pengertian, macam, penerapan, dan implementasi asas-asas
pendidikan dengan bahasa yang lebih mudah untuk dicerna dan dipahami.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder dari buku panduan yang
berkaitan dengan asas-asas pendidikan, serta infomasi dari media massa yang berhubungan
dengan pendidikan. Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai dunia pendidikan,
khususnya bagi penulis.
Akhir kata, apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Kritik
dan saran tentunya sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Semarang, 7 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
I. PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................................4
II. PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
2.1 Definisi Asas-Asas Pendidikan................................................................................................5
2.2 Fungsi dan Tujuan Asas-Asas Pendidikan...............................................................................5
2.3 Macam-Macam Asas Pendidikan............................................................................................5
2.4 Penerapan dan Implementasi Asas-Asas Pendidikan..............................................................9
III. PENUTUP.......................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.
Berdasarkan uraian diatas maka terciptalah asas-asas pendidikan yang
bertujuan untuk memberikan arah dan pedoman dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan yang berkualitas. Asas-asas pendidikan ini menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Dengan
adanya asas-asas pendidikan, diharapkan pendidikan dapat berjalan dengan baik dan
memberikan manfaat yang maksimal bagi peserta didik dan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang didapatkan adalah
sebagai berikut :
1. Apa itu Asas-Asas Pendidikan?
2. Apa fungsi dan tujuan Asas-Asas Pendidikan?
3. Apa saja macam-macam Asas-Asas Pendidikan?
4. Apa saja penerapan dan implementasi Asas-Asas Pendidikan?
1.3 Tujuan
5. Dapat mengetahui pengertian Asas-Asas Pendidikan.
6. Dapat mengetahui fungsi dan tujuan Asas-Asas Pendidikan.
7. Dapat mengetahui macam-macam Asas-Asas Pendidikan.
8. Dapat mengetahui penerapan dan implementasi Asas-Asas Pendidikan.
II. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Asas-Asas Pendidikan


Asas pendidikan memiliki arti hukum atau kaidah yang menjadi acuan dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan. Asas pendidikan juga diartikan sebagai sesuatu
kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan
maupun pelaksanaan pendidikan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa
manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik diri sendiri. Seperti diketahui, manusia
yang dilahirkan hamper tanpa daya dan sangat tergantung pada orang lain (orang
tuanya, utamanya ibu) namun memiliki potensi yang hampir tanpa batas untuk
dikembangkan.
Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang member
arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut
bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan di dunia maupun yang
bersumber dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di
Indonesia. Di antara berbagai asas tersebut, tiga buah asas akan dikaji lebih lanjut
dalam makalah ini. Ketiga asas itu adalah asas tut wuri handayani, asas belajar
sepanjang hayat, dan asas kemandirian dalam belajar. Ketiga asas itu dipandang
sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa depan. Oleh
karena itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami dengan tepat ketiga asas
tersebut agar dapat menerapkannya dengan semestinya dalam penyelenggaraan
pendidikan sehari-hari.
2.2 Fungsi dan Tujuan Asas-Asas Pendidikan
Fungsi asas-asas pendidikan adalah sebagai aturan atau ketentuan atau
pegangan dalam melaksanakan pendidikan agar tujuannya tercapai dengan benar dan
dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan tujuan pendidikan adalah arah yang hendak
dicapai dalam pendidikan.
Beberapa tujuan dari adanya asas-asas pendidikan antara lain:
1. Memberikan pedoman dalam merancang dan melaksanakan pendidikan yang
berkualitas.
2. Membantu dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan landasan yang kuat.
4. Membantu dalam menentukan kebijakan pendidikan yang tepat.
5. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan dengan memberikan pedoman
yang jelas.

