Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MORFOLOGI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Konsep Dasar Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu :
Drs. H Dede Tatang, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. Ayala Paska Hanbali 2003958 (5)


2. Bunga Fatmawati Mulya N 2010037 (8)
3. Fajar Oktaladi 2008066 (18)
4. Sabrina Dwi Oktaviani 2006295 (37)
5. Yuliyana 2007469 (45)

Kelas 1C

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SUMEDANG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa
memberikan kami kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
ini dengan judul “Identitas Negara Indonesia”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar
Bahasa Indonesia. Dalam makalah ini mengulas tentang Pengertian Morfologi, Proses
Morfologi, Pengertian Bentuk Kata, Bentuk Kata, serta Fungsi dan Makna Afiks.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada
tugas-tugas selanjutnya.
Akhir kata kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.
Sumedang, 21 September 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Morfologi ................................................................................. 2
B. Proses Morfologi ........................................................................................ 3
C. Pengertian Bentuk Kata .............................................................................. 4
D. Bentuk Kata ................................................................................................ 4
E. Fungsi dan Makna Afiks ............................................................................ 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 8
B. Saran ........................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang wilayahnya sangat luas, penduduknya terdiri
dari berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa daerah serta berbagai latar belakang
budaya yang tidak sama. Oleh karena alasan tersebut, Indonesia disebut negara yang
kaya akan budaya. Salah satu di antara kekayaan budaya Indonesia adalah adanya bahasa
daerah karna itu masyarakat Indonesia adalah penutur yang bilingual atau dwibahasa.
Dalam kajian morfologi biasanya dibedakan adanya beberapa morfem berdasarkan
kriteria tertentu, di antaranya morfem terikat dan morfem bebas. Morfem bebas adalah
morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam ujaran. Dalam bahasa
Indonesia misalnya bentuk pukul, ambil, potong dan gali termasuk dalam morfem bebas.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka kelompok kami
membahas makalah tentang morfologi bahasa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari morfologi?
2. Bagaimana proses morfologi?
3. Apa definisi dari bentuk kata?
4. Apa yang dimaksud dengan bentuk kata?
5. Apa saja fungsi dan makna afiks?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari morfologi.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses morfologi.
3. Untuk mengetahui definisi dari bentuk kata.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bentuk kata.
5. Untuk mengetahui fungsi dan makna afiks.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Morfologi
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti bentuk dan
kata logi yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah kata morfologi berarti ilmu mengenai
bentuk. Di dalam kajian linguistik, morfologi berarti cabang ilmu bahasa yang seluk-
beluk bentuk kata dan perubahannya serta dampak dari perubahan itu terhadap arti
(makna) dan kelas kata.
Menurut Ramlan pengertian morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang
mempelajari seluk beluk bentuk kata serta perubahan bentuk kata serta perubahan bentuk
kata terhadap arti dan golongan kata.
Bentuk Kata :
1. Kata dasar
Contoh : makan, minum, tidur
2. Kata berimbuhan
Contoh : makanan, minuman, tiduran
3. Kata ulang atau reduplikasi
a. Kata ulang seluruhnya dwilingga
Contoh : gadis-gadis, tokoh-tokoh
b. Kata ulang berimbuhan
Contoh : surat-menyurat, bertanya-tanyak
c. Kata ulang berubah bunyi
Contoh : sayur-mayur, lauk-pauk t
d. Kata ulang dwipurwa
Contoh : Pepohonan, tetamu, tetangga a
e. Kata ulang semu atau tak sebenarnya
Contoh : kupu-kupu, gado-gado a
4. Kata majemuk
Kata majemuk adalah Gabungan dua kata atau lebih yang membentuk arti baru
atas satuan kesatuan makna.o
Contoh : saputangan, meja tulis, rumah sakit

Pembagian bentuk kata menurut C.A. Mee yang berkebangsaan Belanda terdiri dari:
1. Kata benda
2. Kata kerja
3. Kata sifat
4. Kata ganti
5. Kata bilangan
6. Kata depan
7. Kata sandang
8. Kata Sambung
9. Kata seru
10. Kata keterangan.

