Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Dr. Netto W.S Rahan, M.Si, M. Th

DISUSUN OLEH :
MUYASSARAH
223020212078

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya
sehingga dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “Landasan Pendidikan” tepat
pada waktu yang sudah ditentukan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Landasan
Pendidikan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia
prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki terdapat masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini.

Palangkaraya, 10 0ktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asas Asas Landasan Pendidikan...............................................................................3
2.2 Unsur Unsur Pendidikan...........................................................................................5
2.3 Landasan Religi Pendidikan......................................................................................7
2.4 Landasan Filosofis Pendidikan.................................................................................9
2.5 Landasan Ilmiah Pendidikan.....................................................................................11
2.6 Landasan Yuridis/ Hukum Pendidikan.....................................................................14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari sejumlah landasan
serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut
sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia
dan masyarakat suatu bangsa tertentu.
Landasan pendidikan adalah tumpuan, dasar, atau asas konseptual yang menyelubungi
pendidikan secara keseluruhan. Biasanya yang dibahas terkait dengan landasan pendidikan
ini adalah hakikat manusia sebagai makhluk pembelajar, situasi, proses, perubahan sosial,
aliran pelaksanaan, hingga permasalahan-permasalahan pendidikan. Pendidikan merupakan
salah satu hak dasar manusia dan berpengaruh besar terhadap kehidupan seseorang. Mulai
dari kehidupan sosial hingga taraf ekonomi seseorang.
Dalam bab ini secara berturut-turut akan dibahas landasan-landasan pendidikan
mencakup landasan religus pendidikan, landasan filosofis pendiidkan, landasan ilmiah
pendidikan dan landasan yudiris atau hukum pendidikan.

1.2RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Landasan Pendidikan?
2. Apa saja asas asas dalam Landasan Pendidikan?
3. Apa saja unsur dalam Landasan Pendidikan?
4. Apa yang dimaksud dengan Landasan Religi Pendidikan?
5. Apa yang dimaksud dengan Landasan Filosofis Pendidikan?
6. Apa yang dimaksud dengan Landasan Ilmiah Pendidikan?
7. Apa yang dimaksud dengan Landasan Yuridis/ Hukum Pendidikan?

1
1.3TUJUAN
1. Untuk mempelajari pengertian Landasan Pendidikan.
2. Untuk mempelajari Asas asas Landasan Pendidikan.
3. Untuk mempelajari Unsur Landasan Pendidikan.
4. Untuk mempelajari Landasan Religi Pendidikan.
5. Untuk mempelajari Landasan Filosofis Pendidikan.
6. Untuk mempelajari Landasan Ilmiah Pendidikan.
7. Untuk mempelajari Landasan Yuridis/ Hukum Pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1ASAS-ASAS LANDASAN PENDIDIKAN


Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berfikir,
baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia,
terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan itu. Di antara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas belajar
Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani yang merupakan asas pendidikan Indonesia hingga saat ini,
bersumber dari asas Pendidikan Taman Siswa. Asas Tut Wuri Handayani bermakna
bahwa setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri dengan berpedoman kepada tata
tertib kehidupan yang umum. Dalam penyelenggaraan pendidikan dengan asas tersebut
berarti bahwa kepada peserta didik diberikan kesempatan untuk Mandiri.
Sebagai asas pertama, Tut Wuri Handayani merupakan inti dari sitem Among
perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian
dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan
lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
a. Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
b. Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
c. Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi
lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat
meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi
vertikal dan horisontal.
a. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan
antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di
masa depan.
b. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman
belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

3
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam
belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur
tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran
utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang
dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa
Aktif).

