Dosen Pengampu :
Drs. Dailami, M. Pd
Disusun Oleh :
Aldo Arrohim (22051001)
Tari Rizliyanti (22051026)
Citra Syalsabila (22051012)
Kelas :
2 C Matematika
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan tak lupa
pula kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pancasila yang membahas
tentang “Pancasila Sebagai Etika Politik”. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Farid Hidayat,
S.H, M.S.I. selaku dosen mata kuliah Pancasila di yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Adapun makalah Pancasila Sebagai Etika Politik ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai referensi buku dan referensi internet, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih
kepada seluruh referensi-referensi yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Peranan Pancasila Sebagai Etika Politik di Indonesia, khususnya bagi
penulis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................I
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................II
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pengertian Etika.........................................................................................................................3
B. Pengertian Politik......................................................................................................................3
C. Pengertian Etika Politik.............................................................................................................4
D. Pancasila Sebagai Sistem Etika..................................................................................................6
E. Lima Prinsip Dasar Etika Politik Indonesia...................................................................................6
F. Nilai- Nilai Pancasila sebagai Sumber Etika Politik..................................................................8
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................................................................10
Kesimpulan......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolak ukur kehidupan berbangsa dan
bernegara di Republik Indonesia. Tidak lain dengan kehidupan berpolitik, etika politik
Indonesia tertanam dalam jiwa Pancasila. Kesadaran etik yang merupakan kesadaran
relational akan tumbuh subur bagi warga masyarakat Indonesia ketika nilai-nilai pancasila
itu diyakini kebenarannya, kesadaran etik juga akan lebih berkembang ketika nilai dan moral
pancasila itu dapat di implementasikan kedalam norma-norma yang di berlakukan di
Indonesia .
Nilai-nilai pancasila dijabarkan dalam suatu norma yang jelass ehingga merupakan
suatu pedoman. Norma tersebut meliputi norma moral yaitu yang berkaitan dengan tingkah
laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk. Kemudian yang kedua adalah
norma hukum yaitu suatu sistem perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari etika?
2. Apakah pengertian dari politik?
3. Apakah yang dimaksud dengan etika politik?
4. Bagaimana pancasila sebagai sistem etika?
5. Apa sajakah lima prinsip dasar etika politik Indonesia?
1
6. Bagaimana nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari etika.
2. Mengetahui pengertian dari politik.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan etika politik.
4. Mengetahui bagaimana pancasila sebagai sistem etika.
5. Mengetahui lima prinsip dasar etika politik Indonesia.
6. Mengetahui bagaimana nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti
watak, adat ataupun kesusilaan. Dalam konteks filsafat, etika membahas tentang tingkah
laku manusia dipandang dari segi baik dan buruk. Yang dapat dinilai baik atau buruk
adalah sikap manusia yang menyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan-gerakan, kata-
kata dan sebagainya. Sedangkan motif, watak, suara hati sulit untuk dinilai. Perbuatan atau
tingkah laku yang dikerjakan dengan kesadaran sajalah yang dapat dinilai, sedangkan yang
dikerjakan dengan tak sadar tidak dapat dinilai baik atau buruk.
Menurut Sunoto (1982: 5), etika dapat dibagi menjadi etika deskriptif dan etika
normatif. Etika deskriptif hanya melukiskan, menggambarkan, menceritakan apa adanya,
tidak memberikan penilaian, tidak mengajarkan bagaimana seharusnya berbuat.
Contohnya sejarah etika. Sedangkan etika normatif sudah memberikan penilaian yang baik
dan yang buruk, yang harus dikerjakan dan yang tidak.
Etika normatif dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum
membicarakan prinsip-prinsip umum, seperti pengertian dan pemahaman tentang nilai,
motivasi suatu perbuatan, suara hati, dan sebagainya. Etika khusus adalah pelaksanaan
prinsip-prinsip umum di atas, seperti etika pergaulan, etika dalam pekerjaan, dan
sebagainya.