2
Perbedaan golongan arti kata-kata tidak lain disebabkan oleh perubahan bentuk
kata. Karena itu, maka morfologi, disamping bidangnya yang utama menyelidiki seluk
beluk bentuk kata, juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan golongan arti kata
yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk kata. Arti kata ini misalnya, bersepeda dan
sepeda, yang berarti sepeda, artinya benda yang memilki roda dua yang dijalankan
dengan cara dikayuh, serta bersepeda, artinya kegiatan menggunakan sepeda. Jadi arti
kata hanya mengartikan kata tesebut, juga bisa dilihat dari sepeda dan bersepeda dengan
diberi imbuhan maka kata sepeda dan bersepeda pun menjadi beda.
Jos Daniel Perera meberi batasan morfologis (proses), yaitu Morfemis adalah
proses perubahan dari golongan kata yang satu lalu berubah menjadi golongan kata yang
lain akan tetapi dengan kata dasar yang sama. Misalnya sepeda menjadi bersepeda arti
(sanksekerta) hanya untuk kata dasar (sepeda), makna (arab), untuk menunjukan arti-arti
imbuhan gramatikal, contohnya bersepeda dll.

B. Proses Morfologi
Proses morfologi ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang
merupakan bentuk dasarnya. Dalam Bahasa Indonesia terdapat tiga proses morfologi,
ialah proses pembubuhan afiks (afiksasi), proses pengulangan (reduplikasi), dan proses
pemajemukan (pemajemukan). Disamping tiga proses morfologik tersebut di atas, dalam
bahasa Indonesia sebenarnya masih ada satu proses lagi yang disini disebut zero. Proses
ini hanya meliputi sejumlah kata tertentu, ialah kata – kata makan, minum, minta, dan
mohon, yang semuanya teramsuk golongan kata verbal yang transitif.
Macam-macam proses morfologi :
1. Proses Pembubuhan Afiks (afiksasi)
Afiksasi merupakan nama lain dari morfem terikat. Morfem terikat merupakan
kata yang tidak dapat berdiri sendiri. Sedangkan kata yang dapat berdiri sendiri
disebut sebagai morfem bebas. Morfem bebas merupakan kata dasar yang dapat
berdiri sendiri. Kata dasar dapat berupa kata benda, kata sifat, kata kerja, dll.
Penggabungan morfem bebas dan morfem terikat akan membentuk kata jadian.
Afiksasi terdiri atas:
a. prefiks (ber-, me-, pe-, per-, di-, ter-, ke-, se-
b. Sufiks (–kan, –an, –i),
c. Infiks (–el-, -em-, -er-),
d. Konfiks (ber-kan, ber-an, per-kan, per-an, per-i, pe-an, di-kan, di-i, me-
kan, me-i, ter-kan, ter-i, ke-an), dan
e. Simulfiks (memper-kan, memper-i, diper-kan, diper-i).
2. Komposisi atau Pemajemukan dalam Bahasa Indonesia
Komposisi adalah proses kata pemajemukan. Kata majemuk ialah gabungan kata
dasar yang telah bersenyawa atau yang sudah membentuk satu kesatuan dan
menimbulkan arti baru (Alisjahbana, 1953).
Contoh :
Keras + kepala = keras kepala
Kamar + mandi = kamar mandi
Mata + pelajaran = mata pelajaran