4
2.2UNSUR LANDASAN PENDIDIKAN
Pendidikan sebagai sarana dalam mengembangkan diri agar supaya menjadi pribadi yang
memiliki nilai trikompetensi dasar, yaitu: intelektualitas, humanitas, dan religiusitas. Oleh
karena itu pendidikan merupakan agen perubahan (agen of change) untuk mengubah diri
sendiri dan masyarakat sekitar. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai
usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Selain itu, pendidikan adalah konsep yang memberikan
apresiasi dan pemahaman yang seluas-luasnya terhadap peserta didik untuk memahami
keragaman budaya sebagai realitas sosial yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Unsur-unsur pendidikan tersebut antara lain: tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik,
interaksi edukatif, materi pendidikan, alat dan metode pendidikan, dan lingkungan
pendidikan.
a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah fokus utama dari perubahan yang diinginkan setelah peserta
didik mengikuti pendidikan. Berbagai instansi yang berbeda biasanya akan memiliki
tujuan pendidikan yang beda pula. Beberapa pendidikan bertujuan untuk menghasilkan
peserta didik yang kompeten dalam keahlian tertentu, instansi lain bertujuan secara
spesifik untuk melatih aspek afektif pada peserta didik. Di dalam UU. No. 20 Tahun
2003 Tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 disebutkan tentang tujuan pendidikan
yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab.
b. Peserta didik
Peserta didik merupakan orang yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Mudahnya, peserta didik adalah orang yang ingin menempuh pembelajaran untuk
mengembangkan potensinya lewat pendidikan.
c. Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan
sasaran peserta didik. Pendidik adalah pengajar yang akan mengajar dan melatih peserta
didik dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dalam sisdiknas: “Pendidik adalah tenaga
pengajar yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,

5
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.

d. Interaksi edukatif
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik
dengan pendidik yang terarah pada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan
secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi,
metode, serta alat-alat pendidikan. Tanpa adanya proses interaksi antara pengajar dan
peserta didik yang melibatkan materi pembelajaran, maka pembelajaran tidak terlaksana
dan pendidikan tidak dapat terbangun. Dalam sisdiknas definisi interaksi edukatif adalah
“proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”.
e. Materi pendidikan
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang
disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini salah satunya meliputi materi inti
maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian
dan persatuan bangsa. Muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinekaan
kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan.
f. Alat dan metode pendidikan
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan
dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat yang dimaksud di sini adalah
berbagai alat dan media pembelajaran yang dapat menyokong hingga mengembangkan
lingkungan pembelajaran menjadi lebih kondusif dan efisien dalam pelaksanaannya.
Metode adalah kerangka kerja atau langkah-langkah yang disiapkan untuk menyajikan
pendidikan agar lebih efektif dan efisien dalam tujuan tertentu. Misalnya, metode
ceramah dapat digunakan untuk mengajarkan pembelajaran teori. Praktikum dapat
diterapkan pada pendidikan keterampilan atau keahlian.
g. Lingkungan pendidikan
Merupakan tempat manusia berinteraksi timbal balik sehingga kemampuannya dapat
terus dikembangkan ke arah yang lebih baik lagi. Lingkungan pendidikan sering
dihubungkan dengan tripusat pendidikannya, yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat.

6
2.3LANDASAN RELIGI PENDIDIKAN
Landasan religius pendidikan ialah seperangkat asumsi yang bersumber dari ajaran
agama yang dijadikan titik tolak dalam pelaksaan pendidikan. Landasan religius dalam
pendidikan merupakan dasar yang bersumber dari agama. Landasan religius ini sangat
pening dalam pendidikan karena Negara kita adalah negara yang mengakui adanya Tuhan,
sebagaimana bunyi Pancasila sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Pendidikan juga
tidak boleh keluar dari Larangan agama ataupun agama menentang agama yang kita anut
masing-masing.
Tujuan dari landasan religius dalam pendidikan adalah seluruh proses dan hasil dari
pendidikan dapat mempunyai manfaat dan makna hakiki. Agama memberikan dan
mengarahkan fitrah manusia memenuhi kebutuhan batin, menuntun kepada kebahagiaan
dan menunjukkan kebenaran. Agama mengatur seluruh aspek kehidupan pemeluknya
sebagai individu, anggota masyarakat serta lingkungannya. Agama merupakan
penghambaan manusia terhadap Tuhannya. Agama bersifat dogmatis, otoriter serta
imperatif sehingga setiap pemeluknya harus mentaati aturan, nilai serta norma yang ada di
dalammnya.
Aturan-aturan tersebut bersifat mengikat dan berfungsi sebagai pedoman bagi
pemeluknya untuk mencapai kebahagian yang diidamkannya. Bila aturan tersebut dilanggar
maka dampaknya bukan hanya pada individual saja tetapi juga lingkungan sekitar. Bila
berbicara tentang agama maka tidak akan pernah lepas dari pendidikan. Agama selalu
bersifat pendidikan karena di dalamnya ada transfer ilmu dan pengetahuan yang bersifat
dogmatis. Lain halnya bila berbicara tentang pendidikan maka tidak selalu berkaitan dengan
agama. Namun dalam proses pendidikan maka pendidikan harus sejalan dengan agama dan
saling melengkapi sehingga output yang dihasilkan oleh pendidikan bersifat menyeluruh.
Pengaruh agama bagi pendidikan :
1. Pendidikan sekolah
Pendidikan Sekolah pengaruhnya pendidikan agama di lembaga pendidikan pada
pembentukan keagamaan pada anak.
2. Pendidikan diluar sekolah