Pembagian etika yang lain adalah etika individual dan etika sosial. Etika individual
membicarakan perbuatan atau tingkah laku manusia sebagai individu. Misalnya tujuan
hidup manusia. Etika sosial membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam
hubungannya dengan orang lain. Misalnya; baik/buruk dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, negara. (Sunoto, 1982: 5-6).1
B. Pengertian Politik
Pengertian politik berasal dari kata politics yang memiliki makna bermacam-
macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut proses tujuan
penentuan-penentuan tujuan dari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan
1
3
itu. Pengambilan keputusan atau decisionsmaking mengenai apakah yang menjadi tujuan
dari sistem politik itu yang menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan
skala prioritas dari tujuan-tujuan yang dipilih.
Etika politik adalah filsafat moral tentang dimensi politik kehidupan manusia.
Karena itu, etika politik mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai
manusia dan sebagai warga negara terhadap negara, hukum dan sebagainya (lihat suseno,
1986). Selanjutnya dijelaskan bahwa “Dimensi Politis Manusia” adalah dimensi
masyarakat sebagai keseluruhan. Jadi yang menjadi ciri khas suatu pendekatan yang
disebut “Politis” adalah pendekatan itu terjadi dalam kerangka acuan yang berorientasi
pada masyarakat secara keseluruhan.
Dimensi politis itu sendiri memiliki dua segi fundamental yang saling melengkapi,
sesuai kemampuan fundamental manusia yaitu pengertian dan kehendak untuk bertindak.
2
4
Struktur ganda ini, “tahu” dan “mau” dapat diamati dalam semua bidang kehidupan
manusia. Sesuai kemampuan ganda manusia, maka ada dua cara menata masyarakat yaitu
penataan masyarakat yang normatif dan efektif. Lembaga penataan normatif masyarakat
adalah hukum. Hukumlah yang memberitahukan kepada semua anggota masyarakat
bagaimana mereka harus bertindak. Hukum terdiri dari norma-norma bagi perilaku yang
benar dan salah dalam masyarakat. Tetapi hukum hanya bersifat normatif dan tidak
efektif. Artinya, hukum sendiri tidak bisa menjamin agar anggota masyarakat patuh
kepada norma-normanya. Sedangkan penataan yang efektif dalam menentukan perilaku
masyarakat hanyalah lembaga yang mempunyai kekuasaan untuk memaksakan
kehendaknya. Lembaga itu adalah Negara. Karena itu hukum dan kekuasaan Negara
menjadi bahasan utama etika politik. Tetapi perlu di pahami bahwa baik “hukum” maupun
“Negara” memerlukan legitimasi. Sebagai salah satu cabang etika, khususnya etika politik
termasuk dalam lingkungan filsafat. Filsafat yang langsung mempertanyakan praksis
manusia adalah etika.
Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis
untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab.
Jadi, tidak berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkan secara rasional objektif
dan argumentative. Etika politik tidak langsung mencampuri politik praktis. Tugas etika
politik membantu agar pembahasan masalah-masalah idiologis dapat dijalankan secara
obyektif. Hukum dan kekuasaan Negara merupakan pembahasan utama etika politik.
Hukum sebagai lembaga penata masyarakat yang normatif, kekuasaan Negara sebagai
lembaga penata masyarakat yang efektif sesuai dengan struktur ganda kemampuan
manusia (makhluk individu dan sosial). Jadi etika politik membahas hukum dan
kekuasaan. Prinsip-prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatu
Negara adalah adanya cita-cita The Rule Of Law, partisipasi demokratis masyarakat,
5
jaminan ham menurut kekhasan paham kemanusiaan dan sturktur kebudayaan masyarakat
masing-masing dan keadaan sosial.
6
berbeda pandangan hidup, agama, budaya, adat. Pluralisme mengimplikasikan
penyatuan terhadap kebebasan beragama, kebebasan berpikir,dan toleransi.