3
Kumis + kucing = kumis kucing
Kumis kucing dalam arti ‘sejenis tanaman’ adalah kata majemuk, tetapi kumis
kucing dalam arti ‘kumis dari seekor kucing’ bukanlah kata majemuk.Pokok kata
(tidak bisa diartikan jika sendiri), tetapi setelah bergabung kemudian mempunyai
arti sendiri disebut pemajemukan.
3. Pengulangan (Reduplikasi)
Pengulangan atau redupliksai adalah pengulangan satuan gramatik, baik
seluruh, maupun sebagian, baik variasi fonem maupun tidak, hasil pengulangan
itu merupakan kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk
dasar. Misalnya, rumah-rumah dari bentuk dasar rumah.
Setiap kata ulang sudah pasti memilki bentuk dasar. Kata-kata seperti sia-
sia, mondar-mandir dll., dalam tinjauan deskriftif tidak dapat dogolongkan kata
ulang karena sebenarnya tidak ada satuan yang diulang. dari deretan morfologi
dapat ditentukan bahwa sesungguhnya tidak ada satuan yang lebih kecil dari kata-
kata tersebut. Secara historic atau komparatif, mungkin kata-kata itu dapat
dimasukan kedalam golongan kata ulang.

C. Pengertian Bentuk Kata


Kata adalah satuan bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem.
Kata dikombinasikan untuk membentuk frase, klausa, atau kalimat. Kata adalah satuan
bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Kata
yang terbentuk dari gabungan huruf atau gabungan morfem atau gabungan huruf dengan
morfem, baru diakui sebagai kata bila bentuknya mempunyai makna. Dari segi bentuk,
kata dibagi atas dua macam:
1. Kata yang bermorfem tunggal (kata dasar), yaitu kata yang belum mendapat
imbuhan.
2. Kata yang bermorfem banyak, yaitu kata yang sudah mendapat imbuhan.

D. Bentuk Kata
1. Fonem
Fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil yang mampu
menunjukan perbedaan makna dalam ilmu bahasa. Fonem itu ditulis diantara dua
garis miring /…/ misalnya bunyi a/,/i,/u/e/,dan/o. Jika satu fonem saja diganti
atau dihilangkan atau bahkan ditambahkan maka akan mengubah kata. Fonem
dibedakan atas vocal dan konsonan.
Contoh kasta, kista, kusta, kata-kata ini hanya dibedakan oleh fenomena
a/,i/, dan u/. Contoh lainnya yang fenomenanya berupa huruf konsonan misalnya
kata jari, hari, tari, lari, kata-kata tersebut dibedakan oleh fonem/j/,/h/,t/,l/. Fungsi
fonem itu sendiri untuk membedakan makna perbedaan bunyi. Pada fonem yang
membedakan makna ini menegaskan adanya fonem-fonem yang berbeda pula.
2. Morfem
Morfem adalah suatu bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan
atau mempunyai makna. Morfem –an, -di, me-, ter, -lah, jika digabungkan
dengan kata makan, dapat membentuk kata makanan, dimakan, memakan,