7
Pendidikan diluar sekolah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama
dalam proses pendidikan. Kedua orang tua merupakan pendidik yang pertama dan
utama dalam proses tersebut.

3. Pendidikan masyarakat
Para ahli pendidikan menyepakati bahwa pendidikan dimasyarakat termasuk pada
lembaga pendidikan yang dapat mempengaruhi terhadap perkembangan jiwa
keberagamaan seorang peserta didik.

8
2.4LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
Landasan filosofi pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem gagasan
tentang pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat umum
yang diajurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Terdapat hubungan implikasi antara
gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum tehadap gagasan-agasan pendidikan.
Landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-konsep tentang pendidikan apa adanya,
melainkan berisi tentang konsep-konsep pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-
citakan.
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna dan hakekat
pendidikan, yang berusaha menelaah masalah pokok; apakah pendidikan itu, mengapa
pendidikan diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan dan sebagainya.
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti
dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti: idealisme,
realisme, dan pragmatisme.
Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat berbagai aliran pemikiran. Hal ini
muncul sebagai implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat. Sehingga dalam
landasan filosofi pendidikan pun dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme,
Realisme, dan Pragmatisme yaitu:
A. Landasan Filosofis Idealisme
Idealisme adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa
pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. Semua bentuk realita adalah
manifestasi dalam ide. Karena pandangannya yang idealis itulah idealisme sering
disebut sebagai lawan dari aliran realisme. Tetapi, aliran ini justru muncul atas feed
back realisme yang menganggap realitas sebagai kebenaran tertinggi. Idealisme
merupakan suatu aliran yang mengedepankan akal pikiran manusia.

9
Idealisme mengembangkan pemikiran peserta didik sehingga menjadikan peserta
didik mampu menggunakan akal pikiran atau idenya dengan baik dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Idealisme memandang  realitas sebagai hal yang ada dalam kehidupan alam
bukanlah suatu kebenaran yang hakiki, melainkan hanya sebatas gambaran dari ide-
ide yang ada dalam jiwa. Idealisme merupakan aliran filsafat yang berpendapat bahwa
objek pengetahuan yang sebenarnya adalah ide. Idealisme mengatakan bahwa realitas
terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal atau jiwa.
B. Landasan Filosofis Realisme
Pengertian Filsafat Realisme ialah pandangan bahwa objek-objek indera adalah
real dan berada sendiri tanpa di sandarkan, tanpa pengetahuan lain atau kesadaran
akal. Para filosof realisme, memandang bahwa dunia ini adalah materi yang hadir
dengan sendirinya, yang tertata dalam hubungan-hubungan di luar campur tangan
manusia.
Dan mereka beranggapan bahwa pengetahuan itu diperoleh dari pengalaman dan
penggunaan akalnya, sedangkan tingkah laku manusianya diatur oleh hukum alam
dan pada taraf yang rendah diatur oleh kebijaksanaan yang teruji.
Realisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi diluar
kesadaran ada sebagai suatu yang nyata dan penting untuk dikenal dengan
mempergunakan kemampuan intelektual yang dimiliki manusia.
C. Landasan Filosofis Pragmatisme
Pragmatisme adalah sebuah aliran filsafat pendidikan yang mengajarkan bahwa
yang benar itu adalah segala sesuatu yang terbukti, dengan melihat akibat atau
manfaat yang hasilnya secara praktis. Pada dasarnya, pragmatisme merupakan suatu
sikap hidup, suatu metode dan suatu filsafat yang digunakan dalam
mempertimbangkan nilai sesuatu ide dan kebenaran sesuatu keyakinan secara praktis.
Esensi diri pragmatisme ini terletak pada metodenya yang sangat empiris dimana
sangat menekankan pada metode dan sikap lebih dari suatu doktrin filsafat yang
sistematis dan menggunakan metode ilmu pengetahuan modern sebagai dasar dari
suatu filsafat.
Aliran pragmatisme berpandangan bahwa kreteria kebenaran sesuatu ialah apakah
sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Aliran ini bersedia menerima
segala sesuatu, pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran mistis bisa diterima

10
sebagai kebenaran dan dasar tindakan asalkan membawa akibat yang prakits yang
bermanfaat.