Jamninan hak-hak Asasi Manusia adalah bukti kemanusiaan yang adil dan
beradap. Karena hak-hak asasi manusia menyatakan bagaiamana manusia wajib
diberlakukan dan wajib tidak diberlakukan. Jadi manusia diberlakukan selakyaknya
sebagai manusia. Karena itu, hak-hak asasi manusia adalah baik mutlak maupun
kontektiual dalam pengertian sebagai berikut :
3. Solidaritas Bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri, melainkan
juga demi orang lain, bahwa kita bersatu senasip sepenanggungan. Manusia hanya
hidup menurut harkatnya apabila tidak hanya bagi dirinya sendiri, melainkan
menyumbang sesuatu pada hikdup manusia-manusia lain. Sosialitas manusia
betrkembang secara melingkar yaitu keluarga,kampong,kelompok etnis, kelompok
agama, kebangsaan,solidaritas sebagai manusia.Mka ini termasuk rasa kebangsaan.
4. Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada manusia atau sebuah
elit atau kelompok ideology berhak untuk menentukan dan mamaksakan orang lain
harus atau boleh hidup. Jadi demokrasi berhak menentukan sebuah system
penerjemah kehendak masyarkat ke dalam tindakan politik.
7
5. Keadilan Sosial
Keadilan adalah norma moral paling dasar dalam kehidupan masyarakat.
Myoritas masyarakat mulai dengan penolakan terhadap ketidakadilan. Keadilan
social adalah keadilan yang terlaksana. Dalam kenyatanya keadilan social diusahakan
dengan membongkar ketidakadilan yang ada dalam masyarakat. Untuk itu tantangan
etika politik paling serius di Indonesia sekarang adalah :
Kemiskinan, ketidakadilan dan kekerasan social.
Ekstremisme ideologis yang anti pluralisme
Korupsi3
8
itu dalam pelaksanaan dan penyelengaraan negara harus berdasarkan legitimasi hukum
yaitu prinsip legalitas. Negara Indonesia adalah negara hukum. Oleh karena itu keadilan
dalam hidup bersama (keadilan sosial) sebagaimana terkandung pada sila V, merupakan
tujuan dalam kehidupan negara.
Negara berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan
senantiasa untuk rakyat (sila IV). Rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara. Oleh
karena itu dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara segala kebijaksanaan,
kekuasaan serta kewenangan harus dikembalikan kepada rakyat sebagai pendukung pokok
kenegaraan.
Etika politik ini juga harus direalisasikan oleh setiap individu yang ikut terlibat
secara konkrit dalam pelaksanaan pemerintahan negara. Para pejabat eksekutif, anggota
legislatif maupun yudikatif, para pejabat negara, anggota DPR maupun MPR, aparat
pelaksana dan penegak hukum, harus menyadari bahwa selain legitimasi hukum dan
legitimasi demokratis juga harus berdasar pada legitimasi moral.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Etika adalah sebuah ilmu yaitu sebagai salah satu cabang Ilmu Filsafat. Politik berasal
dari kata politics yang memiliki makna bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem
politik atau negara yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem itu dan
diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan itu. Jadi, etika politik adalah suatu tata kelakuan
atau hal yang sewajarnya dilakukan dalam bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem
politik atau negara yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem itu dan
diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan kenegaraan. Sedangkan etika politik berdasarkan
Pancasila adalah etika berpolitik sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
10
DAFTAR PUSTAKA
Surajiyo, Jurnal Ultima Humaniora, ”Pancasila Sebagai Etika Politik di Indonesia”, Vol.2
Nomor 1, Maret 2014, ISSN 2302-5719.
Kaelan,Prof. DR. M.S., Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma.
http://ayurinii.wordpress.com/2013/03/01/2/
Hasan, M. Iqbal, M.M, 2002, Pokok-pokok Materi Pendidikan Pancasila, penerbit PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta
11