4
termakan, makanlah yang mempunyai makna baru yang berbeda dengan makna
kata makan.
A. Berdasarkan kebebasannya untuk dapat digunakan langsung dalam
sebuah pertuturan, morfem dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Morfem bebas
Morfem bebas merupakan morfem yang dapat langsung digunakan
dalam pertuturan, tanpa membutuhkan morfem lain. dengan kata lain,
morfem bebas bisa berdiri sendiri dan memiliki nama tanpa harus
dikaitkan dengan morfem lain. Contoh morfem bebas adalah hampir
semua kata dasar misalnya hijau, pergi, air, dsb.
2) Morfem terikat
Di samping itu, morfem terikat ialah morfem yang harus berkaitan dengan
morfem lain agar bisa digunakan dalam sebuah kalimat atau pertuturan.
Contoh morfem terikat adalah semua afiks dalam bahasa indonesia. Selain
itu ada juga beberapa morfem dasar seperti juang, henti, geletak, dll. Baik
penggunaan afiks atau beberapa morfem dasar yang merupakan morfem
terikat, harus digabung denga morfem lain, contohnya berjuang, berhenti,
tergeletak, dll.
B. Berdasarkan keutuhan bentuknya, morfem dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Morfem utuh
Morfem utuh secara fisik merupakan satu kesatuan yang utuh. Semua
morfem dasar baik bebas maupun terikat serta prefiks, infiks, dan sufiks
termasuk morfem utuh.
2) Morfem terbagi
Morfem terbagi ialah morfem yang secara fisik terbagi atau bisa disisipi
morfem lain. Contoh dari morfem terbagi ialah konfiks dalam bahasa
indonesia seperti pe-an, ke-an dan per-an. Namun perlu digarisbawahi
bahwa tidak semua ber-an adalah konfiks, misalnya pada kata berpakaian.
Imbuhan ber-an pada kata tersebut bukanlah konfiks, melainkan
kombinasi infiks. Berbeda dengan ber-an pada kata bermunculan. Pada
kata tersebut, imbuhan ber-an merupakan konfiks.
Untuk membedakan apakah itu konfiks atau kombinasi afiks ialah
dengan cara memisahkannya. Apabila dipisahkan menjadi dua kata yang
gramatikal atau paling tidak salah satu, maka itu adalah kombinasi afiks.
Namun sebaliknya, jika dipisahkan namun menghasilkan dua kata yang
tidak gramatikal sama sekali, maka imbuhan tersebut termasuk konfiks.
Untuk lebih jelasnya misal pada kata berpakaian bila dijadikan menjadi
dua kata yaitu berpakai* dan pakaian, dapat kita lihat bahwa salah satu
dari kedua kata tersebut gramatikal yaitu yang tidak diberi tanda bintang.
Sedangkan pada kata bermunculan, bila dibagi menjadi dua kata yaitu
bemuncul* dan munculan* keduanya sama-sama tidak gramatikal.

5
C. Berdasarkan kemungkinan menjadi dasar dalam pembentukan kata,
morfem dibagi kedalam morfem dasar dan morfem afiks. Morfem dasar ialah
morfem yang dapat menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Misalnya
morfem buku, bunga, dan merah. Sedangkan morfem afiks ialah morfem
yang tidak pernah menjadi dasar, melainkan menjadi pembentuk dalam
proses morfologi. Misalnya morfem {me-}, {-kan}, dan {pe-an}.
D. Morfem segmental dan morfem suprasegmentasi
Morfem segmental dapat diartikan sebagai morfem yang terbentuk oleh
fonem-fonem segmental, yakni morfem yang berupa bunyi dan dapat
disegmentasikan. Misalnya morfem {lihat}, {ter-}. {sikat} dan {lah} (Chaer,
2008 : 19). Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang
terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi. Dalam bahasa indonesia,
tidak ditemukan morfem jenis ini. Namun di China, Thailand, dan Burma,
terdapat morfem suprasegmental.
E. Morfem wujud dan morfem tanwujud
Sesuai dengan namanya, morfem wujud berarti morfem yang secara nyata
ada. Sebaliknya, morfem tanwujud tidak memiliki kehadiran secara nyata.
Dalam bahasa indonesia, semuanya termasuk morfem wujud, namun dalam
bahasa inggris, morfem tanwujud dapat ditemukan.
F. Morfem bermakna leksikal dan morfem tak bermakna leksikal
Kedua jenis morfem ini ada jika dipandang berdasarkan ciri semantik
morfem. Morfem bermakna leksikal adalah morfem yang telah memiliki
makna secara inheren dalam dirinya. Sedangkan morfem tak bermakna
leksikal ialah morfem yang tidak memiliki makna sebelum dirangai dengan
morfem lain.

E. Fungsi dan Makna Afiks


Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata entah di
awal, di akhir, di tengah, atau gabungan di antara tiga imbuhan itu untuk membentuk
kata baru yang artinya berhubungan dengan kata yang pertama.
Pemakaian imbuhan (afiks) dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya,
setelah diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya. Contoh :
1) Patung (benda) > mematung (sifat)
2) Buruk (sifat) > seburuk-buruknya (keterangan).