2.3 Macam-Macam Asas Pendidikan


1. Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini merupakan gagasan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara seorang
perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional. Tut Wuri Handayani mengandung arti
pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari belakang dan memberi
pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan anak mencari jalan sendiri,
dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidik membantunya. Gagasan tersebut
dikembangkan Ki Hajar Dewantara pada masa penjajahan dan masa perjuangan
kemerdekaan. Asas Tut Wuri Handayani yang kini menjadi semboyan Depdikbud
(sekarang Kementerian Pendidikan Nasional ),
Asas Tut Wuri Handayani menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak
mengatur dirinya sendiri dengan tetap memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Tujuan asas Tut Wuri Handayani yaitu:
a. pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan syarat paksaan
b. pendidikan adalah penggulowenthah yang mengandung makna: among,
momong dan ngemong. Among mengandung arti mengembangkan kodrat
alam anak dengan tuntutan agar anak didik dapat mengembangkan hidup batin
menjadi subur dan selamat. Momong mempunyai arti mengamat-amati anak
agar dapat tumbuh menurut kodratnya. Ngemong berarti kita harus mengikuti
apa yang ingin diusahakan anak sendiri dan memberi bantuan pada saat anak
membutuhkan.
c. pendidikan menciptakan tertib dan damai (orde en vrede),
d. pendidikan tidak ngujo (memanjakan anak), dan
e. pendidikan menciptakan iklim, tidak terperintah, memerintah diri sendiri, dan
berdiri di atas kaki sendiri (mandiri dalam diri anak didik).
Asas Tut Wuri Handayani ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P.
Sostrokartono (filusof dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan lagi,
yaitu Ing Ngarso Sung Thulada, Ing Madya Mangun Karsa. Kini ketiga semboyan
tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, masing-masing sebagai berikut;
 Ing Ngarso Sung Tuladha
Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh) adalah hal yang baik
mengingat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Di bagian depan, seorang
guru akan membawa buah pikiran para muridnya itu ke dalam sistem ilmu
pengetahuan yang lebih luas. Ia menempatkan pikiran / gagasan / pendapat para
muridnya dalam cakrawala yang baru, yang lebih luas. Dalam posisi ini ia
membimbing dan memberi teladan. Akhirnya, dengan filosofi semacam ini, siswa
(dengan bantuan guru dan teman-temannya ) mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri di antara pengetahuan yang telah dikonstruksi oleh banyak orang termasuk
oleh para ahli.

 Ing Madya Mamgun Karsa


Ing Madya Mangu Karsa (di tengah membangkitkan kehendak) diterapkan dalam
situasi ketika anak didik kurang bergairah atau ragu-ragu untuk mengambil
keputusan atau tindakan, sehingga perlu diupayakan untuk memperkuat motivasi.
Dan, guru maju ke tengah-tengah (pemikiran) para muridnya. Dalam posisi ini ia
menciptakan situasi yang memungkinkan para muridnya mengembangkan,
memperbaiki, mempertajam, atau bahkan mungkin mengganti pengetahuan yang
telah dimilikinya itu sehingga diperoleh pengetahuan baru yang lebih masuk akal,
lebih jelas, dan lebih banyak manfaatnya. Guru menciptakan situasi agar terjadi
perubahan konsepsional dalam pikiran siswa- siswanya. Yang salah diganti yang
benar, yang keliru diperbaiki, yang kurang tajam dipertajam, yang kurang lengkap
dilengkapi, dan yang kurang masuk akal argumentasinya diperbaiki.

 Tut Wuri Handayani


Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan). Asas ini memberi
kesempatan anak didik untuk melakukan usaha sendiri, dan ada kemungkinan
melakukan kesalahan, tanpa ada tindakan (hukuman) pendidik. Hal itu tidak
menjadikan masalah, karena menurut Ki Hajar Dewantara, setiap kesalahan yang
dilakukan anak didik akan membawa pidananya sendiri, karena tidak ada pendidik
sebagai pemimpin yang mendorong datangnya hukuman tersebut. Dengan
demikian, setiap kesalahan yang dialami peserta didik bersifat mendidik. Maksud
tut wuri handayani adalah sebagai pendidik hendaknya mampu menyalurkan dan
mengarahkan perilaku dan segala tindakan sisiwa untuk mencapai tujuan
Pendidikan yang telah dirancang.

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat


Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup, dalam proses
belajar mengajar di sekolah seyogyanya mengemban sekurang-kurangnya dua hal
pokok, yaitu; pertama; membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif,
dan kedua; meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis
dari belajar sepanjang hayat. Ditinjau dari segi kependidikan, perlunya merancang
suatu program atau kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar
sepanjang hayat dengan memperhatikan dua dimensi, yaitu;
a. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan
kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan
kehidupan peserta didik di masa depan. Termasuk dimensi vertikal
diantara lain :
1) Keterkaitan antara kurikulum dengan masa depan peserta didik.
2) Kurikulum dan perubahan sosial kebudayaan
3) “the forecasting curriculum” yakni perancangan kurikulum
berdasarkan suatu prognosis.
4) Keterpaduan bahan ajaran dan pengorganisasian pengetahuan.
5) Penyiapan untuk memikul tanggung jawab.
6) Pengintegrasian dengan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik.
7) Dapat melihat kemanfaatan yang akan didapatkan dengan tetap
mengikuti pendidikan.

b. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara


pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah. Antara
lain :
1) Kurikulum sekolah merefleksi kehidupan di luar sekolah.
2) Memperluas kegiatan belajar keluar sekolah.
3) Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan belajar mengajar.
Pendidikan sepanjang hayat memungkinkan tiap warga negara Indonesia:
a) mendapat kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan
kemandirian
sepanjang hidupnya,
b) mendapat kesempatan untuk memanfaatkan layanan lembaga-
lembaga pendidikan yang ada di masyarakat. Lembaga pendidikan
yang ditawarkan dapat bersifat formal, informal, non formal,
c. mendapat kesempatan mengikuti program-program pendidikan sesuai
bakat, minat, dan kemampuan dalam rangka pengembangan pribadi secara
utuh menuju profil Manusia Indonesia Seutuhnya (MIS) berdasarkan
Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945; dan mendapat kesempatan
mengembangkan diri melalui proses pendidikan jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu sebagaimana tersurat dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.

3. Asas Kemandirian Dalam Belajar


Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktifitas belajar yang berlangsung
lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari
pembelajaran. Di sini belajar mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk
melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu
kompetensi tertentu. Belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain
berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi pembelajaran.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran
utama sebagai fasilitator dan motifator.
Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas ; tut wuri handayani dan belajar
sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus menjalankan peran
komunikator, fasilitator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat menyediakan
dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian rupa sehingga memudahkan
peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar tersebut.

4. Asas Semesta Menyeluruh dan Terpadu.


Semesta maksudnya pendidikan diselenggarakan secara terbuka bagi seluruh
rakyat Indonesia. Menyeluruh maksudnya, pendidikan harus mencangkup semua jenis
dan jenjang pendidikan. Terpadu artinya pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
keseluruhan pembangunan Bangsa.
Asas semesta, menyeluruh, dan terpadu, yang berarti bahwa pendidikan nasional
terbuka bagi setiap manusia Indonesia, mencakup semua jenis dan jenjang
pendidikan, dan merupakan satu kesatuan usaha sadar yang tidak dapat dipisahkan
dari keseluruhan usaha pembangunan bangsa.

5. Asas Tanggung Jawab Bersama


Tanggung jawab adalah kewajiban terhadap segala sesuatunya; fungsi menerima
pembebanan sebagai akibat sikap tindak sendiri atau pihak lain. Tanggung jawab
sangat berkaitan dengan kewajiban seseorang terhadap tugas atau perbuatan yang
dilakukan. Sesuatu aktivitas atau perbuatan yang dilakukan tanpa adanya tanggung
jawab akan terjadi secara tidak terarah dan cenderung asal-asalan saja dan bahkan
dapat menimbulkan masalah yang lain lagi.
Kegiatan dalam proses pendidikan haruslah selalu didasarkan pada asas tanggung
jawab, karena kegiatan apapun yang dilakukan dalam pendidikan selalu diarahkan
untuk mencapai tujuan yakni membimbing dan mendidik para siswa agar dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan dan potensi yang
dimiliki.

6. Asas Manfaat, Adil, dan Merata


Yang memandang manusia Indonesia seutuhnya tanpa ada diskriminasi antara
rakyat kota, desa, daerah-daerah, suku-suku bangsa, jenis kelamin, agama, dan lain-
lain.
Hendaknya hasil pendidikan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, dan bagi pengembangan pribadi
setiap manusia indonesia.