2.5LANDASAN ILMIAH PENDIDIKAN


Landasan ilmiah pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai
cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan
atau studi pendidikan. Landasan ilmiah pendidikan, yaitu asumsi dan teori yang bersumber
dari berbagai cabang atau disiplin ilmu lain yang berhubungan dengan rangka praktik
pendidikan. Macam- macam Landasan Ilmiah Pendidikan yaitu: Landasan Psikologi
Pendidikan, Landasan Sosiologi Pendidikan, Landasan Antropologis Pendidikan, Landasan
Sejarah, Landasan Ekonomi, Landasan Biologi, Landasan Politik, dan Landasan Fisiologi
Pendidikan.
1. Landasan Psikologi
Landasan psikologis dapat didefenisikan sebagai suatu landasan yang dijadikan
sebagai titik tolak dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi
tentang jiwa atau psikis manusia yang selalu mengalami perkembangan dari bayi
hingga usia lanjut sehingga dapat memudahkan pelaksanaan proses pendidikan.
Landasan psikologi pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta
gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia
perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan
tahapan-tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses
pendidikan. Perkembangan dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Nasional.
2. Landasan Sosiologi
Landasan sosiologi pendidikan merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari
kaidah-kaidah sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Kaidah-kaidah

11
sosiologi tersebut menjelaskan bahwa manusia itu pada dasarnya termasuk makhluk
individu, bermasyarakat, serta berbudaya.
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masyarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan
pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari
oleh sosiologi  pendidikan meliputi empat bidang:
a. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
b. Hubungan kemanusiaan.
c. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
d. Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah
dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
e. Masyarakat Indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan
Nasional.
3. Landasan Antropologis Pendidikan
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.
Landasan antropologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-
kaidah antropologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Setiap manusia
memiliki perbedaan, oleh karena itu seorang pendidik harus sedikit banyak
memahami latar siswa yakni keluarga, budaya, lingkungan siswa.
4. Landasan Sejarah
Landasan sejarah atau historis Pendidikan Nasional Indonesia merupakan pandangan
ke masa lalu. Pandangan ini melahirkan studi-studi historis tentang proses perjalanan
pendidikan nasional Indonesia yang terjadi pada periode tertentu di masa yang
lampau.
Landasan Historis pendidikan merupakan seperangkat konsep dan praktik pendidikan
masa lampau sebagai titik tolak sistem pendidikan masa kini terarah ke masa depan.
Landasan historis dijadikan landasan pendidikan karena pendidikan masa kini tidak
terwujud begitu saja secara tiba-tiba melainkan merupakan kesinambungan dari
pendidikan masa lampau. Dalam kesinambunagan tersebut konsep dan praktik
pendidikan yang di pandang baik dan tetap berguna akan tetap dipertahankan. Sistem
pendidikan sebagai landasan pendidikan dewasa ini merupakan warisan sosial nenek
moyang dalam bidang pendidikan. Warisan ilmu itu sangat banyak dan bahkan ilmu
yang kita pelajari sekarang ini berasal dari warisan nenek moyang kita.

12
5. Landasan Ekonomi
Landasan ekonomi adalah suatu hal yang membahas peran ekonomi, fungsi produksi,
efesiensi, dan efektifitas biaya dalam pendidikan. Ekonomi merupakan salah satu
faktor yang cukup bepengaruh dalam mengembangkan pendidikan melihat tujuan,
situasi dan kebutuhan yang ingin diperoleh.
6. Landasan Biologi
Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah kaidah biologi yang
dijadikan titik tolak pendidikan. Berkenaan dengan pendidikan unsur biologi dapat
mempengaruhi seseorang terutama peserta didik dalam memperoleh pendidikan.
Contoh: “Dibanding dengan hewan, manusia memiliki otak yang lebih besar sehingga
ia mampu berpikir”. Implikasinya, manusia memungkinkan untuk di didik.