1. Fungsi imbuhan adalah :


 Membentuk kata benda, yakni (peN-), (pe-), (per-), (ke-), (-isme), (-wan), (-sasi),
(-tas), (peN-an), (pe-an), (per-an), dan (ke-an). Contoh : sosialisme, pemangkas,
hartawan.
 Membentuk kata kerja, yakni (me-), (ber-), (per-), (ter-), (di), (-kan), (ter-kan),
dan (di-i). Contohnya: melaut berlayar, terlihat dimakan, letakkan, lempari,
diduduki.

6
 Membentuk kata sifat, yakni (-I), (-wi), (-iah), dan (-is). Contohnya: manusiawi,
duniawi, ilmiah, agamis.
 Membentuk kata bilangan yakni (se-) dan (ke-). Contohnya: sebelas dan keempat.
Membentuk kata keterangan, (se-nya) , (-nya)  (-an), Contoh: sepertinya, habis-
habisan, seindah-indahnya.

2. Makna Afiks (Imbuhan)


Makna proses afiksasi atau pengimbuhan berhubungan dengan fungsi semantik pada
suatu bentuk yang kompleks. Contoh :
1) Makna-makna prefiks meng-
a. Mengandung makna melakukan perbuatan. Contoh:
 Menggaruk (berarti sedang melakukan perbuatan garuk).
 Membeli (berarti yang melakukan perbuatan beli).
b. Mengandung makna membuat. Contoh :
 Menyate (berarti membuat sate)
 Menggambar (berarti membuat gambar)

2) Makna-makna prefiks ber-


a. Mengandung makna mempunyai. Contoh :
 Beranak (berarti mempunyai anak)
 Berhasil (berarti mempunyai hasil)
b. Mengandung makna berjumlah. Contoh :
 Bertiga (berarti berjumlah tiga)
 Berempat (berarti berjumlah empat)

3) Makna-makna prefiks ter-


a. Mengandung makna tidak sengaja. Contoh :
 Tertidur (berarti tidak sengaja tidur)
 Tertunduk (berarti tidak sengaja tunduk)
b. Mengandung hasil tindakan. Contoh :
 Tersebar (berarti hasil tindakan sebar)
 Terpecah (berarti hasil tindakan pecah)

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Ramlan pengertian morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang
mempelajari seluk beluk bentuk kata serta perubahan bentuk kata serta perubahan bentuk
kata terhadap arti dan golongan kata. Proses morfologi ialah proses pembentukan kata –
kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Macam-macam proses morfologi
yaitu afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.
Kata adalah satuan bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih
morfem. Kata dikombinasikan untuk membentuk frase, klausa, atau kalimat. Kata adalah
satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna.
Kata yang terbentuk dari gabungan huruf atau gabungan morfem atau gabungan huruf
dengan morfem, baru diakui sebagai kata bila bentuknya mempunyai makna.
Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata entah di awal,
di akhir, di tengah, atau gabungan di antara tiga imbuhan itu untuk membentuk kata baru
yang artinya berhubungan dengan kata yang pertama. Makna proses afiksasi atau
pengimbuhan berhubungan dengan fungsi semantik pada suatu bentuk yang kompleks.

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik, harus
selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan
salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita ke depannya. Amin.

8
Daftar Pustaka

https://www.gurupendidikan.co.id/bentuk-kata/, diakses pada 18 September 2020


https://id.wikipedia.org/wiki/Afiks, Diakses pada 18 September 2020
https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-imbuhan, diakses pada 18 September 2020
https://www.academia.edu/30433782/MAKALAH_MORFOLOGI, diakses pada 19
September 2020
http://file.upi.edu/Direktori/KD-SUMEDANG/197212262005011002-
PRANA_DWIJA_ISWARA/Tugas%20Kuliah/Kapita%20Selekta%20Bahasa
%20Indonesia/2011/Morfologi.pdf, diakses pada 19 September 2020

Anda mungkin juga menyukai