7. Asas 1922
Asas Tut Wuri Handayani yang kini menjadi semboyan Depdikbud (sekarang
Kementerian Pendidikan Nasional ), pada awalnya merupakan salah satu dari “Asas
1922” yakni tujuh buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli
1922), ketujuh asas Perguruan Nasional Taman Siswa yang merupakan asas
perjuangan untuk menghadapi Pemerintah kolonial Belanda sekaligus untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa. Ketujuh asas tersebut yang secara
singkat disebut ”Asas 1922” adalah sebagai berikut:
a. Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan
mengingat tertibnya persatuan dalam perikehidupan umum.
b. Bahwa pengajaran harus member pengetahuan yang berfaedah, yang dalamarti
lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
c. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
d. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada
seluruh rakyat.
e. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuh-penuhnya lahir
maupun batin hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak
bantuan apapun dan dari siapapun yang mengikat baik berupa ikatan lahir
maupun ikatan batin.
f. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
g. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin
untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan
kebahagiaan anak- anak.
2.4 Penerapan dan Implementasi Asas-Asas Pendidikan
1. Memperluas kesempatan belajar
Upaya pemerintah dalam perluasan kesempatan belajar telah mengalami
peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke
tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal,
dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan berbagai jenjang pendidikan dari TK
sampai perguruan tinggi
2. Pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur,
jenis, dan jenjang
Upaya pemerintah dalam hal ini dimaksudkan agar mereka dapat
melaksanakan tugasnya secara proporsional. Dan memperoleh kesempatan
meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan guru dan
tenaga guru dilaksanakan baik di dalam negeri maupun diluar negeri.
3. Pembaruan & pengembangan kurikulum
Upaya pembaruan dilakukan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui Pendidikan.
4. Pengadaan & pengembangan sarana dan prasarana
Upaya ini direalisasikan dengan menyediakan layanan pendidikan secara
offline maupun online. Sarana ini dapat berupa ruang belajar, perpustakaan, media
pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan
jasmani.
5. Pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda
Upaya ini dimaksudkan sebagai pembinaan kepemimpinan dan ketrampilan,
kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran
berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur.
6. Pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan
Upaya ini memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota
masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga untuk
meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga.
7. Pengadaan berbagai program peningkatan peran Wanita
Dengan memberdayakan perempuan khususnya di bidang pendidikan dapat
membantu dalam mewujudkan suasana belajar & proses pembelajaran yang aktif.
Tak hanya mengurus pendidikan di instansi sekolah saja. Penerapan iptek yang
dilakukan perempuan dalam dunia pendidikan juga diterapkan pada anak-anaknya
pula kelak sebagai bentuk tanggungjawab dan kasih sayang. Seperti yang kita
ketahui, perempuan merupakan akses pendidikan pertama bagi anak-anaknya.
Oleh karena itu, selain menjadi pelindung & pemelihara, perempuan juga sebagai
dasar dari Pendidikan anak.
8. Kebebasan peserta didik untuk memilih pengetahuan & keterampilan yang
diminati
Pemerintah menyediakan berbagai bidang, jenis, jalur, dan jenjang pendidikan
sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat dan diharap peserta didik dapat
bertanggungjawab atas pendidikannya sendiri.
9. Kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminati
Pendidikan ini mengacu pada jenjang menengah kejuruan yang disiapkan
kelak akan menjadi ahli profesional dalam bidangnya.
10. Kebebasan memilih mengembangakan bakat & minatnya

Jenis pendidikan ini menitikberatkan pada pendidikan nonformal. Bagi peserta


didik yang mmiliki kemampuan lebih di bidang nonakademik diberi kesempatan
dan kebebasan untuk memilih forum, wadah, maupun instansi yang menyediakan
program yang diminati sesuai dengan gaya dan irama belajarnya.

11. Kebebasan untuk menempuh pendidikan bagi penyandang disabilitas.


Bagi penyandang disabilitas bukan alasan untuk tidak menempuh pendidikan.
Keterbatasan tersebut memperoleh kesempatan untuk dapat memilih pendidikan &
keterampilan sesuai dengan jenis keterbatasan yang disandang agar dapat tumbuh
menjadi seorang yang mandiri.
12. Memiliki kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan bagi
yang berada di daerah terpencil.
Wilayah yang termasuk 3T (Tertinggal, Terdepan, & Terluar) memiliki
kesempatan yang sama dalam hal memperoleh pendidikan dan ketrampilan agar
dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang
memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah
normal sampai jauh diatas normal (Jurnal Pendidikan,1989).
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asas pendidikan diartikan sebagai sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang member arah
dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu.
Asas Tut Wuri Handayani merupakan gagasan yang dikemukakan oleh Ki
Hajar Dewantara seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional. Asas ini
mengandung arti pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari belakang
dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan anak mencari
jalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidik membantunya.
Asas pendidikan sepanjang hayat dalam proses belajar mengajar di sekolah
seyogyanya mengemban sekurang-kurangnya dua hal pokok, yaitu:
1. Membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif, dan meningkatkan
kemauan,
2. Kemampuan belajar mandiri sebagai basis dari belajar sepanjang hayat.
Asas kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktifitas belajar yang
berlangsung lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab
sendiri dari pembelajaran. Asas ini tidak dapat dipisahkan dari dua asas sebelumnya
karena sangat berkaitan.
Disamping asas-asas tersebut ada juga beberapa asas lainnya, yaitu:
1. Asas semesta menyeluruh dan terpadu,
2. Asas tanggungjawab bersama
3. Asas manfaat, adil dan merata
4. Asas 1922
Berbagai penerapan dan implementasi dari asas-asas pendidikan dapat berupa
memperluasnya kesempatan belajar, perkembangan kurikulum, pengadaan berbagai
program pembinaan generasi muda, dan masih banyak lainnya.

Anda mungkin juga menyukai