7. Landasan Politik
Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah politik yang
dijadikan titik tolak pendidikan. Politik pendidikan adalah suatu kebijakan dalam
dunia pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan berdasarkan Undang-undang
Sisdiknas No 20 tahun 2003. Ranah politik dan kekuasaan harus mampu mewujudkan
sistem pendidikan yang mencerdaskan dan mencerahkan peradaban bangsa ini.
Contoh: Pemerintahan demokrasi mengimplikasikan manajemen pendidikan yang
sentralistik.
8. Landasan Fisiologi
Pendidikan adalah asumsi-asumsi pendidikan yang bersumber dari kaidah-kaidah
fisiologi tentang manusia yang dijadikan titik tolak pendidikan. Dengan kata lain
landasan filosofis pendidikan adalah pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan
yang menyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber
nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.

13
2.6LANDASAN YURIDIS/ HUKUM PENDIDIKAN
Landasan pendidikan merupakan norma dasar pendidikan yang bersifat imperatif,
artinya mengikat dan mengharuskan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
pendidikan untuk setia melaksanakan dan mengembangkan berdasarkan landasan
pendidikan yang dianut, menurut Syamsul (dalam Baharuddin, 2012)  landasan hukum
pendidikan dapat diartikan sebagai peraturan baku yang dijadikan sebagai tempat berpijak
atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan
pendidikan. Landasan hukum/yuridis pendidikan merupakan asumsi-asumsi yang
bersumber dari peraturan perundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Peranan landasan yuridis dalam pendidikan adalah memberikan rambu-rambu
tentang bagaimana pelaksanaan sistem pendidikan dan managemen pendidikan
dilaksanakan selaras dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek
pendidikan dan atau studi pendidikan. Menurut Ekosusilo (dalam Riefky, 2010) dengan
adanya landasan ideal yaitu landasan yuridis dalam sistem pendidikan di Indonesia, maka
arah pendidikan nasional di Indonesia tidak boleh menyimpang dari pembentukan manusia
Pancasila, dan geraknya pun berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945.

14
Landasan yuridis pendidikan Indonesia dapat juga diartikan sebagai seperangkat
konsep peraturan perundang-undangan yang menjadi titik tolak sistem pendidikan
Indonesia, yang meliputi :
1. UUD 1945 sebagai Landasan Yuridis Pendidikan Indonesia.
2. Pancasila sebagai Landasan Idiil Sistem Pendidikan Indonesia.
3. Ketetapan MPR sebagai Landasan Yuridis Pendidikan Nasional.
4. Undang- Undang dan Peraturan Pemerintah sebagai Landasan Yuridis Pendidikan
Nasional.
5. Keputusan Presiden sebagai Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Nasional.
6. Keputusan Menteri sebagai Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Nasional.
7. Instruksi Menteri sebagai Landasan yuridis Pelaksanaan Pendidikan Nasional.

Landasan yuridis pendidikan di Indonesia secara umum diatur oleh beberapa aturan
yang tekah diuraikan di atas, ketujuh aturan tersebut merupakan landasan atau aturan hukum
untuk pendidikan yang diselengarakan di Indonesia. Landasan yuridis atau landasan hukum
pendidikan dapat diartikan seperangkat konsep peraturan perundang-undangan yang berlaku
yang menjadi titik tolak atau acuan (bersifat material, dan bersifat konseptual) dalam rangka
praktek pendidikan dan studi pendidikan (Indah Lestari, 2012). Jadi landasan hukum
pendidikan adalah dasar atau fondasi perundang-undangan yang menjadi pijakan dan
pegangan dalam pelaksanaan pendidikan di suatu negara.
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan: “Setiap
warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar” (Pasal 6); “Setiap warga Negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti
program wajib belajar” (Pasal 34). Implikasinya, Kepala Sekolah Dasar atau panitia
penerimaan siswa baru di SD harus memprioritaskan anak-anak (pendaftar) berusia tujuh
tahun untuk diterima sebagai siswa daripada anak-anak yang baru mencapai usia enam
tahun.
 PENDIDIKAN MENURUT UUD 1945
 UUD 1945 Merupakan hukum tertinggi di Indonesia, sehingga semua peraturan
perundang-undangan yang lain harus tunduk dan tidak boleh bertentangan dengan UUD
1945.
 Pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam UUD 1945 yaitu pasal 31 dan 32. Pasal
31 ayat 1 berbunyi tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran; ayat 2 yaitu:

15
setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemeritah wajib
membiayainya. (Berkaitan dengan wajib belajar 9 tahun); Ayat 3 berbunyi pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional.
 Pasal 24 menentukan tentang pengangkatan guru. Guru pendidikan menengah dan
pendidikan khusus tingkat, ditempatkan, dipindahkan, dan diberhentikan oleh pemerintah
provinsi; sedangkan untuk guru pendidikan dasar dan usia dini dilakukan oleh
pemerintahan kabupaten/ kota.
Pasal 42 menguraikan tentang organisasi profesi guru, yang memiliki wewenang sebagai
berikut:
1. Menetapkan dan menegakkan kode etik guru.
2. Memberikan bantuan hukum pada guru.
3. Memberikan perlindungan profesi guru.
4. Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
5. Memajukan pendidikan nasional.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Landasan pendidikan adalah tumpuan, dasar, atau asas konseptual yang menyelubungi
pendidikan secara keseluruhan. Biasanya yang dibahas terkait dengan landasan pendidikan
ini adalah hakikat manusia sebagai makhluk pembelajar, situasi, proses, perubahan sosial,
aliran pelaksanaan, hingga permasalahan-permasalahan pendidikan. Pendidikan merupakan
salah satu hak dasar manusia dan berpengaruh besar terhadap kehidupan seseorang.
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak. Diperlukan
satu generasi untuk melihat suatu akhir dari pendidikan itu. Oleh karena itu apabila terjadi
suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk
memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang dan dilaksanakan
secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan dan asas pendidikan.
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak.
Diperlukan satu generasi untuk melihat suatu akhir dari pendidikan itu. Oleh karena itu

16
apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah terlambat
untuk memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang dan
dilaksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan dan asas
pendidikan.
Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya, disaat anak ini dewasa dan
berkeluarga mereka akan mendidik anak-anak mereka juga, begitu juga disekolah dan
perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen. Dalam pendidikan
tentunya ada istilah mengajar dan mendidik, untuk melakukan kedua hal itu tentunya di
perlukan acuan supaya proses mengajar dan mendidik dapat berjalan sebagaimana mestinya,
acuan tersebut dikenal dengan istilah pendidikan.
Landasan pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di indonesia,
agar pendidikan yang sedang berlangsung di negara kita ini memiliki pondasi atau pijakan
yang sangat kuat karena pendidikan disetiap negara tidak sama. Untuk negara kita
diperlukan landasan pendidikan berupa Landasan Religi Pendidikan, Landasan Filosofis
Pendidikan, Landasan Ilmiah Pendidikan dan Landasan Yuridis/ Hukum Pendidikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://serupa.id/landasan-pendidikan-pengertian-fungsi-tujuan-jenis-dsb/
https://klipaa.com/story/2078-landasan-dan-asas-pendidikan
https://serupa.id/pendidikan-pengertian-unsur-tujuan-fungsi-dsb-lengkap/
https://steemit.com/esteem/@mukhtarilyas/empat-landasan-pengembangan-pendidikan-
filosofis-psikologis-sosiologis-dan-antropologis-i-2287d1e7c48de
http://candraadi1198.blogs.uny.ac.id/wpcontent/uploads/sites/15520/2017/10/
LANDASAN-PSIKOLOGIS-SEBAGAI-PENENTU-ARAH-PENDIDIKAN-
DI-SEKOLAH-DASAR.pdf
https://lobikampus.blogspot.com/2016/06/landasan-yuridis-pendidikan.html
Alfin, Santono. 2011. Makna UUD
1945. https://santonoalvin.wordpress.com/2011/02/26/uud-1945-pasal-31/ (On
line) diakses tanggal 21 Oktober 2015
Baharuddin, Enrekang. 2012. Landasan Hukum Pendidikan Nasional. http://baharuddin-
enrekang.blogspot.co.id/2012/09/landasan-hukum-pendidikan-nasional.html  (
Online) diakses tanggal 21 Oktober 2015
Indah Lestari, Rahmawati. 2012. Problematika Kesenjangan
Pendidikan. https://rahmawatiindahlestari.wordpress.com/semester-1/lkpp/
landasan-hukum-pendidikan/ (Online) diakses tanggal 21 Oktober 2015
Riefky, 2010. Dasar-Dasar Pendidikan. http://www.slideshare.net/riefky/dasar-dasar-
pendidikan. (Online) diakses tanggal 27 Oktober 2015

18

Anda mungkin juga menyukai